Contoh essay beasiswa lpdp dan tips membuatnya contoh essay untuk pengajuan beasiswa
websites home keyword analysiscontoh. Mau lolos beasiswa lpdp simak contoh esai lpdp
berikut ini academic indonesia mang usep ngalalana wordpress. Contoh essay untuk pengajuan
beasiswa websites home keyword analysiscontoh essay untuk pengajuan beasiswa found at ,.
beasiswa luar negeri terbaru,. Contoh essay untuk beasiswa luar negeri. Contoh essay
beasiswa luar negeri college paper service. contoh essay beasiswa luar negeri college paper
service. Home contoh essay beasiswa luar negeri lpdp series persiapan dokumen beasiswa
lpdp mindblowed. Contoh essay pengajuan beasiswa.
Cara menulis essay beasiswa lpdp yang baik dan benar. Beasiswa 2013 beasiswa dipa tahap ii
ta. 2013. Berkas lamaran beasiswa luar negeri. ... contoh essay beasiswa luar negeri.
Argumentative essay body image media. Itu adalah beberapa contoh surat rekomendasi dari
pengalaman saya mendaftar. nah, kalau mau membaca tipsnya, bisa datang di beberapa
website yang pernah. Beasiswa lpdb my life my dreams baca ulang revisi baca ulang revisi.
beasiswa lpdb my life my dreams baca ulang revisi baca ulang revisi.
Contoh esai dari heru handika foto istimewa . ... jangan lewatkan kesempatan kuliah di luar
negeri gratis dengan beasiswa s2 luar negeri 2017 ini!. Alasan alasan ikut aplikasi beasiswa.
Perjalanan mendapatkan beasiswa lpdp part. perjalanan mendapatkan beasiswa lpdp part.
Beasiswa s luar negeri di china oleh schwarzman scholars biro pengembangan sumber daya
manusia ums.
Persyaratan pendaftaran serta berkas yang dikumpulkan paguyuban iteratives verfahren
beispiel essay contoh essay beasiswa. ... tips lolos beasiswa ke luar negeri. Capture jawaban
dari panitia lpdp tentang ketentuan toefl. Klik dikotak mendaftar beasiswa afirmasi. Ikuti
petunjuk essay beasiswa dengan seksama. Minta masukan orang lain untuk essay beasiswa.
Contoh di lehigh university bila di klik jurusan comparative and international education .
Dokter avis tips membuat essay lpdp khusus ppds. Dalam kegiatan ini ditekankan bahwa
mahasiswa yang kuliah di luar negeri harus pulang ke indonesia dan berkontribusi untuk
indonesia. Klik dikotak mendaftar beasiswa afirmasi. Panduan efektif membuat essay beasiswa
yang harus kamu tahu. Contoh esai di bagian kesimpulan. foto heru handika . Beasiswa,
beasiswa s1, beasiswa s1 dalam negeri, beasiswa s1 luar negeri, beasiswa. 19. 3534 pedoman
seleksi penerima beasiswa.
Tips lolos seleksi beasiswa lpdp. Syarat beasiswa lpdp luar negeri diperketat.
Beasiswa s2 luar negeri di china oleh schwarzman scholars. ... essay on the spot, tahapan
seleksi beasiswa lpdp mulai 2015. Asean in today s world beasiswa short course. Info beasiswa
terbaru, langganan beasiswa, update beasiswa. Surat rekomendasi/recommendation
letter/reference letter untuk melamar beasiswa. Contoh essay pengajuan beasiswa. Contoh
surat perjanjian setneg.
Di tulisan sebelumnya, saya sudah membahas satu esai yang diperlukan dalam mendaftar
beasiswa lpdp, yaitu esai tentang kontribusiku bagi indonesia. Daftar beasiswa kuliah, beasiswa
kuliah s1, beasiswa kuliah s2, beasiswa kuliah s3,. Lpdp perketat seleksi pengajuan beasiswa
keluar negeri.
Kiat menulis esai yang bikin beasiswa . Beasiswa untuk berkuliah secara gratis di norwegia
untuk siswa dan mahasiswa indonesia. Ragu nyari beasiswa ke luar negeri karena enggak jago
bahasa inggris? coba 3 beasiswa ini!. Beasiswa s2 korea, beasiswa kgsp, beasiwa s3 korea,
beasiswa di korea. Bagaimana menulis esai untuk mendapatkan beasiswa lpdp abc radio
australia.
Langganan info beasiswa, update beasiswa, beasiswa terbaru. 11 beasiswa kuliah ke luar
negeri yang membuka pendaftaran sai september desember 2016. Timeline aplikasi beasiswa
chevening source . ... informasi lengkap kuliah, beasiswa, tips studi dan biaya hidup di jerman.
... beasiswa ke luar negeri. mengayuh sepeda, tu eindhoven cus, netherland. Untuk
mendapatkan dan terpilih sebagai penerima beasiswa, terutama untuk melanjutkan studi di luar
negeri, tak cukup hanya bermodalkan kemuan yang baik. Tips kiat menulis esai bikin beasiswa .
Contoh essay untuk pengajuan beasiswa. Tahun ini pendaftaran beasiswa unggulan secara
online dibuka sepanjang tahun 2016. pertanyaan bisa anda saikan melalui telp 021 36785148
atau email. Panduan menulis esai lpdp kontribusiku bagi indonesia . Kiat menulis esai untuk
beasiswa chevening.
Skip to content
a madeandi's life
something good doesn't have to look difficult
Home
About me
o Baca Dulu
o Contact
o Invite me?
Scholarships
Beasiswa Australia
o Video AAS
o FAQ AAS
Pesan buku saya!
Peta Perjalanan
Ibu saya, meskipun tidak sekolah, sering penasaran dengan apa yang saya
lakukan. Beliau rajin menanyakan istilah-istilah asing seperti konferensi,
proposal, seminar, presentasi dan sebagainya. Tentu saja heran karena
beliau tidak pernah menyiapkan anaknya bergaul dengan hal-hal aneh seperti
itu. Saya bilang, proposal ini adalah usul. Kalau kita punya satu maksud maka
kita perlu sampaikan dalam bentuk usulan. Tujuannya agar pihak lain
mengerti dan kemudian mendukung usulan itu. Proposal riset juga demikian.
Proposal itu bisa seratus halaman, bisa juga hanya satu halaman, tergantung
untuk siapa proposal itu dibuat. Gagasan yang hebat sekalipun bisa
disampaikan dalam satu lembar proposal. Kita akan diskusi proposal versi
kedua yaitu versi pendek untuk kepentingan melamar beasiswa luar negeri.
Saya akan mengacu pada kerangka pertanyaan proposal di formulir beasiswa
ADS (Australian Development Scholarship). Di formulir tahun 2013 halaman
15-16 ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Jika semua
pertanyaan itu dijawab dengan baik, maka kita sudah menghasilkan sebuah
proposal penelitian.
Pertama, judul/tema harus tegas dan menarik. Judul atau tema sebaiknya
menunjukkan isi penelitiannya sendiri. Dengan membaca judulnya, orang
harus sudah bisa membayangkan isinya. Kita tidak sedang membuat film atau
novel misteri, apalagi sinetron. Masih ingat sinetron “Tersanjung”? Mengapa
judulnya harus “Tersanjung” sementara inti ceritanya bukan soal sanjungan
atau menyanjung. Bagaimana dengan judul ini “Study on Error Measurement
on Several Standard Setting Methods”? Bisakah kita langsung menebak
bidang kajiannya? Sekilas mungkin terdengar bagus, tetapi saya yakin orang
yang tidak sebidang ilmu akan menebak-nebak. Saya bahkan menduga ini
bidang teknik/sains, ternyata ini terkait pendidikan. Is it just me? Judul yang
saya pilih ketika mendaftar ALA adalah “Challenges and Opportunities in the
Delimitation of Indonesian Maritime Boundaries – A Legal and Technical
Approach”
Kedua, latar belakang harus jelas dan mendukung. Apa sih yang membuat
kita ingin meneliti itu? Apa yang kita saksikan di sekitar kita? Apa yang kita
baca? Apa yang sedang jadi persoalan? Fakta dan fenomena apa yang
terjadi atau teramati sehingga kita merasa perlu adanya penelitian? Penelitian
saya didukung oleh fakta bahwa Indonesia memiliki sepuluh tetangga yang
dengannya perlu menetapkan batas maritim dan belum tuntas hingga hari ini.
Fenomena lain adalah bahwa dengan batas yang belum tuntas itu sering ada
insiden di perbatasan. Tentu banyak contoh yang bisa disebutkan. Insiden ini
merugikan banyak pihak seperti nelayan dan lain-lain. Ketidakjelasan batas ini
juga menyulitkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut. Maka dari
itu perlu ada usaha untuk menyelesaikan batas maritim ini. Penelitian yang
serius terhadap ini jelas diperlukan. Bagaimana dengan bidang Anda?
Di form ADS, pertanyaan purpose ini juga harus dilengkapi dengan keunikan
penelitian yang diusulkan. Intinya bahwa usulan penelitian kita harus berbeda
dengan yang lain. Meskipun bagus dan penting tetapi kalau sudah ada yang
melakukan hal yang persis sama, tentu ini tidak unik. Dengan kata lain,
penelitian itu tidak perlu dilakukan karena sudah dilakukan orang lain.
Inti dari sebuah penelitian adalah melengkapi yang sudah ada atau
melakukan apa yang belum dilakukan. Sederhananya, kita tidak akan
melakukan hal yang persis sama dengan apa yang sudah pernah dilakukan
orang lain. Dalam ungkapan Bahasa Inggris disebut bahwa kita tidak
“reinventing the wheel”. Maka dari itu kita perlu membaca penelitian yang
sudah ada di bidang terkait untuk memastikan kita mengetahui
perkembangan bidang tersebut dan menjamin bahwa apa yang kita lakukan
tidak mengulang apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Membaca jurnal,
laporan resmi, dan buku menjadi sangat penting dalam hal ini. Kita tidak bisa
mengatakan “penelitian ini unik dan belum pernah dilakukan” tanpa
mendalami atau setidaknya membaca penelitian orang lain di bidang tersebut.
Kita juga tidak bisa mengatakan penelitian ini baru dan unik hanya karena ada
seorang professor yang kita kenal mengatakan demikian secara lisan. Di
sinilah perlunya literature review.
Intinya, keunikan itu bisa ditegaskan dengan menyatakan bahwa riset kita
akan menggunakan metode baru yang belum pernah, atau menggunakan
pendekatan baru, atau membahas kasus yang sama sekali baru, atau
menggabungkan beberapa metode di bidang lain yang belum pernah diuji,
atau melengkapi kekosongan (filling the gaps) dan lain-lain. Perlu diperhatiian
bahwa penelitian unik itu tidak selalu berarti harus benar-benar menemukan
sesuatu yang spektakuler. Penelitian tidak selalu tentang menemukan roket
untuk pergi ke bulan pulang pergi dalam waktu sehari.
Hal selanjutnya adalah hipotesis. Memang tidak semua penelitian itu perlu
menyampaikan hipotesis tetapi umumnya ada hipotesis atau dugaan yang
ingin dibuktikan. Dalam kasus penelitian terkait batas maritim, hipotesis yang
bisa disampaikan misalnya “pendekatan XXX yang diterapkan saat ini tidak
efektif dan perlu diperbaiki dengan pendekatan baru yaitu pendekatan XXX.”
Kalau proposalnya berbahasa Inggris tentu tinggal diterjemahkan. Hipotesis
ini tentu saja didasarkan pada penelusuran yang cukup intensif. Di sinilah
perlunya membaca penelitian terkait sebelum menulis proposal. Tanpa
membaca penelitian terdahulu kita tidak bisa membuat hopotesis. Mengutip
Will Smith dalam film Hitch, “You can’t really know where you’re going until
you know where you’ve been”. Kita memang tidak akan tahu ke mana mana
penelitian ini kita arahkan jika tidak tahu persis sudah sampai di mana
perkembangan riset saat ini. Hipotesis juga tidak harus selalu benar. Bisa saja
hasil penelitian kita nanti menyimpulkan bahwa hipotesis kita salah.
Untuk bagian metodologi, kita harus menjabarkan cara atau metode kita
dalam mencapai maksud dan tujuan penelitian. Sampaikan apakah akan
mengandalkan kajian pustaka saja (literature review) atau disertai dengan
eksperimen, wawancara atau Focus Group Discussion (FGD). Jika
melibatkan data, sampaikan sumber data serta bagaimana data itu diperoleh
dan diolah. Perlu disampaikan juga perangkat yang digunakan untuk
mengolah dan metode yang dipakai. Yang tidak kalah penting adalah rencana
penelitian dalam bentuk jadwal. Jika belum tahu pasti soal ini maka bisa
dibuat kalimat umum yang membuat pembaca proposal mendapat gambaran
menyeluruh. Akan lebih baik jika proposal dilengkapi dengan satu pernyataan
bahwa kita sudah melakukan langkah-langkah tertentu sebagai persiapan.
Misalnya, kita sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait yang akan
bisa menyediakan data. Dukungan dari instansi penyandang dana juga perlu
disampaikan jika sudah ada.
Sebagai penutup, coba bayangkan diri kita menjadi seorang penilai atau
penguji proposal penelitian. Apa yang membuat kita yakin proposal itu layak
diterima? Coba renungkan. Coba juga tanyakan hal-hal berikut:
1. Apa sih yang mau dilakukan peneliti ini? Maksusnya apa, tujuannya apa? Lalu
latar belakangnya apa kok dia mau meneliti topik ini?
2. Mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Kalau tidak dilakukan bagaimana?
3. Penelitian ini memang baik, tapi apakah memang masih perlu diteliti? Apakah
belum ada penelitian lain? Apa bedanya/kelebihannya dengan penelitian yang
sudah ada?
4. Bagaimana cara dia melakukannya? Apakah hanya baca buku saja di
perpusatakaan atau akan tenggelam di lab atau jalan-jalan wawancara orang-
orang di lapangan. Lalu mengolah datanya bagaimana sehingga maksud dan
tujuannya tercapai?
5. Mampukah orang ini melaklukannya? Kesiapan akademisnya bagaimana?
Dukungan pihak luar bagaimana? Dukungan dana?
6. Dan banyak lagi pertanyaan yang mungkin muncul. Coba renungkan dan
jawab pertanyaan itu di proposal. Semakin banyak pertanyaan yang bisa
dijawab oleh proposal itu, semakin bagus dia dan semakin berpeluang untuk
diterima.
Akhir kata, saya kembali tegaskan bahwa tulisan ini tidak boleh dijadikan
satu-satunya acuan dan saya tidak pernah mengklaim ini tips yang pasti
membuat proposal Anda diterima. Meski demikian, saya memang pernah
membuat proposal dengan cara yang sama dan diterima. Di luar semua hal-
hal yang rumit, selalulah ingat bahwa proposal, seperti yang saya jelaskan ke
ibu saya, adalah usulan semata, tidak lebih dari itu. Dia akan diterima jika bisa
menjawab semua (atau sebagian besar) pertanyaan dan keraguan dari
mereka yang menerima usul itu. Lihat juga contoh proposal yang pernah saya
buat. Selamat berjuang.
Kategori: Contoh surat pengajuan Beasiswa (Bahasa Inggris) dan tips menyiapkan aplikasi
permohonan/pengajuan beasiswa
Date…
(Scholarship) Coordinator
Congressional Hispanic Caucus Institute
504 C Street, NE
Washington, DC 20002
make an ideal candidate. Please send me an application and any other information pertaining to the
(scholarship). I have enclosed a self-addressed stamped envelope for your convenience. Thank you for your
Sincerely,
(your signature)
Filling out the scholarship application is a fact of life when seeking scholarships. Unfortunately, there is no
generic form or format; each scholarship fund has its own methods and information needs. Some scholarships
such as The Annual Signet Classic Scholarship Essay Contest offers no application form at all; submissions are
You should plan to spend 10-15 hours per scholarship application. This estimate includes gathering materials,
filling out application, preparing the package and writing a short essay.
Now it’s time to add efficiency to your skills because the preparation of scholarship applications is something of
a production line process where efficiency will save you time and help you avoid errors
High Demand Materials
Obtain or create a number of copies of materials that will be requested over and over again. Frequently
requested documents might include transcripts, financial aid forms or copies of tax returns, resumes, letters of
enhanced by being able to simply pluck the requested documents from the document holders filed in your
Multi-Tasking
In most cases, applying for a scholarship means writing an essay. Look for opportunities to use those
scholarship essays to fulfill class requirements as well. If you need to write an essay for your government
course, you might as well write on the topic of “a current elected public official in the United States, who is
acting courageously to address a political issue at the local, state, national, or international level”. Then you
can submit your homework assignment to “The John F. Kennedy Profile in Courage Essay Contest”. Or, if you
need to read a book and write a report on some aspect of the reading, plan to read “The Picture of Dorian
Gray” by Oscar Wilde and submit your book report to the “Annual Signet Classic Scholarship Essay Contest”.
We particularly appreciate the requirements of the “The CollegeProwler Essay Competition”. This competition
requires that you submit up to three college application essays that you have already written and submitted.
The application cover letter conveys the package from you to the funding organization. It is one more
If possible, make a determination to whom the letter should be addressed. Be sure you have that individual’s
name and title spelled correctly. Avoid using either, “Dear Sir” or ” Dear Madam “
In the body of the letter, express your pleasure at the opportunity to submit your application for the specific
award you are seeking. It’s always useful to add a sentence praising the work or the mission of the funding
organization.
Close the letter by expressing your enthusiasm for participating in the process and always thank the recipient
The scholarship application form introduces you to the judges. You need to make that introduction as crisp and
business-like as possible.
Make copies of the application form so that you can create a working draft. Use that draft to complete the final
application form.
Type the application form if at all possible. Don’t use fancy fonts; stick with standard business fonts like Times
New Roman or Arial. Legibility and neatness are extremely important. Your application can be eliminated if it
Put your name on every page of the application. Many funds prefer that applications be free of staples so they
are easier to photocopy or distribute. That means there is the potential for parts of your application to become
lost. Placing your name on every page gives your application a fighting chance of being reconstituted if a page
Answer every question. If you don’t believe that a question applies to you, don’t leave it blank – it could be
judged incomplete. Don’t mark the question N/A, not applicable. The evaluators may have a different point of
view on its applicability and can disqualify you for failing to complete the form. Instead, answer the question if
you can. If the question is truly not applicable, write a sentence that describes your situation. For example, if
the question is,”What is your military history?” it is preferable to write “I have never served in the military”
Check, check and re-check for typos. Enlist help in this review. It is very hard to proof read your own material.
Inevitably, your mind’s eye reads what you thought you wrote, not what actually made it onto the page. A
fresh reader will catch the words that you missed and find the spelling problems.
If there is one thing we learned from speaking with funders, it is that simple errors will remove you from the
competition much more quickly than listing too few club activities. Even if you are not class valedictorian or
community volunteer of the year or a survivor of some horrific circumstances with a heroic story to tell, you
can still be in the finalist round by being sure you spelled the name of the scholarship fund correctly and
attending to all of the other minor details that will make your application perfectly correct and therefore worthy
of consideration.
Place the requested documents in the package in the order that they are requested. This consistency makes it
easier for evaluators to locate information. It’s also simpler for you to check the documents against the list of
requirements.
Do not add documents that have not been requested. There are many scholarship guides in the press that
encourage you to add additional materials as a way for you to show your creativity and make your application
unique. Judging by the available data, if you create an error-free, neat and timely application package, you will
have already distinguished your application as unique. Additional materials:
Give the impression that you think the funders don’t really know what they need
Makes your application more difficult to manage and consequently more likely to be eliminated
Some advice givers swear by the “additional material” strategy. We don’t. You are better served by focusing on
making your application shine, using the structure requested by the funder.
Do not staple documents together unless directed to do so. It is always reasonable to use paper clips to keep
materials tidy. Do not place the application in a special folder unless directed to do so. The place to be creative
and innovative is in the preparation of your essay. When preparing the applications, just follow the directions
Make a complete copy of the application before you send it. Don’t skip the transcript or the financial aid
statement because you know those are included; it is always important to have a complete record of
everything you send the funder in exactly the form it was received by the funder.
Use an envelope that will hold your application without folding it. As a matter of presentation, the application
will look better without creases. Send the application “return receipt requested” or use a delivery service like
FedEx that allows you to track the package’s path and verify who signed for it. In this way you will have proof
that the application was received by the organization. If you do not receive verification within the appropriate
length of time, follow up. You won’t have a chance at the scholarship if the application never makes it to the
in-box.
The scholarship application is a paper model of you. Make sure your application is professional and compelling.
____________________________________________________
Here is a sample of a letter containing scholarship request.
____________
CURRICULUM VITAE
Hatta Syamsuddin
Jl. Cilosari Dhewutan no 33 RT 1 RW 16
Kel. Semanggi - Kec. Pasar Kliwon Solo 57117
(+62) 81329078646 / sirohcenter@gmail.com
PERSONAL INFORMATION
WORK EXPERIENCE
EDUCATION
July 1996 – July 1999 : 1st State Upper Secondary School , Kudus Central Java
Science Departement (graduated)
Aug 1999 – July 2000 : State High School of Accounting ( STAN), Jakarta. State
Treasury Departement, Jakarta ( Resigned )
Aug 2000 – Dec 2001 : Institute of Arabic & Islamic Studies, Jakarta. Branch of
El-Imam Muhammad Ibnu Suud University in Riyadh, KSA. Preparations Language
Program ( resigned)
Jan 2002 – Oct 2006 : International University of Africa, Khartoum-Sudan.
Faculty of Sharia & Islamic Studies, Sharia & Law Departement ( graduated) . Thesis :
Abrogation of Punishment in Criminal Law : Comparative Studies between Islamic Law
and Conventional Law
March 2008-present : Student of Muhammadiyah Surakarta University,
Postgraduate Programs, Departement of Islamic Thinking
ORGANIZATION EXPERIENCE
PERSONAL INTERESTS
PUBLICATIONS
Books
" Prospek Perbankan Syariah di Indonesia " Antara Peluang dan Tantangan "
(Future Chances of The Islamic Bank in Indonesia : Between Opportunity and
Challenge), El-Nilein Magazine, 2006
" Sudan, Pendidikan Tinggi dan Mahasiswa Indonesia – Selayang Pandang ", (
Sudan, Higher Education and Indonesian Students - Short Review ) , Khazanah Annual
Arabic and Islamic Studies Journal, 2005
Several islamic articles at Eramuslim.com
PROFESSIONAL MEMBERSHIP
Motivation letter merupakan sebuah tulisan sepanjang kurang lebih 1 halaman yang
biasanya menjadi salah satu syarat “wajib” yang harus kita sertakan untuk mendaftarkan
diri ke program Pascasarjana dari universitas yang ingin kita masuki. Motivation letter atau
yang biasa juga disebut dengan Statement of Purpose/Letter of Intent ini kurang lebih akan
berisikan hal-hal di bawah ini:
Siapa kita.
Apa latar belakang pendidikan kita.
Apa saja pengalaman yang kita miliki yang berkaitan dengan bidang studi yang akan kita
masuki.
Kenapa kita ingin melanjutkan studi kita ke universitas/kampus yang kita daftar tersebut.
Apa saja mata kuliah yang ada di dalam program studi tersebut yang menguntungkan untuk
kita.
Apa yang akan kita lakukan setelah kita selesai menyelesaikan studi kita tersebut.
Sebenarnya sudah ada lumayan banyak sumber di dunia maya yang menurut penulis
bagus untuk dijadikan referensi penulisan motivation letter. Di antaranya adalah 2 buah
tautan di bawah ini yang ikut membantu penulis di dalam penulisan motivation letter untuk
pendaftaran program master di Jerman:
Oleh karena itu penulis hanya akan menambahkan beberapa tips yang mungkin bisa
membantu para pembaca sekalian untuk mempertajam motivation letter yang akan para
pembaca tulis. Dan di akhir artikel ini, penulis akan melampirkan contoh motivation
letter milik penulis yang sudah terbukti cukup ampuh membawa penulis untuk masuk ke
program Pascasarjana yang ada di Jerman.
Salah satu yang harus kita perhatikan di dalam menulis motivation letter adalah tata bahasa.
Yang perlu kita ingat di sini adalah merupakan sebuah hal yang penting bagi kita untuk
membuat motivation letter kita rapih tanpa ada kesalahan tata bahasa sedikit pun.
Kenapa motivation letter ini sebaiknya tidak mengandung kesalahan tata bahasa? Hal ini
dikarenakan kemampuan berbahasa dan komunikasi merupakan salah satu hal yang
biasanya dinilai pada saat penguji membaca motivation letter kita. Jadi, pastikan motivation
letter yang kita tulis bebas dari kesalahan-kesalahan gramatik yang sekecil apa pun.
Salah satu budaya yang paling menonjol dari sebagian orang Indonesia adalah budaya
malu-malu. Sebagian dari kita malu untuk membanggakan apa yang menjadi keahlian kita.
Hm, tidak membanggakan kemampuan kita sebenarnya merupakan hal yang baik
(terutama di dunia nyata). Akan tetapi, ada baiknya bagi kita untuk sekali ini saja
menanggalkan hal tersebut (pada saat pembuatan motivation letter). Jangan pernah malu
untuk “membanggakan” diri sendiri di dalam motivation letter yang kita tulis!
Kenapa demikian? Mari kita posisikan diri kita sebagai seorang penguji yang bertugas
untuk menyaring kandidat yang akan masuk di sebuah universitas. Bayangkan kita duduk di
sebuah ruangan, dengan segunung dokumen dari ratusan (atau mungkin ribuan) orang
yang mendaftar ke program studi yang kita tangani. Di depan kita ada sebuah meja tua yang
berdebu dan berderit karena tuanya tempat dokumen-dokumen tersebut ditumpuk. Sudah mulai
terasa kah bagaimana penatnya?
Sekali lagi, ini bukan masalah pelajaran Kewarganegaraan yang menekankan para
manusia untuk rendah hati. Penulisan motivation letter bukan merupakan lomba untuk
menilai siapa yang paling baik budinya, akan tetapi perlombaan untuk “menjual” diri sendiri
ke pihak penguji (dalam hal ini pihak universitas/kampus). Jadi pastikan kita mencantumkan
semua prestasi yang berhubungan dengan program yang ingin kita masuki. Ingat! Sang
penguji tidak akan tahu siapa kita kalau tidak kita tulis. Mereka bukan paranormal atau
cenayang!
Tips Penulisan Motivation Letter #3 – Satu Motivation Letter untuk Satu Universitas
Mungkin banyak yang tidak melakukan ini dan berhasil, akan tetapi penulis termasuk ke
dalam tipe orang yang selalu “habis-habisan” di dalam mengerjakan segala sesuatunya
(termasuk di dalamnya membuat motivation letter). Penulis selalu menyarankan setiap orang
yang meminta saran kepada penulis untuk membedakan setiap motivation letter yang
dikirimkan untuk tiap universitas yang berbeda. Kenapa? Karena penulis meyakini bahwa
sebuah motivation letter yang spesifik akan lebih oke dan tepat sasaran daripada
sebuah motivation letter yang dibuat secara umum untuk beberapa universitas sekaligus.
Tips Penulisan Motivation Letter #4 – Motivation Letter dan Negara Asal Kita (Indonesia)
Sebenarnya penulis tidak tahu apakah tips penulisan motivation letter yang keempat ini
berlaku juga di universitas-universitas yang ada di luar Jerman, akan tetapi tips nomer 4 ini
merupakan salah satu tips yang menurut penulis cukup ampuh. Apa sih tips yang keempat?
Tipsnya adalah untuk mengaitkan alasan kita mengambil program yang kita daftar dengan
kebutuhan yang ada di negara asal kita (Indonesia) dan mengutarakan niat kita untuk
kembali ke tanah air setelah kita program studi kita selesai.
Menurut salah seorang guru penulis yang mengajar di Goethe Institut (yang juga
merupakan seorang konsultan untuk studi ke Jerman), 2 hal tersebut merupakan sebagian
hal yang bisa meningkatkan kesempatan kita untuk diterima di universitas yang ada di
Jerman. Tidak masalah apakah setelah studi nanti kita bermaksud untuk bekerja di Jerman
(dan mungkin juga negara tujuan studi lainnya) atau tidak, tetap tulis di motivation letter kita
bahwa kita akan kembali ke Indonesia setelah studi. Kenapa? Karena dengan berkata
demikian, maka pihak penguji akan memiliki semacam kewajiban moral untuk menerima
kita di kampusnya.
Nulis sih gampang, terutama buat orang-orang yang tidak ingin bekerja di Jerman (contoh
kasus). Tapi bagaimana kasusnya buat orang-orang yang emang niat untuk bekerja di Jerman?
Apa tidak akan bermasalah kalau nulis itu?
Tenang saja, Jerman (dan penulis yakin negara lainnya juga) membutuhkan banyak orang
pintar! Dan jika anda termasuk orang yang pintar, maka anda akan selalu memiliki tempat
di sana. Tidak percaya? Seorang wakil DAAD untuk indonesia yang berdarah Jerman asli
pernah mengatakan kepada penulis pada tahun 2011 silam tentang alasan mengapa
banyak kemudahan yang diberikan bagi orang asing yang ingin belajar di Jerman. Logika
yang wakil DAAD katakan itu cukup simpel (dan cukup masuk akal bagi penulis):
1. Penduduk jerman memiliki laju pertumbuhan yang minus. Dan dengan laju pertumbuhan
seperti sekarang, maka diramalkan bahwa pada tahun 2050 nanti, jumlah penduduk jerman
hanya akan tinggal berjumlah sekitar 80 persen dari tahun 2011.
2. Jerman merupakan negara yang tidak terlalu banyak memiliki sumber daya alam. Negara
Jerman hidup dengan menggunakan “bahan bakar” manusia (Sumber Daya Manusia / SDM).
Dan merupakan hal yang mengkhawatirkan bahwa seiring jumlah penduduk yang terus
berkurang, semakin sulit pula menemukan SDM yang berkualitas.
3. Dan apa salah satu cara untuk mendapatkan manusia berkualitas? Outsourcing! berikan
kenyamanan bagi orang-orang pintar untuk belajar di Jerman, dan mereka akan datang dari
berbagai penjuru dunia. Kemudian berikan juga kenyamanan kerja untuk orang-orang yang
memang pintar. Win-win solution, para pendatang yang pintar akan mendapatkan
kenyamanan yang mereka cari, dan Jerman akan mendapatkan SDM yang berkualitas.
Jadi tidak perlu takut untuk menulis di motivation letter bahwa kita akan kembali ke
Indonesia setelah studi kita selesai. Jika kita memang pintar, maka kita akan dibutuhkan
dan bisa bekerja di Jerman (dan berbagai negara tujuan studi lainnya). Menurut penulis
pribadi, pertanyaan yang seharusnya kita ajukan adalah: siapkah kita berjuang untuk
menjadi pintar?
Sekarang mari kita masuk ke tips yang terakhir: menulis tentang informasi singkat kampus
dan kurikulum dari kampus yang menurut kita akan menguntungkan bagi kita di
dalam motivation letter yang kita tulis. Kenapa? Karena dengan memasukkan kedua hal
tersebut, maka kita akan bisa menunjukkan kepada para penguji bahwa kita serius ingin
masuk ke dalam program studi yang mereka buka, dan telah mengerjakan “PR” kita dengan
mempelajari informasi tentang program studi yang ingin kita masuki.
Sebagai penutup, di bawah ini penulis sertakan contoh dari motivation letter yang pernah
penulis tulis (dan berhasil tembus) untuk pendaftaran program master di beberapa
universitas yang ada di Jerman:
Apabila kalian pernah mendengar mitos bahwa essay jarang dibaca oleh tim seleksi
beasiswa, itu adalah mitos yang salah! Faktanya, essay merupakan salah satu bahan
utama untuk dipertimbangkan saat melakukan pendaftaran beasiswa.
Jadi, terlepas dari jenis beasiswa apapun yang sedang kalian cari – baik itu beasiswa
S1, beasiswa S2, beasiswa dalam negeri, maupun beasiswa luar negeri – semuanya
membutuhkan essay berkualitas baik. Berikut ialah tips sukses menulis essay beasiswa
untuk kamu.
Sumber: Flickr
Ini merupakan hal wajib; kamu harus yakin bahwa essay yang ditulis harus sesuai
dengan tema yang telah ditetapkan. Atau, sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh organisasi pemberi beasiswa.
Namun, kamu pun harus juga teliti untuk mengerti apa tujuan dari pertanyaan yang
diberikan. Contoh saja, bila kamu diminta menjelaskan “buku yang sangat bermakna
bagi hidupmu”, kemungkinan besar para penguji ingin mengetahui pribadi dirimu lebih
lanjut; jenis buku apa yang kamu baca, cerita dan topik apa yang menggerakkan dirimu,
serta apa yang menjadi sumber motivasimu.
Tidak hanya itu, mereka juga ingin menelaah lebih lanjut seberapa menjanjikan dirimu
dibandingkan kandidat lain dengan melihat caramu menjawab pertanyaan.
Lalu, jangan pernah malu bila kurang mengerti suatu pertanyaan atau tema. Sebaiknya
kamu segera menghubungi pihak penyelenggara untuk mendapatkan gambaran jelas
tentang tema essay beasiswa.
2. Sesuaikan isi essay beasiswa dengan misi
penyelenggara
Sumber: Pixabay
Agar essaymu dapat menonjol diantara ratusan essay lainnya, pastikan kamu telah
membaca dan memahami lebih lanjut tentang penyelenggara dan pemberi beasiswa.
Lebih penting lagi, kamu harus mengerti tipe siswa seperti apa yang sedang mereka
cari.
Pastikan bahwa isi essay kamu menunjukkan bahwa kamu memiliki kualitas dan
pengalaman yang sangat sesuai dengan kriteria penerima beasiswa. Contoh saja, bila
penyelenggara beasiswa sedang mencari siswa yang aktif berorganisasi dan memiliki
kemampuan kepemimpinan, maka kamu sebaiknya menceritakan pengalaman
organisasi dan kepemimpinan kamu di dalam essay.
3. Tonjolkan prestasi dan semangatmu di essay
beasiswa
Sumber: Pixabay
Memang kita diajarkan untuk selalu rendah hati dan tidak perlu menyombongkan
prestasi diri sendiri. Namun itu berbeda kasusnya saat kamu mendaftar beasiswa.
Sebab, penyelenggara beasiswa hanya akan memilih kandidat yang mereka rasa
memiliki kualitas dan prestasi terbaik.
Namun di sini penting agar kamu tidak tampak seperti orang yang arogan. Jangan
melebih-lebihkan ceritamu dan hanya ceritakan prestasi yang relevan. Jelaskan tentang
hasil yang telah kamu capai, dan bagaimana hal itu telah memberikan dampak positif
bagi dirimu.
4. Baca ulang, revisi, baca ulang, revisi
Sumber: Pixabay
Pastikan bahwa essay beasiswamu terhindar dari kesalahan amatir seperti salah
pengejaan kata (typo), atau penulisan grammar bahasa Inggris yang salah. Pastikan
essay beasiswamu mudah dibaca dan diikuti (tidak perlu menggunakan bahasa ilmiah
berlebihan), dan isinya sesuai dengan tema dan pertanyaan yang diajukan.
Berhubung panitia beasiswa mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk membaca
ratusan (atau bahkan ribuan) essay beasiswa, alangkah baiknya bila kamu bisa
membuat essay yang menarik untuk dibaca. Contohnya, kamu bisa membuat
pernyataan awal yang menarik.
Jangan pernah ragu untuk menulis ulang draf essay beasiswamu dari awal. Namanya
juga kerja keras! Dengan waktu persiapan dan riset yang cukup, kirimkanlah hasil karya
essay yang terbaik.
5. Minta masukan orang lain untuk essay beasiswa
Sumber: JISC
Semakin banyak kepala semakin baik. Dan untuk tahap ini, kamu harus selalu terbuka
untuk berbagai masukan yang kamu terima. Penting bagi kamu untuk tidak cepat
tersinggung dan marah saat mendapatkan masukan.
Intinya adalah, selalu terbuka untuk belajar dan menghasilkan essay beasiswa yang
terbaik. Juga untuk menjaga hubungan pertemanannya!
Di Galedu, kamu bisa menemukan ribuan info beasiswa untuk siswa Indonesia secara
gratis. Semuanya dapat dicari berdasarkan kategori seperti jenjang pendidikan dan
lokasi. Jadi, nantinya kamu bisa mencari beasiswa S1, beasiswa S2, beasiswa dalam
negeri, dan beasiswa luar negeri dengan lebih mudah!
Beberapa alasan yang bisa kamu pertimbangkan sebagai alasan studi di luar negeri:
Belajar di luar negeri membuat kamu tidak manja karena kamu perlu survive kuliah di
sana.
Belajar di luar negeri akan meningkatkan kemampuan bahasa asingmu.
Kamu bisa belajar budaya negara lain.
Saat liburan, kesempatan travelling ke negara lain terbuka lebar.
Memiliki teman dari beragam negara sehingga kamu memiliki banyak koneksi.
Kamu dapat mencoba beragam aktivitas baru yang belum pernah kamu coba
sebelumnya.
Kuliah di luar negeri memberikan kamu kesempatan untuk dibimbing oleh dosen-dosen
terbaik di bidangnya dan mampu mengakses buku langka.
Belajar di luar negeri menjadi nilai jual tersendiri ketika kamu melamar kerja
Kamu bisa melihat banyak hal di negara lain seperti teknologi, kebudayaan, kebiasaan
negara tersebut, dan lainnya.
Nah sekarang, gimana sih tips supaya kamu bisa lolos beasiswa ke luar negeri?
Kemampuan akademik sudah menjadi syarat umum jika kamu ingin mendaftar program
beasiswa. Nilai dan transkrip pasti akan dilihat oleh pihak penyeleksi. Untuk itu,
berusahalah agar mendapat nilai yang baik.
Selain mendapat nilai yang baik, jangan segan untuk mengikuti program
pengembangan akademik lain, olimpiade, atau lomba. Walau angka di atas kertas
bukan segalanya tapi pencapaian akademis yang bagus akan menunjukkan
komitmenmu terhadap pemberi beasiswa.
Meskipun kamu pintar dalam bidang akademik, itu tidak cukup. Kamu perlu memiliki
nilai tambah lainnya. Salah satunya adalah dengan bergabung dengan organisasi. Nilai
bagus hanya syarat awal. Namun ditambah dengan berorganisasi, kamu punya
pengalaman lebih daripada kandidat lain yang tidak ikut organisasi.
Kamu bisa ikut OSIS di sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa atau Himpunan Jurusan
di Kampus. Mereka yang aktif berorganisasi akan lebih dilirik para pemberi beasiswa
karena dianggap bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk kepentingan orang
banyak. Apalagi kalau kamu sudah aktif berorganisasi ditambah dengan prestasi
cemerlang, kamu akan mendapat lirikan dari pemberi beasiswa sebagai kandidat kuat.
Jangan Ragu Ikut Kegiatan Volunteer
Selain kegiatan dan pengalaman di organisasi, kegiatan sosial juga akan menjadi nilai
tambah.
Kebanyakan program beasiswa di negara Amerika dan Eropa akan cenderung lebih
tertarik dengan kandidat yang punya pengalaman relawan di kegiatan sosial
dikarenakan kuatnya kultur volunteer di negara mereka. Contohnya adalah beasiswa
ternama seperti beasiswa Fullbright dari AS, Chevening dari Inggris, dan Erasmus
Mundus di Eropa.
Kamu bisa bergabung di kegiatan NGO, gabung dengan gerakan anak muda di
kampus, atau kamu bisa menginisisasi kegiatan sosial sendiri. Gak perlu repot atau
khawatir gak ada biaya, bahkan dengan membersihkan sampah di lingkungan
sekitarmu kamu sudah bisa mulai melakukan kegiatan sosial.
Pertajam Bahasa Asing
Kamu perlu membuktikan bahwa kamu bisa bertahan di negara lain dengan menguasai
bahasanya. Paling tidak, kamu menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional. Kemampuan bahasa asing perlu dibuktikan melalui tes bahasa. Salah
satu persayaratan beasiswa memang menuntutmu untuk meraih level tertentu dalam
tes kemampuan bahasa asing.
Masing-masing beasiswa punya persyaratan tes bahasa sendiri, tapi yang paling umum
digunakan adalah TOEFL dan IELTS. Untuk mengamankan posisimu, pastikan kamu
memiliki skor TOEFL diatas 550 dan nilai IELTS diatas 6,5.
Selain bahasa Inggris, beberapa negara seperti Jepang dan Jerman akan cenderung
tertarik pada kandidat yang menguasai bahasa mereka. Jika tidak, kandidat akan
diharuskan mengikuti kelas bahasa pada tahun pertama selama satu tahun sebelum
memulai kuliah.
Rekomendasi dari orang lain merupakan salah satu persyaratan yang biasanya diminta
saat kamu mendaftar dalam program beasiswa. Untuk menilai performamu di dunia
nyata, pihak pemberi beasiswa akan meminta surat rekomendasi dari mereka yang
sudah mengetahui rekam jejakmu.
Biasanya surat rekomendasi bisa diberikan oleh staf pengajar dari institusi tempatmu
menempuh pendidikan atau supervisor di tempatmu bekerja. Rekomendasi dari mereka
sangat penting, karena tidak jarang pemberi beasiswa akan langsung menghubungi
untuk menanyakan pendapat tentangmu.
Pastikan kamu punya rekam jejak yang cukup baik dalam pendidikan dan pekerjaan.
Jaga hubungan baik dengan mereka yang bisa memberimu rekomendasi. Jangan
mencari teman sebagai yang memberikan kamu rekomendasi karena sangat besar
kemungkinan akan diniliat subjektif sehingga rekomendasi kamu tidak dipandang kuat.
Carilah orang dengan posisi yang tepat dan memiliki kualifikasi untuk memberi
rekomendasi.
Buatlah CV yang Informatif
CV biasanya akan ada di tahap screening atau di tahap awal seleksi kandidat. Untuk
itu, pastikan CV yang kamu kirim merupakan CV yang informatif. Cara pemberi
beasiswa tahu pengalaman dan pencapaianmu adalah dengan melihat ke CV.
Karena kamu akan mendaftar untuk beasiswa beasiswa, pastikan kamu membuat CV
yang representatif tapi tetap informatif. Bingung mengenai informasi seperti apa yang
harus ada di CV? Baca bagaimana membuat CV yang kuat di sini
Buat Motivation Letter yang Menjual
Motivation Letter juga sering menjadi syarat dalam program pendaftaran beasiswa.
Tujuan dari surat ini adalah untuk menunjukkan mengapa kamu tertarik mengambil
bidang studi yang kamu pilih dan memperlihatkan mengapa kamu layak mendapatkan
beasiswa. Motivation letter ini adalah bagian krusial yang akan menentukan bagaimana
kelanjutan lamaran beasiswamu.
Untuk membuat motivation letter yang baik kamu perlu tahu tentang jurusan yang akan
kamu ambil. Jelaskan kenapa program itu menarik buatmu, tunjukkan juga bagaimana
pengalaman kerja dan pencapaianmu selama ini membuat kamu cocok untuk belajar
disitu. Yakinkan pemberi beasiswa bahwa kamu punya komitmen untuk memberikan
yang terbaik sehingga layak menerima dana mereka.
Satu yang paling penting, kamu harus punya passion terhadap bidang yang kamu pilih.
Semangat dan kecintaan terhadap bidang studi itu akan terasa di motivation letter yang
kamu tulis. Baca bagaimana cara membuat motivation letter yang benar di sini
Persiapkan Diri Sebelum Wawancara
Interview atau wawancara adalah tahap di mana kamu akan bertemu muka dengan
pewawancara dan mereka akan menggali lebih dalam apakah kamu kandidat yang bisa
diloloskan untuk menerima beasiswa.
Di tahap ini kamu akan bertemu panelis dari negara pemberi beasiswa, atau bisa juga
profesor yang kompeten di bidangnya. Demi lancar di wawancara, kamu perlu
mempersiapkan diri agar tidak grogi yang malah akan mengacaukan semua
persiapanmu. Biasakan diri untuk siap berbicara dengan bahasa Inggris (atau bahasa
lain yang akan digunakan dalam wawancara) sebelum wawancara berlangsung. Cara
ini akan melatih lidahmu agar tidak terkaget-kaget dan kehilangan banyak kosakata.
Di depan panelis, tunjukkan bahwa kamu percaya diri dan meyakinkan. Bekali dirimu
dengan pengetahuan soal bidang studi yang kamu pilih dan tunjukkan semangatmu
untuk belajar dengan beasiswa.
Kalau kamu perlu arahan, kita punya beberapa tips mengenai kualitas yang harus kamu
tunjukkan dalam wawancara, serta tips mempersiapkan diri sebelum wawancara. Selain
itu, kita juga punya beberapa tips dan daftar pertanyaan yang sering ditanyakan di
wawancara beasiswa LPDP buat kamu yang ingin mendaftarkan diri di beasiswa
tersebut.
Baca Juga: Beasiswa S2 dan Beasiswa S3 dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan)
Tunjukkan bahwa jika kamu menerima beasiswa, maka kamu akan lebih punya
kapasitas untuk berkontribusi ke lingkungan terdekatmu. Pemberi beasiswa akan lebih
tertarik pada kandidat yang memiliki visi yang luas dan bermanfaat.
Tentukanlah kontribusi seperti apa yang akan kamu berikan pada Indonesia begitu
kamu lulus. Jangan sampai tidak tahu apa yang akan kamu lakukan setelah lulus nanti.
Kamu harus realistis dalam menentukan kontribusi yang akan kamu berikan, jangan
terlalu berlebihan.
Coba Lagi, Jangan Menyerah
Sekali mencoba mendaftar program beasiswa, kamu belum tentu akan berhasil. Jangan
menyerah dan putus asa. Koreksilah diri apa yang membuat kamu kurang sebelumnya
dan coba lagi, baik di program yang sama atau di program yang berbeda.
embuat kesan pertama yang hebat sangat penting, karena kamu hanya punya satu kali
kesempatan untuk melakukan itu. Kesan pertama akan selalu menjadi hal yang diingat
orang lain lho Sobat Galedu.
Seperti halnya pada saat melamar beasiswa. Proses seleksinya memiliki sejumlah
tahapan seperti pembuatan essay beasiswa dan wawancara. Pada saat itu, kamu juga
harus bisa memberikan kesan pertama yang baik kepada si pemberi beasiswa. Berikut
tips dan trik nya!
1. Perlihatkan ketertarikanmu terhadap program
beasiswa
Saat membuat essay maupun melakukan wawancara, kamu harus bisa menunjukkan
bahwa kamu sangat tertarik untuk mengikuti program beasiswa tersebut. Berikan
alasan yang jelas dan logis mengapa kamu tertarik akan program beasiswa tersebut.
Jangan lupa, ketertarikan tidak hanya terlihat dari kalimat yang kamu lontarkan, tetapi
juga dari sikap dan cara bicaramu.
Baca juga: Pemberi Beasiswa Umumnya Mencari Mahasiswa dengan 5 Kualitas ini
Selain tips dan trik diatas, salah satu tips untuk diterima dalam program beasiswa
adalah kegigihan. Jangan pernah menyerah ketika kamu ditolak di suatu program.
Teruslah mencoba dan jangan lupa terus belajar untuk menjadi yang lebih baik. Seperti
banyak orang berkata, kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Selamat
mencoba!
Masih banyak lagi tips agar kamu bisa lebih sukses meraih beasiswa di Galedu. Selain
itu, kamu pun juga bisa mencari ribuan info beasiswa berdasarkan kategori seperti
jenjang pendidikan, program studi, dan lokasi.
Dalam aplikasi beasiswa, kamu akan menjumpai lampiran CV sebagai salah satu
persyaratan. Mengapa CV sangat penting dan sering dijadikan persyaratan dalam
aplikasi beasiswa? Karena CV akan menjadi cerminan diri kamu di mata orang yang
menyeleksi aplikasimu. CV menjadi bahan pertimbangan dalam tahap screeninguntuk
melakukan filter pada kandidat yang mendaftar. Kali ini Galedu akan berbagi tips
bagaimana melakukan penulisan Curriculum Vitae dalam aplikasi beasiswa.
Baca Juga: Global Korea Scholarship: Beasiswa Bergengsi Dari Pemerintah Korea!
Data Pribadi
Data pribadi adalah salah satu informasi yang basis dan fundamental dalam sebuah
CV. Pastikan Sobat Galedu memberikan informasi yang jelas mengenai data pribadi,
mulai dari nama, alamat, hingga kontak yang bisa dihubungi seperti email atau nomor
telepon.
Pendidikan
Cantumkan riwayat pendidikan, biasanya mulai dari jenjang SMA ke atas. Cantumkan
pendidikan non-formal yang pernah diikuti jika ada.
Prestasi Akademik atau IPK
Ini merupakan salah satu syarat mutlak yang harus kamu cantumkan pada CV kamu.
IPK merupakan salah satu standar yang dapat mengukur kemampuan dan prestasi
akademik kamu. IPK juga pada umumnya menjadi bahan pertimbangan awal untuk
penerimaan atau seleksi kandidat penerima beasiswa.
Baca Juga: 5 Negara ini Tawarkan Kuliah Gratis di Luar Negeri untuk Siswa
Internasional
Sebagai contoh, beasiswa Fulbright akan mengutamakan pelamar yang pernah punya
prestasi di bidang leadership, mendirikan organisasi, dan sejenisnya. Beberapa
program beasiswa juga akan mempertimbangkan orang yang berpotensi dalam bidang
kepemimpinan dan memiliki pengaruh kuat. Kamu bisa mencantumkan kualifikasi kamu
di organisasi. Walaupun organisasi kecil, jika kamu pernah menjadi ketua atau posisi
top level management, itu akan lebih bagus dibandingkan menjadi anggota di
organisasi besar. Kamu bisa memproyeksikan sifat kepemimpinanmu melalui proyek
atau kegiatan sosial yang pernah kamu lakukan. Kamu juga bisa mencantumkan
prestasimu lewat penghargaan yang pernah kamu dapatkan, misalnya dalam lomba,
seleksi, beasiswa yang pernah kamu terima, dan lain-lain. Buat prestasi penunjang
dalam bentuk foto, video, atau website yang bisa kamu lampirkan sebagai bahan bukti.
Pengalaman
Pengalaman juga menjadi salah satu aspek dan bahan pertimbangan yang penting.
Kamu bisa mencantumkan pengalaman kerja, magang, part-time, dan pengalaman
lainnya. Hal ini akan menjadi nilai pembeda kamu dengan kandidat lainnya.
Proyeksikan pengalaman kamu dengan baik. Tuliskan deskripsi singkat dan jelas
tentang pengalamanmu, durasi pengalaman, dan peran kamu.
Minat
Utarakan minatmu dalam CV melalui kegiatan yang kamu ikuti, pengalaman yang
pernah kamu jalani. Pertegas minatmu dalam CV dan usahakan itu terlihat dari
pengalamanmu. Kamu juga bisa menyertakan training yang pernah kamu ikuti untuk
mempertegas minatmu.
Komitmen
CV kamu menunjukkan bahwa kamu pernah mengikuti serangkaian kegiatan, proyek
dan pengalaman. Tentu akan menjadi pertanyaan: Bagaimana komitmen kamu? Jika
memang itu terjadi, sebaiknya kamu memberikan alasan yang rasional dan mudah
dipahami.
Kompetensi
Dari hobi, latar belakang, kursus yang diikuti, kegiatan dan pengalaman, pihak
penyeleksi bisa menerka kompetensi yang kamu miliki. Misalnya kemampuan public
speaking, people management, analisa, dan kompetensi lainnya. Kamu juga bisa
menyertakan skill yang kamu kuasai misalnya programming language C, Python,
Microsoft Office, Adobe Photoshop, dan skill teknis lainnya. Pastikan kamu
menuliskannya dengan format yang mudah dibaca.
Relevansi
Relevansi berbicara tentang seberapa nyambung CV yang kamu buat dengan tujuan
dari program beasiswa yang kamu daftar. Semenarik apapun latar belakang kamu,
tidak akan bernilai jika tidak berhubungan. Misalnya, program beasiswa yang kamu
daftarkan adalah program yang mengutamakan kemampuan dan pengalaman di bidang
riset. Sedangkan latar belakang di CV menonjolkan kemampuan di bidang desain.
Pihak penyeleksi kemungkinan besar akan memilih kandidat dengan relevansi CV yang
sesuai dengan tujuan program yang ditawarkan. Pastikan poin yang kamu sampaikan di
CV memiliki kesinambungan dengan tujuan beasiswa yang hendak kamu daftarkan.
Poin-poin diatas merupakan hal-hal penting yang harus ada dalam penulisan CV.
Pastikan kamu menyertakan hal-hal diatas dalam CV kamu. Nah, sekarang kamu tidak
bingung lagi kan apa saja yang harus kamu cantumkan di CV saat mendaftar
beasiswa? Selamat mencoba!