Anda di halaman 1dari 16

RAHASIA MENJDAI SEORANG PEMIMPIN YANG

KARISMATIK

PANJI PULANG KAMPUNG

Panji turun bis khusus Bandara Soekarno Hatta yang baru berhenti distasiun
gambir. Ia ingin menikmati liburan dikampung halamanya disebuah kota dijawa tengah.
Sudah sepuluh tahun dia meninggalkan kampung halaman dan kerabatnya. Kini ia
mendapat tugas baru disebuah kota lepulauan diperbatasan Sumatera dan Singapura.
Tidak jauh dari tempat lamanya di Batam, kini ia dipercaya untuk mengepalai sebuah
cabang dikota itu.
Bagi panji ini sebuah prestasi yang cukup cemerlang. Dalam usianya yang
relatif muda ia dipilih untuk menduduki jabatan struktural perusahaan ini. Dari bacround
pendidikan sebenarnya juga tidak terlalu tinggi, hanya dengan ijazah SLTA ia masuk
perusahaan ini. Kemudian dengan kegigihannya ia dapat melanjutkan kuliah.

Sampai distasiun ia menuju loket, membeli tiket jurusan semarang, lalu masuk
kedalam stasiun. Setelah melewati pemeriksaan sekuriti ia menuju ruang tunggu.
Ternyata sudah cukup banyak yang menunggu. Masih satu jam lagi jadwal
keberangkatannya. “Masih ada waktu” pikirnya sambil melihat arloji ditangan kirinya. Ia
menuju resto siap saji dan memesan beberapa buah makanan, membayar lalu
membawanya keruang tunggu keberangkatan.

Sambil menikmati makan ia memperhatikan lalu lalang orang yang keluar


masuk ruang tunggu, ada yang terlihat lari-lari kecil karena kereta api yang
ditumpanginnya siap diberangkatkan. Seorang perempuan setengah baya tampak
kerepotan membawa barang bawaannya. Panji bergegas membantu ibu itu dan
mengantarkan sampai keatas gerbong. Ia turun lagi dan duduk kembali diruang tungu.
Beberapa saat kemudian kereta Agro Muria yang akan ditumpangi tiba, ia
masuk dengan santai, menyapa dengan ramah pramugari lalu mencari nomor kursinya.
Penumpang lainnya tampak dengan tertib menempati tempat duduk masing-masing.
Beberapa diantaranya saling menyapa dan ada yang saling berkenalan. Tidak
beberapa lama kereta akan diberangkatkan.

Disebelah panji seorang pemuda sebaya dengannya duduk dengan muka agak
semberut, sepertinya sedang tidak nyaman. Untuk memecahkan suasana, panji
menawarkan sebotol air mineral. Meskipun sedikit ragu pemuda itu menerimannya dan
panji mencoba untuk tersenyum, pemuda itu membalas dengan ucapan terima kasih.

“ Mau kemana Mas” tanya panji melalui percakapan

“ ngak tau nih mau kemana. Aku asal pergi aja dirumah. Ikut aja kemana keret
ini berhenti.” Panji kaget mendengar jawaban itu. “ mungkin orang ini lagi ada
masalah…” gumam panji dalam hati.

Menurut informasi dari awak kereta, Argo muria akan berheti dibeberapa
statisiun, dicerebon, tegal, pekalongan dan terakhir akan berhenti disemarang.

Dalam hati panji berfikir, Hm.. masinis kereta ini bisa dengan tenang membawa
kereta karena ia tahu tujuannya kemana ia berhenti. Sedangkan orang ini, mau turun
dimana belum tahu. “ terus kalo kereta berhenti ia mau kemana?” pertanyaan itu masih
ia simpan dalam benaknya. Panji terlihat mengangguk-angguk.

Panji membaca sebuah koran yang ia beli distasiun sebelum berangkat. Ia


membaca berita tentang keberhasilan Taufik Hidayat menjuarai kejuaraan bulu tangkis.
Wah hebat, cabang bulu tangkis kita sudah mulai bangkit lagi, pikir panji.
Yang menarik adalah komentar pelatih Taufik Hidayat ketika ditanya wartawan
“kemenangan ini sudah diduga sebelumnya, karena Taufik Hidayat memang telah lama
mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan ini “

Kemenangan ini seperti telah direncanakan sebelumnya. Namun yang perlu


diperhatikan adalah bahwa untuk menjadi pemenang, pasti kita memerlukan strategi.
Coba saja kita tanyakan kepada para pemenang dibidang olah raga seperti Taufik
Hidayat dari bulu tangkis, Michael Schumascher dari balap mobil, ataupun Lance
Armstrong dari balap sepeda yang sudah sering meraih medali emas. Selain pemenang
dibidang olag raga, kita juga bisa menanyakan rahasia sukses para pemenang dalam
perang (misalnya oleh jenderal sudirman, jenderal S.Patton), politik (misalnya oleh : Bill
Clinton, cory Aquino, Margaret Thatcher), bisnis (misalnya oleh Michael Dell, Bill
Gates), ilmu pengetahuan (oleh para pemenang hadiah mobel).

Beberapa saat lagi kereta api akan tiba di stasiun Tawang Mangu. Semua
penumpang telah bersiap-siap dengan masing-masing barang bawaan. Panji menyapa
kembali kenalan disebelhnya yang kemudiania ketahui bernama Farid. Mereka tadi
telah berbincang cukup lama, bertukar nomor telepon dan ngobrol banyak hal.
Kemudian mereka saling berpesan untuk selalu kontak jika ada waktu. Tidak tahu apa
mereka basa-basi atau memang serius. Panji tampak menyelami pemuda itu dengan
kuat.
Kereta tiba di Semarang. Ini adalah stasiun terakhir, artinya semua penumpang
akan turun disini untuk melanjutkan ketempat tujuan masing-masing. biasanya
penumpang kereta ini punya tujuan beragam, ada yang memang mau kesemarang, ke
salatiga, kendal atau kota-kota lain dijawa tengah, seperti kudus yang menjadi tujuan
panji.

Keluar dari stasiun riuh rendah suara penjemput berbaur dengan para sopir
yang menawari jasa sewa kendaraan. Panji sempat berdiri dipinggir halaman parkir
sejenak. Ia masih berfikir akan melanjutkan perjalanan dengan apa? Naik bis biasa atau
sewa mobil. Bisa juga pakai taksi, atau naik ojek keterminal. Banyak pilihan ia tampak
agak ragu untuk memutuskan.

Sementara masing bingung panji duduk dikursi tunggu stasiun. Satu persatu
orang meninggalkan tempat itu. Ada yang dijemput keluarganya, ada yang naik taksi,
ada yang kejalan raya menunggu bis diluar stasiun, ada juga yang naik taksi bahkan
ojek dan becak. Semua telah melanjutkan perjalanannya sesuai dengan pilihan masing-
masing.
Stasiun telah mulai sepi, panji berdiri. Ia tidak boleh bingung ia harus
memutuskan untuk memilih kemana melanjutkan perjalanannya.

Sepanjang perjalanan naik bis antar kota, panji menghabiskan waktu untuk
membaca buku setelah berbasa-basi sejenak dengan teman perjalanannya yang ia
temuka di bis tersebut. Sambil membaca buku yang memang ia bawa dari rumah.
Pikirannya terbayang ke even yang baru saja dielenggarakan diunit kerjanya, yaitu
lomba sampan layar dalam rangka peringatan hari besar nasional.
Sampan layar adalah sebuah tradisi yang terjadi di kota tempat tinggalnya
sekarang. Kabupaten itu memang terdiri atas beberapa pulau bahkan beberapa
antaranya terdapat pulau yang tidak berpenghuni. Karena berada dikepualauan, maka
dari satu daerah ke daerah lain dibentangi oleh lautan dan sampan adalah transportasi
tradisional yang dimiliki orang-orang didaerah tersebut.

Acara sampan layar itu sukses dilksanakan dan berjalan dengan meriah,
namun bukan itu yang membuat Panji teringat, tapi ada pelajaran menarik yang bisa
dipelajari dari sampan layar tersebut. Dan pelajaran dari sapan layar itulah yang sedang
direnungkan oleh panji.

Perahu tampa mesin ini memang sebuah lambang kerja tim yang cukup baik.
Lihatlah perahu yang berukuran sedang dengan awak 7 orang. Ada yang bertugas
sebagai komandan (tekong) ada yang bertugas mengatur arah layar dengan sudut
tertentu agar ia berjalan kearah yang diinginkan. Dan lihatlah ada yang sampai
bergantungan dibawah layar untuk menahan agar layar tidak jatuh kearah berlawanan.

Yang lebih mengesankan adalah terlihat masing-masing awak perahu layar


mengerti tugas apa yang harus dikerjakan.

Memasuki kampung halaman, Panji melintasi hutan yang masih cukup asli.
Tanpa sengaja ia melihat beberapa ekor monyet yang melompat dari satu pohon ke
pohon yang lain. Tempat ini masih seperti yang dulu, banyak monyet bergelantungan di
pohon dan bermain-main di jalanan.
Monyet. Sebuah fenomena yang menarik pernah memerhatikan ? cobalah
datang kekebun binatang, hutan belantara atau tempat lain yang masih banyak dihuni
bangsa primata ini, lihat apa yang dilakukan oleh sekumpulan monyet disana.

Bawalah sebiji pisang atau makanan lain kesukaan monyet. Datanglah


kelokasi tersebut sambil menunjukkan bawaan anda. Apa yang terjadi ? ya. Lihatlah
monyet-monyet itu hanya celingak-celinguk saja. Melompat kesana-kemari atau hanya
sekedar mengintip anda dari balik pepohonan. Padahal anda tahu mereka ingin
mendapatkan bawaan anda. Cobalah melemparkan atau mengancungkan pisang itu
kehadapan mereka.

Tidak jauh berbeda.

Mereka tetap bersikap seperti itu, hingga salah satu diantara mereka mendekat
dan mengambil pisang tersebut, lalu yang lain akan mengerubungi Anda dan satu
persatu mereka akan mendekat, ingin mendapatkan pisang yang sama. Demikianlah
para monyet akan bergerak dan melakukan sesuatu ketika ada salah satu diantaranya
mereka yang bergerak lebih dulu. Anggaplah menjadi contoh bagi mereka.

Rumah ini masih yang dulu, seperti ketika panji meninggalkannya 10 tahun lalu.
Hanya beberapa bagian yang mengalami renovasi. Tetangga juga bertambah banyak.
Disebelah rumah masih ada pohon lengkeng yang daru dulu ngak pernah berbuah
berangkali karena perbedaan cuaca, bisa tumbuh tapi tidak berubah, taman dibelakang
rumah masih seperti yang dulu, hanya bertambah beberapa adenium koleksi Mas Ino
yang memang hobi tanaman hias.
Sore hari menjelang magrib, panji menuju surau yang tidak jauh dari
rumahnyania melewati beberapa rumah tetangga dan tidak lupa menyapa mereka
dengan sopan. Beberapa menanyakan kapan ia sampai, ada yang menayakan
bagaimana pekerjaan disana dan banyak lagi. Tiba-tiba panji bertemuh dengan bide
nah, wanita yang berumur itu terlihat kebingungan.

“Bude seperti bingung, mencari apa? Dengan raut wajah sedikit cemas, bude
nah menjelaskan bahwa ia mencari 2 ekor anak ayam miliknya yang belum kembali.
Panji tersenyum. Dulu neneknya paling suka sore-sore mencari anak ayam,
sama seperti bude Nah. Abehnya mereka dengan konsisten selalu melakukan
pengecekan jumlah ayam-ayamnya setiap sore. Mereka tau mana ayam yang belum
pulang, mana yang sudah masuk kandang. Mereka selalu melakukan kontrol setiap
hari.

Gemuruh suara mesin gergaji tergiang ditelinga panji. Hari itu ia berkunjung ke
rumah om Harsono, pemilik usaha pembuatan mebel terlihat para pekerja sedang sibuk
melaksankan tugas masing-masing. Ada yang memotong kayu ukuran tertentu dan ada
yang menghaluskan kayu dengan elektrik. Wah sekarang sudah canggih, ketam juga
ada yang pake listrik, pikir Panji.
Oh Har, begitu ia memanggilnya, merupakan contoh orang yang tekun. Dulu ia
hanya seorang tukang kayu biasa yang sering mengerjakan pembuatan kusen atau
perabot rumah tangga lainnya ditempat orang. Memulai usaha kecil-kecilan, kini Om
Har memiliki sebuah usaha pembuatan mebel yang lumayan besar untuk ukuran
dikampung kami. Ada 6 orang tukang kayu dan 2 orang spesialis pengecatan.

Panji dengan seksama memperhatikan aktivitas kayu itu. Pagi tadi sebelum
mereka bekerja, mereka berkumpul sebentar. Om Har memberikan pengarahan sekilas
tentang pesanan yang mereka terima dan harus dikerjakan hari ini. Dengan rinci Om
Har menggambarkan jenis perabot yang akan dibuat. Mulai dari ukuran, warna, model,
aksesoris, jenis kayu yang digunakan sampai cara pengerjaan untuk bagian-bagian
yang perlu sentuhan khusus.

Om Har juga menjelaskan kepada pekerjaan tentang nilai pesanan tersebut,


waktu pengerjaan, sampai pesanan tersebut diantar kepemesan. Para pekerja itu
terlihat mengangguk tanda mengerti apa yang akan mereka lakukan.

Setelah itu mereka bubar dan langsung menuju keperalatan kerja masing-
masing. Om Har memperhatikan semua prose pekerjaan tersebut dengan teliti,
sepertinya dia ingin mendapatkan hasil terbaik dan memenuhi pesanan ini dengan
sempurna. Sekali waktu dia berkeliling ketiap-tiap tukang, melihat kualitas potongan-
potongan dari mebel yang akan dibuat. Mengecek ukuran, sudut dan variasinya. Dia
juga melihat anak buahnya yang sedang melakukan pencampuran bahan cat yang
dikerjakan. Ia mengingatkan untuk tidak terlalu banyak mencampur minyaknya agar
kualitasnya bagus.

Ketika masing-masing bagian selesai, tinggal merangkai potongan-potongan


tersebut dan terbentuklah ebuah lemari hias yang cukup unik. Ternyata masing-masing
potongan tersebut dan terbentulah sebuah lemari hias yang cukup unik. Ternyata
masing-masing potongan telah dipersiapkan dengan detail sehingga merangkainya
terlihat mudah. Om Har melihat tiap sudut, memerhatikan apakah sudah simetris atau
belum dan menguji kekokohan lemari itu.

Setelah itu proses berikutnya adalah pengecatan dan pemantau kualitas akhir.
Berangkali kalau diperusahan besar, ini disebut sebagai proses Quality Control, yang
masing-masing departemen memiliki unit khusus pemantau kualitas. Namun ditempat
Om Har semuanya dilakukan oleh dia sendiri. Ya karena ia seorang pemilik usaha
sekaligus manajer dan yang memipin usaha ini.

Menjelang siang biasanya para pekerja beristirahat. Panji mendapatkan para


tukang itu mengemasi barang-barangnya dan menyimpan dikotak peralatan. Sambil
menikmati makan siang yang disediakan oleh bulik tin, panji berdiskusi tentang
beberapa hal terkait dengan pekerjaannya menjalankan usaha ini.

“ om panji mau bertanya sesuatu boleh ? apa itu panji, silakan saja, om dengan
senang hati mendengarnya”

‘ Pernah gak om mengalami masalah dengan para tukang, dalam arti, misalnya
ada tukang yang malas, atau tidak bisa bekerja dengan baik. Atau bahkan sebaliknya
justru sangat ahli sehingga ia kelihatan lebih cakap dari teman-temannya yang lain?”

Tentu saja ada. Dan itui adalah bagus. Tidak mungkin kita mendapatkan tukang
yang semuanya pandai dan terampil. Atau tidak bisa juga orang bekerja dengan penuh
semangat setiap ari. Ada saja yang sdang punya masalah, sedang loyo dan malas-
malasan. Kenapa panji?” om har bertanya balik kepada keponakannya yang memang
sejak kecil terkenal pintar itu.
“lalu bagaiman om menghadapi semacam itu ?”

“ mereka semua adalah manusia, buka mesin. Maka yang akan kita lakukan
adalah pendekatan kepada manusia. Kita perlakukan mereka sesuai dengan kondisi
mereka masing-masing” jawab Om har tenang.

“ jelasnya?” sahut panji penasaran.

“sebagai manusia mereka perlu kita dengar. Kita minta mereka untuk
menceritakan permasalahan yang dihadapi. Kita minta pendapat mereka mengenai
pekerjaan. Cara menyelesaikan yang terbaik menurut dia bagaiman, atau om
serimengak ukang-tkanyang sudah ahli untuk bersama-sama memutuskan
penyelesaian masalah teknis atau penentuan keputusan terkait dengan pesnan,
terutama hal-hal tekhnis.” Om har menjelaskan argomentasinya.

“ biasanya tanggapan mereka seperti apa“ ? tanya panji penasaran.

“ sejauh ini mereka sangat senang apa yang saya lakukan. Mere seperti
mendapat dorongan dan kepercayan diri saya untuk melakukan pekerjaan terbaiknya.
Bahkan beberapa kasus mereka sanggup memecahkan masalah mereka sendiri ketika
kita berikan kepercayaan mereka untuk menyelesaikannya,” papar lelaki setengah baya
ini.

“ oh iya panji, om dengar kamu diangkat jadi kepala ya? Hebat kamu, masih
muda bisa jadi kepala kantor,” puji om har

Orang yang dipuji hanya tersenyum tipis” panji harus banyak belajar dari om hal
tentang kepemipinan dan bagaimana memperlakukan anak buah.”

