Anda di halaman 1dari 9

Struktur Teks Editorial

 Pernyataan pendapat (tesis), berisi sudut pandang penulis terhadap


permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan
diperkuat oleh argumen.
 Argumentasi, bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk
memperkuat pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data
hasil penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat
dipercaya.
 Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration, berisi penguatan kembali
atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian
argumentasi.

Supaya kalian lebih paham tentang bagian struktur teks editorial, berikut ada
contoh teksnya. Contoh teks editorialnya berjudul “Perlukah Ujian Nasional
Online Diadakan ?”

 Pernyataan pendapat/tesis :
Di bawah ini merupakan sudut pandang penulis terhadap isu/masalahnya. Isu
yang diangkat yaitu pelaksanaan ujian nasional daring. Kemudian
ditambahkan beberapa kalimat yang menegaskan sudut pandang penulis.

Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga


SMA. Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian
nasional secara online di beberapa sekolah. Dilihat dari keadaan dan situasi
lapangan saat ini, rencana ini belum tepat dan perlu dipertimbangkan kembali
karena permasalahan sepertiinfrastruktur yang belum merata dan kurangnya
pengetahuan dari tenaga ahli di beberapa sekolah.

 Argumentasi :

Di bawah ini merupakan argumen yang berisi pernyataan umum yang


menguatkan pernyataan pendapat/tesis.

Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional online tetap
dilaksanakan, maka beberapa sekolah akan kesulitan karena tidak adanya
infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses internet, dan listrik. Coba
bayangkan ketika ada sebuah sekolah yang mempunyai 250 siswa yang akan
mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh
pihak sekolah untuk melaksanaan ujian nasional ini?

Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Apabila tetap dipaksakan,


maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan komputer secara
bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan timbulnya kecurangan dalam ujian
nasional. Selain itu kurangnya tenaga ahli di beberapa sekolah juga menjadi
masalah, karena pasti beberapa sekolah akan bingung dalam pelaksanaan
karena tidak mengerti bagaimana melaksanakannya.

 Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)

Di bawah ini merupakan penegasan ulang pendapat yang sudah dibicarakan


diawal. Terutama dalam hal infrastruktur.  

Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara


online, pemerintah harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang
mendukung serta tidak terburu-buru dalam melaksanakannya. Pemerintah
juga harus melakukan sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah yang jauh
sebelum ujian nasional agar tidak menimbulkan masalah seperti yang telah
diuraikan di atas.
Nah, setelah kalian tahu strukturnya, sekarang kalian juga harus belajar
tentang langkah-langkah dalam membuat teks editorial. Langkah-langkahnya
yaitu :

 Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca. Topik


yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin
topik yang terbaru.
 Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat. Data berupa
fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung
pendapat yang sudah dibuat.
 Menyesuaikan topik dengan pembaca. Penulis teks editorial harus
memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan
apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca..
 Menyunting teks editorial. Periksa kembali teks yang sudah dibuat
agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan
siap untuk dibaca para pembaca.
 Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang proses
terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial. Pada teks
eksplanasi juga sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya
dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain sesudahnya.

Struktur Teks Eksplanasi

Tsunami adalah istilah yang berasal dari Jepang, terdiri atas dua kata tsu dan
name yang berarti ‘pelabuhan’ dan ‘gelombang’. Para ilmuan mengartikannya
sebagai gelombang pasang atau gelombang laut akibat gempa. Tsunami
adalah gelombang laut besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba
menerjang kawasan pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat dari aktivias
gempa atau gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya
gelombang tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika menghantam
daratan pantai.

Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut pemukaannya naik turun di


sepanjang patahan selama gempa berlangsung. Patahan tersebut
mengakibatkan terganggunya keseimbangan air laut. Patahan yang besar
akan menghasilkan tenaga gelombang yang besar pula. Beberapa saat
setelah terjadi gempa, air laut akan surut. Setelah surut, air laut kembali ke
arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain itu, pembentukan
tsunami juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan.
Letusan tersebut menyebabkan tingginya pergerakan air laut atau perairan di
sekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau kerusakan
yang terjadi saat menghantam pantai.

Baca juga: Pengertian Teks Persuasi dan Strukurnya

Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan


kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami
tersebut menghantam permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja
yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dan
mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak perlu terlalu
khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar. Selain
itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti
dengan tsunami.

Dari contoh teks eksplanasi di atas, kita dapat melihat bahwa struktur teks
ekplanasi adalah:

1. Pernyataan Umum

 Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa
berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Dalam contoh
teks di atas. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa
gambaran secara umum tentang tsunami, mengapa tsunami terjadi, dan
bagaimana proses peristiwa tsunami tersebut bisa terjadi.

2. Deretan Penjelas

Berisi tentang penjelasan proses mengapa tsunami bisa terjadi atau tercipta
dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan
dan merincikan penyebab dan akibat dari tsunami.

3. Interpretasi (Opsional)

Teks penutup yang bersifat pilihan, dan bukan keharusan. Teks penutup yang
dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari
pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa
tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam
teks tersebut.
Untuk mempermudah penyusunan resensi, perlu diperhatikan unsur atau hal-hal
yang harus ada dalam sebuah resensi, yaitu:

1. Judul resensi (judul resensi sebaiknya tidak sama dengan judul buku dan
hendaknya dibuat agar pembaca tertarik)

2. Identittas novel (judul, pengarang, penerbit, kota dan tahun terbit, jumlah
halaman, jika perlu harga buku)

3. Kepengarangan (berhubungan dengan karya-karya yang pernah dihasilkan


sebelumnya, penghargaan yang pernah diperoleh pengarang)

4. Ikhtisar cerita (sinopsis ringkas)

5. Kebahasaan berupa gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam novel

6. Kelemahan dan keunggulan novel (dikemukakan secara objektif, meliputi


ulasan terhadap isi buku maupun fisik novel)

7. Kesimpulan yang diperoleh penulis resensi terhadap novel yang diresensi,


manfaat yang dapat diambil, imbauan untuk membaca atau tidak membaca, dan
kalangan mana yang layak membaca.

Setelah memahami unsur-unsur tersebut, barulah kita berlatih menyusun resensi.


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Membaca novel berulang-ulang dengan penuh pemahaman, dapat pula sambil


memberi tanda-tanda tertentu pada baris kalimat yang menarik perhatian.

2. Mencatat identitas novel, baik judul, pengarang, penerbit, kota dan tahun
terbit, jumlah halaman, maupun harga buku jika diperlukan.

3. Menyusun sinopsis atau ringkasan cerita dengan kalimat sendiri. Untuk


mendukungnya, dapat disertakan kutipan-kutipan.

4. Menentukan unsur intrinsik yang paling menonjol dalam novel tersebut.


5. Menunjukkan keunggulan dan kelemahan berdasarkan penggunaaan unsur
intrinsik yang telah ditentukan.

6. Memberikan kesimpulan berupa manfaat novel, baik atau tidaknya novel,


maupun layak atau tidaknya novel tersebut untuk dibaca dan dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai