Anda di halaman 1dari 12

TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: Ikarwinto@student.ub.ac.id

ABSTRAK

KWJ atau Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi merupakan salah satu kampung tematik di Kota
Malang. KWJ yang berada di Kelurahan Jodipan dan Kampung Tridi yang berada di Kelurahan Kesatrian
merupakan salah satu kawasan kumuh di Kota Malang. Namun pada 2016, citra kawasan kumuh berubah
menjadi destinasi wisata unggulan di Kota Malang. KWJ dan Kampung Tridi merupakan kegiatan pariwisata yang
menerapkan pendekatan Pro-Poor Tourism. Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan pariwisata pro-
poor tourism adalah modal sosial. Oleh karena itu perlu diidentifikasi karakteristik dan tingkat modal sosial yang
ada di KWJ dan Kampung Tridi, Kota Malang. Tingkat modal sosial dianalisis menggunakan Social Network
Analysis (SNA) dan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa modal sosial yang ada di KWJ
berada pada tingkat bonding social capital, sedangan Kampung Tridi berada diantara bonding dan bridging social
capital. Sehingga modal sosial yang tinggi di KWJ dan Kampung Tridi mampu menjadi modal dalam menciptakan
aksi kolektif untuk pelaksanaan program pengentasan kemiskinan melalui kegiatan pariwisata.

Kata Kunci: Modal-sosial, pro-poor-tourism, social-network-analysis, permukiman-kumuh.

ABSTRACT

KWJ or Kampung Warna-Warni Jodipan and Kampung Tridi are some of the thematic villages located in Malang.
KWJ in Jodipan Village and Kampung Tridi in Kesatrian village, are some of the slums in Malang. But in 2016, the
image of slums turned into a superior tourist destination in Malang. KWJ and Kampung Tridi are tourism activities
that apply the Pro-Poor Tourism approach. One key successful implementation of pro-poor tourism activities is
social capital. Therefore it is necessary to identify the characteristics and levels of social capital in KWJ and
Kampung Tridi. Social capital levels are analyzed using social network analysis (SNA) and descriptive analysis.
Based on the results of the analysis, it is known that the social capital in KWJ is at the level of bonding social
capital, the Kampung Tridi is between bonding and bridging social capital. So that high social capital in KWJ and
Kampung Tridi can become capital in creating collective actions for the implementation of the poverty alleviation
program through tourism activities.

Keywords: Social-capital, pro-poor-tourism, social-network-analysis, slums.

Keputusan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


PENDAHULUAN Kota Malang Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Penelitian ini mengambil lokasi pada Penetapan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)
wilayah permukiman kumuh yang ada di Kota Kampung Tridi Kesatrian Kota Malang bahwa
Malang dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, Kampung Tridi berlokasi pada RW.12 Kelurahan
yang mana mengalami perubahan sejak Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Malang
dilaksanakan kegiatan pariwisata dengan konsep yangmana mencangkup seluruh RT yakni RT.01,
Pro-Poor Tourism yakni di Kelurahan Jodipan RT.02, RT.03, dan RT.04. Kegiatan pariwisata
RW.02 yaitu pada Kampung Warna-Warni tersebut memiliki tujuan utama yaitu mengurangi
Jodipan dan Kampung Tridi yang berada di RW.12 kemiskinan yang ada di Kelurahan Jodipan dan
Kelurahan Kesatrian. Penyebutan dan deliniasi Kelurahan Kesatrian. Dengan kondisi wilayah
wilayah KWJ dan Kampung Tridi berdasarkan SK yang ada di permukiman padat penduduk di
Kelompok Sadar Wisata Kampung Warna-Warni pusat kota, namun kegiatan pariwisata yang
Jodipan Kota Malang No. 060/UM/KWJ/02/JDP langsung dikelola oleh masyarakat berjalan
N/2/XI/2017 bahwa Kampung Warna-Warni dengan baik dan memberikan dampak positif bagi
Jodipan (KWJ) terletak pada RT.06, RT.07, dan masyarakat. Selain itu, Kelurahan Jodipan dan
RT.09, RW.02, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Kesatrian dapat dikatakan sebagai salah satu
Blimbing, Kota Malang dan berdasarkan Surat kampung kota. Karakteristik masyarakat

