Anda di halaman 1dari 5

DETEKSI RESIKO TINGGI IBU HAMIL

No. Dokumen :
/KJ/SOP/UKM/2023

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit : januari 2023
Halaman : 1/5
Hj. Yarlina, SKM
PUSKESMAS NIP.19670410 199003 2 003
KOTA JANTHO

1. Pengertian Deteksi resiko kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk


menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kebidanan (Depkes RI, 2010).
Deteksi dini resiko kehamilan adalah upaya dini yang dilakukan untuk
mengatasi kejadian resiko tinggi pada ibu hamil (Ikhsan, 2006).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan deteksi resiko tinggi ibu hamil
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas

4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Kemenkes RI Tahun


2015
2. Permenkes RI Nomor 97 tahun 2014
3. Buku KIA, Jakarta, Depkes RI tahun 2010
5. Prosedur/ 1. Petugas menerima pasien masuk ruang kia setelah melakukan
Langkah- pendaftaran dari loket khusus
langkah
2. Petugas mempersiapkan kartu ibu dan menanyakan buku KIA
3. Petugas melakukan anamnesa lengkap pada pasien baru dan
anamnesa lanjutan pada pasien lama.
4. Petugas melakukan pemeriksaan dengan 10 T meliputi
4.1 Pengukuran tinggi badan cukup 1 kali
Bila tinggi badan < 145 cm maka faktor resiko panggul
sempit,kemungkinan sulit melahirkan secara normal
Penimbangan berat badan setiap kali periksa
sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan
4.2 Pengukuran tekanan darah (tensi)
Tekanan darah normal 120/80 mmhg.
Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90
mmhg,ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi)
dalam kehamilan.
4.3 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang
Energi Kronis (Ibu Hamil KEK) dan beresiko melahirkan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
4.4 Pengukuran tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuh
an janin apakah sesuai dengan usia kehamilan
4.5 Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan
denyut jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala
Atau kepala belum masuk panggul,kemungkinan ada
kelainan letak atau ada masalah lain.Bila denyut jantung
janin kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160 x/menit
menunjukan ada tanda gawat janin,segera rujuk
4.6 Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid ( TT)
Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan men
dapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada bayi dan ibu
Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama per
Lindungannya :
Imunisasi TT Selang Lama Perlindungan
Waktu
Minimal
TT 1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT 2 1 bulan 3 Tahun
setelah
TT 1
TT 3 6 bulan 5 Tahun
setelah
TT 2
TT 4 12 bulan 10 Tahun
setelah
TT 3
TT 5 12 >25 tahun
setelah
TT 4

4.7 Pemberian tablet tambah darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah
darah setiap hari minimal selama 90 hari.Tablet tambah
darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
mual.
4.8 Tes Laboratorium
4.8.1 Tes golongan darah,untuk mempersiapkan donor
darah bagi ibu hamil bila diperlukan
4.8.2 Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu ke
kurangan darah (anemia)
4.8.3 Tes pemerikaan urine (air kencing)
4.8.4 Tes pemeriksaan darah lainnya,sesuai indikasi seperti
HIV,HBSag,Shipilis dan lain-lain
4.9 Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawat
an kehamilan,pencegahan kelainan bawaan,persalinan dan
inisiasi menyusu dini (IMD),nifas,perawatan bayi baru lahir,
ASI ekslusif,Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjung
an ibu hamil.
4.10 Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada kehamilannya
5. Petugas melakukan pendeteksian pada pasien untuk kehamilan
normal atau kehamilan beresiko.
Faktor Resiko 1 Ada potensi resiko/potensi gawat :
5.1.1 Terlalu muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang
5.1.2 Terlalu lambat hamil setelah 4 tahun
5.1.3 Terlalu tua hamil umur pertama > 35 tahun
5.1.4 Terlalu cepat punya anak lagi
5.1.5 Terlalu lama punya anak lagi terkecil 10 tahun lebih
5.1.6 Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
5.1.7 Terlalu tua,hamil umur 35 tahun atau lebih
5.1.8 Terlalu pendek,hamil pertama,kedua,atau lebih belum
pernah melahirkan normal,cukup bulan hidup
5.1.9 Riwayat obstetri jelek
5.1.10 Melahirkan dengan vakum/tang
5.1.11 Pernah melahirkan dengan uteri dirogoh,perdarahan
5.1.12 Pernah melahirkan bayi dengan riwayat SC
Faktor Resiko II Ada resiko/ada gawat/ada tanda bahaya :
5.1.13 Anemia
5.1.14 Malaria
5.1.15 TB
5.1.16 Keracunan kehamilan
5.1.17 Hamil kembar
5.1.18 Kembar air
5.1.19 Janin mati dalam kandungan
5.1.20 Hamil lebih bulan
5.1.21 Letak sungsang
5.1.22 Letak lintang
Faktor Resiko III Ada gawat darurat :
5.1.23 Perdarahan
5.1.24 Eklampsia
6. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan dan memberikan
konseling seputar kehamilan.
7. Petugas melakukan follow up untuk pemeriksaan lab pada
trimester III.
8. Petugas melakukan integrasi melalui rujukan internal atau
eksternal bila terdapat indikasi kehamilan beresiko.
9. Petugas mencatat di buku KIA memberitahukan tanggal
kunjungan berikutnya.

6.Bagan Alir Pemeriksaan Rujukan


Pendaftar KIA 10 T internal/
an
ekternal

Pencatatan/ Kunjungan
Dokumentasi ulang KIA

7.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8.Unit terkait Pendaftaran Dan Rekam Medik, KIA-KB, Laboratorium, BP Umum,BP
Gigi,Gizi, Farmasi.
9.Dokumen terkait

10.Rekaman N Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


historis perubahan o diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai