Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Matematika merupakan pembelajaran yang di dalamnya mencakup topik-

topik pembahasan tentang materi bilangan, pemecahan masalah, pengukuran, dan

geometri (Runtuhaku, 2014: 27). Susanto (2014: 186) mengemukakan bahwa

matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang meliputi dua jenis

kehiatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kegiatan belajar dan mengajar. Kedua

aspek tersebut secara terpadu menjadi suatu kegiatan yang menciptakan interaksi

antara siswa dengan guru, siswa dnegan siswa dan antara siswa dengan

lingkungan disaat pembelajaran matematika berlangsung agar tercipta suasana

yang kondusif dan menyenangkan. Sedangkan Soviawati (2011: 84) berpendapat

bahwa pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk

watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan siswa, serta membantu

siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi matematika yang baik

sehingga ,matematika lebih mudah dipelajari dan lebih menarik.

Pembelajaran matematika di sekolah diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar

melalui pengalaman belajar. Menurut Depdiknas (Wardhani, 2018: 8) mengatakan

tujuan pembelajaran matematika di sekolah, sebagai berikut:

1. Melalui pembelajaran matematika memberikan pemahaman konsep


matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

11
12

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan


matematika.
3. Mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkab solusi yang diperoleh..
4. Mengkomunikasikan gagarsan dengan simbol tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.

Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika merupakan rangkaian proses pembelajaran untuk mempelajari konsep

matematika dan komponen matematika dimana guru dan siswa saling terlibat

guna penumbuhan dan pengembangan kompetensi serta tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

2.1.1.1 Muatan Matematika kelas IV

Tujuan kurikulum mencakupempat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, (4) keterampilan. Pemerintah telah

mengatur tentang pemetaan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran

pada kurikulum 2013 untuk pendidikan dasar. Pemetaan Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar diatur dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Ruang

lingkup pembelajaran matematika di sekolah dasar diatur sesuai dengan

Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang standar isi yang mencakup komponen

dari bilangan asli dan pecahan sederhana, geometri dan pengukuran sederhana,

dan statistika sederhana. Sedangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan

matematika siswa kelas IV meliputi identifikasi dan penyelesaian masalah yang

mencakup tentang pecahan-pecahan senilai, berbagai bentuk pecahan (biasa,

campuran, desimal, dan persen) penaksiran (jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil
13

bagi dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal), FPB dan KPK (faktor dan

kelipatan, bilangan prima, faktor persekutuan, kelipatan persekutuan, serta FPB &

KPK), pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat, segibanyak (beraturan dan

tidak beraturan), keliling dan luas (persegi, persegi panjang, segitiga termasuk

melibatkan pangkat dua dengan akar pangkat dua), hubungan antar garis (sejajar,

berpotongan, berhimpit), penyajian data dalam bentuk diagram, serta mengukur

sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat.

Bahasan muatan matematika pada penelitian ini menggunakan kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan, seperti yang tertera dalam tabel

berikut:

Tabel 2. 1 KI dan KD Pembelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3 Memahami pengetahuan faktual dengan 3.4 Menjelaskan faktor dan kelipatan
cara mengamati dan menanya berdasarkan suatu bilangan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan tuhan dan kegiatannyam dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di 3.5 Menjelaskan bilangan prima
sekolah, dan tempat bermain. 3.6 Menjelaskan dan menentukan
faktor persekutuan, faktor
persekutuan terbesar (FPB),
kelipatan persekutuan terkecil
(KPK), dari dua bilangan yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4.4 Mengidentifikasi faktor dan
bahasa yang jelas, sistematis dan logis, kelipatan suatu bilangan
dalam karya yang estetis dalam gerakan 4.5 Mnegidentifikasi bilangan prima
yang menerminkan anak sehat, dalam 4.6 Menyelesaikan masalah yang
tindakan yang mencerminkan perilaku anak berkaitan dengan faktor
bermain dan berakhlak persekutuan, faktor persekutuan
terbesar (FPB), kelipatan
persekutuan terkecil (KPK), dari
dua bilangan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Sumber : Permendikbud No. 24 Tahun 2016
14

2.1.1.2 Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB)

a. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

1. Pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Yuniarto (2009: 37) bahwa kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-

bilangan yang merupakan hasil kali bilangan itu dengan bilangan asli. Misalnya

kelipatan bilangan 2 adalah 1x2, 2x2, 3x2, 4x2, dst. Hasil kali bilangan yang

dicari dengan bilangan asli tersebut yang dinamakan kelipatan bilangan. Kelipatan

persekutuan terkecil (KPK) bilangan adalah kelipatan berasal dari dua bilangan

tersebut yang memiliki nilai sama (Mustaqim dan Astuty, 2009:46).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelipatan persekutuan

adalah kelipatan yang sama dari dua bilangan atau lebih.

2. Penyelesaian KPK

Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dapat dilakukan

melalui tiga tahapan, yaitu (1) menentukan kelipatan dari masing-masing

bilangan, (2) menentukan kelipatan persekutuannya, (3) menentukan bilangan

terkecil pada kelipatan persekutuan tersebut (Yuniarto 2009: 41). Untuk mencari

KPK suatu bilangan, dicari dengan mengalikan faktor-faktor prima yang ada. Jika

ada yang sama (bersekutu) pilih faktor dengan pangkat yang terbesar.

1) Kelipatan Persekutuan

Mengalikan setiap bilangan dengan bilangan asli berurutan, kemudian

tentutkan kelipatan bilangan yang sama.

Contoh: Berapakah kelipatan persekutuan dari 3 dan 5?

Penyelesaian:
15

Kelipatan 3 adalah : 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, ....

Kelipatan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, ....

Jadi kelipatan persekutuan 3 dan 5 adalah 15, 30, ...

2) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Contoh : Tentuan KPK dari 28 dan 42!

Penyelesaian:

 Dengan pohon faktor

28 42

2 14
2 21

2 7
3 7

28 = 2x2x7 = 22 x 7 Faktor prima yang sama


42 = 2x3x7 dengan pangkat terbesar adalah
22 dan 7

Jadi KPK dari 28 dan 42 = 22 x 3 x 7 = 84

Dengan teknik sengkedan

28 42
KPK dari bilangan di samping
2 14 21 diperoleh dari mengalikan
semua faktor prima pembagi .
2 7 21 Jadi, KPK dari 28 dan 42
= 2x2x 3 x7 = 84
3 7 7

7 1 1
16

b. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

1. Pengertian Persekutuan Terbesar (FPB)

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi (tanpa

sisa) suatu bilangan tersebut (Jhon Bird, 2004: 3). Sedangkan faktor persekutuan

dari dua bilangan ialah faktor dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama.

Menurut Supaedja (2004: 10) mengatakan bahwa faktor persekutuan terbesar

(FPB) adalah bilangan terbesar yang habis membagi dua bilangan atau lebih.

2. Penyelesaian FPB

1) Faktor Persekutuan

Contoh : Tentukan faktor dari 16 dan 20!

Penyelesaian:

Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 6, 8, 16

Faktor dari 20 = 1,2, 4, 5, 10, 20

Faktor persekutuan dari 16 dan 10 adalah 1, 2, 4

2) Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Contoh: Tentukan FPB dari 45 dan 60!

Penyelesaian:

 Dengan pohon faktor


45
60

3 15 30
2

3 5
2 15

3 5
17

45 = 3x3x5 = 32 x 5 Faktor prima yang sama


dengan pangkat terkecil adalah
60 = 2x2x3x5
3 dan 5

Jadi KPK dari 45 dan 60 = 3x5= 15

 Dengan teknik sengkedan

45 60

2 45 30
Lingkarilah atau tandailah
faktor-faktor prima yang
2 45 15 dapat membagi habis kedua
bilangan tersebut. FPB
3 15 5 diperoleh dari mengalikan
semua faktor prima yang
dilingkari atau ditandai.
3 5 5
Jadi, FPB dari 45 dan 60

5 1 1 = 3x5 = 15

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata “Media” berasal dari bahasa latind an merupakan bentuk jamak dari

kata “medium” yang berarti “perantara atau pengantar” sehingga dapat diartikan

bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan

(Djamarah, 2010: 120). Menurut Arsyad (2010: 3) menyatakan bahwa media ialah

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik

untuk belajar. Media pembelajaran juga merupakan alat untuk menyampaikan


18

materi pembelajaran agar lebih konkret dan agar peserta didik bisa mendapatkan

pengalaman yang bermakna.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan menurut peneliti bahwa

media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran yang memudahkan penyampaian guru dan siswa dalam memahami

materi.

2.1.2.2 Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu bahan pendukung tercapainya

tujuan pembelajaran. Menurut Uno (2011: 141) media pembelajaran bertujuan

sebagai berikut:

1. Melalui media pembelajaran mampu menumbuhkan perasaan


senang, terangsang, dan bersikap positif terhadap pembelajaran serta
anak-anak merasa gembira dalam pembelajaran.
2. Dengan adanya media pembelajaran akan mempermudah siswa pada
tingkat-tingkat rendah sehingga membantu dan memahami materi
yang disajikan dalam konsep abstrak.
3. Media pembelajaran membantu daya tilik sisw terhadap benda-
benda nyata yang menjadikannya pemahaman tentang materi.
4. Melalui benda-benda yang ada disekitar, anak dapat menyadari
adanya hubungan antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat
5. Media pembelajaran membantu menyampaikan konsep-konsep
abstrak dalam bentuk konkret.

Selaras dengan hal itu, fungsi media pembelajaran menurut (Sutirman,

2013: 40) bahwa media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya (1) siswa dapat memahami maksud dan tujuan dengan jelas dari

materi yang disajikan, (2) adanya variasi metode pembelajaran, (3) siswa dapat

lebih aktif dalam aktivitas kegiatan belajar, (4) minat siswa meningkat yang

disebabkan oleh pembelajaran yang menarik, (5) mengatasi keterbatasan ruang,

(6) perkembangan siswa sesuai dengan minat, (7) rangsangan dan persamaan

dapat diberikan dengan baik, dan (8) dapat menunjukkan konsep yang sama pada
19

suatu persepsi. Dapat diartikan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam

kegiatan belajar mengajar menjadi bagian yang sangat penting menentukan

efektifitas dan efisiensi tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal.

2.1.2.3 Macam-macam Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2008: 211-212) mengklasifikasikan media pembelajaran

menjadi beberapa jenis, yakni:

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:


1) Media auditif adalah media yang memiliki unsur suara sehingga
dapat didengar, contohnya rekaman suara atau radio
2) Media visual adalah media yang tidak memiliki unsur suara dan
dapat dilihat oleh mata. Contoh media visual misalnya film slide,
lukisan, gambar, foto, dan lain-lain seperti media grafis.
3) Media audiovisual adalah media yang memiliki dua usnur
sekaligus antara unsur suara juga unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, slide suara, berbagai ukuran film, dan
lain sebagainya
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke
dalam:
1) Media yang memiliki daya liput luas dan serentak seperti radio
dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal
atau kejadian yang aktual secara bersamaan tanpa harus
menggunakan ruang khusus.
2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, contohnya film slide, video, dan lain-lain sebagainya
3. Dilihat dari teknik pemakaiannya, media dapat dibagi:
1) Media yang diproyeksikan, merupakan jenis media yang
memerlukan alat royeksi khusus, contohnya film, slide, film
strip, transparansi, dan lain sebagainya. Media pembelajaran ini
dapat berfungsi dengan baik, apabila ada dukungan alat proyeksi.
2) Media yang tidak diproyeksikan adalah media yang tidak
memerlukan alat untuk diproyeksikan. Contoh dari media ini
adalah gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
20

2.1.3 Media Kanfa KPK & FPB

Media Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK & FPB merupakan media

berbentuk seperti papan lukis dua sisi persegi panjang yang dapat direnggangkan,

dan memiliki kaki sebagai penyangga badan papan.. Setiap sisi papan ini terdapat

kotak-kotak dengan kayu timbul yang nantinya digunakan untuk meletakkan

angka-angka sesuai judul dalam kotak di atasnya. Dibagian sisi kiri kotak-kotak

dilengkapi dengan papan triplek putih sebagai tempat penjabaran dari bilangan-

bilangan yang dicari, juga kotak materi dan soal, serta kotak angka yang terdapat

di bagian bawah tengah papan yang dapat dibongkar pasang. Dibagian dalam

kotak digunakan untuk meletakkan kotak bongkar pasang serta angka-angka 1-10

untuk menghitung nilai KPK dan FPB.

2.1.3.1 Pengertian Media Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK & FPB

Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK & FPB merupakan media

pembelajaran yang dibuat dan digunakan untuk membantu siswa lebih paham

akan materi KPK dan FPB. Media Kanfa (Kelipatan dan Faktor) ini menggunakan

cara sengkedan, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencari KPK

dan FPB selain menggunakan pohon faktor. Media Kanfa ini didesain dengan

mengedepankan pemahaman konsep dasar KPK dan FPB bukan hanya pada

pencarian hasilnya saja. Melalui media Kanfa ini siswa dapat memahami materi

dasar yakni mengenai kelipatan bilangan, kelipatan persekutuan dua bilangan atau

lebih, KPK, faktor bilangan, faktor persekutuan dua bilangan atau lebih, FPB.

Penggunaan media Kanfa ini yaitu: 1) siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dalam satu kelompok; 2) Setiap


21

kelompok diberi nomor undian soal untuk menentukan siapa yang akan menjawab

soal, dan bergantian sampai kartu habis; 3) Guru menjelaskan fungsi beberapa

kotak yang terdapat dalam papan Kanfa (Kelipatan dan Faktor) tersebut,

diantaranya: kotak dengan judul bilangan prima/bilangan asli digunakan untuk

meletakkan angka sesuai dengan yang ada pada soal dan apa yang dicari (Jika

yang diminta pada soal adalah faktor/kelipatan maka siswa meletakkan bialangan

asli pada kotak tersebut, tetapi jika yang diminta pada soal adalah KPK atau FPB

maka siswa meletakkan bilangan prima pada kotak tersebut), kotak dengan judul

bilangan yang dicari merupakan kotakan untuk meletakkan bilangan berapa yang

dicari pada soal dan angka/bilangan ini diambil dari kotak bilangan angka 1-10.

Hasil yang diperoleh oleh siswa tadi dijabarkan atau diuraikan supaya jelas pada

papan triplek putih dengan judul “Penjabaran”; 4) Tiap kelompok diberi waktu 15

menit untuk menyelesaikan soal, kerja sama dalam tim diperlukan untuk

menyelesaikan soal sebanyak-banyaknya dengan benar, jika dalam waktu 15

menit siswa belum selesai maka dilanjutkan dengan kelompok lainnya hingga soal

di dalam kotak terselesaikan semua.; dan 5) Kelompok yang menjawab soal

paling banyak dan benar dengan waktu yng ditentukan menjadi pemenang dan

mendapatkan reward.

2.1.3.2 Desain Media Pembelajaran Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK &

FPB

Media pembelajaran Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK & FPB ini

berwujud persegi panjang dua sisi seperti papan lukis kanfas dengan penyangga di

bawahnya. 90 x 180 cm yang terbuat dari kayu dan dilapisi dengan hpl bercorak

seperti kayu. Bagaian atas berupa judul “Kanfa (Kelipatan & Faktor) KPK &FPB”
22

yang dibuat bongkar pasang, begitu pula dengan kotak-kotak (soal, materi, dan

angka) yang dibuat bongkar pasang sehingga tidak terlalu membuat media berisi

pada bagian luar. Di setiap sisi papan dibuat kotak-kotak dengan masing-masing

judul yaitu 1) bilangan yang dicari dan 2) bilangan prima/asli. Setiap kotak diberi

kayu timbul yang digunakan untuk memasukkan kepingan angka/bilangan ke

masing-masing kotak sesuai judul. Misal: yang dicari adalah faktor bilangan 6 dan

12 maka dalam penyelesaiannya siswa mengambil angka 6 pada “kotak angka 0-

9” dan diletakkan pada kotakan pertama dan di pentolan kayu kedua di bawah

judul “bilangan yang dicari” dan mengambil lagi untuk angka 12 yaitu diambil

angka 1 dan 2 yang diletakkan berurutan pada kotakan kedua di sebelah kanan

kotakan pertama, angka 1 diletakkan pada pentolan kayu pertama dan angka 2

diletakkan pada pentolan kayu kedua (seperti penempatan puluhan dan satuan).

Berikut desain dari media pembelajaran Kanfa (Kelipatan dan Faktor)

KPK & FPB


23

Gambar 2. 1 Desain Media KANFA (Kelipatan dan Faktor)


24

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang membahas

mengenai media pembelajaran FPB dan KPK untuk kelas IV Sekolah

dasar, yaitu:

Tabel 2. 2 Kajian Penelitian Relevan


No Penelitian Judul Persamaan Perbedaan
1
Sofiya Ranti Pengembangan - Sama-sama Sofiya Ranti
(2020) Media Smart Box menggunakan menggunakan media
FPB & KPK Pada penelitian pembelajaran “Smart
Pembelajaran pengembangan Box” den gan
Matematika - Sama-sama pada permainan dakon
Kelas IV Sekolah materi KPK dan FPB, sedangan peneliti
dasar - Menggunakan satu menggunakan “Kanfa
kelas uji coba dengan KPK & FPB)
subjek kelas IV
- Sama-sama
menggunakan metode
sengkedan
- Eka Maulindah
2 Eka Pengembangan - Sama-sama berfokus menggunakan
Maulindah Media pada materi penelitian
Putri Sanjaya Kantongmatika matematika KPK FPB eksperimen
(2018) Materi Faktor - Subjek kelas 4 sedangkan peneliti
Persekutuan menggunakan
Terbesar (FPB) penelitian
dan Kelipatan pengembangan
Persekutuan - Uji coba oleh Eka
Terkecil (KPK) menggunakan 2
untuk kelas (1 kelas
Meningkatkan fokus, 1 kelas
Hasil Belajar eksperimen)
Siswa Kelas IV di sedangkan peneliti
MI Al-Ma’ARIF melakukan uji
09 Singosari coba pada 1 kelas
Malang IV

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masaalah yang ada, penelitian

dan pengemabangan media Kanfa (Kelipatan dan Faktor) KPK & FPB dilakukan

untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa paham

akan materi. Adapun kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:


25

KONDISI IDEAL KONDISI LAPANGAN


a. Pembelajaran di kelas dengan a. Pembelajaran di kelas, guru
menggunakanan kurikulum cenderung lebih aktif daripada
2013 berorientasi pada student siswa, menggunakan metode
center yang konvensional sehingga
b. Pembelajaran yang PAIKEM, siswa mudah bosan
c. Menggunakan dan menciptakan b. Guru belum pernah
media pembelajaran yang menggunakan media
kreatif dan inovatif pembelajaran untuk KPK dan
menyenangkan. FPB..

Minimnya fasilitas kelas dan keterbatasan waktu juga


biaya dalam pembuatan media

Pengembangan Media Pembelajaran Kanfa (Kelipatan dan


Faktor) KPK & FPB pada Pembelajaran Matematika Kelas IV
Sekolah Dasar

Model Pengembangan
ADDIE

Analyze Design Developmen Implemnetatio Evaluati


t n on

Teknik Pengumpulan Data: Teknik Pengumpulan Data:


Observasi, Wawancara, dan Observasi, Wawancara, dan
Angket Angket

Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Kanfa (Kelipatan dan


Faktor) KPK & FPB pada Pembelajaran Matenatika Kelas IVasar

Gambar 2. 2 Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai