Anda di halaman 1dari 20

Teknik Sanitasi &

Pengolahan Limbah
OLEH :
GROUP C
Our Team :
1. MAHFUZATUL KHAIRANI 2011122030
2. FADHLI MAHENDRA 2011123002
3. DELYA PUTRI NOVENDRI 2011123018
4. RIRIN T. RAWUNI 2011121034
5. SELVIA RAHAYU 2011121022
SANITASI
Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana
terhadap lingkungan produksi, bahan baku,
peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran
hasil olahan, mencegah penurunan nilai estetika
konsumen serta menciptakan lingkungan kerja yang
bersih, aman dan nyaman. Sanitasi lingkungan
proses produksi berguna untuk memperoleh
lingkungan yang aman dan nyaman serta
memenuhi persyaratan kesehatan dan teknik
SANITASI LINGKUNGAN PABRIK
§ Sanitasi Lingkungan Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik berada di daerah sekitar pegunungan yang § Sanitasi Peralatan Proses dan Mesin Pengolahan
penduduknya tidak terlalu padat, sehingga lingkungan Sanitasi peralatan dan mesin pengolahan juga
masih berupa alam pedesaan yang sebagian besar terdiri penting dilakukan untuk menjaga supaya peralatan
dari lahan pertanian. dan mesin yang digunakan selalu dalam keadaan
§ Sanitasi Lingkungan Proses
bersih dari kontaminan sehingga tidak menurunkan
Sanitasi yang diterapkan pada sanitasi lingkungan proses
meliputi sanitasi terhadap konstruksi bangunan yang nilai estetika ataupun nilai mutu produk. Sanitasi
dibuat sesuai dengan keadaan tanah dan fungsi dari peralatan perlu dilakukan secara berkala terutama
bangunan pada mesin yang kontak langsung dengan bahan.
§ Sanitasi Pekerja Tata letak peralatan disamping harus memenuhi
Sanitasi terhadap pekerja perlu diadakan demi urutan proses juga perlu memenuhi persyaratan
terciptanya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan
sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah bongkar
supaya karyawan tidak terganggu dalam melakukan
pekerjaannya. pasang, dan mudah operasinya.
SANITASI LINGKUNGAN PABRIK
§ Sanitasi Pada Gudang Produk
§ Sanitasi gudang bahan baku
Lantai yang kedap air dan selalu kering Jadi
menjaga tepung agar tidak cepat berjamur Ruangan ini pun merupakan ruangan yang
kering karena untuk menyimpan produk
kering. Sanitasi di ruang ini dengan cara
menyapu lantai, rak-rak penyimpanan, dan
§ Sanitasi Pada Ruang Pengemas
langit-langit atap tiap pagi dan sore hari.
Pada ruangan pengemas juga dilengkapi
Pembersihan ini sudah cukup karena
dengan mesin exhauster untuk mengatur
ruangan ini bukan ruangan yang terbuka
sirkulasi udara, sehingga diharapkan
sehingga kotoran yang ada hanya berupa
bahwa dalam ruang pengemas udaranya
debu saja. Dengan disapu, debu sudah
tetap bersih
dapat diangkat dari lantai.
Pengolahan
Limbah
Pengolahan limbah
didasarkan pada :
Asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat
dan jenisnya.
Dasar-Dasar Pengolahan Limbah

01 02 03

Asal Komposisi Bentuk


• Limbah hasil kegiatan
• Limbah homogen • Limbah padat (solid)
pertanian meliputi:limbah
(seragam) misalnya residu
tanaman pangan, hortikultura,
• Limbah heterogen tanaman
perkebunan, perikanan,
peternakan dan kehutanan.
(campuran) • Limbah cair (liquid)
• Limbah industri, perdagangan
dan rumah tangga.
Dasar-Dasar Pengolahan Limbah

04 05

Lokasi Sifat
• Limbah hasil perkotaan • Limbah organik (lebih
(urban) diutamakan)
• Limbah diluar • Limbah anorganik
kota/pedesaan (rural)
Metode Pengolahan
Limbah
Metode Pengolahan Limbah Padat dan Cair
1. Penanganan Biologik
2. Penanganan Sistem Kolam/Lagun
3. Penanganan Sistem Aerobik
4. Penanganan Sistem Anaerobik
5. Penanganan Reduksi kandungan nitrogen
6. Penanganan dengan cara Fisik dan Kimia
Penanganan limbah pada prinsipnya
dikelompokkan:
1. Pre treatment (penanganan pendahuluan)
2. Primary treatment (penanganan primer)
3. Secondary treatment (penanganan sekunder)
4. Tertiary treatment (penanganan tersier)
01

Aerobik
Proses dimana terdapat oksigen terlarut. Oksidasi bahan
organik menggunakan molekul oksigen sebagai aseptor
elektron akhir, adalah proses utama yang menghasilkan
energi kimia untuk mikroorganisme dalam proses ini.
Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor akhir
adalah mikroorganisme aerobik.
Oksidasi senyawa-senyawa yang mengandung karbon
organik menggambarkan mekanisme dimana organisme
heterotrofik memperoleh energi untuk sintesis. Proses ini
disebut respirasi. Dalam penanganan aerobik karbon
organik ditransformasi melalui berbagai tahap, untuk
mensintesis protoplasma mikrobial, C5H7O2N dan
karbondiksida.
02
Anaerobik
● Sebagian mikroorganisme mampu berfungsi tanpa adanya oksigen
terlarut dalam sistem. Analognya, proses ini meniru mekanisme proses
yang terjadi pada perut binatang yaitu proses pencernaan secara
anaerobik. Produk akhir dari proses fermentasi ini adalah gas metana
(CH4).
● Mikroorganisme anaerob tertentu tidak dapat hidup bila ada oksigen
terlarut dan merupaka obligat anaerob. Contoh: bakteri metana yang
umum ditemukan dalam digester anaerobik.
● Karena tidak menggunakan oksigen maka oksidasi menggunkan
senyawa- senyawa: karbondioksida, sulfat dan nitrat. Proses dimana
bahan organik dipecah tanpa adanya oksigen sering disebut fermentasi.
● Dibawah kondisi anaerobik, karbon organik diubah menjadi padatan
mikrobial, karbondioksida, metana dan senyawa pereduksi lainnya. Secara
sederhana dapat diringkas sebagai konversi organik kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Karbon Organik → sel mikroba + asam organik, aldehid, alkohol, dll
● Dan konversi senyawa-senyawa yang lebih sederhana menjadi produk-
produk akhir berupa gas.
Asam organik + karbon organik teroksidasi → sel mikroba + metana +
karbondioksida
03 Transformasi
Biokimia
KARBON
NITROGEN
Nitrogen mengisi sekitar 12 % protoplasma bakteri dan Oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat
5 ~6% protoplasma kapang. Dalam air limbah, nitrogen disebut nitrifikasi dan berlangsung
akan terdapat sebagai nitrogen organik dan nitrogen dibawah kondisi aerobik. Sedangkan
amonia, proporsinya tergantung degradasi bahan denitrifikasi adalah proses dimana
organik yang berlangsung. Transformasi nitrogen nitrogen nitrat dan nitrit direduksi
organik akan menjadi nitrogen amonium dan dioksidasi menjadi gas nitrogen dan nitrogen
menjadi nitrogen nitrit dan nitrat.
oksidasi dibawah kondisi anoksik (tanpa
Norganik → Namonium → Nnitrit → Nnitrat
oksigen).
pH
Aktivitas biologik dapat mengubah pH dari unit penanganan. Contoh-
contoh reaksi biologik yang dapat menyebabkan kenaikan pH adalah
Fotosintesis, denitrifikasi, pemecahan nitrogen organik, dan reduksi
sulfat.
Sedangkan contoh reaksi biologik yang dapat menyebabkan
penurunan pH adalah oksidasi sulfat, nitrifikasi, oksidasi karbon
organik.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics and images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai