TENTANG PEMATERI
Tri handoko atau yang akrab disapa kak Doki adalah awardee LPDP PK-113 yang
sekarang sedang menempuh s2 di University of Toronto, Kanada di jurusan Adult
Education and Community Development. Pemuda kelahiran tahun 1991 ini, merupakan
lulusan SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan merupakan lulusan pada jenjang sarjana di
Pendidikan Matematika, Sampoerna University.
Kak Doki beberapa kali terlibat dengan proyek sosial pengembangan komunitas
maupun pendidikan di daerah tertinggal hingga di negara lain, antara lain menjadi
sukarelawan pengajar matematika di Yeronga State High School, Brisbane, Australia;
mengajar anak Indonesia yang bersekolahh di Monte Rosa School, Montreux, Swiss;
memberikan motivasi kepada anak SMP di daerah Pandeglang agar terus melanjutkan
sekolah; membangun taman baca di kampong Sukaluyu, Bandung Barat bersama beberapa
organisasi dan komunitas seperti: Gerakan Mari Berbagi, GMB Gunting Kuku, Pemuda
Pembaharu Harapan Penduduk, The Desaku: Sinar Luas, Dan Ayo Sekolah, Baik Menjadi
Relawan, Pendamping Pendiri, Pemimpin Tim, Maupun Inisiator.
Jawaban: hi mas handoyo, sebenernya repot juga ya mas kalo semua yang gak relevan
di hapus, jadi sedikit juga gak enak. Salah satu caranya, bagian social project yang
berkaitan dengan energy terbarukan jadi hightlight-nya CV-nya mas, lalu yang lainnya
ada di bagian ke dua, deskripsi pengalaman-pengalaman.
Untuk LPDP dan beasiswa lainnya, pengalaman kegiatan sosial bisa banget dijelaskan
sebagai karakternya mas yang memang peduli sosial. Lalu yang bagian berhubungan
dengan studynya mas dijelaskan lebih rinci sebagai pengalaman dominan.
3. Bagaimana memaparkan statement of purpose yang berkualitas namun tetap
diplomatis agar dilirik oleh penyelenggara beasiswa? (Any, Universitas Islam Riau)
Jawaban: wah seru ni, bener banget, itu sudah semacam hal wajib kalau kita juga harus
nulis secara berkualitas dan sedikit diplomatis biar tulisannya enak dibaca. Kalau aku
akan kasih beberapa angka yang real di statement of purpose ku. Jangan terlalu banyak
fakta yang kita bawa, satu atau dua ditambah dengan data. Menurutku itu bisa jadi
bumbu buat nulis diplomatis dan tetep menarik. Aku kasih sedikit contoh yang aku
tulis ya mba.
“Selain itu, bersama komunitas berbagi gunting kuku saya melaksanakan program
edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri, tangan, dan kuku di Jakarta,
Garut, Sukabumi, Bogor, Bandung Barat, Dan Surabaya. Komunitas ini saya dirikan
sejak tahun 2013 dibantu 30 volunteer dari beberapa universitas. Hingga kini, kami
telah membagikan sebanyak kurang lebih 3000 gunting kuku ke masyarakat.
4. Apakah esai lebih baik ditulis dengan bahasa inggris atau Indonesia? Tahun lalu
kebetulan saya sudah sampai di tahap wawancara dan merasa interviewers kurang
begitu menangkap maksud saya di esai dan saat wawancara. Apakah sebaiknya ditulis
dengan bahasa Indonesia? (Jasi Jannati)
Jawaban: PR untuk yang nulis pakai bahasa inggris adalah “proofreading” cari teman
yang dipercaa buat koreksi grammar dulu, lalu kalau grammar sudah beres minta yang
lain untuk kasih masukan ke kontennya.
5. Kira-kira baiknya tata cara kita nulis study plan seperti apa dan bagaimana ya mas?
(Anca, Universitas Bengkulu)
Jawaban: ini salah satu yang paling penting banget kalau mau apply LPDP. Aku kan
dulu gagal di administrasi pas pertama kali daftar LPDP. Setelah self-reflection,
kegagalan terbesar aplikasiku ada di study plan. Kalau belum paham banget tentang
jurusan dan kampus yang akan kita ambil, maka kualitas study plan kita juga mentah,
kurang detail dan kurang dalam. Nah di kasusku, aku buat sesuai dengan guideline dari
LPDP dengan sangat spesifik berhubungan dengan jurusan yang akan aku ambil di U of
T.
Pertanyaan untuk study plan dari LPDP. Essay meliputi deskripsikan rencana
perkuliahan dan sks per semester yang akan ditempuh hingga selesai studi.
Deskripsikan topic apa yang akan saudara tulis dalam tesis. Desktipsikan aktivitas di
luar perkuliahan yang akan saudara lakukan selama studi. Melampirkan daftar silabus
perkuliahan (kuliah studi lapangan yang mengeluarkan biaya tambahan tidak dibiayai
oleh LPDP)
“Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah saja
dirimu. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri”
(Taufik Ismail)s