Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DINASKESEHATAN
PUSKESMAS BOYAN TANJUNG
Jalan Puskesmas Nomor 01, Kecamatan Boyan Tanjung KodePos78758
email: pkmboyan15@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


BULAN ELIMINASI KAKI GAJAH (BELKAGA)
PUSKESMAS BOYAN TANJUNG

I. PENDAHULUAN
Upaya Pencegahan dan pengendalian Penyakit (P2P) merupakan salah satu dari Upaya
Kesehatan esensial yang perlu dilaksanakan di puskesmas. Salah satu Upaya Pencegahan dan
pengendalian Penyakit di puskesmas adalah pencegahan dan pengendalian penyakit menular
(P2PM). Upaya ini berperanan penting dalam upaya mencegah dan menangani penyakit
menular. Kegiatan yang dilakukan di P2PM antara lain adalah imunisasi, penanggulangan ispa,
diare, malaria, DBD, tuberkulosis dan penyakit menular lainnya, termasuk penyakit filariasis
(penyakit kaki gajah). Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang mengenai
saluran dan kelenjar limfe disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit
ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat
menetap, berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik pada perempuan maupun laki-
laki dan menyerang segala umur baik anak-anak, dewasa ataupun orang tua. Akibatnya,
penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya bergantung kepada orang lain
sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Pelaksanaan kegiatan program Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2PM) puskesmas boyan tanjung dilaksanakan sesuai visi Puskesmas puskesmas boyan
tanjung yaitu mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehat dan mandiri. Dalam
melakukan pelayanan kesehatan puskesmas boyan tanjung memberikan pelayanan yang
bermutu dan tepat sasaran sesuai dengan tata nilai puskesmas boyan tanjung yaitu Bermutu,
Empati, Ramah, Tepat, Utama, Aman, dan Harmonis. Dalam upaya tersebut perlu adanya
sinergisitas baik antar program maupun dengan lintas sektor terkait sehingga upaya
pencegahan dan eliminasi penyakit tersebut dapat berhasil dengan baik.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit kaki gajah (Filariasis) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit yang diltularkan berbagai jenis nyamuk ini menyebabkan kecacatan, stigma
sosial, hambatan psikososial dan penurunan produktivitas kerja penderita, keluarga dan
masyarakat. Filariasis menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan menjadi salah satu dari
masalah kemiskinan. Filariasis terdapat di 83 negara tropis dan subtropik seperti India, Afrika,
Asia Tenggara, Asia selatan dan Amerika Latin dengan jumlah penderita kronis sekitar 120 juta
penderita dan 40 juta orang diantaranya sudah menderita kecacatan tetap. Di Indonesia sampai
tahun 2011 berdasarkan laporan dari daerah lebih 11.969 orang menderita Filariasis kronis yang
tersebar diseluruh provinsi di Indonesia, Propinsi Riau tercatat sebanyak 323 kasus dan
diantaranya Kabupaten Kampar terdapat 7 kasus penderita filariasis kronis sesui dengan data
peyakit menular propinsi Riau tahun 2011. Indonesia menetapkan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah
sebagai salah satu prioritas nasional pengendalian penyakit menular, dengan menerapkan dua
strategi utama yaitu memutuskan rantai penularan penyakit Kaki Gajah dengan program
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Penyakit Kaki Gajah di Kabupaten/ Kota Endemis
Penyakit Kaki Gajah dan upaya pencegahan serta membatasi kecacatan dengan melaksanakan
program.
Puskesmas Boyan Tanjung terletak di wilayah kecamatan Boyan Tanjung yang terdiri dari
16 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 adalah 13.551 jiwa. Luas wilayah
Kecamatan Boyan tanjung ± 1336,7 km2 dengan kondisi geografis wilayah rawa dan perbukitan.
Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk boyan tanjung sebagian besar dengan tingkat pendidikan
tidak tamat sekolah dasar dan Sekolah Dasar dengan tingkat ekonomi sebagian besar
masyarakat adalah kelas menengah ke bawah.
Kondisi geografis ini dapat berpengaruh bagi habitat nyamuk penyebar penyakit filariasis
yang sebagian besar adalah nyamuk yang hidupnya di rumah, got, hutan, rawa-rawa dan
sawah.
Gejala penyakit filariasis tahap awal, penderita akan mengalami gejala demam dan peradangan
saluran getah bening. Terjadi bengkak pada lipatan paha atau ketiak disertai rasa panas dan
nyeri. Pada tahap kronis, terjadi pembesaran pada bagian-bagian tubuh seperti tangan, kaki,
bahkan payudara dan buah zakar yang diakibatkan oleh kerusakan saluran getah bening.
Pembesaran ini dapat terus berlanjut dan menimbulkan cacat seumur hidup. Di sisi lain, banyak
penderita penyakit Kaki Gajah yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Untuk menghentikan siklus hidup cacing filaria secara permanen, pemberian obat
pencegahan massal (POPM) penyakit filariasis harus dilaksanakan sekali setahun pada bulan
Oktober selama minimal lima tahun berturut-turut di seluruh wilayah kerja Puskesmas Boyan
Tanjung. Semua orang berusia 2-65 tahun wajib minum obat pencegah penyakit Kaki Gajah;
kecuali anak di bawah 2 tahun, ibu hamil dan orang yang sedang sakit berat. Obat pencegah
penyakit Kaki Gajah terdiri dari kombinasi DEC dan Albendazole. Penduduk usia 2-5 tahun
mendapat 1 tablet DEC 100 mg dan 1 tablet Albendazole 400 mg, usia 6-14 tahun mendapat 2
tablet DEC 100 mg dan 1 tablet Albendazole 400 mg, dan usia di atas 14 tahun mendapat 3
tablet DEC 100 mg dan 1 tablet Albendazole 400 mg. Sebaiknya obat pencegah penyakit Kaki
Gajah diminum sesudah makan dan diminum langsung di depan petugas. Pemberian
albendazole pada POPM Penyakit Kaki Gajah mempunyai manfaat ganda, yaitu dapat
mematikan atau memandulkan cacing filaria dewasa serta dapat mematikan cacing perut seperti
cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk den cacing kremi. Dengan demikian, orang yang
minum obat pencegah penyakit Kaki Gajah memperoleh dua manfaat sekaligus: melindungi
dirinya dari risiko terkena penyakit Kaki Gajah dan kecacingan.

III. TUJUAN KEGIATAN


A. Tujuan umum
Mencegah penularan penyakit filariasis dan mewujudkan Indonesia bebas kaki gajah
2020.
B. Tujuan khusus
1. Menurunkan intensitas infeksi mikrofilaria dalam darah
2. Meningkatkan peran serta lintas sektor dalam upaya pencegahan penyakit menular
dengan cara bekerja sama dengan pihak puskesmas.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Pendataan penduduk 1. Koordinasi lintas program dan lintas sektor


2. Mengisi formulir data jumlah penduduk berdasarkan
usia yang wajib minum obat
3. Mengirim data jumlah penduduk yang wajib minum
obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu
2. Pendistribusian obat 1. Mengemas obat sesuai dengan kebutuhan dari desa
2. Membuat SPT pendistribusian obat ke desa
3. Mendisribusikan obat ke desa
4. Mencatat nama penduduk yang minum obat ke data
formulir yang telah disediakan
3. Pengawasan minum obat 1. Koordinasi lintas program dan lintas sektor
filariasis 2. Mencatat nama penduduk yang mengalami kejadian
ikutan pasca pemberian obat
3. Melaporkan nama penduduk yang mengalami kejadian
ikutan pasca pemberian obat ke penanggung jawab
program belkaga
4. Memberikan terapi dan edukasi kepada penduduk
yang mengalami kejadian ikutan pasca pemberian obat
4. Monitoring, Evaluasi dan 1. Menyusun Rencana Kegiatan
Rencana tindak lanjut 2. Koordinasi lintas program dan lintas sektor
kegiatan belkaga 3. Membuat KA dan SOP kegiatan
4. Membuat form monitoring dan evaluasi
5. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
6. Membuat laporan kegiatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

No Kegiatan Pelaksanaan Lintas Pogram Lintas sektor Keterangan


Pokok Kegiatan Terkait terkait
1. Pendataan 1. Koordinasi 1. P2P Kepala desa
penduduk lintas program Menyusun dan kader
dan lintas jadwal kegiatan, memberikan
sektor koordinasi dgn data jumlah
2. Mengisi program terkait, penduduk yang
formulir data membuat diminta sesuai
jumlah laporan. wiayah kerja
penduduk 2. KTU masing-masing.
berdasarkan membuat surat
usia yang pemberitahuan
wajib minum kegiatan.
obat
3. Mengirim data
jumlah
penduduk
yang wajib
minum obat ke
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Kapuas Hulu
2. Pendistribusian 1. Mengemas 1. Penanggung Kader
obat obat sesuai jawab membantu
dengan program petugas pustu/
kebutuhan mengemas poskesdes
dari desa obat yang mendistribusika
2. Membuat SPT akan n dan mencatat
pendistribusia didistribusikan nama penduduk
n obat ke desa . yang minum
3. Mendisribusik 2. Petugas obat ke dalam
an obat ke pustu/ formulir yang
desa poskesdes telah disediakan
4. Mencatat mendistribusik
nama an dan
penduduk mencatat
yang minum nama
obat ke data penduduk
formulir yang yang minum
telah obat ke dalam
disediakan formulir yang
telah
disediakan
3. Pengawasan 1. Koordinasi Petugas pustu/ Kader
minum obat lintas program poskesdes melaporkan
filariasis dan lintas mengawasi penduduk yang
sektor penduduk yang mengalami
2. Mencatat minum obat kejadian ikutan
nama pasca
penduduk pemberian obat
yang
mengalami
kejadian
ikutan pasca
pemberian
obat
3. Melaporkan
nama
penduduk
yang
mengalami
kejadian
ikutan pasca
pemberian
obat ke
penanggung
jawab
program
belkaga
4. Memberikan
terapi dan
edukasi
kepada
penduduk
yang
mengalami
kejadian
ikutan pasca
pemberian
obat
4. Monitoring, 1. Menyusun 1. P2P 1. CAMAT
Evaluasi dan Rencana Menyusun Mengorganisa
Rencana tindak Kegiatan jadwal kegiatan, sikan sektor
lanjut kegiatan 2. Koordinasi koordinasi lintas terkait,
belkaga lintas program program, memotivasi
dan lintas membuat sektor terkait,
sektor laporan mebuat RTL
3. Membuat KA kegiatan bersama
dan SOP 2. KA. PUSK kapus dan
kegiatan Koordinasi lintas sektor
4. Membuat form lintas sektor, 2. KEPALA
monitoring monitoring dan DESA
dan evaluasi evaluasi Koordinasi tk
5. Melakukan pelaksanaan desa,
kegiatan kegiatan, monitoring
monitoring membuat RTL dan evaluasi
dan evaluasi bersama lintas tk. Desa,
6. Membuat program dan membuat RTL
laporan lintas sektor tk desa
kegiatan 3. KTU 3. KADER
Membuat surat Membuat RTL
pemberitahuan bersama dgn
kegiatan kepala desa

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh penduduk kecamatan Boyan Tanjung berusia 2-65
tahun, kecuali ibu hamil, penderita penyakit kronis, dan anak-anak dengan status gizi buruk.

VII. JADWAL KEGIATAN


Bulan
No. Nama Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Pendataan
penduduk
2. Pendistribusian
obat
3. Pengawasan
minum obat
filariasis
4. Monitoring,
Evaluasi dan
Rencana tindak
lanjut kegiatan
belkaga

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan,
dengan pelaporan hasil yang dicapai.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI


Pencatatan dengan menggunakan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke
puskesmas boyan tanjung setelah kegiatan berakhir, monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan
satu bulan setelah pelaksanaan kagiatan.

Anda mungkin juga menyukai