Anda di halaman 1dari 4

Vitto The Explorer

Pada sabtu tanggal 8 oktober 2022, Vitto mendapat ajakan dari om-nya untuk
berlibur ke wisata alam Gunung Bromo Provinsi Jawa Timur. Trip kali ini cukup
ramai karena teman-teman dari om-nya Vitto ternyata ikut. Sebelum itu, mereka
akan menyewa jasa rental motor trail untuk nanti dipakai berkeliling area Gunung
Bromo dan sekitarnya. Perjalanan ke Bromo via Kota Malang menggunakan mobil
dengan estimasi 2-3 jam yang dimana berangkat dari rumah pukul 7 pagi. Selama di
mobil, Vitto saling bertukar cerita dengan Mama dan Om Sulis, mulai dari cerita saat
masih kecil hingga seperti yang sekarang. Lalu lintas di jalan tol pada saat itu
terbilang masih sepi sehingga mendukung suasana yang nyaman di dalam mobil.
Tak terasa mengobrol, kini Vitto Bersama Mama dan Om Sulis sudah tiba di Kota
Malang dengan selamat. Dikarenakan Om Sulis sampai di rumah makan itu sebagai
tempat untuk berkumpul. Walaupun berangkat agak sedikit terundur, mereka semua
langsung menuju ke tempat sewa motor trail.

Setibanya di penyewaan motor, Vitto memilih-milih motor yang akan dipakai untuk
perjalanan ke Gunung Bromo. Pilihan Vitto jatuh pada sebuah motor trail berwarna
hitam dengan kombinas warna merah. Motor itu terlihat keren dan pantas dipakai
Vitto nantinya selama di Bromo. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Vitto dari
belakang, “ Kamu memangnya udah bisa pake kopling kah To ?”, ujar Om Sulis.
Kemudian Vitto dengan pede nya menjawab , “Paham cara kerjanya sih om, tapi
belum pernah nyobain langsung”. Om Sulis hanya tersenyum kecil lalu menyuruh
Vitto untuk menaiki motor yang dipilihnya. Beliau mengajarkan beberapa Teknik
dasar yang mudah dipahami Vitto seperti melepas kopling, cara nge gas motor,
hinga pergantian gigi pada motor kopling. Om Sulis mengatakan kalau saat
mengendarai motor kopling jangan ragu-ragu dan harus membiasakan diri apabila
sebelumnya sering memakai motor matic.

Tidak butuh waktu lama Vitto belajar, dia langsung bisa mengendarai motor kopling
dengan lumayan lancar. Walaupun terkadang saat ingin melepas kopling dan nge
gas masih suka gagal, hal itu tidak menjadi masalah yang berarti apalagi Vitto baru
pertama kali mengendarai motor kopling. Setelah dirasa sudah siap secara
keseluruhan, mereka semua melakukan perjalanan ke tujuan awal yaitu Gunung
Bromo dengan jarak tempuh sekitar 53 km. Jalur yang dilewati terdapat
pemandangan alam seperti hamparan sawah hijau yang memanjakan mata dan
cuaca yang sejuk menyelimuti pedesaan Malang kala itu. Kehidupan masyarakat
seperti bercocok tanam cukup merefresh otak yang selama ini tinggal di perkotaan
yang padat penduduk seperti Kota Surabaya saat ini. Vitto juga sadar kalau dirinya
sudah lama sekali tidak merasakan suasana desa seperti ini, terakhir itu dulu saat
dirinya masih kecil.

Setengah perjalanan sudah dijalani, Vitto dengan para rombongannya


mengistirahatkan badan sejenak di warung sambil membeli camilan untuk
mengganjal perut saat itu. Sesekali mereka berbincang-bincang sedikit Bersama
bapak pemilik warung itu. Kebetulan Bapak nya ramah dan obrolannya nyambung
dengan Om Sulis dkk. Tidak sengaja mereka melihat pohon tebu yang ada di dalam
truk dan berniat untuk memakannya. Lalu Om Sulis bertanya kepada pemilik
warung, “Ehmm pak, itu pohon tebunya kira-kira boleh dimakan nggak ya pak?
Hehe”, kata Om Sulis sambil menunjuk ke arah truk. “Bisa kok pak gratis kalau
bapak mau, tapi bapak potong sendiri sebentar saya siapin pisau”, ujar bapak
pemilik warung. Bapak itu kemudian pergi mengambil pisau di dapur dan
memberikannya kepada Om Sulis. Om Sulis pun mulai mengambil batang tebu yang
masih besar-besar itu dibantu Om Albert lalu memotong nya hingga menjadi
potongan-potongan kecil. Setelah tebu-tebu itu sudah terpotong, satu persatu dari
mereka mulai menyantapnya. Rasa tebu yang manis membuat tenggorokan kering
menjadi segar Kembali. Setelah selesai menyantap tebu-tebu itu, mereka
melanjutkan perjalanan yang sudah setengah jalan itu. Mereka tiba di area Gunung
Bromo pukul 4 sore dan mencari bakso untuk menghangatkan tubuh. Hawa yang
dingin ditemani secangkir teh hangat membuat tubuh rileks seketika. Selesai makan
Vitto beranjak dari kursi dan berniat mengeksplor lautan pasir seorang diri. Disini
hanya terdapat hamparan pasir yang sangat luas, sejauh mata memandang hanya
pasir yang bisa Vitto saksikan.
Kawasan ini juga sering dijadikan sebagai medan offroad sehingga cocok untuk
motor trail yang dikendarai oleh Vitto. Ada banyak orang yang berjualan makanan
dan minuman disana., dan saat itu juga Gunung Bromo terlihat tidak ramai
wisatawan yang datang. Setelah puas mengitari Kawasan lautan pasir, Vitto Kembali
lagi menuju warung bakso tempat mama,Om Sulis, beserta teman-temannya
berkumpul. Sesampainya disana, Vitto langsung diajak berfoto dengan view deretan
pegunungan dibelakangnya. Terdengar suara gemuruh dari arah langit menandakan
hujan akan segera tiba, segera setelah berfoto mereka semua mengemas barang
masing-masing dan tepat saat masuk tenda warung, air hujan mulai mengguyur
Kawasan Bromo. Vitto yang sedari tadi menahan kedinginan baru sadar jika lupa
membawa jaket, akhirnya meminjam jaket milik Om Sulis. Karena tidak ingin pulang
terlalu larut malam, mereka sepakat menghiraukan hujan yang deras untuk
melanjutkan pejalanan ke Malang dan mengembalikan motor. Meskipun rasanya
berat meninggalkan Gunung Bromo karena baru sebentar singgah disana, tetapi
terpaksa agar menghindari pulang terlalu larut. Sepanjang jalan hujan tetap
mengguyur mereka, minimnya pencahayaan hampir saja bikin mereka tersesat.
Singkat cerita Vitto sampai di tempat penyewaan motor tadi untuk mengembalikan
semua motor yang di sewa. Selepas itu, Vitto pergi ke kamar mandi untuk berganti
pakaian dan mandi. Selesai bersih diri, Vitto dan yang lainnya membeli soto yang tak
jauh dari tempat penyewaan motor itu. Sembari makan, mereka bercerita tentang
bagaimana kesan dan pesan nya selama liburan ke Gunung Bromo, apalagi
berangkat menggunakan motor trail. Tentu hal tersebut akan menjadi kenangan
yang berkesan bagi masing-masing dari mereka. Rata-rata semua orang merasa
senang dan bersyukur dapat hadir di dalam momen-momen seperti ini. Vitto juga
mengatakan kalau liburan seperti ini dapat mempererat ikatan persaudaraan,
terlebih Vitto yang pertama kali belajar motor kopling dan langsung mahir berkat Om
Sulis. Setelah berpamitan satu sama lain, masing-masing dari mereka mulai pergi
kembali ke rumah masing-masing. Perjalanan pulang ke Surabaya hanya dihabiskan
Vitto dengan mendengarkan lagu hingga tertidur.

Nama : Muhammad Faishal Fani F


Tanggal : 08 November 2023

Email : Jakaswara627@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai