Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasaan Teori
1. Acne vulgaris Menurut Ilmu Medis
a. Definisi
Acne vulgaris adalah dermatosis kronis yang disebabkan oleh
peradangan unit pilosebasea akibat dari hipersekresi endogen di kelenjar
sebasea dan infeksi oleh mikrobia (Son Bk et al, 2010). Salah satu
penyebab Acne vulgaris adalah perubahan hormonal yang merangsang
kelenjar minyak dikulit, tingkat keparahan Acne vulgaris tergantung dari
jumlah produksi kelenjar minyak pada kulit (Movita, 2013).
b. Etiologi
Secara garis besar penyebab Acne vulgaris berasal dari faktor
eksogen maupun faktor endogenyang meliputi:
1) Genetik
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Baumann L & Keri J (2009)
adanya gen tertentu (CYP17-34C Homozigot Chinese Men) dalam
tubuh manusia meningkatkan kemungkinan terjadinya Acne vulgaris,
dimana gen tersebut dapat mempengaruhi peningkatan respon unit
pilosebasea.
2) Hormonal
Pada 60–70% wanita, lesi Acne menjadi lebih aktif kurang lebih satu
minggu sebelum haid oleh karena hormon progesteron yang
meningkat (Nguyen SH et al, 2007).
3) Tidur
Waktu tidur yang kurang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
hormon insulin dalam tubuh yang dapat mengakibatkan peningkatan
produksi sebum (Nguyen SH et al, 2007).

7
8

4) Stres
Stres dapat merangsang peningkatan hormon androgen, hormon
androgen dapat mempengaruhi produksi sebum pada kulit. Apabila
sebum bercampur dengan sel-sel kulit mati dan bakteri maka akan
menyebabkan sumbatan pada folikel rambut di kulit dan
menghasilakan Acne vulgaris (Djuanda A, 2007).
5) Pekerjaan
Penderita Acne juga banyak ditemukan pada karyawan-karyawan
pabrik dimana mereka selalu terpapar bahan-bahan kimia seperti oli
dan debu-debu logam (Nguyen SH et al, 2007).
6) Diet
Makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju, dan sejenisnya),
makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat, dan sejenisnya)
jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan
kadar komposisi sebum dan memperberat lesi Acne vulgaris
(Legiawati L, 2010).
7) Kosmetika
Penggunaan kosmetika secara berlebihan seperti alas bedak
(foundation), bedak padat (compact powder), dan krim pelindung dari
pengaruh buruk sinar matahari (sunscreen) dapat memicu timbulnya
Acne vulgaris, karena mengandung bahan-bahan komedogenik seperti
lanolin, petrolatum, minyak atsiri, dan berbagai macam bahan kimia
lainnya yang dapat menyumbat pori-pori (Magin P et al, 2006).
8) Infeksi
Peningkatan jumlah dan aktivitas mikroorganisme seperti
Propionilbacterium acnes, Corynebacterium acnes, Pityrosporum
ovale, dan Staphylococcus epidermidis berperan dalam proses
kemotaksis inflamasi dan pembentukan enzim lipolitik yang
mengubah fraksi lipid sebum yang menyebabkan peradangan dan
infeksi pada folikel pilosebasea (Djuanda A, 2007).
9

