DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDUNGTUBAN
Jl. Raya Cepu – Randublatung Km. 12 Telp. (0296) 4270202
TENTANG
MEMUTUSKAN :
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Blora
pada tanggal 2 Januari 2023
HARTONO
Lampiran : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Kedungtuban
Nomor : 440/136/2023
Tanggal : 2 Januari 3023
Tentang : Penetapan Penanggung Jawab
Program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan pada UPTD
Puskesmas Kedungtuban Tahun
2023
Ditetapkan di Blora
pada tanggal 2 Januari 2023
HARTONO
1. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja
kepada seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflet,
poster, penyuluhan dan lain – lain;
2. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib
mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD),
serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian
infeksi;
3. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur
opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi
dan etika Puskesmas yang berlaku;
II. BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris,
penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan
limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara
aman bahan dan limbah berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses
untuk :
- Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,
- Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya,
- Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan
(exporuse) dan insiden lainnya
- Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai
dengan SPO yang ada,
- Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada
saat penggunaaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure).
- Pendokumentasian meliputi izin dan
perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya.
- Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang
menggunakan bahan – bahan berbahaya harus mempunyai
lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau
kemasan harus dicantumkan penandaan yang meliputi
nama dagang, bahan aktif, isi berat netto, kalimat
peringatan dan tanda atau simbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan
beracun tersebut terpisah dari bahan – bahan lain dan jauh
dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,
penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang meliputi :
1. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh
petugas yang berkompeten (Petugas terkait, Gudang,
Laboratorium, radiologi dan Apotik)
b. Penentuan penanganan bahan / material
dilaksanakan secara manual atau mekanis
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan
a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima
untuk pemindahan dari pengangkutan ke dalam
gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan
dengan perlakuan yang benar guna menghindari
tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia
dengan mempergunakan alat bantu troli. Pemindahan
secara mekanis pada umumnya tidak dilakukan
mengingat berat bahan yang diangkut tidaklah terlalu
berat.
c. Penyimpanan
- Untuk penyimpanan bahan kimia harus
dipersiapkan tempat khusus menurut spesifikasi
(jenis)
- Penyimpanan Bahan – bahan kimia tidak
dibenarkan dicampur dengan bahan lainnya
(Gudang / penempatan harus terpisah dari bahan
lain) dilengkapi dengan label B3 dan MSDS yang
sesuai
- Setiap bahan material yang disimpan didalam
gudang diberi label yang jelas sesuai dengan
spesifikasi, khusus dengan bahan–bahan B3 harus
diberi label peringatan yang jelas untuk diketahui
bahaya dari masing – masing bahan dan cara
penanganan.
3. Pemindahan dan Penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang
untuk dipergunakan di lokasi kerja harus
memperhatikan aspek K3
(menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan
kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis
yang berlaku
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan
penggunaan harus memperhatikan aspek K3 dan
harus mengenakan APD, alat bantu yang memadai
dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada saat
pemindahan harus ditangani sesuai dengan instruksi
kerja dan pedoman kerja yang berlaku.
4. Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan kadaluwarsa
Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami
kerusakan dan kadaluwarsa ditempatkan di tempat
yang aman secara khusus, tidak dapat dipergunakan,
tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan
instruksi kerja
5. Pembuangan dan Penyimpanan Barang bekas yang
dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus
disimpan sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan
secara khusus dan tercatat agar tidak dipergunakan
lagi.
a. Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label
dengan jelas sesuai sifat bahan tersebut (beracun,
iritasi, korosif dan lain–lain)
b. Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak
dibenarkan dipakai untuk kegiatan lain
c. Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai
dengan Peraturan Perundangan yang berlaku
(Peraturan Lingkungan Hidup).
d. Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan
dan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
kepada seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan,
penyuluhan dan lain–lain;
e. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib
mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat
pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi;
f. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, pedoman/panduan dan standar
prosedur opersional yang berlaku, serta sesuai
dengan etika profesi, visi misi, komitmen dan tata
nilai Puskesmas Kedungtuban
V. PERALATAN MEDIS
A. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk pengadaan alat medis untuk menjamin
ketersediaan dan berfungsi/layak pakainya peralatan
medis tersebut;
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki
kembali segera dimutasi kebagian logistik dan dibuat
berita acara pergantian barang oleh bagian teknisi medis;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh :
- Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
- Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan,
sehingga mengajukan penambahan alat medis yang
baru kepada Ka TU. Ka TU melakukan koordinasi
dengan unit kerja untuk menentukan spesifikasi alat
yang ingin diadakan.
- Ka TU mengajukan permohonan Puskesmas melalui
Adm & Keuangan untuk pengadaan alat medis yang
baru.
4. Untuk penggantian alat yang lama :
- Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna
kepada Ka TU yang menyatakan bahwa alat tersebut
sudah tidak layak pakai tidak dapat dipergunakan lagi.
- Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama
oleh pengguna kepada Kepala Puskesmas melalui adm
& keuangan.
5. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan ke inventaris alat masing – masing bagian.
B. Pemeliharaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya. Untuk
menjamin ketersediaan dan berfungsi / layak pakainya
peralatan medis,
2. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan ke inventaris alat masing – masing bagian.
C. Pemeliharaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan
program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya. Untuk
menjamin ketersediaan dan berfungsi / layak pakainya
peralatan medis,
- Melakukan inventarisasi peralatan medis
- Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
- Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuaannya
- Melaksanakan pemeliharaan preventif.
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring
terhadap program manajemen peralatan medis. Data
tersebut digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan
jangka
panjang Puskesmas untuk peningkatan dan penggantian
peralatan;
3. Setiap kerusakan pada
fasilitas Puskesmas segera dibuat
memo permintaan perbaikan barang atau memo
permintaan pergantian barang;
4. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera
dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara
pergantian barang;
5. Pemeriksaanhasil uji coba dan setiap kali
pemeliharaan didokumentasikan.
6. Pengadaan dan pergantian alat medis dilaksanakan oleh
bagian logistik, bekerja sama dengan bagian teknisi medis;
7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan
pencatatan ke inventaris alat masing – masing bagian;
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib
dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan
sekali;
9. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan
D. Penggunaan Produk dan Peralatan yang dalam proses penarikan
1. Puskesmas mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan;
2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi, penarikan dan
pengembalikan atau pemusnahan produk dan peralatan
medis yang ditarik oleh pihak pabrik atau supplair;
3. Puskesmas membuat prosedur yang mengatur
penggunaan setiap produk atau peralatan yang ditarik
kembali; 4. Pengendalian dalam penggunaan barang -
barang rusak dan kadaluarsa harus diidentifikasi secara
benar, barang yang sudah rusak atau kadaluarsa
disimpan ditempat yang aman secara khusus, tidak
dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai
dengan instruksi kerja;
4. Pemeliharaan alat medis merupakan suatu upaya yang
dilakukan agar peralatan kesehatan tersebut dapat
bertahan lebih lama;
5. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib
dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan
sekali;
6. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan.
HARTONO