Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PENGEMBANGAN

WISATA RELIGI DEMAK

Di susun oleh :
Fidalika Rahmalia Fatimah
211100989
Kata Pengantar :

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas berkat
dan rahmatnya, makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan harapan.
Dalam makalah ini kami membahas “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA
KABUPATEN DEMAK”
Kami mengharapkan makalah ini mendatangkan manfaat bagi siapapun yang
membacanya dan dapat dijadikan s e b a g a i s u m b e r r e f e r e n s i b a g i
p e m e r i n t a h d a n m a s y a r a k a t u n t u k l e b i h memperhatikan tempat wisata
Religi .Wisata religi merupakan salah satu sektor pendapatan daerah terbesar di
Kabupaten Demak, perlu upaya strategis untuk pengembangan agar dapat menarik
lebih banyak wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana
strategi pengembangan wisata religi Kabupaten Demak dengan cara mengidentifikasi
komponen pengembangan pariwisata religi menggunakan analisis SWOT. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian campuran model sequental explanatory, data responden
diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu cara pengambilan
berdasarkan kebetulan. Penelitian ini mengambil responden yang merupakan
wisatawan atau peziarah obyek wisata religi di Kabupaten Demak. Kesimpulan yang
diperoleh dari potensi dan komponen wisata yang ada dikategorikan cukup baik.
Strategi yang mendesak untuk segera dilaksanakan adalah strategi jangka pendek
yang diperoleh dengan cara meningkatkan kekuatan dan mengoptimalkan peluang
yakni dengan memanfaatkan landmark sebagai icon wisata, menambah variasi obyek
wisata religi, mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam promosi, bekerjasama
dengan agen-agen perjalanan, melengkapi sarana prasarana serta membuat aplikasi
mobile official khusus wisata religi Kabupaten Demak. Saran dalam penelitian ini
adalah wisata religi Kabupaten Demak harus meningkatkan kualitas komponen
pariwisata yang dimilikinya dan membuat sebuah rencana pengembangan yang jelas
sehingga dapat menarik dan mengkatkan kunjungan wisatawan.

Akhir kata,tak ada gading yang tak retak jika ada kesalahan saya mohon maaf
DAFTAR ISI :

KATA
PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR
ISI ..............................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1-2
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................3-8
1.3 TUJUAN...........................................................................................10
BAB II
PEMBAHASAN ...............................................................................11-13
BAB III
PENUTUP ...............................................................................................14
SIMPULAN ............................................................................................14
SARAN ...................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................................16
BAB I

A. Pendahuluan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
menjelaskan bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasioanal yang dilakukan secara sistematis, terencana,
terpadu, betanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan
terhadap nilai-nilai agama, budaya dalam masyarakat, kelestarian dan
mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional, sedangkan
pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemeratan
kesempatan, berusaha dan memeperoleh manfaat serta mampu
menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Pariwisata di Indonesia tidak hanya terbatas pada wisata alam saja,
perkembangan dunia pariwisata saat ini telah mengalami berbagai
perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan
seseorang untuk melakukan perjalanan, peradaban Islam yang sudah
sejak lama mengakar kuat pada masyarakat secara tidak langsung
berpengaruh besar pada aspek kehidupan bangsa, baik dari segi
pendidikan, politik, seni, ekonomi, yang saling memiliki keterkaitan dan
membentuk suatu kebudayaan peradaban islam, Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa catatan sejarah, keberadaan kebudayaan dan situs
peninggalan peradaban islam hingga sekarang, jejak-jejak peninggalan
peradaban inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terwujudnya potensi
wisata religi islam.Wisata religi sudah menjadi kebutuhan rohani bagi
penganut agama-agama yang ada di dunia. Pemahaman mengenai
kegiatan ziarah ke tempat-tempat suci tidak hanya sebagai wujud
pelaksanaan ajaran agama semata, namun sudah menjadi budaya bersifat
rutin yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Kreiner (2015)
menyimpulkan “tidak semua hal hal yang berbau religius selalu berkaitan
dengan situs situs fisik ataupun tempat ibadah, situs situs religius
berkembang dalam kegiataan budaya masyarakat seperti atraksi-atraksi,
musik ataupun kegiatan hiburan yang lain yang memiliki makna
keagamaan saat ini atau masa lalu”. Menurut Menteri Pariwisata Arif
Yahya, Indonesia memiliki potensi pariwisata berbasis religi yang sangat
lengkap dan diakui oleh dunia. Komposisi populasi berdasarkan pemeluk
agama selain membentuk segmen wisatawan berbasis religi, juga akan
membentuk karakteristik destinasi wisata religi berbasis kewilayahan.
(Winda, 2016).
Daya tarik wisata religi terdapat pada keinginan manusia tersebut untuk
mengenali dan mendalami apa yang mereka percaya.
Wisata religi didasari oleh keinginan dan kepercayaan sehingga faktor
keindahan atau faktor lain yang biasanya menarik wisatawan untuk hadir
pada daerah wisata, hanya bernilai atau memiliki andil lebih sedikit dari
keinginan dan mendalami apa yang mereka percaya. Wisata religi
didasari oleh keinginan dan kepercayaan sehingga faktor keindahan atau
faktor lain yang biasanya menarik wisatawan untuk hadir pada daerah
wisata, hanya bernilai atau memiliki andil lebih sedikit dari keinginan dan
kepercayaan setiap manusia. Kabupaten Demak merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang menyandang predikat sebagai
pusat penyebaran agama Islam pertama di pulau Jawa, dengan predikat
tersebut, dipastikan kabupaten ini banyak memiliki.

Analisis sistem pariwisata tidak terlepas dari segmen pasar pariwisata


karena segmen pasar pariwisata merupakan spesifikasi bentuk dari
pariwisata yang dapat berfungsi sebagai bentuk khusus pariwisata.
Hal ini terkait dengan output akhir yang diharapkan oleh wisatawan yaitu
kepuasan akan obyek wisata yang dihasilkan. Untuk mewujudkan sistem
pariwisata yang diinginkan, 13 maka diperlukan beberapa komponen
pariwisata. Menurut Inskeep (1991:38), di berbagai macam literatur
dimuat berbagai macam komponen wisata.

Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan
komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling
berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata. Kegiatan-kegiatan wisata yang
dimaksud berupa semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami,
kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk
mengunjungi sebuah obyek wisata.
b. Akomodasi. Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel
dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan
untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan
wisata yang mereka lakukan.
c. Fasilitas dan pelayanan wisata. Fasilitas dan pelayanan wisata yang
dimaksud adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam perencanaan
kawasan wisata. Fasilitas tersebut termasuk tour and travel operations
(disebut juga pelayanan penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya,
restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk
menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko
kelontong, bank, tempat penukaran 14 uang dan fasilitas pelayanan
keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti
salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan
umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas
perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea
cukai).
d. Fasilitas dan pelayanan transportasi. Meliputi transportasi akses dari
dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan
atraksi utama kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk
semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan
transportasi darat, air, dan udara.
e. Infrastruktur lain. Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air
bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti telepon,
telegram, telex, faksimili, dan radio).
f. Elemen kelembagaan. Kelembagaan yang dimaksud adalah
kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan
wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan
pelatihan; menyusun strategi marketing dan program promosi;
menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan
dan perundangan yang berhubungan dengan wisata; menentukan
kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta;
mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan

B. Latar Belakang Masalah


Industri sekarang ini dan di masa depan nampak menjanjikan yaitu
industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun industri di berbagai
negara berlomba dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi
kreatifnya. Adanya perkembangan pariwisata mampu memberikan
peluang kepada masyarakat. Perkembangan sektor pariwisata nampak
menjanjikan dan memberikan manfaat kepada banyak kalangan.

1 Hal tersebut disebabkan karena keberadaan pariwisata mampu


memberikan dampak positif.
2 Pariwisata termasuk suatu pekerjaan dari bermacam-macam jumlah
sektor industri pada tingkat pariwisata. Perlunya hubungan yang harus
dipertimbangkan antara pekerjaan dalam rumah tangga.
3 Perkembangan potensi wisata religi terus meningkat dari hasil yang
diperoleh. Indonesia sendiri terdapat banyak daerah yang memiliki
potensi. Di daerah tersebut mampu memberikan keaneka ragaman yang
dapat mendukung pengembangan wisata yang harus ditingkatkan supaya
efektif.
4 Pariwisata mempunyai bermacam dimensi, baik dari letak, dampak
ekonomi, waktu kunjungan, tujuan wisata, jumlah wisatawan maupun
objek wisata. Dalam kegiatan pariwisata, yakni wisatawan sarana daya
tarik dan jasa wisata. Untuk mengetahui berbagai macam pariwisata dapat
dilihat dari berbagai perspektif agar dapat memahami lebih jauh tentang
seluk beluk wisata.
5 Jika dilihat dari perspektif Islam, wisata dapat dianjurkan selama tujuan
wisata tersebut adalah tadabur, mensyukuri nikmat, dan mengambil
pelajaran dari wisata tersebut. Fungsi wisata yang

C. RUMUSAN MASALAH

Obyek Wisata Makam Sultan kadilangu


patah
2016 591.740 868.930
2017 662.570 949.135
2018 665.805 994.215
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Berdasarkan data tersebut

terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata religi


iconic Kabupaten Demak dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan.
Selain 2 iconic wisata religi tersebut, Daerah ini juga memiliki Makam
waliyullah Mbah Mudzakkir yang beberapa tahun terakhir menjadi salah
kunjungan destinasi favorit wisatawan religi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengembangan potensi pariwisata khusus yang dimiliki Kabupaten
Demak perlu dikembangkan, sehingga dapat memberikan peluang besar
bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.
Industri pariwisata cakupannya sangat luas. Jika perkembangan
pariwisata tersebut bisa dianalogikan menjadi lokomotif dari sebuah
gerbong. Maka muncullah keunggulan wisata yang bersudut pada
berbagai sektor. Sektor-sektor perekonomian yang bergerak jika
pariwisata sudah berkembang adalah seperti ekonomi kreatif. Indonesia
mampu memiliki berbagai sumber seperti pengembangan kreativitas yang
berbasis budaya dan kearifan lokal. Pengembangan kreativitas muncul
dari fikiran seseorang. Namun Wisatawan akan memilih tempat-tempat
wisata yang telah berkembang dan mudah diakses dengan berbagai
fasilitas dan kemudahannya. Obyek wisata yang menarik untuk
dikunjungi oleh banyak wisatawan tentu saja akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dampak positifnya
adalah peningkatan perekonomian, kehidupan sosial masyarakat dan
sebagainya, sementara dampak negatifnya adalah perubahan kebudayaan
karena pengaruh kebudayaan para wisatawan. Namun demikian sumber
daya religi yang berdampak pada berkunjungnya banyak wisatawan ini
memberikan dampak pada dalam segi ekonomi yakni menambah
pendapat devisa negara jika mampu diberdayakan secara baik dan benar
(Yoeti, 2008).

Faktor-faktor yang menentukan permintaan terhadap daerah kunjungan


wisata yaitu, harga, daya tarik wisata, fasilitas yang tersedia, pelayanan
lainnya seperti transportasi lokal, hiburan, jembatan, tenaga listrik dan air
bersih, informasi umum terhadap daerah wisata sebelum wisatawan
melakukan perjalanan wisata dan performa wisata (Shomol dalam Yoeti
2008). Wisata religi adalah suatu kegiatan perjalanan wisata untuk
memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual di
dalam diri agar jiwa yang kosong kembali terisi oleh hikmah-hikmah
religi. Tujuan wisata religi memiliki cakupan yang sangat luas dan
bersifat cukup personal. Tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata religi
seperti dari sisi yang bisa membangkitkan rasa religius seperti masjid,
makam para wali dan tempat bersejarah yang ada nilai religinya.
Kelompok masyarakat terstruktur dalam kegiatan berwisata sudah
menjadi agenda rutin setiap tahun dan pada hari tertentu. Apabila para
pemangku kepentingan di area objek wisata religi yaitu pemerintah
daerah setempat, termasuk desa yang memiliki kawasan wisata dan
perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata bersinergi untuk
mengelola dan mengembangkan wisata secara baik akan menjadi sektor
pariwisata yang prospektif dan berdampak pada kemakmuran masyarakat.
Menurut pendit (dalam buku ilmu Pariwisata: sebuah pengantar pertama)
menyatakan bahwa wisata yang terkait dengan sejarah, agama,
kepercayaan atau adat istiadat atau juga wisata terhadap suatu kelompok
masyarakat disebut dengan wisata ziarah. Wisata religi sia dilakukan
secara kelompok atau perorangan dengan mengunjungi objek-objek yang
berwisata dan berkaitan erat dengan islam seperti tempat ibadah, tempat-
tempat yang dianggap suci, makam para orang besar atau pimpinan yang
diagungkan, bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat
pemakaman tokoh atau pemimpin.

Tabel Kunjungan Wisatawan di Jawa Tengah Tahun 2013 sampai 2016


Tahun Jumlah wisatawan Pertumuhan per tahun
2012 25,603,157 -
2013 29,818,752 16,46 %
2014 30,271,679 1,51 %
2015 33,452,034 10,50 %
2016 37,478,700 12,03%
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah 2016,
Diolah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa setiap jumlah
wisatawan di provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan secara
signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 sejumlah 25,603,157
wisatawan kemudian meningkat menjadi 37,478,700 wisatawan di tahun
2016. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut disebabkan oleh banyaknya
minat wisatawan nusantara dan mancanegara terhadap semua jenis
pariwisata dan kerajinan khas yang ada di provinsi Jawa Tengah.
Meskipun mengalami peningkatan pada jumlah wisatawan namun pada
pertumbuhan per tahun mengalami penurunan yang tidak signifikan
karena terjadi perlambatan ekonomi di provinsi Jawa Tengah.
Perlambatan ekonomi di Jawa Tengah berasal dari komponen konsumsi
pemerintah dan investasi. Meningkatkan pertumbuhan impor luar negeri
dan antar daerah juga mengakibatkan perlambatan lebih parah. Sementara
itu, kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri maupun antar
daerah tercatat tumbuh stabil. Namun demikian, pertumbuhan di Jawa
Tengah yang melambat masih lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional.
Demak adalah sebuah kabupaten yang berada di antara kota Semarang,
Jepara, Kudus, Grobogan tepatnya pada 30 kilometer dari kota Semarang
ke arah Jawa Timur. Luas wilayah Demak sekitar 89.743 ha dengan
ketinggian 0-100 DP. Kabupaten demak sangat kental dengan sejarah
penyiaran Islam di pulau Jawa oleh karena mendapatka julukan sebagai
Kota Wali sebab kaya jejak peninggalan Wali Sanga atau Wali sembilan
yang dahulu aktif berdakwah pada masa awal penyiaran Islam.
Banyaknya peninggalan para Wali itu membuat Kota Demak sebagai
salah satu kota yang terkenal dengan wisata religi. Saat ini wisata religi
menjadi salah satu wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Wisata
ini sekarang dijadikan sebagai kegiatan rutinan tahunan dan pada hari
tertentu, pengunjungnya dari kalangan kelompok masyarakat sekitar,
pelajar dan para wisatawan nusantara sampai mancanegara. Pariwisata di
Kabupaten Demak merupakan salah satu sektor yang strategis dan
potensial untuk dikelola, dikembangkan, dan dipasarkan, mengingat
potensi objek wisata yang dimiliki Kbupaten Demak sangat beragam.
Potensi pariwisata di Kbupaten Demak sangat besar terutama pariwisata
religi dan peninggalan sejarah berupa Masjid Agung Demak, museum,
makam sultan dan raja-raja Demak, serta makam Sunan Kalijaga di
Kdilangu. Jumlah wisatawan yang datang mencapai 1,85 juta orang
merupakan terbesar nomor dua di Pulau Jawa setelah objek wisata
Borobudur. Kondisi ini sangat menjajikan bagi pengembangan investasi i
kabuapten Demak karena dengan kemasan yang terpadu akan mempunyai
multiplier effect yang sangat luas, terutama dalam mendukung
pengembangan industri kerajinan. Kemasan paket kegiatan lain sebagai
pendukung pariwisata sebagai kegiatan rutin tahunan dan paket kegiatan
yang tidak terpisahkan dalam rangkaian kegiatan religi yaitu Grebeg
Besar, Sedekah Laut (Syawalan), Tari Barongan, Tari Rebana (Zipin) dan
sebagainya. Selain itu pemerintah kabupaten Demak melalui Perusda
mulai membangun Kawasan wisata Bahari di Dukuh Morosari Desa
Bendono Kecamatan Sayung. Kawasan wisata ini selain memenuhi
kebutuhan rekreasi masyarakat Demak, justru yang lebih besar adalah
masyarakat Semarang karena letaknya berbatasan. Paket wisata pantai
yang akan disediakan seperti restoran apung (seafood), sepeda air canoe,
parasailing, speed boat, jet sky, dan sebagainya.
Masjid Agung Demak adalah salah satu artefak peninggalan kebudayaan
Kerajaan Demak yang masih lengkap dan utuh. Artefak ini selesai
dibangun pada tahun 1403 Caka atau 1481 Masehi. Masjid Agung Demak
sering digunakan sebagai pusat kegiatan kebudayaan lokal, kawasan
wisata keagamaan, pendidikan dan kebudayaan di daerah Demak.
Keberadaan Masjid ini membawa pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar
Masjid Agung Demak (demakkab.go.id). Masjid ini tertua di Pulau Jawa,
ciptaan Wali yang dikeramatkan menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan
Islam, sebagai cagar budaya peninggalan Kesultanan Glagahwangi
Bintoro Demak.Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni
bangunan arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya misterius,
karismatik, akan tetapi megah, anggun, indah dan mempesona filosofi
tingkat kehidupan manusia dalam hubungan dengan Allah SWT.
Penampilan atap limas piramida menunjukkan akidah islamiyah yaitu
iman, islam, ihsan

Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Religi Masjid Agung di Kabupaten


Demak Tahun 2012-2016
Tahun Domestik Tourist
2012 602.549 557
2013 612.378 26
2014 603.187 165
2015 534.082 10
2016 591.643 97 97
Sumber: Badan pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Demak 2016

Data yang bersumber dari Badan Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten


Demak, kabupaten Brebes dalam angka yaitu jumlah kunjungan dari
tahun wisatawan 2012 dan tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah
pengunjung, baik dari wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara, hal itu menunjukan bahwa objek wisata religi Masjid
Agung di Kabupaten Demak ini menjadi salah satu objek wisata yang
berpotensi yang baik ke depannya pada industri pariwisata. Namun dalam
beberapa tahun terakhir, data di atas menunjukan jumlah pengunjung
menurun, salah satu penyebabnya karena adanya relokasi parkir yang
terlalu jauh dari Masjid Agung Demak sehingga pengunjung harus
menggunakan angkutan umum tradisional untuk bisa sampai masjid yang
biasanya panitia rombongan keberatan mengeluarkan biaya transit dari
lokasi parkir. Penurunan kunjungan ini bersamaan dengan adanya warga
demak mengalami gagal panen mengakibatkan para warga yang bekerja
sebagai wiraswasta tidak mendapatkan penghasilan. Dampak dari
penurunan pengunjung wisatawan Masjid Agung Demak pada
pendapatan penghasilan pedagang seperti pedagang makanan dan
pedagang pernak-pernik oleh-oleh yang ada di sekitar kawasan Masjid
Agung Demak mengalami penurunan pembeli sejak adanya relokasi
parkir Masjid Agung Demak. Sepinya pengunjung wisatawan religi di
Masjid Agung Demak akibat adanya relokasi tempat parkir juga
dirasakan oleh warga sekitar karena kota Demak menjadi tidak lagi ramai
oleh para pengunjung wisatawan. Sementara itu bersaman dengan
dampak dari cuaca buruk mengakibatkan banyak pekerja wiraswasta yang
sebagai petani dan nelayan mengalami gagal panen sehingga penghasilan
mereka menurun. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Demak
didominasi sebagai petani dan nelayan. Selama ini sebagian besar
pengunjung Masjid Agung Demak adalah masyarakat Demak. Kondisi
penurunan omzet penghasilan yang dialami para petani dan nelayan
membuat mereka tidak bisa melakukan wisata religi atau sering dikenal
dengan ziarah yang sudah menjadi kegiatan wisata religi setiap bulan. Hal
itu disebabkan karena tidak mempunyai biaya yang cukup untuk
melakukan perjalanan wisata. Berdasarkan uraian permasalahan latar
belakang diatas saya sebagai penulis mempunyai rasa ingin tahu tentang
berbagai faktor yang ikut menentukan minat kunjungan wisatawan
Masjid Agung Demak. Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul
“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA RELIGI DEMAK”
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai ialah:
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya perjalanan terhadap minat
kunjungan wisatawan religi Demak.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap minat kunjungan
wisatawan religi Demak.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap minat kunjungan
wisatawan religi Demak.
4. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap minat kunjungan
wisatawan religi Demak.
5. Untuk mengetahui pengaruh fasiitas terhadap minat kunjungan
wisatawan religi Demak.

E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah dampak dari pencapaian


tujuan penelitian. Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu
secara teoritis dan secara praktis. Ada beberapa manfaat yang didapat dari
hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk:
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah pada umumnya
dan tentang obyek wisata religi makam Sunan Kalijaga.
b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada
setiap pembaca supaya digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber
data dalam penulisan sejarah.
2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Kudus.
b. Diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga-lembaga lain yang terkait
yang berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan ekonomi
suatu masyarakat.
c. Dapat menambah koleksi penelitian di perpustakaan khususnya,
mengenai Analisa Potensi tempat Wisata Religi Makam Sunan Kalijaga
Kadilangu Demak dalam menggerakkan Ekonomi Kreatif
BAB II
A. PEMBAHASAN
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas
fungsional yang membuat sebuah organisasi mencapai tujuannya (David, 2009 : 4).
Istilah manajemen strategis sering disebut juga dengan perencanaan strategis. Proses
manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa setiap organisasi harus terus
memantau berbagai informasi internal dan eksternal, sehingga perusahaan mampu
bertahan dengan melakukan berbagai perubahan. Manajemen strategis membantu
organisasi untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan jangka panjang
(David, 2009 : 10). Rangkuti (1997:43) mengungkapkan tahapan proses penyusunan
perencanaan strategis, yaitu :
A. Tahap pengumpulan data.
B. Tahap analisismodel kua ntitatif perumusan strategi yaitu :
Matriks SWOT

Anaisis SWOT
Strenghts, Weaknesses, Opportunity, and Threats strategis yang
digunakan adalah metode perencanaan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yng spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai sebuah tujuan
tersebut (Wikipedia Indonesia, 2009). Yoeti (1995:135) memaparkan
bagaimana analisis SWOT dalam rencana pengembangan pariwisata
adalah sebagai berikut:

A. Strength (Kekuatan) Mengetahui kekeuatan pariwisata suatu wilayah,


maka akan dapat dikembangkan sehingga mampu dipertahankan dalam
pasar dan mampu bersaing atau pengembangan selanjutnya. Dalam hal
ini, kekuatan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meraih peluang.
B. Weakness (kelemahan) Segala faktor yang tidak menguntungkan atau
merugikan bagi sektor pariwisata.Pada umumnya, kelemahan-kelemahan
yang dapat teridentifikasi adalah kurangnya promosi, jeleknya pelayanan,
kurang profesionalnya pelaksana pariwisata di lapangan, terbatasnya
kendaraan umum menuju obyek wisata.
C. Opportunity (kesempatan) 21 Semua kesempatan yang ada sebagai
akibat kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku, atau kondisi
perekonomian.
D. Threats (Ancaman) Ancaman dapat berupa hal-hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti peraturan yang tidak
memberikan kemudahan dalam berusaha, rusaknya lingkungan, dan lain
sebagainya. Analisis SWOT ini menghasilkan suatu alternatif
pengembangan usaha atau menghindari ancaman. Ada dua hal yang
mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal
meliputi kekuatan yang menjadi potensi dan kelemahan yang menjadi
kendala, sedangkan eksternal meliputi peluang yang menjadi kesempatan
dan tantangan yang menjadi penghambat.

Visi misi arah pembangunan Kabupaten Demak tahun 2006-2025


menyatakan:
“Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara lebih profesional sehingga
mampu mendorong kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar, perluasan kesempatan kerja serta
menjaga kelestarian budaya. Arahan pengembangan pariwisata daerah
Kabupaten Demak menjadi pusat destinasi wisata religi mengacu pada
kondisi faktual yang berupa potensi dan masalah wisata daerah tersebut.
Beberapa strategi pengembangan pariwisata telah dilakukan pemerintah
daerah Kabupaten Demak, namun strategi tersebut, belum mampu
memberikan dampak serta kemajuan yang signifikan”.

Salah satu strategi yang seharusnya dipakai dalam upaya mengoptimalkan


potensi kepariwisataan Kabupaten Demak adalah dengan cara penjaring
persepsi tentang pengembangan pariwisata kepada wisatawan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian guna mengetahui strategi pengembangan pariwisata Kabupaten
Demak menjadi pusat destinasi wisata religi”

Berdasarkan atas hasil riset-riset sebelumnya, maka yang membedakan


penelitian saya dengan penelitian yang sudah ada adalah sebagai berikut:
1. Mereka para pedagang hanya fokus pada komoditas yang dijual
seperti: songkok, sarung, dan accesoris lainnya.
2. Para pedagang tidak memiliki outlet yang optimal untuk berjualan
souvenir dikarenakan kurang adanya kreativitas.
3. Memperkenalkan obyek wisata religi yang ada di Demak, karena
Demak terkenal dengan sebutan kota Wali. Sehingga akan mendatangkan
para wisatawan yang besar dan akan terjadi perputaran uang berkat
pengeluaran dari setiap wisatawan
Alhasil ini menjadikan peluang bagi masyarakat sehingga mampu
memberikan pendapatan kepada mereka yang bersumber dari penjualan
dan kuantitas dari pengunjung yang datang. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis kebudayaan yang ada, selain itu masyarakat demak
sekitar objek wisata yang berprofesi sebagai pedagang mempunyai
harapan bahwa semua dagangan dan jasa yang mereka tawarkan.
Keberadaan wisatawan banyak memberikan masukan atau devisa bagi
daerah atau masyarakat setempat karena mereka membelanjakan uang
yang dibawanya untuk makan, minum, membeli cinderamata dan
sebagainya. Masyarakat daerah setempat maupun diluar daerah secara
tidak langsung merasakan dampak dari wisata tersebut seperti terciptanya
lapangan pekerjaan, lapangan usaha, dan meningkatkan pendapatan.

daerah tujuan wisata yang dapat menarik wisatawan, harus memiliki


syarat sebagai berikut :
a. Daerah itu harus mempunyai faktor “something to see” yang artinya
harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang dapat dilihat dan berbeda
dengan daerah lain.
b. Daerah tersebut harus memiliki faktor “something to do” yang artinya
harus ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk keperluan wisatawan salah
satunya harus tersedia fasilitas ditempat obyek wisata.
c. Daerah tersebut harus memiliki faktor What to arrived, di dalamnya
termasuk aksebilitas, bagaimana kita mengunjungi obyek wisata tersebut,
kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama tiba ketempat
tujuan wisata tersebut.
d. Daerah itu harus memiliki What to stay, bagaimana wisatawan akan
tinggal untuk sementara selama dia berlibur di obyek wisata itu.
Diperlukan penginapan-penginapan. 18
e. Daerah itu harus mempunyai faktor “what to buy” yang artinya harus
tersedia fasilitas untuk keperluan wisatawan dapat berbelanja barang
kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh.
BAB III
PENUTUP

Pada bab ini, penulis akan menarik beberapa kesimpulan berdasarkan dari
pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebagai
bahan masukan dari penulis maka dikemukakan beberapa saran guna
penyempurnaan bahan strategi pengembangan pariwisata religi
Kabupaten Demak.

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah


diuraikan sebelumnya, maka simpulan terhadap pengembangan wisata
religi Kabupaten Demak adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor internal yang mendukung pengembangan pariwisata
religi Kabupaten Demak adalah terpeliharanya kondisi landmark wisata
religi daerah, kondisi bangunan obyek wisata yang baik, biaya wisata
yang murah, tingginya sifat keterbukaan masyarakat, aksesibilitas dalam
mencapai obyek wisata religi, terdapatnya pusat informasi wisata,
ebutuhan transportasi yang memadai, Besarnya minat wisatawan untuk
pengembangan wisata religi. Sementara faktor-faktor yang menghambat
pengembangan adalah tingkat kebersihan lingkungan lokasi wisata yang
masih kurang, belum tersedia pemandu wisata, kurangnya jumlah
pagelaran pertujukan atau event wisata religi, kurangnya jumlah
bangunan obyek wisata religi, belum adanya integasi antar obyek wisata
dan kondisi hotel yang dirasa belum cukup mendukung untuk wisatawan
religi.
2. Faktor-faktor eksternal yang pendukung pengembangan pariwisata
religi Kabupaten Demak adalah tingginya potensi dan minat wisatawan,
dikenal oleh wisatawan luar daerah, kondisi dan ketersediaan moda
transportasi, perkembangan media promosi, kenyamanan bagi
pengunjung. Sementara itu faktor eksternal penghambat pengembangan
wisata religi Kabupaten Demak adalah ancaman pengembangan potensi
wisata religi Kabupaten Kudus, keamanan obyek wisata religi, belum
adanya kebijakan khusus wisata religi.
3. Strategi prioritas berdasarkan analisis SWOT adalah mengoptimalkan
pemanfaatan landmark dan menambah variasi keragaman obyek wisata
religi untuk semakin menarik wisatawan, meningkatkan peran serta
masyarakat untuk mempromosikan kekhasan pariwisata yang dimiliki,
bekerjasama dengan agen-agen perjalanan baik yang ada daerah maupun
dari luar daerah, menyediakan serta melengkapi sarana prasarana
pariwisata religi dan membuat aplikasi mobile official wisata religi
Demak yang didalamnya terdapat informasi seputar komponen wisata.
B. Saran Sehubungan dengan pembahasan di atas, maka saran-saran yang
perlu disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyusun konsep rencana
pengembangan sektor pariwisata secara efektif dan efisien guna
menganalisis potensi-potensi wisata sektor khusus ciri khas wisata
wilayah Kabupaten Demak yakni pariwisata religi .
2. Masyarakat atau penduduk lokal lokasi wisata harus memiliki
kesadaran serta rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga dan
merawat bersama potensi wisata baik berupa tradisi, kebudayaan,
kesenian maupun peninggalan yang lainya.
3. Pemerintah daerah dan masyrakat lokal harus lebih aktif dalam
mempromosikan potensi wisata melalui media massa, agar semakin
banyak diketahui oleh calon wisatawan dan dapat bersaing dengan wisata
lainya.
4. Pemerintah dan pengelola setempat dapat saling berkoordinasi untuk
melakukan penambahan daya tarik wisata religi baru, guna menambah
daftar variasi wisata dan meningkatkankunjungan wisatawan pada daerah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan publik edisi 2. Jakarta : Salemba


Humanika. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. David, Fred R. 2009.
Strategic Management. Jakarta : Salemba Empat. Kodhyat, H.
1996.Sejarah Pariwisata dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta:
Grasindo. Natsir. M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Balai Pustaka.
Rangkuti,Freddy.2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Jakarta. Ridwan, Mohamad. 2012.
Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Medan: PT.Softmedia. Riduwan.
2004. Dasar-dasar Statistika, Edisi Ketiga. Bandung: Alfabeta. Sameng,
Andi mappi. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai pustaka.
Sudjana. 2007, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Suparlan, supardi. 1981. Pengetahuan budaya, Ilmu-Ilmu Sosial Dan
Pengkajian Masalah-Masalah Agama. Jakarta: Puslitbang Lektur
Keagamaan. 132 Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.
Yogyakarta : Andi offset. CV Andi Offset: Yogyakarta. Suwantoro,
Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi Offset. Spillane,
James. 1993. Ekonomi pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta.
Kanisius. Pitana, Gde, dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yogyakarta: Andi offset. Yoeti, Oka A. 1995. Dasar-Dasar
Pariwisata. Bandung: Angkasa. Skripsi Fatimah, Siti. 2015. ‘Strategi
Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Religi Studi Kasus Di Makam
Mbah Mudzakir Sayung Demak’. Skripsi. Semarang: UIN Walisongo.
Yudhiantari, Luh Putu Emi. 2002. Ekowisata sebagai Alternatif dalam
Pengembangan Pariwisata yang Berkelanjutan di Desa Wongaya Gede,
Kecamatan Penebel-Bali,http://eprints.undip.ac.id_3jan11.pdf, diakses 6
Januari 2017. Sasuwan, Febrianus Rio. 2013. ‘Pengembangan Gereja
Belenduk Sebagai Daya Tarik Wisata Religi Di Kota Semarang Guna
Menambah Kunjungan Wisatawan’. Skripsi. Semarang: STIEPARI Jurnal
Ilmiah Israel Kreiner, N.C., Shmueli ,D.F., Gal, M.B (2015).
Understanding Conflicts At Religious-Tourism Sites: The Baha'i World
Center, Tourism Management Perspectives. Retreived from,
Http://Dx.Doi.Org/10.1016/2015J.Tmp..04.001 Niken Ayu P., Anifatul
Hanim., dan Fajar Wahyu. 2015. ‘Identifikasi Faktor Penentu
Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Demak’. Skripsi. Jember:
UNEJ

Anda mungkin juga menyukai