Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PENULISAN ARTIKEL UNTUK BUKU ANTOLOGI

Disusun oleh: Teguh Ilham

Bagian JUDUL dibuat menarik, menggambarkan isi tulisan, dan tidak terlalu panjang

Misalnya:
POTRET DEMOKRASI LEVEL LOKAL: BELAJAR DARI PEMILIHAN KETUA RW 03 KELURAHAN DUKU
Oleh:
NPP:
Email:

Bagian PENDAHULUAN atau AWAL (berisikan narasi pengantar sebelum kita membahas secara lebih
detail pada bagian selanjutnya)

• Untuk Sub Judul, cukup ditulis ‘Pendahuluan’


Bagian pendahuluan buat semenarik mungkin. Misalnya dimulai dengan jargon, kutipan, atau
kalimat yang menarik lainnya.
Agar ilmiah, maka tambahkan beberapa kutipan untuk memperkuat atau mendukung opini
kita. Kutipan bisa dari artikel jurnal, data BPS, data kecamatan/kelurahan, buku, artikel
online, berita atau sumber lain yang terpercaya. Hindari mengutip dari blog pribadi, wikipedia
atau sumber lain yang dianggap tidak profesional. Boleh melihat Wikipedia, tapi jika dalam
artikel Wikipedia tersebut ada sumber rujukannya, maka rujuklah ke sumber tersebut.
Misalnya:
Pendahuluan

“Sesuatu yang besar berawal dari hal yang kecil”. Jika kita menginginkan ada perubahan besar maka
kita harus memulai dari pembelajaran hal-hal yang kecil. Analogi ini bisa kita bawakan pada demokrasi.
Jika kita menginginkan untuk menjadi sebuah negara yang demokratis yang substansial, maka kita harus
benar-benar belajar dan mempraktikkannya mulai dari level pemerintahan terkecil. Dalam struktur
pemerintahan, Rukun Warga/RW (atau bahkan Rukun Tetangga/RT) merupakan ujung tombak
pemerintahan. Sebagai ujung tombak, walaupun struktur pemerintahannya tidak kompleks
desa/kelurahan, kecamatan, apalagi negara, peran RW sangat besar, karena RW berhadapan langsung
dengan komunitas masyarakat dengan lingkup terkecil. RW mengetahui setiap aktivitas yang dilakukan di
lingkungannya, bahkan tidak jarang konflik bisa langsung diselesaikan oleh RW. Hal ini sesuai dengan
pendapat Setiawan (2020) yang menyatakan bahwa RW (lanjutkan). Tambahkan narasi hingga dianggap
cukup, bisa dua atau tiga paragraf lagi.

Setelah itu tambahkan satu paragraf terakhir jelaskan metodologi kita menyusun tulisan ini.
Misalnya:

Tulisan ini disusun berdasarkan observasi penulis selama melaksanakan Praktik Lapangan 1 di
OPD/Kecamatan (sesuaikan) dan dilengkapi dengan wawancara dengan beberapa informan, yaitu Camat
(sesuaikan), Lurah (sesuaikan), tokoh masyarakat, Ketua Karang Taruna, mantan ketua RW 03 periode
(sebelumnya), ketua RW terpilih, (dan sebagainya). Dalam menarasikan tulisan ini, penulis juga
melengkapi analisis dengan data yang diperoleh langsung dari (tempat PL), Badan Pusat Statistik (BPS),
dan hasil pemikiran atau kajian lain yang dipublikasikan dalam jurnal, laporan, ataupun buku.
Bagian PEMBAHASAN atau ISI (membahas secara detail terkait dengan pokok tulisan kita.)

Agar menarik sub judul nya dibuat dengan kalimat yang menarik.
Sub judul di pembahasan bisa lebih dari satu.
Sama halnya dengan bagian pendahuluan, gunakan kalimat menarik/santai, bahkan bisa juga
menggunakan kalimat dalam bahasa Inggris atau daerah tapi dimiringkan. Kalau bahasanya
tidak umum dalam kurung sertakan terjemahannya.
Sama halnya dengan bagian pendahuluan, gunakan beberapa kutipan, baik dari artikel jurnal,
data BPS, data kecamatan/kelurahan, buku, artikel online, berita atau sumber lain yang
terpercaya. Hindari mengutip dari blog pribadi, wikipedia atau sumber lain yang dianggap tidak
profesional. Boleh melihat Wikipedia, tapi jika dalam artikel Wikipedia tersebut ada sumber
rujukannya, maka rujuklah ke sumber tersebut.

Misalnya:

Sub judul ISI pertama:

Sekilas tentang RW 03 Kelurahan Duku

RW 03 merupakan salah satu dari 12 RW yang terletak di Kelurahan … RW ini terdiri dari 3
RT…(lanjutkan narasi dari aspek lokasi, kepemimpinan RW sebelumnya, potensi, heterogenitas kondisi
penduduk seperti pekerjaan, agama, suku, dsb. Bisa 1 paragraf kalau cukup). Kutip rujukan dari data
kelurahan, BPS, dsb.

Paragraf selanjutnya ceritakan tentang berbagai permasalahan umum yang ada di RW/lokasi PL ini (bisa
2 paragraf)

Paragraf terakhir dari sub judul ini merupakan pengantar sebelum sampai kepada pembahasan sub judul
berikutnya. Paragraf ini penting agar ‘nyambung´ atau ada benang merahnya dengan paragraf di
bawahnya.

Misalnya:

Sub judul ISI kedua:

Proses dan Dinamika Pemilihan Ketua RW 03 Kelurahan Duku

Indonesia sebenarnya telah mempraktikkan demokrasi jauh sebelum konsep demokrasi ala barat
diperkenalkan di negara ini. Masyarakat kita telah terbiasa dengan budaya musyawarah-mufakat, yang
sebenarnya itu adalah salah bentuk demokrasi, yaitu demokrasi deliberatif (Ilham, 2019). Salah satu
lesson learn yang dapat diambil dari RW adalah bagaimana proses berdemokrasi dijalankan pada level
lokal. Lanjutkan dengen menceritakan tentang proses dan dinamika pemilihan ketua RW 03 mulai dari
berakhirnya masa jabatan RW sebelumnya, persiapan pemilihan RW baru, hingga pasca terbentuknya
RW baru. Gunakan rujukan baik peraturan Per-UU-an yang mengatur, pendapat ahli dari artikel jurnal,
buku, dsb. Bisa 3 atau 4 paragraf.
Sub judul ISI ketiga:

Pemilihan Ketua RW: Sebuah pembelajaran bagi demokrasi kita

Berdasarkan dinamika tersebut maka dapat diambil beberapa pelajaran dari demokrasi pada RW
sebagai level pemerintahan masyarakat terkecil. Pertama, demokrasi dalam bentuk deliberatif masih
dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pada bentuk ini, demokrasi tidak dimaknai dengan besar
atau kecilnya suara, akan tetapi dari kualitas musyawarah hingga akhirnya mencapai kata mufakat
lanjutkan narasi nya, dan didukung kutipan, data dsb). Kedua, pada masyarakat yang berciri perkotaan,
rendahnya minat warga untuk berpartisipasi dalam pemilihan cukup terlihat. Dalam konteks pemilihan
pada RW 03, kondisi ini disebabkan oleh …,(uraikan beberapa penyebab). Ketiga, (dan setelusnya). Bisa
3 atau 4 paragraf.

Bagian PENUTUP (memberikan kesimpulan, beserta saran, baik kepada pemerintah, masyarakat dan
juga akademisi/kampus dan harapan umum)

Sub judulnya boleh cukup di tulis PENUTUP


Kesimpulan singkat saja, satu atau dua kalimat yang terletak di awal paragraf.
Saran diberikan berdasarkan penyebab permasalahan yang telah diuraikan bagai bagian
sebelumnya.
Tutup dengan harapan umum satu atau dua kalimat
Sama halnya dengan bagian sebelumnya, gunakan kalimat menarik/santai, bahkan bisa juga
menggunakan kalimat dalam bahasa Inggris atau daerah tapi dimiringkan. Kalau bahasanya
tidak umum dalam kurung sertakan terjemahannya.
Sama halnya dengan bagian sebelumnya, boleh ada kutipan, ataupun tidak.

Misalnya:

Penutup

Pemilihan ketua RW 03 Kelurahan Duku telah memberikan kita pelajaran berdemokrasi secara
deliberatif dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Namun demikian antusiasme warga untuk
mencalonkan diri sebagai ketua RW masih rendah. Berdasarkan berbagai kondisi yang menyebabkan hal
ini bisa terjadi, maka disarankan beberapa hal berikut ini: Pertama, kepada pemerintah daerah (uraikan
sarannya). Kedua, kepada pengurus RW/ masyarakat agar .. (uraikan sarannya). Ketiga, kepada
akademisi/perguruan tinggi agar .. (uraikan sarannya). Kita sama-sama berharap semoga (lanjutkan).
Penutup bisa 2 atau 3 paragraf sesuai kebutuhan.
Bagian Daftar Pustaka

• Gunakan APA 6 Style


• Selengkapnya pelajari pada Cara Menulis Daftar Pustaka APA Style Edisi 6 - InformasainsEdu

Daftar Pustaka

(Contoh dari Buku)

Widarjono, A. (2017). Analisis multivariat terapan dengan program, SPSS AMOS & SMARTPLS.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

(contoh dari artikel jurnal)

Dodonova, S.O., & Bulychev, A.A. (2012). Effect of cytoplasmic streaming on photosynthetic activity of
chloroplasts in internodes of chara corallina. Russian Journal of Plant Physiology, 59(1).

..dan lain-lain
Begini kira-kira bentuk tulisannya:

POTRET DEMOKRASI LEVEL LOKAL: BELAJAR DARI PEMILIHAN KETUA RW 03 KELURAHAN DUKU
Oleh:
NPP:
Email:

Pendahuluan

“Sesuatu yang besar berawal dari hal yang kecil”. Jika kita menginginkan ada perubahan besar maka
kita harus memulai dari pembelajaran hal-hal yang kecil. Analogi ini bisa kita bawakan pada demokrasi.
Jika kita menginginkan untuk menjadi sebuah negara yang demokratis yang substansial, maka kita harus
benar-benar belajar dan mempraktikkannya mulai dari level pemerintahan terkecil. Dalam struktur
pemerintahan, Rukun Warga/RW (atau bahkan Rukun Tetangga/RT) merupakan ujung tombak
pemerintahan. Sebagai ujung tombak, walaupun struktur pemerintahannya tidak kompleks
desa/kelurahan, kecamatan, apalagi negara, peran RW sangat besar, karena RW berhadapan langsung
dengan komunitas masyarakat dengan lingkup terkecil. RW mengetahui setiap aktivitas yang dilakukan di
lingkungannya, bahkan tidak jarang konflik bisa langsung diselesaikan oleh RW. Hal ini sesuai dengan
pendapat Setiawan (2020) yang menyatakan bahwa RW (lanjutkan). Tambahkan narasi hingga dianggap
cukup, bisa dua atau tiga paragraf lagi.

Setelah itu tambahkan satu paragraf terakhir jelaskan metodologi kita menyusun tulisan ini.
Misalnya:

Tulisan ini disusun berdasarkan observasi penulis selama melaksanakan Praktik Lapangan 1 di
OPD/Kecamatan (sesuaikan) dan dilengkapi dengan wawancara dengan beberapa informan, yaitu Camat
(sesuaikan), Lurah (sesuaikan), tokoh masyarakat, Ketua Karang Taruna, mantan ketua RW 03 periode
(sebelumnya), ketua RW terpilih, (dan sebagainya). Dalam menarasikan tulisan ini, penulis juga
melengkapi analisis dengan data yang diperoleh langsung dari (tempat PL), Badan Pusat Statistik (BPS),
dan hasil pemikiran atau kajian lain yang dipublikasikan dalam jurnal, laporan, ataupun buku.

Sekilas tentang RW 03 Kelurahan Duku (Sub judul ISI pertama)

RW 03 merupakan salah satu dari 12 RW yang terletak di Kelurahan … RW ini terdiri dari 3
RT…(lanjutkan narasi dari aspek lokasi, kepemimpinan RW sebelumnya, potensi, heterogenitas kondisi
penduduk seperti pekerjaan, agama, suku, dsb. Bisa 1 paragraf kalau cukup). Kutip rujukan dari data
kelurahan, BPS, dsb.

Paragraf selanjutnya ceritakan tentang berbagai permasalahan umum yang ada di RW/lokasi PL ini (bisa
2 paragraf)

Paragraf terakhir dari sub judul ini merupakan pengantar sebelum sampai kepada pembahasan sub judul
berikutnya. Paragraf ini penting agar ‘nyambung´ atau ada benang merahnya dengan paragraf di
bawahnya.
Proses dan Dinamika Pemilihan Ketua RW 03 Kelurahan Duku (Sub judul ISI kedua)

Indonesia sebenarnya telah mempraktikkan demokrasi jauh sebelum konsep demokrasi ala barat
diperkenalkan di negara ini. Masyarakat kita telah terbiasa dengan budaya musyawarah-mufakat, yang
sebenarnya itu adalah salah bentuk demokrasi, yaitu demokrasi deliberatif (Ilham, 2019). Salah satu
lesson learn yang dapat diambil dari RW adalah bagaimana proses berdemokrasi dijalankan pada level
lokal. Lanjutkan dengen menceritakan tentang proses dan dinamika pemilihan ketua RW 03 mulai dari
berakhirnya masa jabatan RW sebelumnya, persiapan pemilihan RW baru, hingga pasca terbentuknya
RW baru. Gunakan rujukan baik peraturan Per-UU-an yang mengatur, pendapat ahli dari artikel jurnal,
buku, dsb. Bisa 3 atau 4 paragraf.

Pemilihan Ketua RW: Sebuah pembelajaran bagi demokrasi kita (Sub judul ISI ketiga)

Berdasarkan dinamika tersebut maka dapat diambil beberapa pelajaran dari demokrasi pada RW
sebagai level pemerintahan masyarakat terkecil. Pertama, demokrasi dalam bentuk deliberatif masih
dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pada bentuk ini, demokrasi tidak dimaknai dengan besar
atau kecilnya suara, akan tetapi dari kualitas musyawarah hingga akhirnya mencapai kata mufakat
lanjutkan narasi nya, dan didukung kutipan, data dsb). Kedua, pada masyarakat yang berciri perkotaan,
rendahnya minat warga untuk berpartisipasi dalam pemilihan cukup terlihat. Dalam konteks pemilihan
pada RW 03, kondisi ini disebabkan oleh …,(uraikan beberapa penyebab). Ketiga, (dan setelusnya). Bisa
3 atau 4 paragraf.

Penutup

Pemilihan ketua RW 03 Kelurahan Duku telah memberikan kita pelajaran berdemokrasi secara
deliberatif dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Namun demikian antusiasme warga untuk
mencalonkan diri sebagai ketua RW masih rendah. Berdasarkan berbagai kondisi yang menyebabkan hal
ini bisa terjadi, maka disarankan beberapa hal berikut ini: Pertama, kepada pemerintah daerah (uraikan
sarannya). Kedua, kepada pengurus RW/ masyarakat agar .. (uraikan sarannya). Ketiga, kepada
akademisi/perguruan tinggi agar .. (uraikan sarannya). Kita sama-sama berharap semoga (lanjutkan).
Penutup bisa 2 atau 3 paragraf sesuai kebutuhan.

Daftar Pustaka (gunakan style APA 6)

(Contoh dari Buku)

Widarjono, A. (2017). Analisis multivariat terapan dengan program, SPSS AMOS & SMARTPLS.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

(contoh dari artikel jurnal)

Dodonova, S.O., & Bulychev, A.A. (2012). Effect of cytoplasmic streaming on photosynthetic activity of
chloroplasts in internodes of chara corallina. Russian Journal of Plant Physiology, 59(1).

Selengkapnya pelajari pada Cara Menulis Daftar Pustaka APA Style Edisi 6 - InformasainsEdu
KETENTUAN UNTUK SUBMIT TULISAN:
1. Panjang tulisan 4- 5 halaman A4, huruf Arial 12, spasi 1,5, margin 3x3x3x3.
2. Minimal mengutip 7 sumber kutipan dari artikel jurnal, data BPS, data kecamatan/kelurahan,
buku, artikel online, berita atau sumber lain yang terpercaya. Hindari mengutip dari blog
pribadi, wikipedia atau sumber lain yang dianggap tidak profesional. Boleh melihat Wikipedia,
tapi jika dalam artikel Wikipedia tersebut ada sumber rujukannya, maka rujuklah ke sumber
tersebut.
3. Hindari plagiasi, kalimat yang diambil diinternet harus diparafrase. Jika kalimat tersebut
mengandung pokok pikiran/pendapat yang penting atau spesifik maka setelah diparafrase lalu
diberi sumber kutipan. Untuk mempelajari bagaimana melakukan parafrase pelajari tentang
parafrase melalui link ini https://hukumline.com/cara-menghindari-plagiarisme/
4. Draft lengkap (mulai dari judul hingga daftar pustaka) kirimkan ke akun Turnitin yang telah
disediakan.

Anda mungkin juga menyukai