Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

RSUD SENGAYAM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Daftar Isi
BAB I. Definisi………………………………….
BAB II Ruang Lingkup……………………………….
BAB III Tatalaksana…………………………………..
BAB IV Dokumentasi………………………………….
BAB I
DEFINISI

A. Definisi
Keselamatan kerja (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah
Sakit. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan keperawatan terhadap
pasien menjadi lebih aman. Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang sangat
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Keselamatan menjadi isu global dan
terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu keselamatan pasien,
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah
sakit, keselamatan lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit. Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah
yang perlu ditangani segera maka diperlukan standar keselamatan pasien fasilitas pelayanan
kesehatan yang merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatannya. Berdasarkan Permenkes RI
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan
harus menyelenggarakan keselamatan pasien. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama
untuk dilaksanakan terkait dengan isu mutu dan Citra perumahsakitan. Gerakan (Patient Safety)
keselamatan pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit seluruh dunia tidak hanya
rumah sakit di negara maju yang menerapkan keselamatan pasien untuk menjamin mutu
pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang seperti di Indonesia. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun
2017 tentang keselamatan pasien di rumah sakit. Peraturan ini menjadi tonggak utama
operasionalisasi keselamatan pasien di rumah sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah sakit di
Indonesia yang telah berupaya membangun dan mengembangkan keselamatan pasien, namun
upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan pemahaman manajemen terhadap keselamatan pasien.
Perlindungan berier secara umum disebut sebagai Alat Perlindung Diri (APD), telah digunakan
melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada pertugas Kesehatan. Dengan munculnya
infeksi baru seperti Flu burung, SARS dan penyakit infeksi lainnya (Emerging Infectious
Diseases) pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin penting. Pelindungan yang
paling baik adalah terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembuh
air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh), Alat Perlindung Diri mencakup sarung tangan,
masker, alat perlindng mata, alat perlindung wajah, gaun, apron, dan alat perlindung lainnya.

B. Tujuan
Penggunaan APD bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari resiko infeksi dari pasien
ke petugas. Resiko infeksi tersebut dapat disebabkan oleh beberupa pajanan dari semua jenis
cairan tubuh (sekret, lender, darah) dan kulit dari pasien ke petugas kesehatan maupun
sebaliknya (Depkes RI, 2010).
Penggunaan APD dapat menjadi sarana pengendalian dan pencegahaan infeksi pada pasien dan
petugas kesehatan. Penggunaan APD pun harus sesuai dengan kewaspadaan transmisi air bone,
droplet dan kontak agar dapat melakukan pengendalian dan pencegahan infeksi (KemenKes,
2012).

1. Tujuan Umum
Tujuan dari pemakaian APD di Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK) padam petugas pelayanan kesehatan, serta patient safey. Penggunaan APD
yang baik dan benar bertujuan untuk melindngui paparan mikroorganisme petugas kepada
pasien maupun pasien ke petugas.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai panduan APD yang dapat diterapkan di RSUD SENGAYAM
b. Mengurangi infeksi
c. Menurukan angka kejadian infeksi di RSUD SENGAYAM secara berkala
d. Menatau dan mengevaluasi pelaksaan progam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RSUD SENGAYAM

C. Sasaran

Pimpina pengambil kebijakan, komita PPIRS, tim PPIRS, seluruh petugas pelayanan tanpa
terkecuali, pasien, pengunjung, mahasiswa, dan Masyarakat sekitar.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengunaan APD bagi petugas Kesehatan pada saat pemberian asuhan atau
pelayanan kepada pasien sesuai dengan resiko pajanan. Termasuk APD adalah sarung tangan
untuk melindungi tangan, masker bedah dan maker respiratori untak melindungi hidung dan
mulut, pelindung wajah untuk melindungin seluruh bagian wajah, kaca mata/google untuk
melindungi mata, penutup kepala untuk melindungi kepala dan melindungi rambut agar tidak
terkontaminasi, gaun perlindung atau apron melindungi tubuh dan kulit, dan APD lainnya
berserta fungsinya.

Ruang lingkup APD digunakan sesuai fungsi dan manfaatnya :

1. Untuk melindungin seluruh atau Sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potesi
infeksi dan cidra
2. Mengurangi resiko penularan penyakit
APD diperlukan oeleh seluruh patugas kesehtan seperti dokter, perawat, bidan, dan
petugas teanaga Kesehatan lainnya serta petugas yang berkerja di fasilitas Kesehatan
seperti cleaning service, laudry,dll.
Panduan penggunaan alat pelindung diri (APD) ini membahas tentang, jenis-jenis APD dan area
khusus pemakaian APD. Penggunaan APD ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang
mempunyai risiko terhadap penularan penyakit dari petugas kesehatan ke pasien/lingkungan,
demikian juga sebaliknya dari pasien/lingkungan ke petugas kesehatan.

Penggunaan APD di tempat kerja di sesuaikan dengan pajanan bahaya yang dihadapi dikerjaan.
Berikut adalah jenis APD yang diperlukan :

N NAMA JENIS APD KETERANGAN


O
1 ICU - Masker
- Sarung tangan Untuk melindungi petugas
- Apron Kesehatan dan pengunjung
- Sandal pelindung
pelindung
- Baju
2 Ruang resiko - Masker
tinggi - Sarung tangan Untuk melindungi petugas
- Apron/Gaun Kesehatan dan pengunjung
- Baju
- Sandal pelindung
3 OK - Masker
- Topi Untuk melindungi petugas
- Sarung tangan steril kesehatan
- Gaun/Baju stril
- Googles
4 VK - Masker
- Topi Untuk melindungi petugas
- Sarung tangan kesehatan
- Apron kedap air
- Sepatu pelindung
5 IGD - Masker
- Sarung tangan setril
- Sarung tangan bersih Untuk melindungi petugas
- Apron kedap kesehatan
air/Gaun
- Kacamata jika perlu
- Topi/Penutup kepala
6 Instalasi rawat - Maker
inap - Sarung tangan setril
- Sarung tangan bersih Untuk melindungi petugas
- Apron kedap kesehatan
air/Gaun
- Kacamata jika perlu
- Topi/Penutup kepala
7 Poli klinik - Masker
- Sarung tangan
- Apron jika perlu Untuk melindungi petugas
- Kacamata jika perlu kesehatan
- Topi/Penutup kepala
8 Laboratorium - Masker
- Sarung tangan
- Gaun/Apron Untuk melindungi petugas
- Sandal pelindung kesehatan
- Kacamata jika perlu
9 Radiologi - Masker
- Sarung tangan Untuk pelindungi petugas
- Apron pelindung kesehatan
radiasi
- TLD
10 Gizi - Masker
- Topi/Penutup kepala
- Sarung tangan Untuk pelindungi petugas
- Plastik bersih kesehatan
- Sepatu pelindung
- Apron kedap air
11 CSSD - Masker
- Sarung tangan
- Apron kedap air Untuk pelindungi petugas
- Gaun kesehatan
- Topi/Penutup kepala
12 Laudry - Masker
- Topi/Penutp kepala Untuk pelindungi petugas
- Sarung tangan kesehatan
- Apron kedap air
13 Pemulasan - Masker
jenazah - Sarung tangan
- Sepatu Untuk pelindungi petugas
pelindung/Boot kesehatan
- Apron kedap air
14 Sanitasi Di - Masker
instalasi rawat - Sarung tangan Untuk pelindungi petugas
inap (cleaning - Sepatu kesehatan
service) pelindung/Boot
15 Sanitasi di - Masker
taman (clening - Sarung tangan Untuk pelindungi petugas
service) - Sepatu kesehatan
pelindung/Boot

Keterangan:
a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik warna
kuning) untuk dimusnahkan di incenerator atau tranporter pihak ke 3.
b. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan dilakukan
pencucian sesuai ketentuan.
c. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan (pengukuran suhu
tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara
terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

 Menggunakan baju kerja (scrub suit)


 Lepaskan seluruh perhiasan atau aksesoris yang digunakan
 Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
menggunakan APD
BAB III

TATALAKSANA

A. Tatalaksana Alat Pelindung Diri


1. Pengadaan APD untuk petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan
jenis resiko pajanan dan sesuai dengan kebijakan penetapan area penggunaan APD
2. Pendistribusian APD ke satuan kerja yang membutukan , sesuai dengan kebutuhsn dan
permintaan yang dilakukan oleh Apotek dan Logistik

B. Panduan Alat Pelindung Diri


1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD
2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakankan Kembali
yang sudag rusak atau sobek segera di lepas dan dibunga setelah menggetahui APD
tersebut tidak berfungsi
3. Lepas semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan asuhan atau pelayanan
dan hindari kontaminasi dari lingkungan luar, para pasien dan pekerja lain dan diri kita
sendiri
4. Buang semua peralatan APD dengan hati-hati dan segera membersihkan tangan
5. Perkiralkan resiko terpanjan cairan tubuh sebelum melakukan perawatan kesehtan
6. Menyediakan saranan APD bila emergensi/darurat untuk dipakai

C. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri


1. Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahaya yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien
dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung tangan
merupakan penghalang(barrier) fisik paling pentung untuk mencegah penyebab infeksi.
Sarungan tangan harus diganti setiap kontak dengan satu pasien kepasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang. Tiga saat petugas perlu memakai sarungan tangan :
a. Perlu dilakukan untuk mencegah kontaminasi yang berat, seperti menyentuh darah,
cairan tubuh, secresi, eksresi dan lainnya
b. Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba ditangan petugas terhadap pasien
saat melakukan Tindakan terhadap kulit pasien yang tidak utuh
c. Mencegah infeksi silang

Gambar Sarung Tangan

2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan
rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya yang memasuki hidung atau mulut petugas
a. Masker Bedah 3 Ply (Surgical/facemask 3 ply) Masker bedah terdiri dari 3 lapisan
material dari bahan non woven (tidak di jahit), loose - fitting dan sekali pakai untuk
menciptakan penghalang fisik antara mulut dan hidung pengguna dengan kontaminan
potensial di lingkungan terdekat sehingga efektif untuk memblokir percikan (droplet)
dan tetesan dalam partikel besar.

Gambar Masker bedah (facemask)


b. Masker N95 (atau ekuivalen) Masker N95 terbuat dari polyurethane dan
polypropylene adalah alat pelindung pernapasan yang dirancang dengan segel ketat
di sekitar hidung dan mulut untuk menyaring hampir 95 % partikel yang lebih kecil <
0,3 mikro. Masker ini dapat menurunkan paparan terhadap kontaminasi melalui
airborne.

Gambar Masker N95

3. Alat pelindungan mata


Pelindung mata dapat berupa kacamata (goggles) plastic bening, kecamata pengaman,
pelindung wajah, dan visor. Petugas harus menggunakan masker dan pelindung mata
atau pelindung wajah jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan
secara tidak sengaja
Gambar Pelindung Mata (goggle)

4. Pelindung wajah (face shield)


Pelindung wajah umumnya terbuat dari plastik jernih transparan, merupakan pelindung
wajah yang menutupi wajah sampai ke dagu sebagai proteksi ganda bagi tenaga
kesehatan dari percikan infeksius pasien saat melakukan perawatan.

Gambar Pelindung wajah (face shield)

5. Gaun pelindung
Untuk melindungi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat
pasien yang dicurigakan menderita penyakit menular melalui airbone/droplet. Pemakaian
gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas Kesehatan dari
sekresi,repirasi, Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular tersebut.
Gambar gaun

6. Apron
Petugas Kesehatan harus mengenakan apron dibawah gaun penutp ketikan melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien,atau melakukan prosedur dimana
ada resiko tumpah darah,cairan tubuh atau sekresi. Untuk mencegah cairan tubuh pasien
mengenai baju dasn kulit petugas

Gambar Apron

7. Pelindung kaki
Untuk melindungi kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin
jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki atau tumpahan darah dan cairan tubuh lainnya
Gambar Sepatu pelindung

8. Pelindung Kepala
Penutup kepala merupakan pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan dari percikan
cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan. Penutup kepala terbuat dari bahan
tahan cairan, tidak mudah robek dan ukuran nya pas di kepala tenaga kesehatan. Penutup
kepala ini digunakan sekali pakai.

Gambar Penutup Kepala


9. Topi (hats/cap)
Berfungsi untuk melindungi kepala atau rambut dari kotoran/debu atau mesin yang
berputar. Topi ini biasanya terbuat dari kain katun.
Gambar Topi (hats/cap)

D. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD


1. Gunakan APD sebelum kontak dengan pasien, umunya seblum memasuki ruangan
2. Gunakan dengan hati-hati dan jangan menyebarkan kontaminasi
3. Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah disediakan di
ruangan-ruangan
4. Segera melakukan kebersihan tangan dengan Langkah-langkahsesuai prosedur

E. Langkah-langkah menggunakan APD diruangan perawatan isolasi kontak dan airbone


1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung
2. Kenakan pelindung kaki
3. Kenakan sepasang sarung tangan pertama
4. Kenakan gaun luar
5. Kenakan apron plastic
6. Kenakan sarung tangan kedua
7. Kenakan masker
8. Kenakan penutup kepala
9. Kenakan pelindung mata
Contok dan cara pemakaian alat pelindung diri (APD)

F. Langkah-langkah melepas APD


1. Sarung tangan
 Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
 Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainny, lepaskan
 Pegang sarung tangan yang telah dilepaskan dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan
 Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan dibawah sarung tangan
yang belum dilepaskan dipergelangan tangan
 Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
 Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius
2. Kacamata pelindung/Pelindung wajah
 Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
 Untuk melepaskannya, pegang karet atau gagang kacamata
 Letakan diwadah yang telah disediakan untuk proses ulang atau dalam tempat sampah
infeksius
3. Apron, Gaun pelindung dan Topi
 Ingatlah bahwa bagian depan gauan dan lengan gaun telah terkontaminasi
 Lepas tali
 Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
 Balik gaun pelindung
 Lipat atau gulung menjadi gulungan dan diletakan diwadah yang telah disediakan
untuk proses ulang atau dibuang ditempat sampah infeksius.
4. Masker
 Ingatlah bahwa bagian depan masker terkontaminasi – JANGAN DISENTUK
 Lepakan tali bagian bawah dan kemudian tali/ karet bagian atas
 Buang ketempat sampah infeksius

Catatan: cuci tangan setiap melepas perlengkapan demi perlengkapan


BAB IV
DOKUMENTASI
Meskipun untuk meningkatkan kepatuhan melakukan APD dengan paduan masih sulit, komite
PPI tetap melaksankan sejumlah progam yang berkenan dengan pemakaian APD seperti
posterisasi, audit kepatuhan penggunaan APD,

1. Monitoring dan supervisi pemakaian APD sesuai indikasi atau paparan.


2. Monitoring pemilahan pembuangan APD sesuai pemisahan sampah.

Anda mungkin juga menyukai