Anda di halaman 1dari 46

Contoh essay untuk pengajuan

beasiswa luar negeri

Get more information

Contoh essay beasiswa lpdp dan tips membuatnya contoh essay untuk pengajuan beasiswa
websites home keyword analysiscontoh. Mau lolos beasiswa lpdp simak contoh esai lpdp
berikut ini academic indonesia mang usep ngalalana wordpress. Contoh essay untuk pengajuan
beasiswa websites home keyword analysiscontoh essay untuk pengajuan beasiswa found at ,.
beasiswa luar negeri terbaru,. Contoh essay untuk beasiswa luar negeri. Contoh essay
beasiswa luar negeri college paper service. contoh essay beasiswa luar negeri college paper
service. Home contoh essay beasiswa luar negeri lpdp series persiapan dokumen beasiswa
lpdp mindblowed. Contoh essay pengajuan beasiswa.
Cara menulis essay beasiswa lpdp yang baik dan benar. Beasiswa 2013 beasiswa dipa tahap ii
ta. 2013. Berkas lamaran beasiswa luar negeri. ... contoh essay beasiswa luar negeri.
Argumentative essay body image media. Itu adalah beberapa contoh surat rekomendasi dari
pengalaman saya mendaftar. nah, kalau mau membaca tipsnya, bisa datang di beberapa
website yang pernah. Beasiswa lpdb my life my dreams baca ulang revisi baca ulang revisi.
beasiswa lpdb my life my dreams baca ulang revisi baca ulang revisi.
Contoh esai dari heru handika foto istimewa . ... jangan lewatkan kesempatan kuliah di luar
negeri gratis dengan beasiswa s2 luar negeri 2017 ini!. Alasan alasan ikut aplikasi beasiswa.
Perjalanan mendapatkan beasiswa lpdp part. perjalanan mendapatkan beasiswa lpdp part.
Beasiswa s luar negeri di china oleh schwarzman scholars biro pengembangan sumber daya
manusia ums.
Persyaratan pendaftaran serta berkas yang dikumpulkan paguyuban iteratives verfahren
beispiel essay contoh essay beasiswa. ... tips lolos beasiswa ke luar negeri. Capture jawaban
dari panitia lpdp tentang ketentuan toefl. Klik dikotak mendaftar beasiswa afirmasi. Ikuti
petunjuk essay beasiswa dengan seksama. Minta masukan orang lain untuk essay beasiswa.
Contoh di lehigh university bila di klik jurusan comparative and international education .
Dokter avis tips membuat essay lpdp khusus ppds. Dalam kegiatan ini ditekankan bahwa
mahasiswa yang kuliah di luar negeri harus pulang ke indonesia dan berkontribusi untuk
indonesia. Klik dikotak mendaftar beasiswa afirmasi. Panduan efektif membuat essay beasiswa
yang harus kamu tahu. Contoh esai di bagian kesimpulan. foto heru handika . Beasiswa,
beasiswa s1, beasiswa s1 dalam negeri, beasiswa s1 luar negeri, beasiswa. 19. 3534 pedoman
seleksi penerima beasiswa.
Tips lolos seleksi beasiswa lpdp. Syarat beasiswa lpdp luar negeri diperketat.
Beasiswa s2 luar negeri di china oleh schwarzman scholars. ... essay on the spot, tahapan
seleksi beasiswa lpdp mulai 2015. Asean in today s world beasiswa short course. Info beasiswa
terbaru, langganan beasiswa, update beasiswa. Surat rekomendasi/recommendation
letter/reference letter untuk melamar beasiswa. Contoh essay pengajuan beasiswa. Contoh
surat perjanjian setneg.
Di tulisan sebelumnya, saya sudah membahas satu esai yang diperlukan dalam mendaftar
beasiswa lpdp, yaitu esai tentang kontribusiku bagi indonesia. Daftar beasiswa kuliah, beasiswa
kuliah s1, beasiswa kuliah s2, beasiswa kuliah s3,. Lpdp perketat seleksi pengajuan beasiswa
keluar negeri.
Kiat menulis esai yang bikin beasiswa . Beasiswa untuk berkuliah secara gratis di norwegia
untuk siswa dan mahasiswa indonesia. Ragu nyari beasiswa ke luar negeri karena enggak jago
bahasa inggris? coba 3 beasiswa ini!. Beasiswa s2 korea, beasiswa kgsp, beasiwa s3 korea,
beasiswa di korea. Bagaimana menulis esai untuk mendapatkan beasiswa lpdp abc radio
australia.
Langganan info beasiswa, update beasiswa, beasiswa terbaru. 11 beasiswa kuliah ke luar
negeri yang membuka pendaftaran sai september desember 2016. Timeline aplikasi beasiswa
chevening source . ... informasi lengkap kuliah, beasiswa, tips studi dan biaya hidup di jerman.
... beasiswa ke luar negeri. mengayuh sepeda, tu eindhoven cus, netherland. Untuk
mendapatkan dan terpilih sebagai penerima beasiswa, terutama untuk melanjutkan studi di luar
negeri, tak cukup hanya bermodalkan kemuan yang baik. Tips kiat menulis esai bikin beasiswa .
Contoh essay untuk pengajuan beasiswa. Tahun ini pendaftaran beasiswa unggulan secara
online dibuka sepanjang tahun 2016. pertanyaan bisa anda saikan melalui telp 021 36785148
atau email. Panduan menulis esai lpdp kontribusiku bagi indonesia . Kiat menulis esai untuk
beasiswa chevening.
Skip to content

a madeandi's life
something good doesn't have to look difficult

 Home
 About me
o Baca Dulu
o Contact
o Invite me?
 Scholarships
 Beasiswa Australia
o Video AAS
o FAQ AAS
 Pesan buku saya!
 Peta Perjalanan

Cara Membuat Proposal Penelitian untuk


Beasiswa Luar Negeri
3 Votes

The Proposal – movie

Untuk melamar sekolah dan beasiswa, kita kadang diharapkan mengajukan


proposal penelitian/riset (research proposal) untuk tesis atau disertasi. Hal ini
wajib bagi mereka yang akan sekolah S3 atau S2 dengan penelitian (master
by research). Banyak yang bertanya perihal proposal riset ini pada saya. Saya
biasanya menjawab sesuai pengalaman saja, tidak ada teori berlebihan. Satu
hal yang selalu saya sampaikan, meskipun pernah diterima, proposal saya
juga pernah ditolak. Anggap saja tulisan ini pelengkap dari pencarian teman-
teman yang sudah sangat intensif. Jika ini adalah tulisan pertama tentang
proposal riset yang dibaca, jangan percaya begitu saja, silakan baca tulisan
lainnya.

Ibu saya, meskipun tidak sekolah, sering penasaran dengan apa yang saya
lakukan. Beliau rajin menanyakan istilah-istilah asing seperti konferensi,
proposal, seminar, presentasi dan sebagainya. Tentu saja heran karena
beliau tidak pernah menyiapkan anaknya bergaul dengan hal-hal aneh seperti
itu. Saya bilang, proposal ini adalah usul. Kalau kita punya satu maksud maka
kita perlu sampaikan dalam bentuk usulan. Tujuannya agar pihak lain
mengerti dan kemudian mendukung usulan itu. Proposal riset juga demikian.
Proposal itu bisa seratus halaman, bisa juga hanya satu halaman, tergantung
untuk siapa proposal itu dibuat. Gagasan yang hebat sekalipun bisa
disampaikan dalam satu lembar proposal. Kita akan diskusi proposal versi
kedua yaitu versi pendek untuk kepentingan melamar beasiswa luar negeri.
Saya akan mengacu pada kerangka pertanyaan proposal di formulir beasiswa
ADS (Australian Development Scholarship). Di formulir tahun 2013 halaman
15-16 ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Jika semua
pertanyaan itu dijawab dengan baik, maka kita sudah menghasilkan sebuah
proposal penelitian.

Pertama, judul/tema harus tegas dan menarik. Judul atau tema sebaiknya
menunjukkan isi penelitiannya sendiri. Dengan membaca judulnya, orang
harus sudah bisa membayangkan isinya. Kita tidak sedang membuat film atau
novel misteri, apalagi sinetron. Masih ingat sinetron “Tersanjung”? Mengapa
judulnya harus “Tersanjung” sementara inti ceritanya bukan soal sanjungan
atau menyanjung. Bagaimana dengan judul ini “Study on Error Measurement
on Several Standard Setting Methods”? Bisakah kita langsung menebak
bidang kajiannya? Sekilas mungkin terdengar bagus, tetapi saya yakin orang
yang tidak sebidang ilmu akan menebak-nebak. Saya bahkan menduga ini
bidang teknik/sains, ternyata ini terkait pendidikan. Is it just me? Judul yang
saya pilih ketika mendaftar ALA adalah “Challenges and Opportunities in the
Delimitation of Indonesian Maritime Boundaries – A Legal and Technical
Approach”

Kedua, latar belakang harus jelas dan mendukung. Apa sih yang membuat
kita ingin meneliti itu? Apa yang kita saksikan di sekitar kita? Apa yang kita
baca? Apa yang sedang jadi persoalan? Fakta dan fenomena apa yang
terjadi atau teramati sehingga kita merasa perlu adanya penelitian? Penelitian
saya didukung oleh fakta bahwa Indonesia memiliki sepuluh tetangga yang
dengannya perlu menetapkan batas maritim dan belum tuntas hingga hari ini.
Fenomena lain adalah bahwa dengan batas yang belum tuntas itu sering ada
insiden di perbatasan. Tentu banyak contoh yang bisa disebutkan. Insiden ini
merugikan banyak pihak seperti nelayan dan lain-lain. Ketidakjelasan batas ini
juga menyulitkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut. Maka dari
itu perlu ada usaha untuk menyelesaikan batas maritim ini. Penelitian yang
serius terhadap ini jelas diperlukan. Bagaimana dengan bidang Anda?

Ketiga, sampaikan pernyataan penelitian dan maksud dengan tegas. Maksud


(purpose) ini kadang bermakna sama atau kabur dengan tujuan (objective)
dan seringkali penggunaanya tertukar tanpa masalah. Dari pustaka yang saya
baca dan pengalaman, ‘maksud’ adalah sesuatu yang lebih filosofis
mendasari sebuah riset. Untuk menyatakan maksud, sebaiknya
menggunakan kata-kata seperti discover, explain, evaluate, explicate,
infer dan sejenisnya. Maksud dari penelitian saya misalnya adalah “to
evaluate existing approach in the delimitation of Indonesia’s maritime
boundaries with its neighbours and to propose possible improvement.”

Di form ADS, pertanyaan purpose ini juga harus dilengkapi dengan keunikan
penelitian yang diusulkan. Intinya bahwa usulan penelitian kita harus berbeda
dengan yang lain. Meskipun bagus dan penting tetapi kalau sudah ada yang
melakukan hal yang persis sama, tentu ini tidak unik. Dengan kata lain,
penelitian itu tidak perlu dilakukan karena sudah dilakukan orang lain.

Inti dari sebuah penelitian adalah melengkapi yang sudah ada atau
melakukan apa yang belum dilakukan. Sederhananya, kita tidak akan
melakukan hal yang persis sama dengan apa yang sudah pernah dilakukan
orang lain. Dalam ungkapan Bahasa Inggris disebut bahwa kita tidak
“reinventing the wheel”. Maka dari itu kita perlu membaca penelitian yang
sudah ada di bidang terkait untuk memastikan kita mengetahui
perkembangan bidang tersebut dan menjamin bahwa apa yang kita lakukan
tidak mengulang apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Membaca jurnal,
laporan resmi, dan buku menjadi sangat penting dalam hal ini. Kita tidak bisa
mengatakan “penelitian ini unik dan belum pernah dilakukan” tanpa
mendalami atau setidaknya membaca penelitian orang lain di bidang tersebut.
Kita juga tidak bisa mengatakan penelitian ini baru dan unik hanya karena ada
seorang professor yang kita kenal mengatakan demikian secara lisan. Di
sinilah perlunya literature review.

Dalam membuat proposal untuk beasiswa seperti ADS yang biasanya


singkat, tentu kita tidak bisa sampaikan semua teori. Cukup sampaikan
beberapa pustaka utama untuk menunjukkan bahwa kita sudah mengikuti
perkembangan ilmu tersebut dan paham sampai di mana perkembangan riset
terkait sehingga kemudian kita bisa melangkah maju berdasarkan apa yang
sudah diteliti orang lain. Ini bisa juga diistilahkan dengan “finding the gap”
atau mencari “novelty” atau kebaruan dari penelitian kita. Kalimat yang bisa
disampaikan misalnya “researches concerning blah blah blah have been
carried out by blah blah blah revealing that blah blah blah. While those
researches have contributed significantly to the development of blah blah
blah, none of those researches have managed to address the blah blah blah
aspects of it. This proposed research is aimed at analysing the blah blah blah
aspects of the issue to contribute what have been missing in the existing
discourses.”

Intinya, keunikan itu bisa ditegaskan dengan menyatakan bahwa riset kita
akan menggunakan metode baru yang belum pernah, atau menggunakan
pendekatan baru, atau membahas kasus yang sama sekali baru, atau
menggabungkan beberapa metode di bidang lain yang belum pernah diuji,
atau melengkapi kekosongan (filling the gaps) dan lain-lain. Perlu diperhatiian
bahwa penelitian unik itu tidak selalu berarti harus benar-benar menemukan
sesuatu yang spektakuler. Penelitian tidak selalu tentang menemukan roket
untuk pergi ke bulan pulang pergi dalam waktu sehari.

Hal selanjutnya adalah hipotesis. Memang tidak semua penelitian itu perlu
menyampaikan hipotesis tetapi umumnya ada hipotesis atau dugaan yang
ingin dibuktikan. Dalam kasus penelitian terkait batas maritim, hipotesis yang
bisa disampaikan misalnya “pendekatan XXX yang diterapkan saat ini tidak
efektif dan perlu diperbaiki dengan pendekatan baru yaitu pendekatan XXX.”
Kalau proposalnya berbahasa Inggris tentu tinggal diterjemahkan. Hipotesis
ini tentu saja didasarkan pada penelusuran yang cukup intensif. Di sinilah
perlunya membaca penelitian terkait sebelum menulis proposal. Tanpa
membaca penelitian terdahulu kita tidak bisa membuat hopotesis. Mengutip
Will Smith dalam film Hitch, “You can’t really know where you’re going until
you know where you’ve been”. Kita memang tidak akan tahu ke mana mana
penelitian ini kita arahkan jika tidak tahu persis sudah sampai di mana
perkembangan riset saat ini. Hipotesis juga tidak harus selalu benar. Bisa saja
hasil penelitian kita nanti menyimpulkan bahwa hipotesis kita salah.

Selanjutnya adaah menjelaskan tujuan penelitian atau objectives. Secara


sederhana, tujuan ini merupakan bentuk rinci dan lebih teknis dari maksud
(purpose). Tujuan merupakan penjabaran dari maksud menjadi sesuatu yang
lebih terukur. Dalam kasus penelitian saya misalnya, tujuannya bisa 1)
mendeskrispikan dan menjelaskan status batas maritim Indonesia terkini, 2)
mengindentifikasi batas maritim yang memerlukan penetapan baru, 3)
mengidentifikasi tantangan dan harapan/kesempatan terkait penetapan batas
maritim di masa depan dan 4) menganalisis dan menyajikan opsi batas
maritim yang sesuai untuk Indonesia dan negara tetangga. Intinya, sekali lagi,
tujuan atau objective adalah pejabaran dari maksud atau purpose penelitian.

Untuk bagian metodologi, kita harus menjabarkan cara atau metode kita
dalam mencapai maksud dan tujuan penelitian. Sampaikan apakah akan
mengandalkan kajian pustaka saja (literature review) atau disertai dengan
eksperimen, wawancara atau Focus Group Discussion (FGD). Jika
melibatkan data, sampaikan sumber data serta bagaimana data itu diperoleh
dan diolah. Perlu disampaikan juga perangkat yang digunakan untuk
mengolah dan metode yang dipakai. Yang tidak kalah penting adalah rencana
penelitian dalam bentuk jadwal. Jika belum tahu pasti soal ini maka bisa
dibuat kalimat umum yang membuat pembaca proposal mendapat gambaran
menyeluruh. Akan lebih baik jika proposal dilengkapi dengan satu pernyataan
bahwa kita sudah melakukan langkah-langkah tertentu sebagai persiapan.
Misalnya, kita sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait yang akan
bisa menyediakan data. Dukungan dari instansi penyandang dana juga perlu
disampaikan jika sudah ada.

Kesiapan seorang peneliti juga dinilai dari pengalamannya. Untuk mendaftar


S3, biasanya diharapkan orang yang sudah penah meneliti. Maka dari itu
penting untuk menyantumkan daftar publikasi, misalnya jika sudah pernah
menulis di jurnal atau ikut konferensi. Hal ini akan meyakinkan pembaca
proposal bahwa kita memiliki kesiapan yang lebih karena sudah pengalaman.
Jika belum pernah menulis sama sekali, bisa juga sampaikan pengalaman
yang mendukung, misalnya pernah menjadi asisten peneliti terkait, pernah
terlibat dalam pembuatan laporan yang tidak diterbitkan, pernah menulis
skpripsi yang terkait, pernah menjadi asisten professor di bidang terkait
meskipun belum pernah meneliti secara sistematis. Intinya, sampaikan saja
apapun yang bisa menguatkan bahwa kita memiliki kesiapan untuk meneliti di
bidang itu. Tentu saja akan lebih bagus kalau sudah pernah publikasi di jurnal
atau majalah. Maka dari itu, jika kita membaca tulisan ini dan merencanakan
akan sekolah S2/S3 dalam waktu dua atau tiga tahun lagi, pastikan kita
melakukan penelitian pendahuluan dan pernah membuat publikasi. Ingat juga,
publikasi adalah tulisan yang diterbitkan secara resmi di jurnal yang dinilai
oleh rekan sejawat/ahli atau dipresentasikan di sebuah konferensi. Menulis
blog atau catatan pribadi tidak bisa dimasukkan dalam kategori publikasi
ilmiah meskipun yang ditulis terkait erat dengan bidang penelitian.

Setelah semua perihal ilmiah tercakup, kadang perlu menyampaikan institusi


yang tepat untuk proposal tersebut. Sampaikan mengapa kita memilih sebuah
institusi, misalnya. Yang jelas sampaikan alasan yang mendukung misalnya,
kampus tersebut memiliki pusat studi yang relevan, memiliki banyak ahli di
bidang terkait dan adanya mahasiswa S2 dan S3 yang meneliti bidang terkait.
Atau mungkin karena universitas tersebut memiliki program pendidikan yang
secara formal memang mengajarkan bidang yang kita minati, misalnya
program S2 dengan konsentrasi di bidang yang sesuai. Intinya, kita harus
melakukan penelitian secara intensif dengan membaca sebanyak mungkin
informasi tentang universitas yang kita tuju terlebih dahulu sebelum menulis
proposal. Coba lihat tulisan saya terkait memilih universitas.

Selain institusi, kadang kita juga perlu mencantumkan calon


pembimbing/supervisor kita untuk S2 atau S3 nanti. Jika sudah kenal tentu
tidak ada masalah. Jika belum maka ini bisa jadi masalah tersendiri. Intinya
kita harus menjalin kontak terlebih dahulu dengan calon supervisor ini.
Coba baca tulisan saya terkait cara menghubungi calong pembimbing.
Setelah mendapat nama, tentu kita harus mejelaskan alasannya mengapa
orang ini dipilih. Keahlian tentu saja menjadi alasan utama yang dibuktikan
dengan jumlah publikasinya di jurnal atau di konferensi atau buku yang
ditulisnya. Keterlibatan dia di organisasi profesi, misalnya menjadi presiden
asosiasi profesi internsional, adalah salah satu alasan yang baik. Intinya,
sampaikan mengapa dia layak jadi supervisor. Jika ada alasan pribadi,
misalnya merasa cocok bekerjasama dalam bidang ini karena sebelumnya
pernah penelitian bareng, silakan sampaikan.

Bagian yang sangat penting dalam membuat proposal penelitian untuk


melamar beasiswa adalah menunjukkan manfaat penelitian itu bagi
Indonesia. kita harus memikirkan ini dengan seruis dan menjawab dengan
tepat. Di sini kita perlu tahu persoalan Indonesia yang terkait penelitian kita
dan bagaimana penelitian itu akan memberi solusi atau setidaknya membuat
pemahaman terhadapnya jadi lebih baik. Semakin spesifik, semakin bagus.
Misalnya sebaiknya tidak mengungkapkan istilah-istilah umum seperti
“dengan penelitian ini maka persoalan tentang ini akan bisa diatasi”. Yang
lebih bagus misalnya “penelitian dari X dan laporan dari lembaga Anu
menunjukkan persoalan di Indonesia terkait dengan A, B dan C. Sementara
itu, penelitian ini diharapkan akan menghasilan P, Q dan R yang secara
langsung bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi persoalan A, B dan C.
Secara spesifik, akan hal ini akan dilakukan dengan cara ini dan itu.”

Proposal yang baik juga harus menyertakan informasi apakah akan


melibatkan kerja lapangan (field work) atau tidak. Jika ya, lebih baik
menjelaskan fieldwork ini dengan rinci. Saya paham, umumnya para pelamar
beasiswa belum memiliki gambaran bagaimana hal ini dilakukan. Sampaikan
saja secara umum bahwa data untuk penelitian ini akan diperoleh dari
lembaga A, B dan C dan memerlukan interaksi langsung untuk
memperolehnya. Selama penelitian, Anda akan melakukan kunjungan untuk
penelitian lapangan ke A, B dan C yang direncanakan akan dilakukan pada
tahun kedua. Selama fieldwork itu, jelaskan bahwa kita akan melakukan
komunikasi pendahuluan dengan instansi terkait dan meminta orang-orang
tertentu untuk membantu, bisa juga sebagai pembimbing lapangan. Jelaskan
dengan estimasi berapa lama penelitian lapangan itu akan berlangsung dan
sumberdaya apa saja yang diperlukan. Misalnaya selain tiket PP dari
Australia ke lokasi, kita juga akan memerlukan akomodasi dll. Dalam hal ini
kita harus tahu persis apakah biaya ini bisa ditanggung oleh penyedia
beasiswa atau tidak. Jika tidak, sampaikan bagaimana strategi kita mengatasi
masalah itu. Misalnya, sampaikan bahwa di lokasi tersebut kita memiliki
saudara yang bersedia membantu akomodasi, misalnya. Hal ini nampak
sederhana dan kecil tetapi bisa menguatkan prosposal kita. Tentu saja hal ini
tidak harus dijadikan isu utama, tetapi pendukung yang menguatkan. Hal
utama tentu saja adalah konten ilmiah dari proposal tersebut.

Sebagai penutup, coba bayangkan diri kita menjadi seorang penilai atau
penguji proposal penelitian. Apa yang membuat kita yakin proposal itu layak
diterima? Coba renungkan. Coba juga tanyakan hal-hal berikut:

1. Apa sih yang mau dilakukan peneliti ini? Maksusnya apa, tujuannya apa? Lalu
latar belakangnya apa kok dia mau meneliti topik ini?
2. Mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Kalau tidak dilakukan bagaimana?
3. Penelitian ini memang baik, tapi apakah memang masih perlu diteliti? Apakah
belum ada penelitian lain? Apa bedanya/kelebihannya dengan penelitian yang
sudah ada?
4. Bagaimana cara dia melakukannya? Apakah hanya baca buku saja di
perpusatakaan atau akan tenggelam di lab atau jalan-jalan wawancara orang-
orang di lapangan. Lalu mengolah datanya bagaimana sehingga maksud dan
tujuannya tercapai?
5. Mampukah orang ini melaklukannya? Kesiapan akademisnya bagaimana?
Dukungan pihak luar bagaimana? Dukungan dana?
6. Dan banyak lagi pertanyaan yang mungkin muncul. Coba renungkan dan
jawab pertanyaan itu di proposal. Semakin banyak pertanyaan yang bisa
dijawab oleh proposal itu, semakin bagus dia dan semakin berpeluang untuk
diterima.

Akhir kata, saya kembali tegaskan bahwa tulisan ini tidak boleh dijadikan
satu-satunya acuan dan saya tidak pernah mengklaim ini tips yang pasti
membuat proposal Anda diterima. Meski demikian, saya memang pernah
membuat proposal dengan cara yang sama dan diterima. Di luar semua hal-
hal yang rumit, selalulah ingat bahwa proposal, seperti yang saya jelaskan ke
ibu saya, adalah usulan semata, tidak lebih dari itu. Dia akan diterima jika bisa
menjawab semua (atau sebagian besar) pertanyaan dan keraguan dari
mereka yang menerima usul itu. Lihat juga contoh proposal yang pernah saya
buat. Selamat berjuang.

Kategori: Contoh surat pengajuan Beasiswa (Bahasa Inggris) dan tips menyiapkan aplikasi

permohonan/pengajuan beasiswa

(1) Contoh surat pengajuan beasiswa

Date…

(Scholarship) Coordinator
Congressional Hispanic Caucus Institute

504 C Street, NE

Washington, DC 20002

Dear Scholarship Coordinator:

I recently learned of the (scholarship/internship/fellowship) offered by your organization. I believe I would

make an ideal candidate. Please send me an application and any other information pertaining to the

(scholarship). I have enclosed a self-addressed stamped envelope for your convenience. Thank you for your

assistance. I look forward to receiving the requested paperwork.

Sincerely,

(your signature)

(Your mailing address)

(2) Tips Menyiapkan Aplikasi Beasiswa

Filling out the scholarship application is a fact of life when seeking scholarships. Unfortunately, there is no

generic form or format; each scholarship fund has its own methods and information needs. Some scholarships

such as The Annual Signet Classic Scholarship Essay Contest offers no application form at all; submissions are

accompanied by a letter with a required set of information.

You should plan to spend 10-15 hours per scholarship application. This estimate includes gathering materials,

filling out application, preparing the package and writing a short essay.

Now it’s time to add efficiency to your skills because the preparation of scholarship applications is something of

a production line process where efficiency will save you time and help you avoid errors
High Demand Materials

Obtain or create a number of copies of materials that will be requested over and over again. Frequently

requested documents might include transcripts, financial aid forms or copies of tax returns, resumes, letters of

recommendation or photographs. Your efficiency in preparing scholarship packages will be astronomically

enhanced by being able to simply pluck the requested documents from the document holders filed in your

scholarship three ring binder.

Multi-Tasking

In most cases, applying for a scholarship means writing an essay. Look for opportunities to use those

scholarship essays to fulfill class requirements as well. If you need to write an essay for your government

course, you might as well write on the topic of “a current elected public official in the United States, who is

acting courageously to address a political issue at the local, state, national, or international level”. Then you
can submit your homework assignment to “The John F. Kennedy Profile in Courage Essay Contest”. Or, if you

need to read a book and write a report on some aspect of the reading, plan to read “The Picture of Dorian

Gray” by Oscar Wilde and submit your book report to the “Annual Signet Classic Scholarship Essay Contest”.

We particularly appreciate the requirements of the “The CollegeProwler Essay Competition”. This competition

requires that you submit up to three college application essays that you have already written and submitted.

Now that’s a great example of the power of reuse, recycle.

The Scholarship Cover Letter

The application cover letter conveys the package from you to the funding organization. It is one more

opportunity to demonstrate professionalism and knowledge of appropriate business etiquette.

If possible, make a determination to whom the letter should be addressed. Be sure you have that individual’s

name and title spelled correctly. Avoid using either, “Dear Sir” or ” Dear Madam “

In the body of the letter, express your pleasure at the opportunity to submit your application for the specific

award you are seeking. It’s always useful to add a sentence praising the work or the mission of the funding

organization.

Close the letter by expressing your enthusiasm for participating in the process and always thank the recipient

for their time and consideration.

Forms and Documents

The scholarship application form introduces you to the judges. You need to make that introduction as crisp and

business-like as possible.
Make copies of the application form so that you can create a working draft. Use that draft to complete the final

application form.

Type the application form if at all possible. Don’t use fancy fonts; stick with standard business fonts like Times

New Roman or Arial. Legibility and neatness are extremely important. Your application can be eliminated if it

cannot be easily read.

Put your name on every page of the application. Many funds prefer that applications be free of staples so they

are easier to photocopy or distribute. That means there is the potential for parts of your application to become

lost. Placing your name on every page gives your application a fighting chance of being reconstituted if a page

or two gets waylaid during the process.

Answer every question. If you don’t believe that a question applies to you, don’t leave it blank – it could be
judged incomplete. Don’t mark the question N/A, not applicable. The evaluators may have a different point of

view on its applicability and can disqualify you for failing to complete the form. Instead, answer the question if

you can. If the question is truly not applicable, write a sentence that describes your situation. For example, if

the question is,”What is your military history?” it is preferable to write “I have never served in the military”

rather than leave it blank or write N/A

Check, check and re-check for typos. Enlist help in this review. It is very hard to proof read your own material.

Inevitably, your mind’s eye reads what you thought you wrote, not what actually made it onto the page. A

fresh reader will catch the words that you missed and find the spelling problems.

If there is one thing we learned from speaking with funders, it is that simple errors will remove you from the

competition much more quickly than listing too few club activities. Even if you are not class valedictorian or

community volunteer of the year or a survivor of some horrific circumstances with a heroic story to tell, you
can still be in the finalist round by being sure you spelled the name of the scholarship fund correctly and

attending to all of the other minor details that will make your application perfectly correct and therefore worthy

of consideration.

Place the requested documents in the package in the order that they are requested. This consistency makes it

easier for evaluators to locate information. It’s also simpler for you to check the documents against the list of

requirements.

Do not add documents that have not been requested. There are many scholarship guides in the press that

encourage you to add additional materials as a way for you to show your creativity and make your application

unique. Judging by the available data, if you create an error-free, neat and timely application package, you will
have already distinguished your application as unique. Additional materials:
Give the impression that you think the funders don’t really know what they need

Can disqualify you in some competitions

Makes your application more difficult to manage and consequently more likely to be eliminated

Some advice givers swear by the “additional material” strategy. We don’t. You are better served by focusing on

making your application shine, using the structure requested by the funder.

Do not staple documents together unless directed to do so. It is always reasonable to use paper clips to keep

materials tidy. Do not place the application in a special folder unless directed to do so. The place to be creative

and innovative is in the preparation of your essay. When preparing the applications, just follow the directions

you are given.

Make a complete copy of the application before you send it. Don’t skip the transcript or the financial aid

statement because you know those are included; it is always important to have a complete record of

everything you send the funder in exactly the form it was received by the funder.

Use an envelope that will hold your application without folding it. As a matter of presentation, the application

will look better without creases. Send the application “return receipt requested” or use a delivery service like

FedEx that allows you to track the package’s path and verify who signed for it. In this way you will have proof

that the application was received by the organization. If you do not receive verification within the appropriate

length of time, follow up. You won’t have a chance at the scholarship if the application never makes it to the

in-box.

The Bottom Line

The scholarship application is a paper model of you. Make sure your application is professional and compelling.

____________________________________________________
Here is a sample of a letter containing scholarship request.

____________

Contoh CV Sederhana Berbahasa Inggris :

CURRICULUM VITAE

Hatta Syamsuddin
Jl. Cilosari Dhewutan no 33 RT 1 RW 16
Kel. Semanggi - Kec. Pasar Kliwon Solo 57117
(+62) 81329078646 / sirohcenter@gmail.com
PERSONAL INFORMATION

Date of Birth : April 19th , 1981


Place of Birth : Kudus, Central Jawa
Citizenship : Indonesian
Gender : Male
Marital Status : Married
Spouse's Name : Robi'ah al-Adawiyah
Children :
1. Kuni Maura Ahna (December 2nd, 2004 )
2. Salma Haniyya ( October 15th, 2007 )
3. Farwah Awab Hafidz ( Januari 10th, 2010)

WORK EXPERIENCE

 Aug 1999 - Dec 2000 : Volunteer Teacher at Al-Maghfiroh Quranic Kindergarden,


Pondok Ranji, Jakarta Selatan
 Dec 2000- Dec 2001 : Staff of Mentor Division , Iqro Club, Jakarta Selatan
 March 2003- 2004 : Financial Manager at SYAMIL Internet Cafe , Khartoum,
Sudan
 Jan 2003 & Dec 2005 : Personal Guide for Indonesian Pilgrim in Mekkah,
Kingdom of Saudi Arabia
 March 2005-Dec 2005 : Teaching Assistant in Setia Budi University, Surakarta ,
Subject of Islamic Studies
 Dec 2006 – present : Lecturer at Ar-royan Islamic Student Boarding School,
Subject of Islamic History and Quranic Studies

 March 2007 – present : Sharia consultant at SEJAHTERA Joint venture


cooperative (KUBE Sejahtera) , Solo – Central Java
 March 2008 - present : Lecturer at Abu BAkar Arabic & Islamic Studies Institute,
SOlo - Central Java
 March 2009 - present : Lecturer at Swastamandiri HighSchool for Islamic
Economy, SOlo- Central Java

EDUCATION

 July 1996 – July 1999 : 1st State Upper Secondary School , Kudus Central Java
Science Departement (graduated)
 Aug 1999 – July 2000 : State High School of Accounting ( STAN), Jakarta. State
Treasury Departement, Jakarta ( Resigned )
 Aug 2000 – Dec 2001 : Institute of Arabic & Islamic Studies, Jakarta. Branch of
El-Imam Muhammad Ibnu Suud University in Riyadh, KSA. Preparations Language
Program ( resigned)
 Jan 2002 – Oct 2006 : International University of Africa, Khartoum-Sudan.
Faculty of Sharia & Islamic Studies, Sharia & Law Departement ( graduated) . Thesis :
Abrogation of Punishment in Criminal Law : Comparative Studies between Islamic Law
and Conventional Law
 March 2008-present : Student of Muhammadiyah Surakarta University,
Postgraduate Programs, Departement of Islamic Thinking

COURSE & TRAININGS

 August 1997 : Student Leadership Basic Training in Kudus, Central Java


organized by OSIS SMU 1 Kudus
 Jan – Dec 2000 : Intensive Arabic Course, organized by Al-Manar Center of
Islamic Studies, West Jakarta
 April – July 2001 : Intensive Basic Computer Course, organized by Bina Sarana
Informatika, Pondok Labu, South Jakarta
 March 2001 : Moslem Student Basic Leadership Training, organized by The
Unity of Moslem Student Action (KAMMI) , Jakarta
 Mei – August 2006 : Intensive English Course, organized By HAMASA English
Course, Khartoum Sudan
 April 2008 : Training For Spiritual Trainers held by TRUSTCO, Jakarta
 August 2009 : Training for Arabic Language Teacher held by Asian Muslim
Charity Foundation, in Pramesti Hotels, Surakarta
 February 2010 : Training For Spiritual Trainers in LPMP Semarang

ORGANIZATION EXPERIENCE

 Sept 1997- Sept 1999 : Vice Chairman of Intra-School Student Organization (


OSIS), State Secondary High School , Kudus-Central Java
 March 02 – Feb 2003 : Head of Information & Library Division, Indonesian
Students Union in Sudan
 March 03 – March 04 : General Secretary of Indonesian Students Union in
Sudan
 Sept 02 – Sept 2004 : Head of Human Resources Development and Research
Division, Indonesian Moslem Intelegentsia Organization ( ICMI), Khartoum Branch ,
Sudan
 June 04 – June 2005 : Editor in Chief at KHAZANAH : Annual Arabic and Islamic
Studies Journal, Khartoum Sudan
 Sept 04 – Sept 2006 : Director of Center of Islamic World Studies, Indonesian
Moslem Intelegentsia Organization (ICMI), Khartoum Branch, Sudan
 March 06 – Nov 2006 : Chairman of Indonesian Students Representative
Council, Khartoum Sudan
OTHER ACHIEVEMENTS

 Oct 1998 : The Second Winner at Student Performance Competition , for


Secondary High school degree , carried out at Kudus Regency Level.
 Oct 1999 : The Finalist in Student Speech Contest, organized by Languange
Center , Departement of Education and Culture, Jakarta (1999)
 August 2003 : First Winner in Islamic Short Story Contest, organized by Forum
Lingkar Pena (FLP) Sudan Branch collaboration with Dharma Wanita of Indonesian
Embassy in Sudan.
 2002 – 2004 : Participated as play director in several theatrical show organized
by Indonesian Students Union collaboration with Indonesian Embassy in Sudan.
 2002 - present : Participated as one of the comitteman at various training and
seminar held in Sudan and Indonesia.
 August 2007 : Third Winner ini Writing Letter Contest with a theme : Love for My
Wife , organized by SAMARA Family Center ,Solo Central Java
 Jan 2005 – present : Appointed as a speaker in many seminars, trainings, and
talks with various theme : ( Islamic Law, Islamic Rituals, Islamic Character Building,
Spiritual Motivation,etc ) and made about one hundred and fifty (150) hours talk
sessions for six months ( from Juni until Desember 2007)

PERSONAL INTERESTS

 Reading ( Islamic Economy and Banking, History, Biography, Human


development)
 Sports (jogging, gymnastic and swim )
 Blogging ?

PUBLICATIONS

Books

 Agar Ngampus Tak Sekedar Status, Students Guide , Indiva 2008


 Inspiring Romance , An Islamic Romantic Guide from Prophet Household. Indiva
Media Kreasi Publishing, Solo, Sept 2007 . Number of pages : 304
 Canda Tawa Ikhwan, The Funny stories and Anecdots of Islamic Activist. FBA
Publishing, Jakarta, 2005. Number of pages : 112
 Pacaran .. enggak Banget : Young moslem guidence ini relationship, Indiva
Media Kreasi
Articles

 " Prospek Perbankan Syariah di Indonesia " Antara Peluang dan Tantangan "
(Future Chances of The Islamic Bank in Indonesia : Between Opportunity and
Challenge), El-Nilein Magazine, 2006
 " Sudan, Pendidikan Tinggi dan Mahasiswa Indonesia – Selayang Pandang ", (
Sudan, Higher Education and Indonesian Students - Short Review ) , Khazanah Annual
Arabic and Islamic Studies Journal, 2005
 Several islamic articles at Eramuslim.com
PROFESSIONAL MEMBERSHIP

 FLP ( Forum Lingkar Pena ) , The Youth writer development organization in


Indonesia
 WAMY ( World Assembly of Moslem Youth ) Indonesian Office
 IKADI ( Ikatan Dai Indonesia) Solo Branch.
 Sekitar bulan Februari 2012, seorang kawan menginformasikan kepada saya perihal Taiwan
Scholarship. Karena saya memang berminat dengan regional Asia Timur, jadilah saya
bersemangat 45 untuk melanjutkan studi di sana.
 Untuk aplikasi beasiswa Taiwan, para pelamar diminta untuk mendaftar ke universitas di
salah satu Universitas di Taiwan. Aplikasi ini dilakukan secara terpisah. Setelah beberapa
waktu meriset, jadilah saya menetapkan hati untuk studi di International Master’s Program in
Asia Pacific Studies (IMAS) di National Chengchi University (NCCU) yang terletak di Taipei.
 Setelah berjibaku dengan segala kelengkapan dan persyaratannya, alhamdulillah pada 30
Maret 2012 saya bisa mengirimkan aplikasi ke NCCU tepat waktu. Dan, akhirnya,
Alhamdulillah, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Hasil seleksi penerimaan mahasiswa
NCCU diumumkan pada 18 Mei 2012, dan syukur tak terkira, nama saya tercantum di daftar
tersebut .
 Dan kejutan dari Nya berlanjut. Tiga hari setelah pengumuman NCCU, saya mendapat email
pemberitahuan dari komite Taiwan Scholarship, bahwa saya menjadi salah satu kandidat
penerima Taiwan Scholarship 2012. Alhamdulillah…
 InsyaAllah, saya akan berangkat ke Taipei dan memulai perkuliahan saya akhir Agustus
2012 nanti. Mohon doanya supaya lancar persiapannya segala sesuatunya
 Nah, di dalam postingan ini, izinkan saya untuk berbagi contoh esai yang saya kirimkan ke
Admission Office of National Chengchi University (NCCU), Taipei. Esai yang diminta NCCU,
terdiri dari 3 pertanyaan.
 Tentunya, hampir semua aplikasi universitas maupun beasiswa akan meminta hal yang
sama; motivation letter dan sejenisnya. Maka, semoga tulisan saya ini dapat memberikan
gambaran untuk rekan-rekan yang sedang atau akan mengajukan aplikasi.
 Oya, imho, apabila membuat motivation letter, buatlah se-personal mungkin. Karena masing-
masing orang memiliki kekhasannya. Jadi, tiap orang “semestinya” memiliki motivasi dan
pengalaman yang berbeda . Sehingga, saat membuatnya, esai kita bukanlah template
esai motivasi yang copas dan normatif. Gali dan tanyakanlah pada diri sendiri apa yang
menjadi motivasi rekan-rekan untuk studi di sana. Kaitkan dengan pengalaman selama ini
dengan life plan kita ke depan
 Selamat ber-refleksi diri dan menuangkannya dalam bentuk tulisan ya ! Mari bersama
berjuang dalam menuntut ilmu dan menyebar kemanfaatan darinya
 ***
 ESSAYS
 1. Describe your short-term and long-term career goals and explain how your past
experience together with an IMAS degree from NCCU will contribute to your achieving
them. (1000 words maximum)
 My previous education was International Relations (majoring East Asian studies) and post-
graduate program of Japanese Studies. Since the beginning, I have strong passion and
curiosity on East Asian studies in interdisciplinary context. As we know that this regional has
a very great history of civilization. Furthermore, many scholars mentioned that the countries
in this region will be the next world’s main power as it shows many developments in many
sectors; not only in the term of “hard diplomacy” but also the “soft diplomacy”. To support this
passion, I also learned Chinese, Japanese and Korean language for helping me to
communicate and understand the society in this region.
 I have very high curiosity and passion on how international people relate each other through
many kinds of interaction, communication and cooperation in the term of interdisciplinary
studies. Furthermore, in this globalization era, international relations are not dominated by
the state actors anymore but already spread to grass-root actors (multi-track diplomacy). I
want to connect and build up my international networks, and also promote Indonesia –
Taiwan’s relations through education.
 For my career goals, I want to be a lecturer and researcher with East Asian expertise. I have
a strong commitment to realize the concepts of education; 1) emphasizing knowledge, 2)
growing the maturity and 3) developing the good manners. Of course, to be a good lecturer
and commit with those concept, I have to increase my quality of knowledge and research.
Beside of being a lecturer and researcher, in the future I want to be the head of international
office in my institution. Nowadays, building up and maintaining an international network
between the educational institutions is highly needed, especially in this more globalize world.
My mid-long term goal is developing the Taiwan-Indonesia’s relations and cooperation, not
only in political, economical, and security aspects, but also in cultural aspects.
 When I read this program, I found that IMAS NCCU has a comprehensive curriculum on Asia
Pacific Studies, specifically in East Asian Studies, that is suitable with my study focus and
passion. That is why; I am highly motivated to continue my study in IMAS NCCU Taiwan.
Having an IMAS degree from NCCU will help me to broaden my perspective and knowledge,
and also increase my capability to be a qualified lecturer and East Asian studies expert.
Furthermore, Indonesia and Taiwan relations are still developing and I do hope that in the
future it will grow more and more. With my experience studying in IMAS – NCCU Taiwan, it
will give me a direct experience and knowledge about Taiwan itself.
 2. Based on your current understanding of the IMAS program curriculum, describe
your initial study plan. Among other relevant information, please describe your
specific research focus or interest, the rationale or motivation for pursuing your
research interest, the relationship between your educational or professional
experience and your research interest, courses that are related to your interest, and
your plan to complete the program within a reasonable length of time. (1000 words
maximum)
 I am interested in socio-culture. As for my research, I will focus on ethnic development in
China, especially how the government manages the minority issues in north-west region of
China. So, I want to learn and do a comprehensive research about this topic during my study
in IMAS. The reason why I am interested in this topic is because Indonesia has multi-cultural
and multi-ethnic background and there are a lot of conflict which caused by it. To get a better
understanding and comprehension, it is important for me to do comparison studies.
 Having research in this field will give me a vision about how to manage the minority issue.
Furthermore, in my opinion there is some similarity between Indonesia and China on it. By
comparing the ethnic issue between Indonesia and China, I hope I can have valuable
knowledge and understanding, so that it can be implemented in Indonesia to manage the
problems. As for the reason why I choose and conduct this research theme in Taiwan is
because of the educational atmosphere in Taiwan that is conducive and supportive.
 After seeing the IMAS curriculum, I found some courses that are suitable with my study and
research focus. Beside of taking the required courses, I will also take the elective courses
that are related to my research. Those courses are:
 • Chinese Philosophy and Religion
 • Ethnic Development of Mainland China
 • International Status of Mainland China
 • Political Development of Mainland China
 • Research Methods in China Studies
 • Spatial Development of Mainland China
 • Social Development of Mainland China
 • Cultural Ethnic Structure of Taiwan
 During my stay and study period in Taiwan, I also planning to increase my ability in Chinese
language and learn more Chinese culture. As for the length of time, I’m planning to complete
my degree in IMAS – NCCU in two years (until mid-year 2014), including for my thesis. Of
course, during these two years, I will do my best effort to finish my study on time, without
ignoring the quality of my research and study.
 3. Please include any other information that you believe would be helpful to the
Admissions Committee in considering your application. (500 words maximum)
 I have good academic record and achievement, not only in my bachelor degree time in
University of Gadjah Mada but also in master degree in University of Indonesia. I ever joined
several international events and conferences in Japan, Turkey, Lao PDR, and Thailand,
which gives me adaptability skill in multi-cultural and international atmosphere. It also helps
me to increase my ability on using foreign language and communication fluency.
 I also join several organizational activities which increase my leadership skill, such as;
managing work, adaptability, decision making, and initiating action. In my organization, I am
responsible to provide scholarship information to the university students and also give some
seminars/ workshop to increase their motivation and courage to study abroad. From it, I learn
how to develop and coach others. And from my working experience, I got chance to increase
my skill on writing and engaging the public through online and printed media, where I
responsible for the communication and content management.
 Beside of that, I always interested with something ‘new’ such as cultures. So that’s why,
during my study in Taiwan, I’m planning to increase my proficiency in Mandarin. In
exchange, I would be very happy for introducing and discussing about my origin country,
includes its cultures and languages with other students in NCCU.
 Indonesia has many diverse cultures inside herself. There are hundreds of ethnic, local
languages, and also various traditional customs which is spread in thousands of islands.
 In my opinion, by understanding the other cultures and languages, we can communicate and
understand each other which can support the people to people understanding. I’m sure by
sharing and discussing, these can help us to broaden our perspective and knowledge. The
more experience we will have, the more knowledge we will gain. By gaining more
knowledge, we can increase our chance to create a better understanding about others.
 With those explanations above, I am sure that I am the suitable candidate for the IMAS
program. I hope it can be helpful for the admission committee to consider my application. I
am really excited and highly motivated to be the part of IMAS – NCCU, Taiwan.

