Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI KELAS ONLINE LPDP LN PERTEMUAN KE-3

Hari, Tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2018


Pukul : 20.00 – 21.23
Tempat : Group What’s App
Pemateri : Tri Handoko Doki
Moderator : Mohammad Farizqo Irvan
Notula : Danang Setya Ramadani
Materi : Kupas Tuntas Statement of Purpose dan CV

TENTANG PEMATERI
Tri handoko atau yang akrab disapa kak Doki adalah awardee LPDP PK-113 yang
sekarang sedang menempuh s2 di University of Toronto, Kanada di jurusan Adult
Education and Community Development. Pemuda kelahiran tahun 1991 ini, merupakan
lulusan SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan merupakan lulusan pada jenjang sarjana di
Pendidikan Matematika, Sampoerna University.
Kak Doki beberapa kali terlibat dengan proyek sosial pengembangan komunitas
maupun pendidikan di daerah tertinggal hingga di negara lain, antara lain menjadi
sukarelawan pengajar matematika di Yeronga State High School, Brisbane, Australia;
mengajar anak Indonesia yang bersekolahh di Monte Rosa School, Montreux, Swiss;
memberikan motivasi kepada anak SMP di daerah Pandeglang agar terus melanjutkan
sekolah; membangun taman baca di kampong Sukaluyu, Bandung Barat bersama beberapa
organisasi dan komunitas seperti: Gerakan Mari Berbagi, GMB Gunting Kuku, Pemuda
Pembaharu Harapan Penduduk, The Desaku: Sinar Luas, Dan Ayo Sekolah, Baik Menjadi
Relawan, Pendamping Pendiri, Pemimpin Tim, Maupun Inisiator.

CATATAN PENTING dari PEMATERI tentang STATEMENT of PURPOSE


Seperti yang sudah dijelaskan oleh Mas Farizqo pada malam hari ini kita akan
membahas dua hal penting dalam meraih beasiswa, 1) Statement of Purpose, 2) CV.
Statement of Purpose sendiri selain dipakai di LPDP, dipakai juga di beasiswa lain dan juga
di pendaftaran kampus. Kalau di kampusku namanya Statement of Intent namun kurang
lebih isinya sama.
Tips pertama, Fokus. Baca dengan detail tentang apa yang diminta untuk ditulis.
Jawab semua pertanyaan yang ditanyakan. Tidak menambahkan apa yang tidak
ditanyakan. Untuk kasus statement of purpose di LPDP akan kita bahas disini.
Ini persyaratan dari LPDP. Essay 1: Statement of Purpose: Kontribusiku Bagi
Indonesia: Kontribusi yang telah, sedang, dan akan saya lakukan untuk
masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya (1000 kata). Essay ini meliputi
mendiskripsikan diri saudara. Deskripsikan kontribusi yang telah, sedang dan akan
saudara lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi dan komunitas.
Deskripsikan mimpi saudara tentang Indonesia di masa depan. Deskripsikan peran apa
yang akan saudara lakukan. Deskripsikan cara saudara mweujudkan mimpi tersebut. Fokus
pada bagian essay meliputi, karena yang diminta udah spesifik, makanya kalau aku harus
nulis tentang ini, aku gak akan cerita soal susahnya berjuang meraih beasiswa atau sekolah
di SMA dan S1 kecuali ada hubungan kuat dengan kontribusi untuk Indonesia. Kalau
fokusnya tentang apa yang sudah, sedang, dan akan dilakukan ke masyarakat. Buatku
ketiga garis waktunya yang penting, tapi aku akan lebih banyak berccerita tentang yang
sudah dilakukan dan sedang dilakukan karena itu udah real da nada buktinya. Untuk yang
akan dilakukan aku hanya cantumkan satu contoh besar dan alasannya kenapa. Kemudian
dihubungkan dengan pertanyaan selanjutnya terkait mimpi untuk Indonesia dan
bahaimana cara meraih mimpi tersebut berikut peran apa yang akan kita ambil. Aku dulu
bercerita tentang pendidika, kontribusiku ku fokuskan ke pendidikan, lalu yang akan
kulakukan adalah membangun pusat pendidikan di kampong, posisi strategis yang akan
aku ambil adalah menjadi kepala desa dengan berbagai macam alasannya.
Tips ke-2, Be Structured! Saranku pakai system 1 to 3. Beberapa kali aku ikut
mentoring program untuk penulisan essay, saran yang paling sering keluar adalah 1 to 3.
Maksudnya, untuk satu main idea tiap paragraph, buat minimal 3 supporting details. Satu
ide besar (essay kita secara keseluruhan) diturunkan ke 3 ide pokok essay, lalu tiap tiga ide
pokok, turunkan ke 3 supporting detail yang akan kita bangun. Aku lampirkan contoh yang
kubuat waktu nulis statement of intent di universitas ya (balik lagi, tergantung apa yang
diminta).
Tips ke-3, Be Interpretive. Nulisnya straight to the point. Boleh kok menulis hal-hal
filosofis asalkan ada alasan kenapa nulis itu. Baiknya kalaupun mau sedikit lebih indah
tulisannya, gunakan kata-kata yang filosofis, asik, dan mudah dimengerti. Yang susah
dimengerti, misal karena aku dari jurusan matematika, aku nulis, “kontribusiku
menghasilkan sebuah fungsi exponensial untuk kemajuan desa yang dipetakan satu-satu
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat”. Buat sebagian orang masih ngerti soal ini, tapi
buat yang lain akan sulit atau misalnya menulis “anganku melayang, menyudut, terhalang
tembok dan aku tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan Indonesia” itu
juga terlalu puitis dan reviewer bukanlah sastrawan. Buat yang lebih asik untuk dibaca.
Aku cantumkan sedikit penggalan essay murah-ku dulu terkait kontribusi. Mudah-
mudahan membantu.
“berkesempatan mengunjungi dan mengamati perkembangan Negara-negara maju
seperti Australia dan Switzerland dari dekat membuat saya berkontemplasi akan mimpi
saya terhadap Indonesia. Hamper semua Negara maju memiliki pendidikan yang maju pula.
Pendidikan menjadi prioritas di seetiap sudut pembangunan. Bahkan di daerah-daerah
pelosok Negara maju, selalu dapat ditemukan fasilitas pendidikan yang mumpuni. Saya
semdiri percaya, bahwa untuk mengubah pola pikir masyarakatnya, dan hal ini dapat
diraih melalui pendidikan. Sayangnya, masih ada sekitar 5000 desa tertinggal di Indonesia
(Menteri PDT, 2016) yang belum tersentuh pendidikan. Oleh karena itu, membangun
pusat-pusat pendidikan di desa-desa tertinggal menjadi mimpi besar saya untuk Indonesia.
Bukan hanya sebuah gedung kosong bernama pusat pendidikan, akan tetapi sebuah tempat
yang memiliki fasilitas belajar lengkap seperti perpustakaan, ruang belajar, internet, serta
computer yang dapat digunakan tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa”.
Narrative instead of Descriptive. Ini sudut pandangku terkait membaca essay
deskriptif dan essay naratif. Essay naratif lebih menarik dan lebih mengalir ketika dibaca.
Meskipun yang diminta adalah dideskripsikan, ketika kita menuliskannya dalam bentuk
naratif namun kontennya berupa deskripsi dari apa yang perlu didskripsikan, hasilnya
akan lebih menarik lagi. Tapi kalau sudah ditetapkan bentuk essay harus deskriptif, maka
gak ada pilihan lain.
Tips terakhir, be personal. I love reading personal witing ketimbang cerita tentang
orang lain yang kita kemas dengan bahasa kita. Lalu, ketika kontribusi yang telah, sedang,
dan akan kita lakukan punya hubungan persona dengan alasan kenapa kita akhirnya
berkontribusi dalam bidang itu, maka hasilnya akan jadi lebih menarik. Cerita personal gak
harus yang sedih-sedih ya mas mba bisa yang asik-asik kok atau yang eye opening banget
dalam hidup kita.

CATATAN dari PEMATERI tentang CV


CV ini interprestasi personal kita banget, intinya semacam jualan apapun yang
menarik tentang diri kita. Tips pertama, sesuaikan dengan tujuan CV, apakah untuk
beasiswa atau untuk pekerjaan. Kalau untuk beasiswa, fokuskan, jurusan yang akan kita
ambil jurusan apa, maka arahkan CV kita ke bidang itu aja. Jangan takut untuk eliminasi
pengalaman-pengalaman yang kurang relevan dan justru bikin bikin CV kita semrawut.
Harus Fokus.
Kedua, usahakan hanya buat 2 lembar. Satu halaman pertama untuk highlight apa
saja yang sangat menarik dari diri kita, lembar kedua detail pengalaman yang kita miliki
(harus tetap relevan dengan bidang apa yang akan kita lamar, baik itu buat beasiswa atau
pekerjaan).
Ketiga, ada yang bilang foto itu gak penting buat CV, ada yang bilang juga kalau foto
itu termasuk ke dalam penilaian dari CV kita. Kalauu gak ada aturannya, maka akan aku
cantumkan foto di dalam CV.
Keempat, urutkan dari yang paling baru ke yang paling jadul. Kalau untuk LPDP,
karena CV sudah ada template-nya (form) maka isi saja sesuai dengan yang ditanyakan di
sana. Cantumkan yang menurut kalian akan mendukung aplikasi beasiswanya. Bahkan hal
sesimpel juara 1 lomba adzan tingkat kecamatan pun menjadi menarik untk dicantumkan
kalau memang itu relevan dengan jurusan apa yang akan kita ambil. Misalnya, hokum
syariah di Al-Azhar (ini masih kurang nyambung, tapi lumayan ngena).

SESI TANYA JAWAB


1. Apa yang menjadi titik penting CV kita dilirik selain pengalaman organisasi? (Nurias,
Universitas Hasanudin)
Jawaban : hi Nurias thank you ya atas antusiasnya. Kalau untuk CV, memang
pengalaman organisasi, pengalaman sebagai volunteer, pengalaman kerja, pengalaman
kegiatan sosial, dna pengalaman-pengalaman lain yang berhubungan dengan CV itu
penting banget. Di luar itu, penampilan, desain, kerapihan, jenis huruf, ukuran huruf,
penempatan deskripsi CV. Ada beberapa aplikasi yang menyediakan template CV jadi
bisa lebih mudah membuatnya. Dan saya sendiri menggunakan corel draw.
2. Sebagai mahasiswa mesin saya aktif di social project namun tidak ada kaitan di dunia
ke-teknikan saya akan tetapi ada satu project bersama Ricky Elson yaitu kami
melakukan riset di bidang energy terbarukan s2 di bidang ebt. Berarti social project
yang ada hubungan di saja? (Handoyo, Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang).

Jawaban: hi mas handoyo, sebenernya repot juga ya mas kalo semua yang gak relevan
di hapus, jadi sedikit juga gak enak. Salah satu caranya, bagian social project yang
berkaitan dengan energy terbarukan jadi hightlight-nya CV-nya mas, lalu yang lainnya
ada di bagian ke dua, deskripsi pengalaman-pengalaman.
Untuk LPDP dan beasiswa lainnya, pengalaman kegiatan sosial bisa banget dijelaskan
sebagai karakternya mas yang memang peduli sosial. Lalu yang bagian berhubungan
dengan studynya mas dijelaskan lebih rinci sebagai pengalaman dominan.
3. Bagaimana memaparkan statement of purpose yang berkualitas namun tetap
diplomatis agar dilirik oleh penyelenggara beasiswa? (Any, Universitas Islam Riau)

Jawaban: wah seru ni, bener banget, itu sudah semacam hal wajib kalau kita juga harus
nulis secara berkualitas dan sedikit diplomatis biar tulisannya enak dibaca. Kalau aku
akan kasih beberapa angka yang real di statement of purpose ku. Jangan terlalu banyak
fakta yang kita bawa, satu atau dua ditambah dengan data. Menurutku itu bisa jadi
bumbu buat nulis diplomatis dan tetep menarik. Aku kasih sedikit contoh yang aku
tulis ya mba.
“Selain itu, bersama komunitas berbagi gunting kuku saya melaksanakan program
edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri, tangan, dan kuku di Jakarta,
Garut, Sukabumi, Bogor, Bandung Barat, Dan Surabaya. Komunitas ini saya dirikan
sejak tahun 2013 dibantu 30 volunteer dari beberapa universitas. Hingga kini, kami
telah membagikan sebanyak kurang lebih 3000 gunting kuku ke masyarakat.
4. Apakah esai lebih baik ditulis dengan bahasa inggris atau Indonesia? Tahun lalu
kebetulan saya sudah sampai di tahap wawancara dan merasa interviewers kurang
begitu menangkap maksud saya di esai dan saat wawancara. Apakah sebaiknya ditulis
dengan bahasa Indonesia? (Jasi Jannati)

Jawaban: PR untuk yang nulis pakai bahasa inggris adalah “proofreading” cari teman
yang dipercaa buat koreksi grammar dulu, lalu kalau grammar sudah beres minta yang
lain untuk kasih masukan ke kontennya.
5. Kira-kira baiknya tata cara kita nulis study plan seperti apa dan bagaimana ya mas?
(Anca, Universitas Bengkulu)

Jawaban: ini salah satu yang paling penting banget kalau mau apply LPDP. Aku kan
dulu gagal di administrasi pas pertama kali daftar LPDP. Setelah self-reflection,
kegagalan terbesar aplikasiku ada di study plan. Kalau belum paham banget tentang
jurusan dan kampus yang akan kita ambil, maka kualitas study plan kita juga mentah,
kurang detail dan kurang dalam. Nah di kasusku, aku buat sesuai dengan guideline dari
LPDP dengan sangat spesifik berhubungan dengan jurusan yang akan aku ambil di U of
T.
Pertanyaan untuk study plan dari LPDP. Essay meliputi deskripsikan rencana
perkuliahan dan sks per semester yang akan ditempuh hingga selesai studi.
Deskripsikan topic apa yang akan saudara tulis dalam tesis. Desktipsikan aktivitas di
luar perkuliahan yang akan saudara lakukan selama studi. Melampirkan daftar silabus
perkuliahan (kuliah studi lapangan yang mengeluarkan biaya tambahan tidak dibiayai
oleh LPDP)

“Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah saja
dirimu. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri”
(Taufik Ismail)s

Anda mungkin juga menyukai