Anda di halaman 1dari 6

Kolintang

Asal daerah
Kolintang!
Berawal dari Sulawesi Utara hingga berbagai
negara di dunia, alat musik tradisional Kolintang
telah diakui keindahannya di dunia internasional.
Sejarah singkat
pada zaman dahulu, musik Kolintang digunakan untuk upacara ritual adat yang berhubungan
dengan pemujaan roh leluhur, namun seiring berjalannya waktu musik Kolintang lebih
difungsikan sebagai pengiring tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik. Selain itu,
kreativitas para generasi muda juga telah menciptakan kolaborasi antara Kolintang dengan
alat musik modern sebagai pengiring lagu dengan genre pop, jazz dan rock. Kolintang terbuat
dari kayu khusus yang ringan namun cukup padat kemudian disusun membentuk garis-garis
sejajar. Pada umumnya kayu yang digunakan adalah kayu telur, kayu bandaran, kayu wnuang,
dan kayu kakinik. Selanjutnya kayu dari pohon tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum
diproses menjadi bilah bilah kecil, yang mana bilah tersebut dikurangi panjangnya hingga
menghasilkan nada yang sesuai.
Alat musik kolintang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik khusus yang disebut mallet. Stik ini
biasanya terbuat dari kayu dengan diberi bantalan kain pada ujungnya. Mallet atau stik yang digunakan untuk
memainkan kolintang terdiri atas 3 buah, dengan diberi nomor masing-masing.
Berdasarkan suara yang dihasilkan, alat musik Kolintang terbagi menjadi 9 jenis, yaitu loway
(bass), cella (cello), karua (tenor 1), karua rua (tenor 2), uner (alto 1), uner rua (alto 2), katelu
(ukulele), ina esa (melodi 1), ina rua (melodi 2), dan ina taweng (melodi 3).

Anda mungkin juga menyukai