c. Tanda dan Gejala Acne vulgaris


Gejala yang pertama kali muncul pada Acne vulgarisberupa
tonjolan kecil pada permukaan kulit, lunak dan berwarna merah dapat
disertai gatal dan kemudian berubah menjadi komedo. Komedo yang
mengalami peradangan akan berubah menjadi papula, pustula, nodul, dan
kista. Komedo merupakan papul miliar yang ditengahnya mengandung
sumbatan sebum, bila berwarna hitam dikarenakan mengandung unsur
melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka, sedang bila
berwarna putih karena letaknya lebih dalam, sehingga tidak mengandung
unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup. Bila
sembuh, lesi Acne dapat meninggalkan eritema dan hiperpigmentasi
pasca inflamasi (Djuanda A, 2007).
d. Patofisiologi
Acne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor, namun telah
diidentifikasi empat teori sebagai faktor penyebab Acne. Keempat faktor
tersebut adalah
1) Peningkatan Produksi Sebum
Meningkatnya hormon testosteron memicu peningkatan ukuran
kelenjar sebasea dan produksi sebum berlebih. Ketidakseimbangan
antara produksi dan kapasitas produksi sebum akan menyebabkan
tersumbatnya folikel pilosebasea oleh sebum yang dapat menimbulkan
Acne vulgaris.
2) Penyumbatan Keratin di Folikel Pilosebaseus
keratinisasi pada folikel sebaseamenyebabkan stratum korneum
bagian dalam dari duktus pilosebseus menjadi lebih tebal dan akhinya
akan menimbulkan sumbatan pada saluran folikuler. Bila aliran sebum
ke permukaan kulit terhalang oleh masa keratin, maka akan terbentuk
Acne vulgaris Whitehead.
3) Kolonisasi Mikroorganisme didalam Folikel Pilosebasea
Propionilbacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan
Pityrosporum ovale merupakan mikroorganisme yang berperan pada
10

proses pembentukan enzim lipolitik (enzim lipase) yang mengubah fraksi


lipid sebum menjadi asam lemak bebas pada folikel pilosebasea yang
berperan menimbulkan Acne vulgaris whitehead.
4) Inflamasi
Jika leukosit polimorfonuklear memfagosit Propionilbacterium acnes,
Staphylococcus epidermidisatau Pityrosporum ovale dan
mengeluarkan enzim hidrolisis seperti protease dan hialuronidase pada
lumen komedo, maka akan menimbulkan kerusakan dinding folikuler
dan menyebabkan terjadinya proses inflamasi yang mengakibatkan Acne
vulgaris dengan lesi inflamasi (Kabau S, 2012;Williams SM, 2007 ).
Terapi akupunktur pada fase ini dapat meningkatkan sistem imun
(Saputra & Sudirman, 2009).
11

e. Pathway Acne vulgaris

Gambar 2.1 Patofisiologi Acne vulgaris


(Sumber: Kabau S, 2012;Williams SM, 2007)
f. Klasifikasi
Acne vulgaris dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Acne komedonal
(white head/ black head), papula, pustula, dan nodul atau kista. Komedo
baik yang berwarna putih atau hitam sering muncul pada daerah hidung,
pipi, dan dagu. Papula merupakan penonjolan padat pada permukaan
kulit yang ukuran dimeternya kurang dari 0,5 cm, papula yang
mengandung nanah atau pus disebut pustula, dan nodul merupakan
penonjolan padat di atas permukaan kulit dengan diameter lebih dari 0.5
cm (Movita, 2013).
12

g. Penatalaksanaan Acne vulgaris


Penatalaksanaan Acne vulgarisdibagi menjadi dua, yaitu medikamentosa
dan non medikamentosa lain.
1) Medikamentosa terdiri dari:
a) Pengobatan topikal
Pengobatan topikal untuk mencegah pembentukan komedo,
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal
terdiri dari bahan iritan yang dapat mengelupas kulit. Antibiotika
topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel
seperti Eritromycin dan Clindamycin anti peradangan topikal dan
lainnya seperti asam laktat 10% yang untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik. Benzoil Peroksida memiliki efek anti
bakterial. Retinoid topikal akan menormalkan proses keratinasi
epitel folikuler, sehingga dapat mengurangi komedo dan
menghambat terbentuknya lesi baru.
b) Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik untuk menekan pertumbuhan jasad renik,
mengurangi reaksi radang dan menekan produksi sebum. Golongan
obat sistemik terdiri dari anti bakteri sistemik yaitu obat hormonal
untuk menekan produksi hormon androgen (Legiawati L, 2010).
2) Non Medikamentosa
Penatalaksanaan Acne vulgaris Non Medikamentosa meliputi:
a) Akupunktur
Terapi akupunktur pada kasus Acne vulgaris memiliki efek
analgesia dan meningkatkan sistem imun agar mampu melawan
bakteri Propionibacterium acne.
b) Menjelaskan kepada penderita tentang penyebab dari Acne vulgaris
c) Menjelaskan kepada penderita tentang perawatan wajah, kulit
kepala dan rambut.
d) Menjelaskan kepada penderita tentang penggunaan kosmetika
sesuai jenis kulit.
13

e) Menjelaskan tentang diet yang sesuai untuk penderita Acne


vulgaris.
f) Memberikan saran dan anjuran kepada penderita untuk lebih
mengontrol emosi dan faktor psikosomatik (Nguyen SH et al,
2007).
h. Skala Pengukuran Derajat Lesi Acne vulgaris
Derajat lesi Acne vulgaris adalah suatu metode subyektif yang digunakan
untuk menetapkan tingkat keparahan Acne berdasarkan observasi lesi,
evaluasi lesi inflamasi dan luasnya area kulit yang terlibat. Penghitungan
lesi meliputi pencatatan jumlah tipe lesi Acne(Djuanda A, 2007).
Klasifikasi derajat lesi Acne vulgaris menurut American Academy of
Dermatology Concensus Conference on Acne Casificationtahun 1990
dalam buku Bagian Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin FK UI/ RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo (Djuanda A, 2007)
Klasifikasi Komedo Papula/Pustula Nodul/Kistik
Ringan Beberapa (<25) Beberapa (<10) Tidak ada
Sedang Banyak/luas 10-30 <10
(>25)
Berat Banyak (>30) >30 >10

Tabel 2.2 Klasifikasi Acne vulgaris


(Sumber: Djuanda A, 2007)

2. Acne vulgaris Menurut Ilmu Akupunktur


a. Definisi Acne vulgaris
Dalam ilmu akupunktur Acne vulgaris dikenal sebagai Fei Feng Fen Ci
yang berarti angin panas menyerang paru-paru. Menurut Traditional
Chines MedicineAcne vulgaris disebabkan oleh invasi angin panas
menyerang paru-paru, makanan berlemak dan akumulasi panas
dilambung dan usus(Xu Yihoi, 2004).
b. EtiologiAcne vulgaris
1) Panas dalam darah
14

2) Hiperaktifitas Yang dan panas


3) Makananberlemak
4) Panas dalam darah
5) Stagnasi Qi dan Xue pada pembuluh darah
c. Patogenesis Acne vulgaris
1) Panas dalam darah adalah faktor internal utama timbulnya Acne,
sedangkan diet yang tidak tepat dan invasi oleh faktor patogen
eksternal merupakan penyebab eksternal utama pada statistis darah
dan akumulasi flegma yang mengakibatkan komplikasi dansemakin
meradangnya lesi.
2) Hiperaktifitas Yang dan panas pada masa remaja menyebabkan panas
dalam darah, yang dapat menyebabkan hipersekresi sebum.
3) Makanan pedas merupakan Yang alami dan berubah menjadi panas
jika terlalu banyak dikonsumsi dalam waktu lama. Terlalu sering
mengkonsumsi makanan berlemak dapat menurunkan fungsi
trasformasi dan transportasi pada Jiao tengah yang akan menghasilkan
api dan panas dari akumulasi berkepanjangan. Api dan panas
cenderung naik ke atas mempengaruhi wajah, sehingga menimbulkan
erupsi merah kecil pada wajah.
4) Panas dalam darah dan lemahnya fungsi pertahanan tubuh secara terus
menerus menyebabkan lesi Acne semakin meradang.
5) Stagnasi Qi dan Xue pada pembuluh darah menyebabkan darah tidak
mampu menutrisi jantung dan seluruh organ, sehingga mengakibatkan
gangguan emosional yang terus menerus, statis darah, dan akumulasi
lembab panas. Pada kondisi dapat menyebabkan lesi Acne
vulgarissemakin meradang (Xu Yihoi, 2004).
d. Mekanisme Kerja Akupunktur
Penusukan jarum akupunktur akan menimbulkan perlukaan kecil pada
jaringan, yang menyebabkan pelepasan hormon jaringan (mediator)
sebagai reaksi biokimiawi. Efek yang terjadi secara lokal meliputi
dilatasi kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler, perubahan lingkungan
15

interstisial, stimulasi nosiseptor, aktivasi respons imun nonspesifik,


penarikan leukosit dan sel langerhans. Selain itu tindakan akupunktur
merangsang serabut saraf dan akan diteruskan ke medula spinalis untuk
merangsang sinyal ke saraf lainnya dan mempengaruhi segmen medula
spinalis. Rangsangan yang sampai pada medula spinalis akan diteruskan
ke susunan saraf pusat melalui jalur batang otak, substansia grisea,
hipotalamus,talamus dan cerebrum. Dengan demikian penusukan
akupunkturyang merupakan tindakan invasif mikro dapat menghilangkan
gejala nyeri serta mengaktivasi mekanisme pertahanan tubuh (Saputra &
Sudirman, 2009).
e. Mekanisme titik akupunktur Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) dengan
bloodletting
1) Titik Hegu (LI 4) dan Titik Quchi (LI 11)
Hegu mempunyai arti “Kumpulan Lembah”, terletak diantara
tulang metakarpal I dan II, pertengahan tepi radial pada tulang
metakarpal II. Hegu merupakan titik Yuan dari meridian usus besar.
Quchi yang berarti “Kolam Berliku” , terletak pada lekuk ujung radial
lipat melintang kulit siku saat menekuk. Quchi merupakan titik He
dari meridian usus besar.Dalam kasus Acne vulgaris, penusukan titik
Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) berfungsi untuk melancarkan sirkulasi
Qi pada meridian Yangming, menangani permasalahan pada wajah
seperti Acne vulgarisdan menghilangkan panas. Dalam Ilmu medis
penusukan pada titik Hegu (LI 4) dan Quchi (LI 11) dapat merangsang
peningkatan hormon endorphin yang berfungsi sebagai efek analgesia
dan neurotransmitter yang dapat menyeimbangkan kadar kortisol
dalamtubuh dengan cara merangsang hiperaktifitas HPA
(Hipotalamus Pyutari Adrenal). Jika kadar kortisol dalam tubuh
seimbang maka sistem imun akan semakin kuat(Saputra & Sudirman,
2009). Jika sistem imun dalam tubuh semakin kuat, maka akan
mampu melawan bakteri penyebab Acne.
16

Gambar 2.3Letak Titik Hegu (LI 4)


(Sumber:Saputra & Sudirman, 2009)

Gambar 2.4Letak Titik Quchi (LI 11)


(Sumber:Saputra & Sudirman, 2009)

2) Bloodletting
Bloodletting merupakan salah satu teknik akupunktur tertua yang
awalnya digunakan sebagai metode untuk menusuk bisul, kemudian
dikembangkan menjadi suatu metode mengeluarkan darah kotor,
membersihkan akumulasi panas, membuang zat beracun,
meningkatkan sirkulasi darah, membersihkan flegma dari dalam
17

tubuh (Pan H, 2005). Menurut Traditional Chinese Medicine


penyebab jerawat atau Acne vulgaris adalah adanya akumulasi
panas, sehingga salah satu metode terapi yang sesuai adalah
bloodletting. Selain itu perlukaan pada kulit yang disebabkan oleh
tindakan Bloodletting dapat mengakibatkan inflamasi dan terjadi
proses migrasi leukosit pada area luka dimana leukosit dapat
memfagosit bakteri-bakteri pada area luka tersebut termasuk bakteri
penyebab jerawat, selain itu tindakan bloodletting juga dapat
mengkibatkan rapatnya jaringan kolagen pada lapisan epidermis dan
merangsang proses regenerasi sel kulit baru (Fabbrocini G et al,
2009).
f. Diferensiasi Sindrom
1) Akumulasi Panas di Paru-paru
Pathogen angin panas yang menginvasi paru-paru menyebabkan
retensi panas pada paru-paru.
a) Manifestasi:
Lesi tersebar di seluruh pipi, dahi dan di area sekitar hidung, lesi
papula berwarna merah atau pucat dan pada kasus yang parah area
lesi dapat mencakup dada dan punggung, komedo dapat terlihat
pada beberapa lesi, rona wajah merah, kulit berminyak, mulut dan
hidung kering, otot lidah merah dengan lapisan kuning tipis, nadi
mengambang.
b) Penatalaksanaan Terapi: Membersihkan panas pada paru-paru
c) Titi Akupunktur: Dazhui(GV 14) dan Pishu (BL 20)
2) Akumulasi Panas di Lambung
Telalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak dapat menyebabkan
sirkulasi Qi dan Xue pada Jiao tengah tidak lancar yang akan
mengakibatkan panas pada lambung.
a) Manifestasi:
Lesi hanya pada area sekitar mulut, nafas berbau tidak sedap, tidak
menyukai panas, mudah haus, konstipasi, urin berwarna kuning
18

pekat, otot lidah berwarna merah dengan selaput kuning


berminyak, nadi licin dan cepat.
b) Penatalaksanaan Terapi: Membersihkan panas pada lambung.
c) Titik akupunktur: Zusanli (ST 36) dan Hegu (LI 4)
3) Panas dalam Darah
Emosi yang berlebihan menyebabkan Qi tertekan dan terakumulasi
menjadi panas.
a) Manifestasi:
Ukuran lesi 1-2 mm dengan papula berwarna merah, area lesi pada
hidung, mulut, dan area diantara alis, rona wajah merah, sensasi
nyari dan panas pada wajah, fases kering, urin berwarna kuning
pekat, otot lidah merah dengan selaput kuning tipis, nadi tipis, licin,
dan cepat.
b) Prinsip Terapi: Membersihakan panas pada darah.
c) Titik Akupunktur: Taichong (LV 3) dan Shenmen (HT 7).
4) Stagnasi Qi dan Xue
Stagnasi Qi dan Xue menyebabkan darah tidak mampu menutrisi
jantung dan seluruh organ, sehingga mengakibatkan gangguan
emosional, statis darah, dan akumulasi lembab panas (Xu Yihoi,
2004).
a) Manifestasi:
Papula berwarna merah atau terdapat pustula, pada wanita kondisi
lesi diperburuk pada saat menstruasi otot lidah merah tua, nadi
dalam seperti benang
b) Prinsip Terapi:
Melancarkan Xue dan menghilangkan stagnasi
c) Titik Akupunktur: Taichong (LV 3), Sanyinjiao (SP 6), Xuehai (SP
10).
19

B. Kerangka Teori

Gambar 2.5 Kerangka Teori


(Sumber: Djuanda A, 2007; Legawati L, 2010)

Keterangan

Tidak diteliti:

Diteliti :
20

C. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori, kerangka konsep yang ditentukan adalah sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen

Terapi Akupunktur Titik


Hegu (LI 4) dan Quchi Derajat Lesi Acne
(LI 11) Kombinasi vulgaris
Bloodletting Pada Area
Lokal

Tabel 2.6 Kerangka Konsep


(Sumber: Nursalam, 2008)

D. Hipotesis
Dalam penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Hipotesis Nol (H0): Tidak ada pengaruh terapi akupunktur titik Hegu (LI
4) dan Quchi (LI 11) kombinasi bloodletting pada area lokal terhadap
penurunan derajat lesi Acne vulgarisdi Rumah Sehat Wanakilis Surakarta.
2) Hipotesis Alternatif (Ha): Ada pengaruh terapi akupunktur titik Hegu (LI
4) dan Quchi (LI 11) kombinasi bloodletting pada area lokal terhadap
penurunan derajat lesi Acne vulgarisdi Rumah Sehat Wanakilis Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai