semua
2023
Dokumen ini adalah milik PT.PHASLOSA tidak diperkenankan menyalin atau menetak tanpa ijin
PROSEDUR APLIKASI COATING
JUDUL : PERSIAPAN PERMUKAAN DAN Dukumen No : 002/ PSA – 23
APLIKASI COATING PERMUKAAN
: LUAR STRUKTUR BANGUNAN
Rev 0 Halaman 1
:
Tanggal Efektif 28 september 2023
1. MAKSUD
Prosedur ini sebagai acuan untuk mengaplikaskan coating pada permukaan bagian luar dari
Tanki LDO (Light Diesel Oil) yang terdiri atas “Shell / Course, Roof dan sistim pemipaan
( Piping)
Dalam Dokumen ini tidak mencakup aplikasi terhadap Lantai atau permukaan beton dimana
akan dicakup dalam dokumen yang berbeda.
1.1. TUJUAN
2. SYARAT – SYARAT
2.1. Kontraktor harus memiliki kemampuan untuk menerjemahkan setiap aturan dalam dokumen
ini dan harus di sertikasi dan atau di Audit sesuai dengan ASTM D 4228 yang dinyatakan
dalam dokumen RFP PTMSW. Yakni pada Inspection Test Plan (ITP).
2.2. Coating inspector harus memiliki kemampuan menerjemahkan dan meng implementasikan
semua persyaratan yang terdapat dalam prosedur ini, termasuk memberikan penjelasan
terkait dengan aplikasi dan potensi lain yang menyebabkan ketidak sesuaiannya dan memilki
indikasi kegagalan.
2.3. Coating Surpervisor harus dapat memberikan arahan dan mengantisipasi semua potensi
kegagalan dan ketidak sesuaian dalam proses pelaksanaan dan aplikasi coating yang mana
dapat terjadi penyimpangan dari prosedur ini.
3. PERSELISIHAN
3.2. Apa bila terjadi perselisihan dan atau akibat mis interprestasi terhadap pedoman ini dan
korelasinya terhadap aplikasi coating maka maka harus di selesaikan oleh para pihak
dengan mengacu ke standar yang telah ditetapkan dalam prosedur ini.
3.2. Semua proses pemeriksaan dan pengujian yang di cantumkan dalam dokumen ini wajib
di ikuti, terkecuali ada instruksi lain yang diminta maka harus dihitung nilai
kompensasinya.
3.3. Hal lain yang bersifat instruksional dan tidak termaktub dalam prosedur ini tidak
dinyatakan sebagai kewajiban dari kontraktor yang kaitannya terhadap pengujian.
4. DOKUMEN RUJUKAN
4.1.1. Request for Proposal) Nomor RFP : 057/ MTN / RFP / 04 2023 Pengecatan Peralatan dan
Struktur Bangunan Di Area PLTU MSW 2 x 30 PT.Makmur Sejahtera Wisesa, Tanjung
Tabalong
4.3.1. Dukumen No : 001/ PSA – 23 Pengecatan Peralatan dan Struktur Bangunan Di Area
PLTU MSW 2 x 30 PT.Makmur Sejahtera Wisesa, Tanjung Tabalong
4.4.1. API RP 2216 Ignition Risk of Hydrocarbon Liquids and Vapors by Hot Surfaces in the
Open Air.
4.4.2. API RP 2027 Ignition Hazards and Safe Work Practices for Abrasive Blasting of
Atmospheric Storage Tanks in Hydrocarbon Service
5.2. Jika dalam kemasan tanpa indentifikasi harus di catat dan diberi tanda serta di
berikan label yang sesuai termasuk informasi dan petunjuk penggunaan sebelum
dikirim.
5.3. Pada saat pemindahan harus di pastikan bahwa material yang diangkat maupun
diangkut dalam keadaan aman atau sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
5.4. Kemasan atau container harus dipastikan dalam keadaan tertutup rapat sampai
pada saat digunakan, kemasan tidak boleh terbuka, label tidak dalam keadaan rusak
akantetapi jelas dan harus di pastikan dalam keadan cukup baik.
5.5. Coating yang sudah mengendap, dan mengental seperti jeli atau sudah dalam
keadaan tidak layak ataupun mengalami kerusakan akibat penyimpanan terlalu lama
maupun masa kadaluarsa telah habis, tidak diperkanankan untuk di gunakan, namun
jenis thixotropic bila di aduk dengan mesin pengaduk akan normal Kembali sehingga
dapat di gunakan.
5.6. Coating yang sudah lama dan setelah di lakukan pengecekan dinyatakan layak
dengan pengujian, maka harus di gunakan terlebih dahulu sebelum masa
kadaluarsa.
6. COATING SYSTEM
6.1. Coating yang digunakan adalah sesuai dengan SSPC Paint 22 Epoxy Polyamide
Paints (Primer, Intermediate, and Topcoat) akan tetapi top coat yang digunakan adalah
mengacu ke SSPC – Paint 36 Two-Component Weatherable Aliphatic Polyurethane
Topcoat, Performance-Based.
6.2. Jenis coating dimaksud dalam dokumen ini adalah “ Maintenance Epoxy “ atau yang
umum di istilahkan dengan Epoxy Mastic dan di aplikasikan pada Permukaan Baja
Carbon, bukan pada Beton atau Concrete.
Ketebalan
Manufacture Surface Kering Lokasi Penggunaan
(Jotun) Preparation minimum
(NDFT)
Mikron
DM Water,Pump House,
Jotamastic SSPC – SP 10 / Pipe Rack,Compressor
90 Sa 2.5 130 Hous, Gallery and Tower,
Aluminium Ground Hooper, Primary
Hardtop XP - 50 and Secondary House
Total Dry Film Thickness 180 Micron
7.1. Semua pekerja lapangan termasuk pengunjung yang akan memasuki lokasi
Kerja wajib menggunakan alat pelindung diri tanpa terkecuali.
7.3. Painter
8.1. Pastikan semua permukaan yang potensi tercemar dan terkontaminasi harus di tutup
dengan menggunakan kain atau masking Tape atau yang dianggap cukup untuk
menutupi permukaan yang dimaksud.
8.2. Yang dimaksud dalam dokumen ini adalah segala penanda dan simbol pada Tanki yang
berpotensi terjadi ledakan atau kebakaran maupun dapat kehilangan indentitas
sehingga tidak dapat di indentifikasi maupun terbaca.
8.3. Flange to flange wajib di tutup dengan masking tape atau yang dianggap cukup
memenuhi persyaratan untuk itu.
9.1. Suhu penyalaan otomatis harus diwaspadai selama proses blasting berlangsung dan
memastikan tingkat kemananan terhadap fasilitas tersebut, hal ini harus diwaspadai
akibat adanya benturan pasir blasting terhadap permukaan, sehingga terjadi percikan
pada Tanki LDO oleh demikian harus dimitigasi dengan baik.
9.2. Meskipun definisi “suhu penyalaan otomatis” adalah spesifik, nilai yang diamati saat
menguji hidrokarbon tertentu akan berbeda tergantung kondisi pada saat itu pengujian
dan metode pengujian yang digunakan
9.3. Tabel 1 Suhu Penyalaan Otomatis Hidrokarbon Cairan pada Dua Tekanan Berbeda
(Lihat API RP 2216)
10.1. Pekerja harus menyadari sumber penyulutan yang ada dan akan selalu ada selama
Blasting berlangsung oleh karena demikian semua crew dan anggota yang terlibat
harus mengingatkan satu dengan yang lain, hal tersebut tidak terbatas pada hal-hal
berikut :
10.2. Pekerja harus mewaspadai potensi sumber penyulutan yang mungkin ada selama
Abrasive Blasting, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini:
11.1. Jenis pasir yang digunakan adalah sesuai dengan SSPC AB 1 Mineral and
Slag Abrasive.
11.2. Media blasting yang digunakan adalah silica sand dengan 16/30 Mesh.
11.3. Pasir harus diperiksa dengan methode vial test sesuai dengan SSPC -AB 1
11.3.1.1. Siapkan wadah / Beaker glas maupun wadah yang dapat dlihat tembus
pandang
11.3.1.2. Ambil Abrasive media sebanyak +100 gram tersebut lalu rendam
selanjutnya aduk.
11.3.1.3. Aduk hingga 10 detik dan diamkan
11.3.1.4. Amati apakah ada kotoran berupa minyak, atau kontaminasi lain.
11.3.1.5. Jika ada maka pasir blasting tersbut dinyatakan tidak di rekomendasi
atau diperkanankan untuk di pakai.
11.4. Konduktifitas dan garam terlarut dalam pasir blasting tidak boleh lebih dari
300 µS / cm – Mikro Siemes persenti meter.
11.5. Pengujian pasir mengacu ke ASTM D 4940 Standard Test Method for
Conductimetric Analysis of Water Soluble Ionic Contamination of Blasting
Abrasives
11.6. Pengunaan pasir silika di perkenankan dengan ukuran 16/30 mesh sebagai
media pasir blasting.
12.1. Kompressor
12.2. Jika persyaratan asseoris pada kompresor diperlukan maka harus di siapkan
terlebih dahulu termasuk frame arrester / saringan knalpot pencegah
kebakaran pada compressor harus disiapkan dan di pasang.
12.3. Instrumen pada panel yang terdapat pada kompressor harus harus bersih
dan jelas dimana terdapat indikator dan parameter pada system operasi
kompressor sebagai berikut :
12.4. Blast pot merupakan peralatan bertekakan tinggi maka harus di diperiksa
dan di pastikan dalam kondisi aman, juga harus dipastikan pressure
gaugenya telah di kaliberasi .
12.5. Selang blasting terdiri dari Blast hose dan Whip Hose oleh sebab itu semua
sambungan yang tersembung pada selang blasting dan pot harus kuat dan
kencang termasuk menggunakan safety cable atau anti Whip.
12.6. Pemeriksaan udara kering terkompersi harus di lakukan dan tujuan dari ini
adalah memastikan Kembali sebelum pekerjaan dimulai.
12.7. Metoda pengujian disebut dengan Blotter dan Needle Pressure test dimana
hal tersebut harus dilakukan dengan mengacu ke ASTM D 4285. Standard
Test Method for Indicating Oil or Water in Compressed Air.
12.9. Pengujian dilakukan Berdasarkan ASTM D 4285, bila ter indikasi ada
minyak (Terjadi perubahan warna pada Blotter paper / absoben) maka hal
ini harus di reject atau pekerjaan di hentikan sementara untuk memastikan
kondisi tekanan udara terkontaminasi terebut dari compressor.
12.10. Bila ada indikasi kontaminasi berupa air,munyak yang terbawa dalam selang
dan mengkontaminasi pada absorbent paper hal ini tidak setujui, pekerjaan
blasting dan kompressor harus di perbaiki atau di ganti dengan yang lebih
baik.
13.2. Pastikan alat keselamatan telah aman dan telah diperiksa dan dipastikan dalam
keadaan aman.
13.3. Akses pada ketinggian telah diberikan tanda atau tagging dan telah diregistrasi
oleh pihak yang dianggap kompeten untuk hal tersebut.
13.4. Penggunaan body harness harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni
wajib dengan dua Hook / two landyard.
13.5. Detail Prosedur Scaffolding atau perancah dapat dilihat pada dokumen
No. 14-K3-I- SOP –PSA.
Body harness
14.1. Semua kotoran yang terdapat pada permukaan yang akan diblasting wajib diharus
dibersihkan terlebih dahulu.
14.2. Jika ada kontaminasi harus diberi pelakuan sesuai dengan SSPC – SP1, baik berupa
gemuk, minyak yang terdapat pada permukaan; harus di bersihkan namun apa bila
permukaan cukup luas maka harus di cuci dengan menggunakan biodegradabel
detergent / deterjen ramah lingkungan atau dapat pula menggunakan air bersih untuk
mencapai derajat kebersihan dari kontaminasi tersebut.
14.3. Semua permukaan harus terbebas dari karat yang mudah lepas, kelembaban, kotoran
jamur, gemuk, minyak, cat mudah lepas dan partikel lain yang di curigai akan
berdampak terhdap hasil blasting.
14.4. Kerak besi dan oksida karat yang telah menjadi serpihan diatas permukaan yang akan
di blasting harus di buang dengan menggunakan hand tool dan atau menggunakan
power tool yang setara dengan SSPC – SP 3 Power Tool.
14.5. Setelah semua karat dibersihkan dilanjutkan di lap dengan menggunakan majun untuk
menghilangkan partikel debu termasuk kontaminasi yang tak terlihat yang terdapat
pada permukaan material yang akan diblasting.
14.6. Permukaan harus benar – benar bersih serta memenuhi persyaratan dan rekomendasi
dari pabrik pembuat coating atau atas dasar pemeriksaan Inspektor maupun
pengawas lapangan yang telah mengikuti pelatihan “Basic Coating Inspection “ (BCI –
G.1/2) atau yang setara dengan ASTM D 3276. Atau Coating inspector Level 1/2.
14.7. Permukaan yang akan di coating harus di pastikan dalam keadaan kering namun bila
ada serpihan karat atau karat yang mudah terlepas harus di kupas dengan
menggunakan kape / scrap atau dengan peralatan yang direkomendasi, dan atau
dapat pula menggunakan sika kawat maupun cara lain yang dianggap sesuai.
14.8. Bila diperlukan pelarut atau thinner dapat digunakan untuk menghilangkan minyak,
gemuk, atau zat senyawa yang terlarut dipermukaan material yang akan diblasting.
14.9. Pelarut dengan cepat menjadi terkontaminasi dengan minyak dan lemak karena
membersihkan dengan melarutkan dan mengencerkan kontaminan, tersebut oleh oleh
sebab itu mineral Spirit dianggap efektif dalam pembersihan dengan menggunakan
pelarut. Hal ini mengacu ke SSPC SP 1 yang menjelaskan secara umum mengenai
pelarut apa saja yang di pakai dalam dunia industri serta direkomendasikan untuk
membersihkan besi baja menggunakan pelarut tersebut.
14.10. Sebelum pencucian dengan pelarut, semua tanah, cipratan semen, atau kontaminan
kering lainnya harus terlebih dahulu dihilangkan, prosedur pencucian pelarut adalah
dengan membasahi permukaan menggunakan pelarut maupun menyemprotkan atau
menyeka dengan lap basah; bersihkan permukaan dengan lap; dan bersihkan kembali
dengan pelarut yang masih baru.
14.11. Peraturan mengenai senyawa organic yang menguap / VOC (Volatile organic
Compound) mungkin melarang atau membatasi penggunaan pembersih dengan
pelarut, Peraturan lingkungan dan keselamatan lingkungan harus di indahkan hal
tersebut harus dikosultasikan dengan paint Manufacture atau dengan Safety
PT.MAKMUR SEJAHTERA WISESA bila dianggap perlu sebelum menggunakan atau
menentukan pembersihan pelarut.
14.12. Hand tool termasuk sikat kawat, kape/ scrap, Abrasive pad, Chisel dan Chippimg
hammer mengikut ke SSPC – SP 2 dan SSPC – SP 3 standar praktis untuk industri.
14.13. Penggunaan Hand tool bukan hal yang pokok namun, sebagai penunjang apa bila
terdapat karat - karat yang sulit untuk dilepaskan dan merekat kuat; terrmasuk jika
terdapat cat yang sulit terkelupas dimana penggunaan Abrasive blasting tidak
memungkinkan terutama pada sudut - sudut yang sulit di jangkau atau pada yang sulit
pada konstruksi.
14.14. Penggunaan power tool harus diperhatikan terhadap kesesuaiannya terutama pada
permukaan logam yang sudah pitting, namun sebelumnya harus di pastikan serta
harus di yakinkan oleh operatoratau yang mengoperasikan untuk mencegah “ micro
cracking” akibat penggunaan alat hand tool yang tidak sesuai misalnya needle scaler
.
15.1. Isolasi lingkungan dari potensi bahaya dengan membuat habitat atau pelindung untuk
mencegah terjadi partikel debu mengkontaminasi lingkungan.
15.2. Pastikan semua permukaan yang tidak perlu diblasting atau yang potensi kehilangan
indetitas atauun tanda baca telah di tutup dengan baik. Hal yang dimasud dalam
dokumen ini adalah :
15.3. Pastikan scaffolding atau perancah telah dipasang dengan aman, dilakukan
pemeriksaan dan diberi tanda yang sesuai.
15.4. Semua yang ter-indikasi terkena blasting dan tidak diperkenankan terkena semburan
media blasting harus dilindungi dengan menggunakan bahan yang dianggap cukup
aman, baik dengan masking tape / lakban, majun atau dengan plastic, surat kabar
(Koran) bekas, dsb.
15.5. Inspektor Coating atau Quality Control harus memastikan hal – hal berikut :
15.5.2. Periksa kualitas pasir blasting dan yakinkan terbebas dari kontaminasi
seperti, minyak,air dan kontaminasi lainnya.
15.5.3. Periksa kualitas tekanan udara dari udara yang terkompresi dari kompresor
lihat Point 9 halaman 6.
15.5.4. Periksa Ralative humidity sesuai dengan rekomendasi pembuat coating dan
atau sesuai dengan Rekomendasi dari Pabrikan atau merujuk ke Lembar
Data Teknis Produk ( PDS / TDS)
- Pemeriksaan Visual
- Pemeriksaan Level ataupun kadar debu diatas permukaan Material yang sudah
diblasting
- Pengujian Kontaminiasi tak terlihat (Non visible Contaminaion)
16.2. Pemerikasaan hasil blasting meliputi pemeriksaan visual dengan membandingkan hasil
pemeriksaan dengan menggunakan visual komparator ( SSPC – Vis 1)
16.3. Sesudah blasting dilakukan dan semua permukaan dinyatakan bersih dari kerak besi,
dan karat serta kontaminasi lain, lakukan peniupan dengan udara bersih dan kering
terkompresi untuk mebersihkan debu dari hasil blasting.
16.4. Bandingkan hasil visual dengan menggunakan pembanding visual (Visual Comparator)
sesuai dengan SSPC Vis 1 atau dengan ISO 8501 – 1.
16.5. Periksa kadar debu diatas permukaan baja yang sudah di blasting dengan mengunakan
transparent tape sesuai dengan ISO 8502 – 3, maksimum rating yang dapat di terima
adalah Class 1 rating 2.
16.6. Ukur kedalaman profile dengan menggunakan press – O - film sesuai dengan ASTM D
4417 dengan maksimum kekasaran profil sebesar 50 mikron sampai dengan 75 mikron.
16.7. Ukur kadar garam terlarut diatas permukaan material yang sudah diblasting (Bresle test
/ Salt test) sesuai dengan SSPC TU 15 dengan maksimum konsentrasi garam terlarut yang
diperkenankan adalah 50 mg / m2.
Tabel 1
Micro Siemens (µS) Micro gram (µg) Mili gram (mg/m2)
50 5.0 50
17.APLIKASI COATING
17.1.1. Pengadukan atau pencampuran dari tiap – tiap komponen harus sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatnya.
17.1.2. Pencampuran disesuaikan dengan kebutuhan yang akan di lindungi dengan material
coating tersebut.
17.1.3. Campuran dari coating yang digunakan dapat dilihat pada Lembar Data Teknis (TDS)
17.1.4. Selain mengacu merujuk atas petunjuk dari Pabrikan juga mengacu ke SSPC – PA1
Shop, Field and Maintenance Painting of Steel dalam hal proses pengadukan dan
hubungannya terhadap aplikasinya.
17.2.1. sebelum aplikasi coating dilakukan terhadap permukaan, temperature permukaan baja
yang akan dicoating wajib diukur.
17.2.2. Pengukuran dapat menggunakan magnetic Steel temperature atau dengan alat ukur
lain yang dapat dipergunakan dan sesuai dengan peruntukkannya.
17.2.3. Aplikasi coating yang direkomendasi anatara permukaan material yang dicoating
dengan Dew point adalah 30 C, berikut contoh dibawah ini :
Catatan :
- Pada lingkungan C3 Medium Corrosion pada material carbon dengan Mass loss > 200 s/d
400 g/m2 dan kehilangan tebal > 25 – 50 micron pertahun lihat ISO 12944 – 2, 2017.
Halaman 5 Tabel 1.
- Kondisi tersebut juga berdampak terhadap nilai proteksi dan ketebalan coating system
yang dianut.
17.3.1. Setelah diblasting dan dinyatakan bersih dan setelah dilakukan pengujian dan
pemeriksaan.
17.3.3. Stripe coat ini wajib pada semua permukaan yang pitting corrosion, Lubang baut,
Rivet, welding line, celah –celah, sudut – sudut, bagian luar dari sudut runcing.
17.3.4. Stripe dapat menggunakan kuas atau roller terlebih dahulu sebelum aplikasi
coating dimulai pada seluruh permukaan.
17.4.1. Sebelum memulai aplikasi coating pada seluruh permukaan pastikan baca
dengan teliti system coating yang digunakan.
17.4.2. Gunakan Tip Nozzle yang sesuai dengan PDS / TDS dari manufaktur
pembuat coating.
173.4.3. Perhatian hal – hal penting daam proses aplikasi, jika ragu tanyakan kepada
Coating inspector dan coating Supervisor yang ada dilapangan atau dapat
berkosultasi langsung technical Rep nya.
17.1. Pengukuran tebal basah (Wet Film Thickenss) harus dilakukan dan dimasukkan
kedalam laporan formal yang telah ditentukan
17.2. Dalam pengukuran tebal basah harus dipastikan “ Passing / Ayunan “ berapa lapis
untuk memastikan target dari tebal basah terhadap tebal kering dan kaitannya
konsumable material yang digunakan.
𝐷𝐹𝑇 𝑋 100 %
WFT =
% 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑
100 𝑋 100 %
WFT = = 153.9 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑛 𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 154 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑛
65 % 𝑉𝑆
18.1. Semua coating pada proses aplikasi tidak boleh ada sagging, mengkerut / wrinkling,
berlubang – lubang / pinhole dan cacat visual lain termasuk ketidak seragaman warna
dan daya kilap, dsb
18.2. Semua cacat tersebut harus di perbaiki sesegera untuk menghindari dikontuniutas
lapisan coating.
19.2. Harus diperbaiki sesegera mungkin tergantung dari kondisi coating dan keadaannya,
apa bila cacat visual yang timbul akibat adanya lelehan / Sagging harus di amplas
setelah kering.
19.3. Sagging ini dapat dipebaiki pula dalam keadaan Coating masih basah dengan
menggunakan kuas yang sesuai.
20.1.1. Lakukan Blotter test untuk memastikan kondisi kompresor dan tekanan udara
yang terkompresi didalamnya tidak ada kontaminan.
201.2. Blotter hanya di lakukan pada saat awal pekerjaan blasting saja, baik untuk
perkejaan coating tanki bagian luar maupun bagian dalam.
120.1.3. Pasir blasting harus dipastikan kandungan kadar garam terlarut didalamnya,
serta kontaminasi kadar debu sesuai dengan ISO 8502 -3 dan kreteria
penerimaan klas 1 rating 2.
20.1.4. Tidak boleh ada kontaminasi minyak dan untuk meastiknnya dilakukan
dengan pengujian sesuai dengan SSPC – AB 1 dan ASTM D 4940.
20.1.5. Maksimum kadar garam terlarut didalamnya adalah 300 µS – Mikro Siemens.
20.2.2. Hasil blasting harus dilakukan pengujian kedalam dan pengukuran kedalam
profil dengan micro meter – Elcometer 124 atau yang setara, pengukuran
mengacu ke ASTM D 4417 Standard Test Methods for Field Measurement
of Surface Profile of Blast Cleaned Steel Methode C atau dengan press –
O – Film.
20.2.3. Kekasaran dan atau kedalam profil yang diterima adalah 50 mikron – 75
mikron.
20.2.4. Uji kadar debu diatas permukaan material yang sudah di blasting dan akan
coating sesuai dengan ISO 8502 -3.
20.2.6. Pengujian kadar garam terlarut diatas permukaan material yang akan di
coating sesuai dengan SSPC TU 4, kreteria penerimaan tidak boleh lebih
dari 50 mg / cm2.
20.3.3. Pengukuran dilakukan setiap aplikasi coating, lapis demi lapis pada
setiap luasan permukaan 10 ft X 10 ft atau setiap 3.05 m2 , dimana
setiap area reading terdiri dari 5 gage reading.
Spesifikasi
=100 %
Contoh 180 mikron
20.4.1. Methode uji dengan Pull Off Test Mengacu ke D 4541 Standard Test
Method for Pull-Off Strength of Coatings Using Portable Adhesion
Testers.
20.4.2. Pull off test merupakan uji merusak hal ini dilakukan setelah semua
pekerjaan coating telah selesai baik baik luar tanki maupun dalam
tanki.
20.4.5. Pengujian dapat di wakilkan diatas panel (Mock Up) dengan kreteria
penerimaan minimum tidak boleh kurang dari 5 MPA / 435 Psi.
Dengan persiapan permukaan Abrsive Blasting / Dry Blasting.
21.1. Setiap selesai dari mengaplikasikan coating harus dibersihkan dengan menggunakan
pelarut yang sesuai, semua peralatan harus di bersihkan dan dirapihkan dan
ditempatkan ditempat yang telah ditentukan.
21.2. Semua sisa kemasan coating, thiner harus di tempatkan ditempat yang aman atau
pada kategori limbah B3 ( Bahan Beracun Berbahaya).
21.3. Evalusi dan amati Kembali lingkungan Kerja dan pastikan dalam keadaan aman dan
terkendali serta yakinkan bahwa semua dalam yang sesuai.
Form Inspeksi