“ Memimpin banyak orang tidak dapat kita sama ratakan harus dengan cara
seperti ini. Karena masing-masing orang memiliki karaktek khusus yang sfesifik dan
memimpin orang juga haris disesuaikan dengan situasi dan kondisi bagaiman. Intinya
kepada siapa dan kondisinya bagaiman.” Tentang om Har menutup percakapan dengan
Panji sebelum ia kembali kebengkel usahanya.
“wah om hebat. Itu kalau dalam teori kepemimpinan namanya situational
leadership artinya melaksanakan kepemimpinan secara efektif menggunakan cara
kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan situasi dan mengikuti personalitas orang-
orang yang dipimpinnya.

Bersama om har seharian mengingatkan panji kepada seorang instruktur waktu


trainning beberapa waktu lau, namanya Mr. Anowar, orang singapore yang tinggal
dijakarta dialah yang menyampaikan materi tentang kepemimpinan situsional, yang
telah dengan apik dipraktekkan oleh om har meski dalam lingkup yang lebih kecil.

Sore hari Panji kaget. Tiba-tiba ada seseorang anak kecil masuk ke kamarnya.
“ini siapa?”tanyanya ramah pada anak tersebut. “Farah,” jawab gadis kecil itu dengan
aksen yang lucu, khas anak kecil. Panji baru ingat bahwa ia punya keponakan
perempuan yang namanya Farah. Udah dua tahun lebih tidak bertemu,Farah sudah
jauh lebih besar. Dulu dia masih bayi, belum bias diajak berbicara seperti sekarang.
Farah anak yang cerdas. Ia suka bertanya segala hal yang menurutnya
menarik. Kadang pertanyaan yang tidak terduga bahkan bikin orang dewasa sekalipun
harus berfikir dulu untuk menjawab pertanyaanya. Pernah suatu hari Farah bertanya
kepadanya dan membuat ia berfikir keras untuk menjawabnya. “ Om Panji, mengapa
kok matahari kalau malam nggak ada?” coba bayangkan, pertanyaan yang singkat
namun membuat kita harus berfikir banyak untuk menjawabnya.

Sampaikan dapat memberikan umpan balik,komentar,keinginan orang lain atau


pendapat orang mengenai organisasi kita.

Lebih dari itu semua, dengan bertanya kita bias memperoleh data, fakta dan
angka-angka yang mendukung bisnis organisasi kita. Dan yang tidak kalah penting
adalah dengan bertanya kepada anak buah kita. Hal ini bias sekaligus sebagai fungsi
control atas kinerja organisasi kita.

Jenis pertanyaan juga bermacam-macam. Ada yang bertanya hanya


membutuhkan jawaban singkat dan tertutup, seperti ya atau tidak. Atau juga jawaban
lain yang singkat.dalam teori komunikasi pertanyaan seperti ini disebut closed question.
Biasanya pertanyaan sangat khusus dan kata-kata yang digunakan dalam pertanyaan
itu mendorong jawaban yang pendek dan sangat berpengaruh.

Ada juga jenis pertanyaan yang disebut sebagai open leading question,yakni
pertanyaan yang betul-betul khusus dan terpengaruh, biasanya jawaban yang diperoleh
juga jawaban pendek namun tidak mesti ya atau tidak. Bias juga berupa nama, angka,
tempat dan lainnya. Pertanyaan seperti ini biasanya untuk memperoleh jawaban yang
sudah diinginkan oleh penanya. Bentuk pertanyaan ini seperti “jam berapa”? “Dari
mana?” “Kepada Siapa harus berbicara?” dan bentuk sejenis lainnya.

Dan yang paling sering digunakan oleh para pemimpin adalah pertanyaan
terbuka atau disebut open netral question (ONQ). Biasanya para pemimpin
menggunakan model pertanyaan ini untuk memperoleh informasi yang banyak dari
bawahannya. Bias juga analisa terhadap suatu masalah dan sebagainya.

Bentuk-bentuk pertanyaan ONQ seperti “Bagaimana pendapat Anda


mengenai?” “Mengapa Anda perlu melakukan perencanaan ini?” dan seterusnya.

Persis seperti pertanyaan Farah. Jenis pertanyaan ini membuat orang berpikir
banyak dan mengeluarkan gagasan-gagasan dalam hatinya. Inilah salah satu cara bagi
seoarang pemimpin mendapatkan informasi yang diinginkan. Dan keterampilan
bertanya ini biasa dilihat dari model pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang
disampaikan juga harus powerfull, memiliki kekuatan, sehingga jawaban yang kita
peroleh sesuai dengan yang kita inginkan.

Merasa tidak didengarkan ayahnya,Farah gadis 3 tahun yang baru masuk play
group itu memegang kepala ayahnya dan dihadapkan kewajahnya, “ ayah dengarin,
Farah sedang cerita,” katanya masih agak celat. Seorang guru disekolah sampai
mengetuk-ngetuk papan tulis dengan menghapus agar murid –muridnya diam. Seorang
ayah akan tersinggung bahkan akan sedih jika ucapannya tidak didengarkan oleh
anaknya. Kita juga bias merasa kesal jika bicara tapi tidak didengarkan dengan baik.
Malam hari seperti biasa keluarga berkumpul di ruang tengah sambil
bercengkrama dan menonton televise. Dihiasi celoteh Farah, keluarga besar itu
berbincang tentang berbagai hal yang ringan.

Ditelevisi terlihat film komedi Mr. Been. Aktor kocak itu memang pintar
memancing ketawa orang. Yang lebih menarik lagi Mr Been sama sekali tidak
mengeluarkan perkataan apa-apa seperti layaknya pelawak. Been hanya
mengandalkan mimik dan bahasa tubuh. Dan itulah justru menjadi keistimewaannya.

Dalam waktu yang bersamaan, adik Panji yang masih gadis, Fat baru pulang
dari acaranya. Terlihat wajahnya seperti sedang marah atau kecewa. Panji menyapa
adiknya yang tanpa mengucapkan salam lansung melintas ruang tengah sambil
bersungut-sungut menuju kamarnya. “Ada apa Fat, kok sepertinya bête gitu? Duduk
disini dulu kita ngobrol,” Fat yang ditanya berbalik arah duduk di kursi sebelah
kakaknya.

“itu si Ros temanku, masih ingat kan? Dia itu udah janji mau kumpul di Hasan
Purba, katanya mau sama-sama cari buku. Eh udah datangnya terlambat eh wajahnya
itu lho yang nggak merasa bersalah. Nyebelin nggak tuh?” jawab Fat dengan penuh
emosi.”

“masalahnya itu bukan sekali ini saja, dan yang lebih parah lagi aku udah punya
janji yang lain, akibatnya batal janjiku dengan sofia, padahal dia mau kasih oleh-oleh
dari Bandung,” papar Fat panjang.

“Terus, bagaimana dengan si Sofia akhirnya?” sambung Panji memancing


reaksi Fat.

“Dia jadi marah sama aku, terus membatalkan untuk ketemu karena nunggu
terlalu lama. Akibatnya ya tahu sendiri, udah nggak jadi dapat oleh-oleh, jadi nggak
enak juga sama Sofia,” Jelas Fat kembali.

Panji masih melanjutkan percakapannya dengan adik satu-satunya itu. Dalam


hatinya dia membayangkan roman muka masing-masing orang yang diceritakan Fat
tersebut. Ada yang merasa bersalah, ada yang marah, ada yang cemberut seperti fat
ketika baru pulang tadi. Semuanya itu menunjukkan mimic seseorang ketika
berkomunikasi dangan orang lain. Inilah bahasa nonverbal yang sangat berpengaruh
saat komunikasi dengan orang lain.

Pyar!” terdengar suara benda pecah dari ruang tengah. Beberapa orang yang
ada dirumah lansung menuju kesana, melihat apa yang terjadi.
“Aha! Di kais sudah bias berdiri!” Kata Fat kegirangan mendapati
keponakannya yang berusia belum genap setahun itu sedang berdiri di samping meja.
Ternyata Ais, adik Farah yang tadi memecahkan gelas. Tanpa sengaja ketika anak
yang masih kategori bayi itu mencoba berdiri dengan berpegangan meja, tangannya
menyentuh gelas dan tanpa disadarinya gelas itu terjatuh pecah.

Namun ada sesuatu yang menarik. Fat yang mendapati keponakannya


menjatuhkan gelas dari meja sam sekali tidak menunjukkan rasa marah sedikitpun. Dia
justru kegirangan melihat anak kakak pertamanya mereka itu bias berdiri.

Panji yang dari tadi hanya mengamati tingkah laku adik dan keponakannya itu
kagum pada akhirnya. “ Apa yang tadi kamu lakukan kepada Ais, Fat?”

Fat yang ditanya kakaknya itu menjawab dengan santai. “ Memberi motivasi.
Ais sudah waktunya berjalan, sekarang dia sudah berhasil berdiri di samping meja. Itu
satu prestasi yang patut dihargai kan Mas?” jawab Fat dengan nada bertanya kembali.

“Tapi kan dia memecahkan gelas tadi?” sambung Panji.

“Apalah arti sebuah gelas disbanding dengan keberhasilan yang dicapai Ais.
Gelas bias dibeli lagi, tapi memberikan semnagat kepada Ais lebih penting dari pada
itu. Lihatlah sekarang dia lebih rajin belajar berdiri,” lanjut Fat menjelaskan alasannya
kepada kakaknya.

Sebuah lagu yang selalu dikumandangkan kawula muda “rocker juga manusia”
memang cukup menarik. Bahkan iklan sebuah sepeda motor merek tertentu
mengangkatnya dengan sedikit diubah syairnya “…motor bagai manusia…”iklan ini
cukup dikenal masyarakat karena penyampaiannya menarik.
Kenapa dengan manusia. Ada apa dengan manusia?

Seperti biasa kalau sedang pulang kampong seperti ini, Panji meluangkan
waktu untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu baik di SD,SMP maupun di
sekolah menengah beberapa orang diantara mereka memang sperti sahabat sejati
yang sampai mereka dewasa pun masih tetap menjaga hubungan dan saling
mengunjungi.

Seperti hari itu, Panji kedatangan beberapa teman kelasnya di sekolah teknik
yang ditempuhnya di ibu kota Jateng. Mereka mengajak Panji untuk jalan-jalan.
Kebetulan ada sebuah pertunjukan orchestra di kota mereka.

Panji sebetulnya tidak menyukai lagu atau music. Hanya beberapa jenis music
saja yang ia mau mendengarnya, misalnya yang klasik maupun jenis music lembut
lainnya. Namun untuk menyenangkan teman-temannya yang sudah mengajak dan dia
juga ingin mengenang kebersamaan dengan teman sekolahnya itu, maka berangkatlah
ia bersama mereka.

Terpampang di depan aula hotel itu poster besar bergambar T&T Orcherstar
dengan konduktor terkenalnya Tya Subiakto. Panji pernah melihat penampilan Tya
melalui televise, dia sedikit tahu tentanng pimpinan orchestra tersebut. Gadis muda
yang tampil dengan mengenakan jilbab putih memimpin sebuah konser music, suatu
hal yang fenomenal.

Konser telah dimulai. Dentingan piano, gitar, violin dan sexopone menggema
berpadu dalam sebuah irama yang sangat harmoni. Dari tempat duduknya yang berada
dalam deretan tengah para pengunjung lain, pandangan panji selalu tertuju pada sang
conductor yang tampil anggun dengan busana muslim warna putih itu.

Panji memang menyukai tipe wanita seperti itu, namun bukan itu yang
menyebabkan Panji memperhatikan terus gadis yang usianya hanya beberapa tahun
dibawahnya itu. Keterampilan dalam mengomandoi group orchestra itulah yang
membuat Panji takjub. Dalam usia yang relative mudah ia telah menunjukkan
kepiawaian seseorang pemandu music yang luar biasa.
Semakin lama Panji menikmati irama yang dimainkan group orchestra itu.
Sayang music jenis ini tidak begitu popular. Bahkan terkesan music yang eksklusif,
hanya dinikmati golongan tertentu ah…Panji tidak terlalu memikirkan hal itu.

Pagi hari yang cerah, Panji ingin menikmati udara pagi kampong halaman yang
telah lama ia rindukan. Dengan berjalan kaki ia pergi kesawah yang tidak jauh dari
rumahnya. Hampir sebagian besar masa remajanya dihabiskan disawah. Ia pernah
menggembala kambing dan lembu. Caranya ada seseorang yang punya modal, Panji
dan saudaranya yang memelihara dan hasilnya dibagi dua.
Sepanjang jalan ke sawah sudah banyak yang berubah. Rumah-rumah sudah
semakin banyak. Jalan kereta api yang dulu sebagai prasarana angkutan hasil kebun
tebu untuk dibawa kepabrik gula, sekarang sudah berubah menjadi ring road atau jalan
lingkar untuk transportasi antar kota antar propinsi.

Di sepanjang jalan juga sudah mulai berdiri beberapa pabrik pengolahan kayu,
pertukangan dan kerajinan. Namun di belakang gedung-gedung itu masih banyak
sawah terbentang luas. Disinilah dulu Panji sering bersama kawan sebayanya mencari
rumput dan menggembalakan kambingnya.

Kalau diingat banyak peristiwa lucu, mendebarkan, menegangkan dan


berkesan selama hidup di daerah pertanian seperti ini, Masih segar dalam ingatannya
ketika ia dan teman-temannya dikejar orang gila , dia mendekatinya saja ketika
dipanggil. Kawan-kawannya mengisyaratkan untuk lari saja dari tempat itu akhirnya
dengan kecepatan tinggi karena takut Panji meninggalkan orang gila itu.

Ia juga pernah kena marah ayahnya kerana terbukti memasukkan potongan-


potongan bibit padi yang masih hijau dan segar ke dalam karung rumputnya. Ayahnya
marah karena itu sama artinya mencuri tanaman orang dan Ia tidak ingin ternaknya
diberi makan barang curian.

Mengembala, kata sebagian orang merupakan pelajaran yang sangat berharga


untuk menjadi seorang pemimpin. Sebagaiman para nabi yang sebagian masa kecil
merekajuga menjadi pengembala ternak. Sebagaimana Muhammad yang masa
kecilnya juga mengembala kambing.

Dalam mengembala, seseorang dituntut untuk dapat mengarahkan ternaknya


agar berada dalam batas-batas yang ditetapkan, tidak melanggar kebun atau memakan
tanaman orang. Di sisi lain pengembala harus membawa ternaknya dalam keadaan
kenyang. Yang lebih besar lagi, ternak bias dimanfaatkan untuk kegiatan membajak
sawah atau pekerjaan pertanian lainnya.

Hasil ternak juga bias dinikmati kembali oleh pemilik atau pemeliharaannya.
Ternak yang gemuk dan sehat akan menjadikannya memiliki nilai juga tinggi dan
membawa keuntungan bagi pemeliharaanya.

Ini adalah hari terakhir Panji di kampong halamnnya. Sore itu ia pergi ke
makam ibunya untuk berziarah. Orang Jawa menyebutnya “ nyekar” atau berkirim doa
dan menabur bunga dimakam keluarga atau orang yang dicintainya.

Ibu panji sebenarnya belum lama meninggal. Tanah yang menutupi makamnya
saja masih kelihatan merah, masih banyak bunga-bunga bertaburan atas pusara itu
meski sebagiannya telah mulai mengering. Panji merendahkan badan di hadapan
pusara ibunda tercintanya itu. Dalam hati ia berdoa, sambil menebarkan bunga yang
tadi ia bawa, ia teringat kenangan-kenangan bersama ibundanya. Tetesan air hangat
mengalir di kedua pipinya…

Sore hari ia berpamitan kepada adik-adik dan keluarganya yang lain.


Sebelumnya ke tempat pool bus malam yang akan ia tumpangi ke Jakarta, ia sempat
mencium tangan Ayahnya dengan takzim, mencium pipinya dan meminta doa restu.
Orang tua satu-satunya itu kini terlihat sedikit kurus. Sejak ditinggal ibu, ayah lebih
sering merenung dan menyendiri.

Dalam perjalanan ke pangkalan bus, Panji melihat kota kelahirannya tampak


semakin maju pesat. Ia ngin suatu hari nanti diberi kesempatan untuk mengabdikan
ilmu di kota kelahirannya ini.
Bus berjalan perlahan, para penumpang telah menduduki tempat masing-
masing panji memendang kesebelah kiri bus. Pikirannya menerawang mengingat
perjuangan ayahnya.

Ah..ayahnya. Dialah pemimpinan terbaik yang pernah aku kenal. Begitu dalam
hatinya. Orang yang boleh dibilang tidak mengenyam pendidikan formal kecuali hanya
beberapa tahun itu telah menunjukkan kepimpinannya dalam rumah tangga. Dia bias
mengarahkan anak-anaknya dengan baik sehingga kelima anaknya sudah
menyelesaikan pendidikan sarjana.

Ayah juga pemimpin yang senantiasa berusaha berlaku adil dalam rumah
tangga. Dia selalu berusaha menjaga keharomonisan rumah tangga setiap saat. Dia
juga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anaknya dengan baik.

Yang lebih penting lagi,ayahnya mengajrkan kepada ank-anaknya untuk selalu


berkasih saying, saling mencintai dan melindungi. Ayah menanamkan dalam hati
mereka keteriakan. Bukan persaingan. Meskipun ada kalanya mereka berlomba dalam
hal baik,namun rasa persaudaraan tetap menjadi utama.

Salah satu pesan yang diingat Panji adalah ketika beliau mengatakan bahwa
jika menjadi seseorang pemimpin, maka yang pertama kali dilakukan adalah
bagaimana memenangkan hati oramg-orang yang dipimpinnya, maka kelak ia akan
dituruti oleh bawahannya. Dan memang terbukti. Ayahnya telah mengambil hati kami,
sehingga dengan kharismanya itu kami mengikuti melakukan apa yang beliau
kuhendaki dari kami.

Anda mungkin juga menyukai