Motivation letter merupakan sebuah tulisan sepanjang kurang lebih 1 halaman yang
biasanya menjadi salah satu syarat “wajib” yang harus kita sertakan untuk mendaftarkan
diri ke program Pascasarjana dari universitas yang ingin kita masuki. Motivation letter atau
yang biasa juga disebut dengan Statement of Purpose/Letter of Intent ini kurang lebih akan
berisikan hal-hal di bawah ini:

 Siapa kita.
 Apa latar belakang pendidikan kita.
 Apa saja pengalaman yang kita miliki yang berkaitan dengan bidang studi yang akan kita
masuki.
 Kenapa kita ingin melanjutkan studi kita ke universitas/kampus yang kita daftar tersebut.
 Apa saja mata kuliah yang ada di dalam program studi tersebut yang menguntungkan untuk
kita.
 Apa yang akan kita lakukan setelah kita selesai menyelesaikan studi kita tersebut.

Sebenarnya sudah ada lumayan banyak sumber di dunia maya yang menurut penulis
bagus untuk dijadikan referensi penulisan motivation letter. Di antaranya adalah 2 buah
tautan di bawah ini yang ikut membantu penulis di dalam penulisan motivation letter untuk
pendaftaran program master di Jerman:

1. Motivation Letter – Blog Erasmus Mundus


2. Motivation Letter – Setiopramono

Oleh karena itu penulis hanya akan menambahkan beberapa tips yang mungkin bisa
membantu para pembaca sekalian untuk mempertajam motivation letter yang akan para
pembaca tulis. Dan di akhir artikel ini, penulis akan melampirkan contoh motivation
letter milik penulis yang sudah terbukti cukup ampuh membawa penulis untuk masuk ke
program Pascasarjana yang ada di Jerman.

Tips Penulisan Motivation Letter #1 – Tata Bahasa

Salah satu yang harus kita perhatikan di dalam menulis motivation letter adalah tata bahasa.
Yang perlu kita ingat di sini adalah merupakan sebuah hal yang penting bagi kita untuk
membuat motivation letter kita rapih tanpa ada kesalahan tata bahasa sedikit pun.
Kenapa motivation letter ini sebaiknya tidak mengandung kesalahan tata bahasa? Hal ini
dikarenakan kemampuan berbahasa dan komunikasi merupakan salah satu hal yang
biasanya dinilai pada saat penguji membaca motivation letter kita. Jadi, pastikan motivation
letter yang kita tulis bebas dari kesalahan-kesalahan gramatik yang sekecil apa pun.

Tips Penulisan Motivation Letter #2 – Pemilihan Kata dan Budaya Malu-Malu

Salah satu budaya yang paling menonjol dari sebagian orang Indonesia adalah budaya
malu-malu. Sebagian dari kita malu untuk membanggakan apa yang menjadi keahlian kita.
Hm, tidak membanggakan kemampuan kita sebenarnya merupakan hal yang baik
(terutama di dunia nyata). Akan tetapi, ada baiknya bagi kita untuk sekali ini saja
menanggalkan hal tersebut (pada saat pembuatan motivation letter). Jangan pernah malu
untuk “membanggakan” diri sendiri di dalam motivation letter yang kita tulis!

Kenapa demikian? Mari kita posisikan diri kita sebagai seorang penguji yang bertugas
untuk menyaring kandidat yang akan masuk di sebuah universitas. Bayangkan kita duduk di
sebuah ruangan, dengan segunung dokumen dari ratusan (atau mungkin ribuan) orang
yang mendaftar ke program studi yang kita tangani. Di depan kita ada sebuah meja tua yang
berdebu dan berderit karena tuanya tempat dokumen-dokumen tersebut ditumpuk. Sudah mulai
terasa kah bagaimana penatnya?

Sekarang perlu diperhatikan bahwasanya kita bukan seorang pengangguran yang


menyediakan super banyak waktu luang untuk menghubungi satu per satu kandidat
(setidaknya di fase awal seleksi). Kita hanyalah seorang biasa yang “terjebak” di antara
belantara dokumen milik kandidat kampus kita, dan harus memilah-milah dokumen yang
ada di depan kita tanpa pernah sekali pun bertemu dengan para kandidat. Kira-kira
kandidat mana saja yang akan kita pilih dari sekian banyak kandidat tersebut? Para
kandidat yang menuliskan semua prestasi yang mereka miliki kah (tentunya yang
berhubungan)? Atau para kandidat yang tidak menuliskan prestasi dan kemampuannya?
Jelas yang pertama bukan?

Sekali lagi, ini bukan masalah pelajaran Kewarganegaraan yang menekankan para
manusia untuk rendah hati. Penulisan motivation letter bukan merupakan lomba untuk
menilai siapa yang paling baik budinya, akan tetapi perlombaan untuk “menjual” diri sendiri
ke pihak penguji (dalam hal ini pihak universitas/kampus). Jadi pastikan kita mencantumkan
semua prestasi yang berhubungan dengan program yang ingin kita masuki. Ingat! Sang
penguji tidak akan tahu siapa kita kalau tidak kita tulis. Mereka bukan paranormal atau

cenayang!

Tips Penulisan Motivation Letter #3 – Satu Motivation Letter untuk Satu Universitas

Mungkin banyak yang tidak melakukan ini dan berhasil, akan tetapi penulis termasuk ke
dalam tipe orang yang selalu “habis-habisan” di dalam mengerjakan segala sesuatunya
(termasuk di dalamnya membuat motivation letter). Penulis selalu menyarankan setiap orang
yang meminta saran kepada penulis untuk membedakan setiap motivation letter yang
dikirimkan untuk tiap universitas yang berbeda. Kenapa? Karena penulis meyakini bahwa
sebuah motivation letter yang spesifik akan lebih oke dan tepat sasaran daripada
sebuah motivation letter yang dibuat secara umum untuk beberapa universitas sekaligus.

Tips Penulisan Motivation Letter #4 – Motivation Letter dan Negara Asal Kita (Indonesia)

Sebenarnya penulis tidak tahu apakah tips penulisan motivation letter yang keempat ini
berlaku juga di universitas-universitas yang ada di luar Jerman, akan tetapi tips nomer 4 ini
merupakan salah satu tips yang menurut penulis cukup ampuh. Apa sih tips yang keempat?
Tipsnya adalah untuk mengaitkan alasan kita mengambil program yang kita daftar dengan
kebutuhan yang ada di negara asal kita (Indonesia) dan mengutarakan niat kita untuk
kembali ke tanah air setelah kita program studi kita selesai.

Menurut salah seorang guru penulis yang mengajar di Goethe Institut (yang juga
merupakan seorang konsultan untuk studi ke Jerman), 2 hal tersebut merupakan sebagian
hal yang bisa meningkatkan kesempatan kita untuk diterima di universitas yang ada di
Jerman. Tidak masalah apakah setelah studi nanti kita bermaksud untuk bekerja di Jerman
(dan mungkin juga negara tujuan studi lainnya) atau tidak, tetap tulis di motivation letter kita
bahwa kita akan kembali ke Indonesia setelah studi. Kenapa? Karena dengan berkata
demikian, maka pihak penguji akan memiliki semacam kewajiban moral untuk menerima
kita di kampusnya.

Nulis sih gampang, terutama buat orang-orang yang tidak ingin bekerja di Jerman (contoh
kasus). Tapi bagaimana kasusnya buat orang-orang yang emang niat untuk bekerja di Jerman?
Apa tidak akan bermasalah kalau nulis itu?

Tenang saja, Jerman (dan penulis yakin negara lainnya juga) membutuhkan banyak orang
pintar! Dan jika anda termasuk orang yang pintar, maka anda akan selalu memiliki tempat
di sana. Tidak percaya? Seorang wakil DAAD untuk indonesia yang berdarah Jerman asli
pernah mengatakan kepada penulis pada tahun 2011 silam tentang alasan mengapa
banyak kemudahan yang diberikan bagi orang asing yang ingin belajar di Jerman. Logika
yang wakil DAAD katakan itu cukup simpel (dan cukup masuk akal bagi penulis):

1. Penduduk jerman memiliki laju pertumbuhan yang minus. Dan dengan laju pertumbuhan
seperti sekarang, maka diramalkan bahwa pada tahun 2050 nanti, jumlah penduduk jerman
hanya akan tinggal berjumlah sekitar 80 persen dari tahun 2011.
2. Jerman merupakan negara yang tidak terlalu banyak memiliki sumber daya alam. Negara
Jerman hidup dengan menggunakan “bahan bakar” manusia (Sumber Daya Manusia / SDM).
Dan merupakan hal yang mengkhawatirkan bahwa seiring jumlah penduduk yang terus
berkurang, semakin sulit pula menemukan SDM yang berkualitas.
3. Dan apa salah satu cara untuk mendapatkan manusia berkualitas? Outsourcing! berikan
kenyamanan bagi orang-orang pintar untuk belajar di Jerman, dan mereka akan datang dari
berbagai penjuru dunia. Kemudian berikan juga kenyamanan kerja untuk orang-orang yang
memang pintar. Win-win solution, para pendatang yang pintar akan mendapatkan
kenyamanan yang mereka cari, dan Jerman akan mendapatkan SDM yang berkualitas.

Jadi tidak perlu takut untuk menulis di motivation letter bahwa kita akan kembali ke
Indonesia setelah studi kita selesai. Jika kita memang pintar, maka kita akan dibutuhkan
dan bisa bekerja di Jerman (dan berbagai negara tujuan studi lainnya). Menurut penulis
pribadi, pertanyaan yang seharusnya kita ajukan adalah: siapkah kita berjuang untuk

menjadi pintar?

Tips Penulisan Motivation Letter #5 – Tentang Informasi Kampus dan Kurikulum

Sekarang mari kita masuk ke tips yang terakhir: menulis tentang informasi singkat kampus
dan kurikulum dari kampus yang menurut kita akan menguntungkan bagi kita di
dalam motivation letter yang kita tulis. Kenapa? Karena dengan memasukkan kedua hal
tersebut, maka kita akan bisa menunjukkan kepada para penguji bahwa kita serius ingin
masuk ke dalam program studi yang mereka buka, dan telah mengerjakan “PR” kita dengan
mempelajari informasi tentang program studi yang ingin kita masuki.

Penutup + Bonus: Contoh Motivation Letter yang Sudah Terbukti

Sebagai penutup, di bawah ini penulis sertakan contoh dari motivation letter yang pernah
penulis tulis (dan berhasil tembus) untuk pendaftaran program master di beberapa
universitas yang ada di Jerman:

1. Contoh motivation letter – RWTH Aachen

2. Contoh motivation letter – TU Chemnitz

3. Contoh motivation letter – Universität Paderborn

4. Contoh motivation letter – Universität Duisburg-Essen

5. Contoh motivation letter – Universität Rostock


Okeh, itu dia 5 tips singkat dari penulis tentang penulisan motivation letter. Semoga bisa
membantu para pembaca sekalian untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang

penulisan motivation letter di dunia “nyata”.

Apabila kalian pernah mendengar mitos bahwa essay jarang dibaca oleh tim seleksi
beasiswa, itu adalah mitos yang salah! Faktanya, essay merupakan salah satu bahan
utama untuk dipertimbangkan saat melakukan pendaftaran beasiswa.

Jadi, terlepas dari jenis beasiswa apapun yang sedang kalian cari – baik itu beasiswa
S1, beasiswa S2, beasiswa dalam negeri, maupun beasiswa luar negeri – semuanya
membutuhkan essay berkualitas baik. Berikut ialah tips sukses menulis essay beasiswa
untuk kamu.

1. Ikuti petunjuk essay beasiswa dengan seksama

Sumber: Flickr
Ini merupakan hal wajib; kamu harus yakin bahwa essay yang ditulis harus sesuai
dengan tema yang telah ditetapkan. Atau, sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh organisasi pemberi beasiswa.

Namun, kamu pun harus juga teliti untuk mengerti apa tujuan dari pertanyaan yang
diberikan. Contoh saja, bila kamu diminta menjelaskan “buku yang sangat bermakna
bagi hidupmu”, kemungkinan besar para penguji ingin mengetahui pribadi dirimu lebih
lanjut; jenis buku apa yang kamu baca, cerita dan topik apa yang menggerakkan dirimu,
serta apa yang menjadi sumber motivasimu.

Tidak hanya itu, mereka juga ingin menelaah lebih lanjut seberapa menjanjikan dirimu
dibandingkan kandidat lain dengan melihat caramu menjawab pertanyaan.

Lalu, jangan pernah malu bila kurang mengerti suatu pertanyaan atau tema. Sebaiknya
kamu segera menghubungi pihak penyelenggara untuk mendapatkan gambaran jelas
tentang tema essay beasiswa.
2. Sesuaikan isi essay beasiswa dengan misi
penyelenggara

Sumber: Pixabay

Agar essaymu dapat menonjol diantara ratusan essay lainnya, pastikan kamu telah
membaca dan memahami lebih lanjut tentang penyelenggara dan pemberi beasiswa.
Lebih penting lagi, kamu harus mengerti tipe siswa seperti apa yang sedang mereka
cari.

Pastikan bahwa isi essay kamu menunjukkan bahwa kamu memiliki kualitas dan
pengalaman yang sangat sesuai dengan kriteria penerima beasiswa. Contoh saja, bila
penyelenggara beasiswa sedang mencari siswa yang aktif berorganisasi dan memiliki
kemampuan kepemimpinan, maka kamu sebaiknya menceritakan pengalaman
organisasi dan kepemimpinan kamu di dalam essay.
3. Tonjolkan prestasi dan semangatmu di essay
beasiswa

Sumber: Pixabay

Memang kita diajarkan untuk selalu rendah hati dan tidak perlu menyombongkan
prestasi diri sendiri. Namun itu berbeda kasusnya saat kamu mendaftar beasiswa.
Sebab, penyelenggara beasiswa hanya akan memilih kandidat yang mereka rasa
memiliki kualitas dan prestasi terbaik.

Namun di sini penting agar kamu tidak tampak seperti orang yang arogan. Jangan
melebih-lebihkan ceritamu dan hanya ceritakan prestasi yang relevan. Jelaskan tentang
hasil yang telah kamu capai, dan bagaimana hal itu telah memberikan dampak positif
bagi dirimu.
4. Baca ulang, revisi, baca ulang, revisi

Sumber: Pixabay

Pastikan bahwa essay beasiswamu terhindar dari kesalahan amatir seperti salah
pengejaan kata (typo), atau penulisan grammar bahasa Inggris yang salah. Pastikan
essay beasiswamu mudah dibaca dan diikuti (tidak perlu menggunakan bahasa ilmiah
berlebihan), dan isinya sesuai dengan tema dan pertanyaan yang diajukan.

Berhubung panitia beasiswa mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk membaca
ratusan (atau bahkan ribuan) essay beasiswa, alangkah baiknya bila kamu bisa
membuat essay yang menarik untuk dibaca. Contohnya, kamu bisa membuat
pernyataan awal yang menarik.

Jangan pernah ragu untuk menulis ulang draf essay beasiswamu dari awal. Namanya
juga kerja keras! Dengan waktu persiapan dan riset yang cukup, kirimkanlah hasil karya
essay yang terbaik.
5. Minta masukan orang lain untuk essay beasiswa

Sumber: JISC

Semakin banyak kepala semakin baik. Dan untuk tahap ini, kamu harus selalu terbuka
untuk berbagai masukan yang kamu terima. Penting bagi kamu untuk tidak cepat
tersinggung dan marah saat mendapatkan masukan.

Intinya adalah, selalu terbuka untuk belajar dan menghasilkan essay beasiswa yang
terbaik. Juga untuk menjaga hubungan pertemanannya!

Di Galedu, kamu bisa menemukan ribuan info beasiswa untuk siswa Indonesia secara
gratis. Semuanya dapat dicari berdasarkan kategori seperti jenjang pendidikan dan
lokasi. Jadi, nantinya kamu bisa mencari beasiswa S1, beasiswa S2, beasiswa dalam
negeri, dan beasiswa luar negeri dengan lebih mudah!

Tips Lolos Beasiswa Ke Luar Negeri

Share This Story, Choose Your Platform : 0 0


Mendapatkan beasiswa ke luar negeri tentu menjadi dambaan banyak pelajar. Tiap
program beasiswa menawarkan keuntungan yang berbeda-beda dan fasilitas yang
berbeda-beda pula. Kesempatan studi di luar negeri menjadi kesempatan yang patut
dikejar apalagi dengan program beasiswa.

Beberapa alasan yang bisa kamu pertimbangkan sebagai alasan studi di luar negeri:

 Belajar di luar negeri membuat kamu tidak manja karena kamu perlu survive kuliah di
sana.
 Belajar di luar negeri akan meningkatkan kemampuan bahasa asingmu.
 Kamu bisa belajar budaya negara lain.
 Saat liburan, kesempatan travelling ke negara lain terbuka lebar.
 Memiliki teman dari beragam negara sehingga kamu memiliki banyak koneksi.
 Kamu dapat mencoba beragam aktivitas baru yang belum pernah kamu coba
sebelumnya.
 Kuliah di luar negeri memberikan kamu kesempatan untuk dibimbing oleh dosen-dosen
terbaik di bidangnya dan mampu mengakses buku langka.
 Belajar di luar negeri menjadi nilai jual tersendiri ketika kamu melamar kerja
 Kamu bisa melihat banyak hal di negara lain seperti teknologi, kebudayaan, kebiasaan
negara tersebut, dan lainnya.

Nah sekarang, gimana sih tips supaya kamu bisa lolos beasiswa ke luar negeri?

Baca Juga: Ini 3 Beasiswa Terpopuler Dari Pemerintah Indonesia


Tingkatkan Kemampuan Akademik dan Prestasi yang
Kamu Miliki

Kemampuan akademik sudah menjadi syarat umum jika kamu ingin mendaftar program
beasiswa. Nilai dan transkrip pasti akan dilihat oleh pihak penyeleksi. Untuk itu,
berusahalah agar mendapat nilai yang baik.

Selain mendapat nilai yang baik, jangan segan untuk mengikuti program
pengembangan akademik lain, olimpiade, atau lomba. Walau angka di atas kertas
bukan segalanya tapi pencapaian akademis yang bagus akan menunjukkan
komitmenmu terhadap pemberi beasiswa.

Beberapa institusi beasiswa, seperti Monbukagakusho (MEXT) dari Jepang dan


Beasiswa Pemerintah Singapura bahkan mensyaratkan pelamarnya agar memiliki
pencapaian akademis yang baik. Dalam beberapa kasus, pemenang Olimpiade Sains
akan lebih mudah mendapatkan beasiswa.
Kemampuan Akademik Tidak Cukup, Kamu Perlu
Terlibat dalam Organisasi

Meskipun kamu pintar dalam bidang akademik, itu tidak cukup. Kamu perlu memiliki
nilai tambah lainnya. Salah satunya adalah dengan bergabung dengan organisasi. Nilai
bagus hanya syarat awal. Namun ditambah dengan berorganisasi, kamu punya
pengalaman lebih daripada kandidat lain yang tidak ikut organisasi.

Kamu bisa ikut OSIS di sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa atau Himpunan Jurusan
di Kampus. Mereka yang aktif berorganisasi akan lebih dilirik para pemberi beasiswa
karena dianggap bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk kepentingan orang
banyak. Apalagi kalau kamu sudah aktif berorganisasi ditambah dengan prestasi
cemerlang, kamu akan mendapat lirikan dari pemberi beasiswa sebagai kandidat kuat.
Jangan Ragu Ikut Kegiatan Volunteer

Selain kegiatan dan pengalaman di organisasi, kegiatan sosial juga akan menjadi nilai
tambah.

Kebanyakan program beasiswa di negara Amerika dan Eropa akan cenderung lebih
tertarik dengan kandidat yang punya pengalaman relawan di kegiatan sosial
dikarenakan kuatnya kultur volunteer di negara mereka. Contohnya adalah beasiswa
ternama seperti beasiswa Fullbright dari AS, Chevening dari Inggris, dan Erasmus
Mundus di Eropa.

Kamu bisa bergabung di kegiatan NGO, gabung dengan gerakan anak muda di
kampus, atau kamu bisa menginisisasi kegiatan sosial sendiri. Gak perlu repot atau
khawatir gak ada biaya, bahkan dengan membersihkan sampah di lingkungan
sekitarmu kamu sudah bisa mulai melakukan kegiatan sosial.
Pertajam Bahasa Asing

Kamu perlu membuktikan bahwa kamu bisa bertahan di negara lain dengan menguasai
bahasanya. Paling tidak, kamu menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional. Kemampuan bahasa asing perlu dibuktikan melalui tes bahasa. Salah
satu persayaratan beasiswa memang menuntutmu untuk meraih level tertentu dalam
tes kemampuan bahasa asing.

Masing-masing beasiswa punya persyaratan tes bahasa sendiri, tapi yang paling umum
digunakan adalah TOEFL dan IELTS. Untuk mengamankan posisimu, pastikan kamu
memiliki skor TOEFL diatas 550 dan nilai IELTS diatas 6,5.

Selain bahasa Inggris, beberapa negara seperti Jepang dan Jerman akan cenderung
tertarik pada kandidat yang menguasai bahasa mereka. Jika tidak, kandidat akan
diharuskan mengikuti kelas bahasa pada tahun pertama selama satu tahun sebelum
memulai kuliah.

Baca Juga: Beasiswa Unggulan Pegawai Kemendikbud: Beasiswa S2 dan S3 Dalam


Negeri dan Luar Negeri
Temukan Orang yang Bisa Memberikan Rekomendasi
yang Bagus

Rekomendasi dari orang lain merupakan salah satu persyaratan yang biasanya diminta
saat kamu mendaftar dalam program beasiswa. Untuk menilai performamu di dunia
nyata, pihak pemberi beasiswa akan meminta surat rekomendasi dari mereka yang
sudah mengetahui rekam jejakmu.

Biasanya surat rekomendasi bisa diberikan oleh staf pengajar dari institusi tempatmu
menempuh pendidikan atau supervisor di tempatmu bekerja. Rekomendasi dari mereka
sangat penting, karena tidak jarang pemberi beasiswa akan langsung menghubungi
untuk menanyakan pendapat tentangmu.

Pastikan kamu punya rekam jejak yang cukup baik dalam pendidikan dan pekerjaan.
Jaga hubungan baik dengan mereka yang bisa memberimu rekomendasi. Jangan
mencari teman sebagai yang memberikan kamu rekomendasi karena sangat besar
kemungkinan akan diniliat subjektif sehingga rekomendasi kamu tidak dipandang kuat.
Carilah orang dengan posisi yang tepat dan memiliki kualifikasi untuk memberi
rekomendasi.
Buatlah CV yang Informatif

CV biasanya akan ada di tahap screening atau di tahap awal seleksi kandidat. Untuk
itu, pastikan CV yang kamu kirim merupakan CV yang informatif. Cara pemberi
beasiswa tahu pengalaman dan pencapaianmu adalah dengan melihat ke CV.

Dalam CV mereka akan mendapatkan gambaran bagaimana dirimu selama ini


berkembang. Untuk membuat CV yang baik kamu perlu cermat mencatatat kegiatan
yang kamu lakukan selama ini berdasarkan waktu kegiatan.

Karena kamu akan mendaftar untuk beasiswa beasiswa, pastikan kamu membuat CV
yang representatif tapi tetap informatif. Bingung mengenai informasi seperti apa yang
harus ada di CV? Baca bagaimana membuat CV yang kuat di sini
Buat Motivation Letter yang Menjual

Motivation Letter juga sering menjadi syarat dalam program pendaftaran beasiswa.
Tujuan dari surat ini adalah untuk menunjukkan mengapa kamu tertarik mengambil
bidang studi yang kamu pilih dan memperlihatkan mengapa kamu layak mendapatkan
beasiswa. Motivation letter ini adalah bagian krusial yang akan menentukan bagaimana
kelanjutan lamaran beasiswamu.

Untuk membuat motivation letter yang baik kamu perlu tahu tentang jurusan yang akan
kamu ambil. Jelaskan kenapa program itu menarik buatmu, tunjukkan juga bagaimana
pengalaman kerja dan pencapaianmu selama ini membuat kamu cocok untuk belajar
disitu. Yakinkan pemberi beasiswa bahwa kamu punya komitmen untuk memberikan
yang terbaik sehingga layak menerima dana mereka.

Satu yang paling penting, kamu harus punya passion terhadap bidang yang kamu pilih.
Semangat dan kecintaan terhadap bidang studi itu akan terasa di motivation letter yang
kamu tulis. Baca bagaimana cara membuat motivation letter yang benar di sini
Persiapkan Diri Sebelum Wawancara

Interview atau wawancara adalah tahap di mana kamu akan bertemu muka dengan
pewawancara dan mereka akan menggali lebih dalam apakah kamu kandidat yang bisa
diloloskan untuk menerima beasiswa.

Di tahap ini kamu akan bertemu panelis dari negara pemberi beasiswa, atau bisa juga
profesor yang kompeten di bidangnya. Demi lancar di wawancara, kamu perlu
mempersiapkan diri agar tidak grogi yang malah akan mengacaukan semua
persiapanmu. Biasakan diri untuk siap berbicara dengan bahasa Inggris (atau bahasa
lain yang akan digunakan dalam wawancara) sebelum wawancara berlangsung. Cara
ini akan melatih lidahmu agar tidak terkaget-kaget dan kehilangan banyak kosakata.

Di depan panelis, tunjukkan bahwa kamu percaya diri dan meyakinkan. Bekali dirimu
dengan pengetahuan soal bidang studi yang kamu pilih dan tunjukkan semangatmu
untuk belajar dengan beasiswa.

Kalau kamu perlu arahan, kita punya beberapa tips mengenai kualitas yang harus kamu
tunjukkan dalam wawancara, serta tips mempersiapkan diri sebelum wawancara. Selain
itu, kita juga punya beberapa tips dan daftar pertanyaan yang sering ditanyakan di
wawancara beasiswa LPDP buat kamu yang ingin mendaftarkan diri di beasiswa
tersebut.

Baca Juga: Beasiswa S2 dan Beasiswa S3 dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan)

Tunjukkan Bagaimana Beasiswa Ini akan Membantu


Kamu dalam Berkontribusi ke Indonesia

Tunjukkan bahwa jika kamu menerima beasiswa, maka kamu akan lebih punya
kapasitas untuk berkontribusi ke lingkungan terdekatmu. Pemberi beasiswa akan lebih
tertarik pada kandidat yang memiliki visi yang luas dan bermanfaat.

Tentukanlah kontribusi seperti apa yang akan kamu berikan pada Indonesia begitu
kamu lulus. Jangan sampai tidak tahu apa yang akan kamu lakukan setelah lulus nanti.
Kamu harus realistis dalam menentukan kontribusi yang akan kamu berikan, jangan
terlalu berlebihan.
Coba Lagi, Jangan Menyerah

Sekali mencoba mendaftar program beasiswa, kamu belum tentu akan berhasil. Jangan
menyerah dan putus asa. Koreksilah diri apa yang membuat kamu kurang sebelumnya
dan coba lagi, baik di program yang sama atau di program yang berbeda.

Perbaiki kekurangan kamu di pendaftaran selanjutnya. Persiapkan lebih banyak dengan


mencari tahu banyak hal, terutama visi pemberi beasiswa.Justru dengan pernah gagal
kamu akan tahu bagian mana yang harus kamu perbaiki untuk bisa jadi kandidat yang
lebih baik. Fall seven times, stand up eight!

embuat kesan pertama yang hebat sangat penting, karena kamu hanya punya satu kali
kesempatan untuk melakukan itu. Kesan pertama akan selalu menjadi hal yang diingat
orang lain lho Sobat Galedu.

Seperti halnya pada saat melamar beasiswa. Proses seleksinya memiliki sejumlah
tahapan seperti pembuatan essay beasiswa dan wawancara. Pada saat itu, kamu juga
harus bisa memberikan kesan pertama yang baik kepada si pemberi beasiswa. Berikut
tips dan trik nya!
1. Perlihatkan ketertarikanmu terhadap program
beasiswa
Saat membuat essay maupun melakukan wawancara, kamu harus bisa menunjukkan
bahwa kamu sangat tertarik untuk mengikuti program beasiswa tersebut. Berikan
alasan yang jelas dan logis mengapa kamu tertarik akan program beasiswa tersebut.
Jangan lupa, ketertarikan tidak hanya terlihat dari kalimat yang kamu lontarkan, tetapi
juga dari sikap dan cara bicaramu.

2. Tunjukkan ketertarikanmu kepada institusi pemberi


beasiswa
Selain itu, ketika membuat suatu essay atau melakukan wawancara, kamu harus tahu
betul hal-hal mendasar mengenai Institusi yang memberikan beasiswa, dan jelaskan
bahwa alasan lain kamu mengikuti program adalah karena tertarik dengan institusi
tersebut. Apabila Pemberi Beasiswa merupakan instansi pemerintahan, tunjukkan
ketertarikanmu pada negaranya. Apabila Pemberi Beasiswa merupakan perusahaan
atau institusi, tunjukkan ketertarikanmu pada perusahaan atau institusi tersebut.

3. Keinginan belajar lebih penting daripada nilai


akademik
Nilai akademik memang merupakan salah satu persyaratan beasiswa. Namun pada
saat pembuatan essay atau melakukan wawancara, ada baiknya menunjukkan bahwa
kamu mempunyai semangat untuk belajar dan menjadi orang yang lebih baik lagi.
Tunjukkan bahwa kamu mempunyai willingness to learn. Karena sebenarnya, nilai
akademikmu pasti sudah tertera jelas di rapor, sementara pemberi beasiswa perlu
mengetahui mengapa kamu pantas menerima beasiswa selain dari nilai akademik yang
memuaskan.

Baca juga: Pemberi Beasiswa Umumnya Mencari Mahasiswa dengan 5 Kualitas ini

4. Jelaskan bagaimana kamu bisa berkontribusi dalam


program
Yang terakhir adalah, kamu harus menjelaskan apa yang dapat kamu berikan dalam
program beasiswa ini. Pemberi beasiswa pastinya ingin mengetahui apa keuntungan
bagi mereka, apabila mereka menerima kamu di program tersebut. Jika kamu
mendaftar beasiswa ke luar negeri, kamu bisa mengatakan bahwa kamu dapat
membagi pengetahuan akan negara Asia seperti Indonesia, atau hal-hal lain yang bisa
memperlihatkan dampak positif atas keikutsertaanmu di program tersebut.
5. Tunjukkan keseriusan kamu dengan berpenampilan
profesional
Menurut riset yang dilakukan oleh psikolog Princeton University, hanya membutuhkan
satu sepersepuluh detik bagi orang-orang untuk mendapatkan kesan dari orang asing.
Memang sih pastinya si pemberi beasiswa tidak akan langsung mengambil kesimpulan
saat itu juga. Namun, ya namanya usaha pastikan Sobat Galedu menunjukkan
keseriusan dengan berpenampilan yang rapi dan profesional. Jangan sampai nanti
mendapatkan kesan kurang baik bila berpakaian lusuh.

Selain tips dan trik diatas, salah satu tips untuk diterima dalam program beasiswa
adalah kegigihan. Jangan pernah menyerah ketika kamu ditolak di suatu program.
Teruslah mencoba dan jangan lupa terus belajar untuk menjadi yang lebih baik. Seperti
banyak orang berkata, kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Selamat
mencoba!

Masih banyak lagi tips agar kamu bisa lebih sukses meraih beasiswa di Galedu. Selain
itu, kamu pun juga bisa mencari ribuan info beasiswa berdasarkan kategori seperti
jenjang pendidikan, program studi, dan lokasi.

12 Tips Membuat Curriculum Vitae Untuk Aplikasi Beasiswa

Share This Story, Choose Your Platform : 0 1


Curriculum Vitae atau yang lebih
dikenal dengan CV adalah salah satu persyaratan yang penting saat Sobat Galedu
mengajukan aplikasi, mulai dari aplikasi kerja, aplikasi magang, hingga aplikasi
beasiswa studi. Menulis CV dengan baik dan benar akan membuat aplikasi Sobat
Galedu dipertimbangkan oleh pihak penyeleksi. Oleh karena itu, penting buat kamu
untuk tahu bagaimana cara membuat CV yang baik.

Dalam aplikasi beasiswa, kamu akan menjumpai lampiran CV sebagai salah satu
persyaratan. Mengapa CV sangat penting dan sering dijadikan persyaratan dalam
aplikasi beasiswa? Karena CV akan menjadi cerminan diri kamu di mata orang yang
menyeleksi aplikasimu. CV menjadi bahan pertimbangan dalam tahap screeninguntuk
melakukan filter pada kandidat yang mendaftar. Kali ini Galedu akan berbagi tips
bagaimana melakukan penulisan Curriculum Vitae dalam aplikasi beasiswa.

Baca Juga: Global Korea Scholarship: Beasiswa Bergengsi Dari Pemerintah Korea!

Data Pribadi
Data pribadi adalah salah satu informasi yang basis dan fundamental dalam sebuah
CV. Pastikan Sobat Galedu memberikan informasi yang jelas mengenai data pribadi,
mulai dari nama, alamat, hingga kontak yang bisa dihubungi seperti email atau nomor
telepon.

Pendidikan
Cantumkan riwayat pendidikan, biasanya mulai dari jenjang SMA ke atas. Cantumkan
pendidikan non-formal yang pernah diikuti jika ada.
Prestasi Akademik atau IPK
Ini merupakan salah satu syarat mutlak yang harus kamu cantumkan pada CV kamu.
IPK merupakan salah satu standar yang dapat mengukur kemampuan dan prestasi
akademik kamu. IPK juga pada umumnya menjadi bahan pertimbangan awal untuk
penerimaan atau seleksi kandidat penerima beasiswa.

Karya Ilmiah yang Pernah Dipublikasikan


Beberapa program beasiswa juga akan mempertimbangkan karya ilmiah yang pernah
kamu publikasikan, terutama apabila kamu mendaftar program beasiswa master’s
degree (S2) atau doctoral degree (S3). Diterbitkan di jurnal mana saja, kapan, dan
dengan topik apa. Hal ini perlu dilampirkan agar pihak penyeleksi bisa mengetahui
seberapa besar kompetensi dan minat kamu di bidang tertentu.

Riwayat Penelitian dan Penelitian yang Sedang


Dilaksanakan
Riwayat penelitian dan penelitian yang sedang dilaksanakan menjadi informasi yang
penting, apalagi apabila kamu mau melanjutkan studi S2 atau S3. Kebanyakan
universitas akan mengajukan informasi mengenai penelitian yang pernah kamu lakukan
atau penelitian yang sedang kamu lakukan sebagai salah satu syarat umum aplikasi.
Dalam bagian ini, kamu perlu menceritakan dan memaparkan dengan jelas mengenai
penelitian apa saja yang pernah kamu lakukan atau yang sedang kamu lakukan, mulai
dari topik atau tema, waktu, deskripsi singkat, dan lain-lain.

Baca Juga: 5 Negara ini Tawarkan Kuliah Gratis di Luar Negeri untuk Siswa
Internasional

Prestasi yang Menunjang


Prestasi menjadi salah satu bahan pertimbangan yang kuat bagi pihak penyeleksi untuk
menerima kamu sebagai penerima beasiswa. Beasiswa pada umumnya diberikan
kepada pelajar atau mahasiswa yang memiliki kompetensi dan mendemonstrasikan
kemampuan yang baik. Prestasi menjadi salah satu tolak ukur kemampuan kandidat.
Kamu bisa mencantumkan prestasi akademik atau non-akademik.

Sebagai contoh, beasiswa Fulbright akan mengutamakan pelamar yang pernah punya
prestasi di bidang leadership, mendirikan organisasi, dan sejenisnya. Beberapa
program beasiswa juga akan mempertimbangkan orang yang berpotensi dalam bidang
kepemimpinan dan memiliki pengaruh kuat. Kamu bisa mencantumkan kualifikasi kamu
di organisasi. Walaupun organisasi kecil, jika kamu pernah menjadi ketua atau posisi
top level management, itu akan lebih bagus dibandingkan menjadi anggota di
organisasi besar. Kamu bisa memproyeksikan sifat kepemimpinanmu melalui proyek
atau kegiatan sosial yang pernah kamu lakukan. Kamu juga bisa mencantumkan
prestasimu lewat penghargaan yang pernah kamu dapatkan, misalnya dalam lomba,
seleksi, beasiswa yang pernah kamu terima, dan lain-lain. Buat prestasi penunjang
dalam bentuk foto, video, atau website yang bisa kamu lampirkan sebagai bahan bukti.

Pengalaman
Pengalaman juga menjadi salah satu aspek dan bahan pertimbangan yang penting.
Kamu bisa mencantumkan pengalaman kerja, magang, part-time, dan pengalaman
lainnya. Hal ini akan menjadi nilai pembeda kamu dengan kandidat lainnya.
Proyeksikan pengalaman kamu dengan baik. Tuliskan deskripsi singkat dan jelas
tentang pengalamanmu, durasi pengalaman, dan peran kamu.

Minat
Utarakan minatmu dalam CV melalui kegiatan yang kamu ikuti, pengalaman yang
pernah kamu jalani. Pertegas minatmu dalam CV dan usahakan itu terlihat dari
pengalamanmu. Kamu juga bisa menyertakan training yang pernah kamu ikuti untuk
mempertegas minatmu.

Komitmen
CV kamu menunjukkan bahwa kamu pernah mengikuti serangkaian kegiatan, proyek
dan pengalaman. Tentu akan menjadi pertanyaan: Bagaimana komitmen kamu? Jika
memang itu terjadi, sebaiknya kamu memberikan alasan yang rasional dan mudah
dipahami.

Baca Juga: University of Turin Berikan Beasiswa Studi di Italia

Karakter dan Kepribadian


Karakter dan kepribadian juga bisa terlihat di CV lho. Pastikan CV yang kamu buat rapi
, terstruktur dan jelas. CV pada dasarnya tidak membutuhkan desain khusus, namun
apabila kamu memiliki desain CV yang simpel dan elegan akan menjadi menarik.
Pastikan desain CV mu tidak berlebihan dan tetap terkesan profesional. Beberapa
bagian bisa kamu buat berwarna atau kamu bisa memilih tipografi yang
elegan.Tampilkan foto standar setengah badan dan jangan tampilkan foto pribadi
dengan berbagai pose karena tidak profesional.

Kompetensi
Dari hobi, latar belakang, kursus yang diikuti, kegiatan dan pengalaman, pihak
penyeleksi bisa menerka kompetensi yang kamu miliki. Misalnya kemampuan public
speaking, people management, analisa, dan kompetensi lainnya. Kamu juga bisa
menyertakan skill yang kamu kuasai misalnya programming language C, Python,
Microsoft Office, Adobe Photoshop, dan skill teknis lainnya. Pastikan kamu
menuliskannya dengan format yang mudah dibaca.

Relevansi
Relevansi berbicara tentang seberapa nyambung CV yang kamu buat dengan tujuan
dari program beasiswa yang kamu daftar. Semenarik apapun latar belakang kamu,
tidak akan bernilai jika tidak berhubungan. Misalnya, program beasiswa yang kamu
daftarkan adalah program yang mengutamakan kemampuan dan pengalaman di bidang
riset. Sedangkan latar belakang di CV menonjolkan kemampuan di bidang desain.
Pihak penyeleksi kemungkinan besar akan memilih kandidat dengan relevansi CV yang
sesuai dengan tujuan program yang ditawarkan. Pastikan poin yang kamu sampaikan di
CV memiliki kesinambungan dengan tujuan beasiswa yang hendak kamu daftarkan.

Poin-poin diatas merupakan hal-hal penting yang harus ada dalam penulisan CV.
Pastikan kamu menyertakan hal-hal diatas dalam CV kamu. Nah, sekarang kamu tidak
bingung lagi kan apa saja yang harus kamu cantumkan di CV saat mendaftar
beasiswa? Selamat mencoba!

Anda mungkin juga menyukai