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 181
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

kampung kota salah satunya ialah memiliki digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada
hubungan antar individu yang kuat (Bawole, Tabel 1.
2019). Salah satu kunci keberhasilan penerapan
Tabel 1. Variabel Penelitian
konsep pro-poor tourism adalah tingginya modal Variabel
Sub Variabel Sumber
sosial yang ada di masyarakat. Pro-poor tourism Penelitian
dapat dikatakan sebagai gabungan antara Tingkat 1. Rate of Participation § Wasserman dan
modal (RoP) Faust (1994)
sustainable tourism dengan community based sosial 2. Densitas § Ari (2011)
tourism, dimana aspek penting dalam kedua 3. Centrality § Vipriyanti (2011)
konsep tersebut adalah modal sosial. Metode Pengumpulan Data
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Grootaert pada 1999 di Metode pengumpulan data merupakan
indonesia yakni diketahui bahwa modal sosial suatu teknik atau cara yang dilakukan untuk
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap mengumpulkan data melalui angket, wawancara,
kondisi ekonomi, sehingga semakin tinggi modal pengamatan, tes, dan dokumentasi. Pada
sosial di suatu wilayah maka kondisi ekonomi penelitian ini data dikumpulkan dengan
pada wilayah tersebut semakin membaik atau menggunakan dua metode yakni survei primer
semakin rendah tingkat kemiskinannya. Modal dan survei sekunder. Survei primer dilakukan
sosial tidak hanya menekankan pada jumlah melalui penyebaran kuisioner, wawancara, dan
kelembagaan yang ada di masyarakat namun observasi langsung di wilayah studi. Survei
lebih kepada hubungan yang terjalin dan sekunder dilakukan dengan cara mempelajari
mengikat pada masyarakat yang dapat literatur-literatur, karya ilmiah, buku, jurnal,
membangun keterpaduan sosial dan mampu laporan-laporan, serta bahan pustaka lainnya
menciptakan aksi kolektif (Vipriyanti, 2011). yang ada hubungannya dengan penelitian yang
Masyarakat dengan hubungan antar individu dilakukan. Survei intansi dan lembaga merupakan
yang kuat memiliki kemampuan untuk survei dilakukan pada lembaga-lembaga yang
melaksanakan sebuah program atau kegiatan terkait dengan penelitian ini. Intansi dan lembaga
pembangunan (Ari, 2011). Maka dapat yang dimaksud adalah Kelurahan Jodipan,
disimpulkan bahwa aspek modal sosial Kelurahan Kesatrian, Paguyuban Kampung Tridi,
merupakan aspek penting dalam keberhasilan dan Paguyuban KWJ.
pengentasan kemiskinan dan penerapan konsep
Populasi dan Sampel Penelitian
pro-poor tourism.
Sehingga muncul pertanyaan apakah Metode Sampling
perubahan signifikan yang terjadi tersebut Populasi yang didefinisikan sebagai
didasari oleh modal sosial yang baik di keseluruhan dari objek yang memiliki
masyarakat KWJ dan Kampung Tridi? Oleh karena karakteristik tertentu yang ingin diteliti (Silaen,
itu untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, 2013). Populasi yang digunakan pada penelitian
maka perlu dilakukan identifikasi karakteristik ini adalah seluruh masyarakat yang dihitung
dan tingkat modal sosial yang ada di KWJ dan dalam satuan KK yang berada di Kampung Warna-
Kampung Tridi, Kota Malang. Namun untuk dapat Warni Jodipan yaitu RT.06, RT.07, dan RT.09,
mengetahui kondisi modal sosial pada KWJ dan RW.02 Kelurahan Jodipan dan Kampung Tridi
Kampung Tridi secara riil tanpa adanya kondisi yang terletak pada RW.12 Kelurahan Kesatrian,
khusus tertentu, maka penelitian ini Kota Malang. Berikut merupakan data populasi
menggunakan data sebelum terjadinya Pandemi yang digunakan dalam penelitian ini.
Covid-19 yakni pada tahun 2019. Tabel 2. Populasi Penelitian
Lokasi Jumlah KK
METODE PENELITIAN Kampung Warna-Warni Jodipan 101
Kampung Tridi 217
Variabel Penelitian Total 318
Sumber: Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Kelurahan Jodipan
Variabel menurut Silaen (2013) adalah dan Kelurahan Kesatrian, 2017
konsep yang memiliki berbagai macam nilai yang Pada penelitian ini dilakukan studi
beragam atau bervariasi, seperti sifat, populasi atau studi sensus. Studi populasi adalah
karakteristik, atau fenomena yang dapat salah satu kegiatan penelitian yang bermaksud
ditangkap dan dapat menunjukan sesuatu untuk mengukur karakteristik yang ada pada populasi.
dapat diamati atau diukur. Variabel yang Sehingga pada penelitian ini tidak menarik

182 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021
Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari

sampel, penelitian dilakukan pada 318 KK yang h = jumlah kelembagaan


)
ada di wilayah studi. Pengumpulan data dilakukan 𝑥'( = matriks primer dari responden i-j
dengan menarik satu representatif dari setiap KK 2. Densitas
untuk dijadikan responden, sehingga terdapat Analisis densitas bertujuan untuk mengetahui
318 responden pada penelitian ini. Setiap kerapatan hubungan dari responden dalam
responden memberikan jawaban sebagai wakil satu kelompok masyarakat yang menjadi
dari keluarganya, hal tersebut dikarenakan objek penelitian. Untuk melihat seberapa
responden diasumsikan dapat memberikan besar proporsi atau peran responden yang
informasi yang valid terkait kondisi dari setiap berbagi keanggotaan dalam setiap
anggota keluarga, selain itu diasumsikan bahwa kelembagaan atau kelompok juga dapat
modal sosial dan kegiatan setiap anggota menggunakan nilai densitas ini. Nilai densitas
memberikan dampak komunal dalam keluarga berada pada nilai 0 sampai dengan 1.
tersebut, sehingga informasi dari satu anggota Menurut Wasserman dan Faust (1994), nilai
keluarga akan dapat tersampaikan pada seluruh densitas dapat dihitung dengan
anggota keluarga. menggunakan formula sebagai berikut.
∑'!%& ∑'#%& 𝑥!#
(
𝐿
Metode Analisis ∆= = ;𝑖 ≠ 𝑗
𝑔(𝑔 − 1) 𝑔(𝑔 − 1)

Social Network Analysis (SNA) Keterangan:


∆ = Nilai densitas/kerapatan hubungan
Ari (2011) menggunakan SNA untuk g = Node/responden yang mempunyai
mengkaji modal sosial melalui perhitungan jaringan afiliasi dengan responden lainnya
sentralitas, tingkat partisipasi, dan ukuran )
𝑥'( = Matriks primer dari responden i-j
kegiatan atau acara yang dilaksanakan oleh
L = Jumlah garis yang menghubungkan
anggota dalamm kelompok. Untuk menjawab
responden
rumusan masalah pertama pada penelitian ini
3. Sentralitas
maka diperlukan metode analisis yang sesuai
Ari (2011) juga menjelaskan bahwa terdapat
untuk dapat mengkaji tingkat modal sosial yang
tiga indikator yang digunakan untuk mengukur
ada di KWJ dan Kampung Tridi, Kota Malang,
aktor unggulan atau aktor sentral dalam
peniliti juga mengikuti Ari (2011) dengan
jaringan yakni degree, closeness, dan
menggunakan SNA. Social Network Analysis
betweenness. Nilai sentralitas yang dihasilkan
adalah proses memetakan hubungan tersebut,
berdasarkan analisis SNA berada pada rentang
menganalisis struktur dari antar hubungan, dan
1 sampai dengan 0. Analisis sentralitas dapat
pengaruh dari setiap aktor yang berbeda (Social
dihitung menggunakan software UCINET
Network Analysis Handbook, 2016). Wasserman
6.645.
dan Faust (1994) dalam bukunya yang berjudul
Social Network Analysis: Methods and HASIL DAN PEMBAHASAN
Applications menjelaskan bahwa unit analisis
dalam SNA bukanlah individu namun kesatuan Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini
atau kelompok yang terdiri dari beberapa yakni untuk mengetahui tingkat modal sosial yang
individu dan hubungan diantara mereka. Berikut ada di KWJ dan Kampung Tridi diukur dari tingkat
merupakan bagian dari analisis SNA. partisipasi atau Rate of Participation (RoP),
1. Rate of Participation (RoP) densitas, dan sentralitas (Wasserman dan Faust
Analisis rate of participation dilakukan untuk (1994) dan Ari (2011)). Variabel-variabel tersebut
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat. yang akan dikaji dan dijelaskan pada sub bab ini.
Tingkat partisipasi ini untuk melihat Sesuai dengan lingkup penelitian maka kajian
keterlibatan masyarakat yang bertempat dilakukan pada KWJ yang terdiri dari 3 RT yakni
tinggal di Kampung Wisata Jodipan dan RT.06, RT.07, dan RT.09, dan juga pada Kampung
Kampung Tridi. Analisis terhadap tingkat Tridi yakni pada RW.12.
partisipasi atau rate of participation dapat Analisis Tingkat Modal Sosial KWJ
dihitung menggunakan rumus Wasserman
dan Faust (1994): Jumlah total responden pada KWJ
∑'!%& ∑$#%& 𝑎!# 𝑎"" ∑'!%& 𝑥!#
( sebanyak 101 responden. Berdasarkan survei
𝑎"!" = = =
𝑔 𝑔 𝑔 primer diketahui bahwa terdapat 4 kelembagaan
Keterangan: yang ada di KWJ yakni Paguyuban Kampung
g = node/responden Warna-Warni Jodipan, PKK, Karang Taruna KWJ,

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 183
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

dan Kelompok Pengajian/Tahlilan. Berikut berada pada interval 0,667-1. Selain itu diketahui
merupakan karakteristik dan analisis modal sosial bahwa nilai standar deviasi nilai densitas KWJ
di KWJ. adalah 0,369 yang menunjukan bahwa
kemungkinan error atau kesalah analisis data
Analisis Tingkat Partisipasi
sangat kecil. Nilai kerapatan dari responden KWJ
Analisis tingkat partisipasi dilakukan menunjukan bahwa 83,7% responden mengikuti
dengan menganalisis tingkat keaktifan atau kegiatan atau kelompok yang sama. Nilai
keikutsertaan responden pada kelembagaan yang kerapatan yang tinggi tersebut menunjukan
ada pada Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ). bahwa responden pada KWJ dapat dengan
Jumlah keikutsertaan maksimal pada KWJ adalah mudah melakukan aksi kolektif karena antara
4 yang mana merujuk pada jumlah kelembagaan satu responden dengan lainnya sangat dekat atau
yang ada di KWJ, sedangkan jumlah keikutsertaan saling berafiliasi sehingga kesempatan
minimal responden di KWJ adalah 0 karena tidak menyalurkan informasi dan sumber daya lebih
ada keharusan untuk ikut serta dalam besar. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kunci
kelembagaan yang ada. Berikut merupakan keberhasilan program pembangunan dan
perhitungan tingkat partisipasi responden pada terwujudnya tujuan bersama.
RW.02 KWJ.
𝑺𝒖𝒎 𝒐𝒇 𝑫𝒊𝒂𝒈𝒐𝒏𝒂𝒍 𝑴𝒂𝒕𝒓𝒊𝒙 𝟏𝟓𝟖
Analisis Sentralitas KWJ
Rate Of Participation = = 𝟏𝟎𝟏 = 1,56
𝑵𝒖𝒎𝒃 𝒐𝒇 𝑹𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏
Jika analisis tingkat partisipasi dan analisis
Nilai tingkat partisipasi responden KWJ densitas mengkaji keikutsertaan responden pada
adalah 1,56 atau berada pada kelas interval 1,4- lembaga aktif yang ada di Kampung Warna-Warni
2,6 atau dapat diartikan bahwa tingkat partisipasi Jodipan, berbeda halnya dengan analisis
responden KWJ adalah sedang. Hal tersebut sentralitas yang mengkaji terkait peran atau
dikarenakan dari 4 lembaga aktif yang ada, rata- fungsi aktor pada jaringan yang nantinya dapat
rata responden hanya mengikuti 1 sampai 2 diketahui aktor sentral yang ada pada KWJ.
kelembagaan. Analisis sentralitas juga bertujuan untuk
mengetahui struktur lembaga atau organisasi
Analisis Densitas
yang mana aktor dengan akses tertinggi akan
Jika pada analisis tingkat partisipasi fokus menjadi tokoh sentral dalam jaringan. Nilai
pada berapa banyak responden mengikuti suatu sentralitas tertinggi adalah 1 dan terendah adalah
kelembagaan atau organisasi, berbeda dengan 0 (Ari,2011). Input dari analisis sentralitas adalah
analisis densitas yang fokus pada berapa banyak matriks afiliasi masyarakat KWJ.
kelembagaan atau organisasi yang sama yang Tabel 3. Nilai Sentralitas KWJ
diikuti oleh sepasang responden yang berbeda g = 101 responden (aktor yang terisolasi = 3 g=98
responden) responden
(Wasserman dan Faust, 1994). Analisis densitas Centrality CD CB CC
dianalisis menggunakan SNA melalui software Mean 0,837 0,001 0,913
UCINET 6.645. Matriks densitas berbeda dengan Std Dev 0,204 0,001 0,098
Variance 0,042 0 0,010
matriks RoP, pada matriks densitas jika nilai Min 0 0 0,53
matriks aktor i dan j sama dengan 1 atau lebih dari Max 0,97 0,004 1
1 maka dianggap 1, atau jika kurang dari 1 maka Klasifikasi nilai sentralitas berdasarkan jumlah responden
0,00-0,333 4 101 0
dianggap 0. Nilai densitas paling besar adalah 1 0,334-0,666 11 0 1
yang dapat diartikan bahwa kerapatan atau 0,667-1 86 0 97
hubungan aktor i dan j sangat tinggi dan paling 1. Nilai degree centrality (CD)
rendah atau kecil adalah 0. Berikut merupakan Nilai Degree centrality (CD) digunakan untuk
hasil analisi densitas pada KWJ. mengetahui berapa banyak hubungan atau
ikatan yang dimiliki oleh aktor. Jika nilai
degree centrality aktor semakin tinggi atau
besar maka semakin populer atau semakin
Gambar 1. Hasil Analisis Densitas KWJ banyak aktor lain yang terafiliasi dengan aktor
Berdasarkan hasil olahan analisis densitas tersebut. Berdasarkan analisis yang telah
diketahui bahwa nilai densitas RW.02 sebesar dilakukan terdapat 86 responden atau aktor
0.837. Maka nilai densitas RW.02 dapat yang masuk dalam kategori nilai degree
dikategorikan dalam kelas tinggi karena nilai centrality yang tinggi. terdapat 6 aktor yang

184 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021
Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari

memiliki nilai degree centrality paling tinggi terkoneksi dengan aktor lainnya. Berdasarkan
yakni 0,97. Nilai degree centrality tertinggi Tabel 3. diketahui bahwa terdapat 97 aktor
tersebut mendekati nilai 1, sehingga dapat dengan nilai closeness tinggi dan 1 aktor
dikatakan bahwa 6 aktor tersebut terhubung dengan nilai closeness sedang. Jika nilai
dengan sebagian besar aktor lainnya. Aktor closeness tinggi dan nilai betweenness rendah
yang memiliki nilai degree centrality tertinggi yang mana menunjukan hubungan
memiliki kemungkinan untuk menjadi aktor berbanding terbalik maka hal tersebut
sentral. Aktor tersebut memiliki kesempatan menekankan bahwa hubungan antar aktor
untuk dapat mempengaruhi sebagian besar merupakan hubungan langsung dan
aktor lainnya. Aktor dengan nilai degree merupakan ikatan yang kuat pada internal
centrality tertinggi dalam jaringan mengikuti kelompok. Nilai closeness terendah di KWJ
3-4 kelembagaan dari 4 kelembagaan aktif adalah aktor Musafak namun masih pada
yang ada pada KWJ, maka selain dapat klasifikasi sedang, sehingga Musafak perlu
mempengaruhi aktor lain dengan mudah, 6 mengambil langkah lebih besar untuk
aktor tersebut juga dapat berpengaruh dalam menjangkau seluruh aktor yang ada.
setiap keputusan yang diambil, aktor tersebut Sedangkan terdapat 6 aktor yang memiliki
memiliki peran atau proporsi lebih besar nilai closeness maksimal yakni 1, menunjukan
dikarenakan suara aktor tersebut akan bahwa aktor-aktor tersebut dapat dengan
berpengaruh/berkontribusi dalam keputusan- cepat menjangkau seluruh aktor dengan
keputusan yang diambil, mengingat aktor jumlah langkah minimal.
tersebut terlibat langsung dalam 3-4 Setelah mengkaji hasil nilai sentralitas di
kelembagaan aktif yang ada di KWJ. KWJ didapatkan 6 aktor yang pada setiap nilai
2. Nilai betweenness centrality (CB) sentralitasnya memiliki nilai paling tinggi
Nilai betweenness centrality di KWJ dibanding aktor lainnya. Maka 6 aktor tersebut
menunjukan bahwa seluruh responden dapat diklasifikasikan sebagai aktor sentral yang
berada pada kelas rendah. Nilai betweenness ada pada KWJ.
yang rendah bahkan sangat mendekati 0 Jika dipertimbangkan berdasarkan peran
mengindikasikan bahwa hubungan dominan atau posisi aktor baik formal maupun informal
yang ada di KWJ adalah hubungan langsung, maka aktor Bapak Parin merupakan aktor sentral
sehingga tidak ada aktor yang memiliki peran utama, beliau merupakan pemimpin formal dan
sebagai perantara antara aktor lain secara informal, selain menjabat sebagai Ketua RW.02
dominan. Meskipun seluruh nilai betweenness Kelurahan Jodipan juga menjabat sebagai Ketua
centrality masuk pada kategori rendah, Paguyuban KWJ. Sehingga Bapak Parin akan
namun terdapat 6 aktor yang memiliki nilai sangat mudah dalam memberikan informasi
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai lainnya. ataupun memiliki pengaruh pada keputusan atau
Sehingga hal tersebut tidak dapat pendapat dari aktor lain baik yang tergabung
diabaikanbahwa 6 aktor tersebut tetap dalam kelembagaan maupun yang tidak.
memiliki peran sebagai perantara meskipun Meskipun memiliki jumlah anggotan
sangat kecil. kepengurusan yang kecil, Paguyuban KWJ
3. Nilai closeness centrality (CC) memiliki dampak paling besar dan bersinggungan
jika nilai closeness semakin tinggi maka akan lebih dominan dengan masyarakat dibandingkan
semakin dekat jarak aktor tersebut untuk kelembagaan lain.
Tabel 4. Aktor/Responden Sentral di KWJ
Aktor Sentral RW.02 KWJ
RT/ No.Rumah 6/16 7/16 9/4 9/7 9/8 9/11
Nama Sunardi Hariyanto Supriyadi Parin Basori Su’ef Sugianto
Umur (Tahun) 42 65 49 71 48 33
Pendidikan SMA SD SMK SMP SMP SD
Pendapatan Rp.2.500.000 Rp.3.000.000 Rp.1.500.000 Rp.750.000 Rp.1.500.000 Rp.1.000.000
Petugas Patugas
Karyawan Petugas
Pekerjaan Supir Kebersihan RW & Pensiunan Kebersihan RW &
Swasta Kebersihan KWJ
KWJ KWJ
Jumlah Anggota
4 5 5 5 3 4
Keluarga
Jumlah Organisasi
3 3 4 3 4 3
yang Diikuti

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 185
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

masyarakat Kampung Tridi diklasifikasikan dalam


Analisis Tingkat Modal Sosial Kampung Tridi
tiga kategori yakni rendah,sedang, dan tinggi.
Berdasarkan hasil survei primer diketahui Sama halnya dengan perhitungan rentang
bahwa terdapat 4 jenis kelembagaan aktif di interval pada KWJ bahwa rentang interval setiap
Kampung Tridi yakni Tahlil/pengajian, PKK, kelas diperoleh dari jumlah maksimal
Karang Taruna, dan Paguyuban Tridi. Jumlah keikutsertaan responden dikurangi dengan
responden di Kampung Tridi berjumlah 217 jumlah minimal keikutsertaan responden lalu
responden yang tersebar dalam 4 RT pada RW.12 dibagi tiga kelas. Berikut merupakan perhitungan
yang merupakan lokasi dari Kampung Tridi. tingkat partisipasi responden pada RW 12
Analisis Tingkat Partisipasi Kampung Tridi Kampung Tridi.
𝑺𝒖𝒎 𝒐𝒇 𝑫𝒊𝒂𝒈𝒐𝒏𝒂𝒍 𝑴𝒂𝒕𝒓𝒊𝒙
Rate Of Participation =
Analisis tingkat partisipasi yang dilakukan 𝑵𝒖𝒎𝒃 𝒐𝒇 𝑹𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏
𝟑𝟕𝟔
pada Kampung Tridi bertujuan untuk = 𝟐𝟏𝟕 = 𝟏, 𝟕𝟑
menganalisis tingkat keaktifan atau
keikutsertaaan responden pada kelembagaan Nilai tingkat partisipasi responden
yang ada pada RW 12 di Kampung Tridi. Hasil Kampung Tridi adalah 1,73 atau berada pada
analisis partisipasi dapat digunakan sebagai tolak kelas interval 1,4-2,6 atau dapat diartikan bahwa
ukur bagaimana responden ikut serta dalam tingkat partisipasi responden Kampung Tridi
pelaksanaan setiap kegiatan di Kampung Tridi. adalah sedang. Hal tersebut dikarenakan dari 4
Sehingga dapat diasumsikan jika semakin tinggi lembaga aktif yang ada, rata -rata responden
tingkat partisipasi masyarakat maka akan mengikuti 1 sampai 2 kelembagaan.
semakin banyak lembaga atau organisasi yang Analisis Densitas Kampung Tridi
diikuti oleh masyarakat Kampung Tridi, maka
Analisis densitas Kampung Tridi dilakukan
akan semakin banyak informasi terkait program
guna untuk mengetahui seberapa dekat antara
atau kegiatan yang diterima oleh masyarakat, dan
aktor satu dengan yang lain. Pada matriks
semakin banyak pula masyarakat yang
densitas dilakukan dengan menilai jika aktor
membantu dan mendukung pelaksanaan
mengikuti kelembagaan lebih dari atau sama
program tersebut. Sehingga akan dengan mudah
dengan satu maka nilai aktor tersebut 1,
melakukan aksi kolektif untuk tercapainya tujuan
sedangkan jika kurang dari 1 maka dinilai 0. Sama
bersama.
halnya analisis densitas pada KWJ, untuk dapat
Terdapat 4 kelembagaan aktif yang ada
mengetahui nilai densitas pada Kampung Tridi
pada KampungTridi sehingga secara umum dapat
dianalisis menggunakan software UCINET 6.645
dikatakan jika tingkat partisipasi tertinggi aktor
dengan input matriks densitas diagonal 0. Berikut
pada Kampung Tridi adalah 4, dan tingkat
merupakan output dari perhitungan densitas
partisipasi tertinggi kelompok adalah 217,
Kampung Tridi.
mengingat semua aktor diberikan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap
kelembagaan. pengajian/tahlilan memiliki jumlah
anggota lebih besar dibandingkan dengan
lembaga atau organisasi lain yang ada di
Kampung Tridi dapat dikatakan jika tingkat
partisipasi kelompok tahlil/pengajian adalah 133.
Hal tersebut karena latar belakang responden Gambar 2. Hasil Analisis Densitas Kampung Tridi
yang didominasi dengan responden beragama Berdasarkan hasil olahan analisis
Islam. Selain itu aktivitas pengajian yang densitas pada software UCINET 6.645 diketahui
dilakukan rutin setiap minggu membuat anggota bahwa nilai densitas RW 12 Kampung Tridi adalah
tahlilan/pengajian semakin dekat. Jika dilihat sebesar 0.576. Maka nilai densitas Kampung
dari jumlah anggota maka Paguyuban Kampung Tridi dapat dikategorikan dalam kelas sedang
Tridi berada pada posisi ke-4. Meskipun berada karena nilai berada pada interval 0,334 – 0,666.
pada urutan ke-4, Paguyuban Kampung Tridi Maka dapat disimpulkan bahwa jika nilai densitas
memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan berada pada kelas sedang maka peluang antara
kelembagaan lain dikarenakan aktivitas pada satu responden dengan responden yang lain
Paguyuban Kampung Tridi beririsan dengan saling terhubung dalam kelembagaan yang sama
kelembagaan lainnya. Tingkat partisipasi adalah 57%. Dengan demikian, dapat dikatakan

186 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021
Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari

jika aksi kolektif tidak 100% mudah dilakukan Tridi memiliki kecenderungan untuk membuat
mengingat kerapatan penduduk yang sedang atau mengambil keputusan. Hal tersebut
atau keterikatan antar aktor dalam kelompok tercemin pada awal terciptanya kegiatan
pada tingkatan sedang dan hanya 57% yang pariwisata. Berdasarkan hasil wawancara
memiliki tujuan atau keterlibatan dalam peneliti dengan Bendahara Paguyuban
kelompok yang sama. Kampung Tridi (Adnan) diketahui bahwa
masyarakat yang pertama mengajukan RW.12
Analisis Sentralitas Kampung Tridi
Kelurahan Kesatrian untuk dikembangkan
Analisis sentralitas yang mengkaji terkait seperti Kampung Jodipan. Sehingga
peran atau fungsi aktor pada jaringan yang terciptalah Kampung Tridi tersebut.
nantinya dapat diketahui aktor sentral yang ada Terdapat 41 aktor yang memiliki nilai degree
pada Kampung Tridi. Analisis sentralitas terdiri centrality terbesar atau memiliki jumlah relasi
dari 3 bagian yakni analisis degree centrality, terbesar yaitu 179 relasi. Aktor dengan nilai
betweeness centrality, dan closeness centrality. degree centrality tertinggi memiliki peluang
Analisis closeness centrality menggunakan data menjadi salah satu tokoh kunci atau aktor
yang berbeda dengan analisis sentralitas lainnya sentral. Aktor sentral yang terdapat pada
karena pada closeness centrality responden yang Kampung Tridi memiliki persamaan yakni pada
terisolasi harus dieliminasi atau tidak dianalisa. jenis lembaga yang diikuti. Semua aktor
Metode analisis dan klasifikasi nilai sentralitas sentral tersebut mengikuti kelompok
sama dengan yang digunakan pada analisis tahlil/pengajian, PKK, Karang Taruna,
sentralitas KWJ. Berikut hasil analisis sentraliras Paguyuban Kampung Tridi.
pada RW 12 Kampung Tridi. 2. Nilai betweenness centrality (CB)
Tabel 5. Nilai Sentralitas Kampung Tridi Jika nilai betweeness lebih besar maka
g = 217 responden (aktor yang terisolasi g=180 semakin besar peran aktor tersebut sebagai
= 37 responden) responden
penghubung antar kelompok aktor lain,
Centrality CD CB CC
Mean 0,576 0,001 0,913 sebagai penyalur informasi, atau dapat
Std Dev 0,286 0,001 0,098 dikatakan sebagai gatekeeper dari jaringan
Variance 0,082 0 0,010 yang ada. Berdasarkan perhitungan nilai
Min 0 0 0,53 closeness diketahui bahwa 217 aktor berada
Max 0,829 0,002 1 pada kelas 0,00-0,33 atau berada pada kelas
Klasifikasi nilai sentralitas berdasarkan jumlah
responden
nilai rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa
0,00-0,333 37 217 0 secara umum diketahui bahwa tidak terdapat
0,334-0,666 85 0 10 aktor sebagai mediator atau penghubung
0,667-1 95 0 170 utama. Berdasarkan hasil analisis betweeness
1. Nilai degree centrality (CD) pada Kampung Tridi dapat diketahui bahwa
Degree centrality digunakan untuk terdapat 41 aktor yang mendapat nilai
mengetahui berapa banyak aktor yang betweeness tertinggi. Meskipun seluruh aktor
berkaitan atau terafiliasi dengan aktor sentral. pada posisi kelas CB rendah namun aktor
Jika nilai degree centrality aktor semakin tinggi dengan nilai CB lebih tinggi dibandingkan
atau besar maka semakin populer atau dengan nilai aktor lainnya tidak dapat
semakin banyak aktor lain yang terafiliasi dikesampingkan. Aktor tersebut memiliki
dengan aktor tersebut. Berdasarkan hasil peran sebagai penghubung, penyalur
perhitungan sentralitas pada Kampung Tridi informasi, dan berperan penting terhadap
diketahui bahwa terdapat 37 aktor dengan interaksi aktor lain yang tidak berhubungan
nilai degree rendah, 85 aktor dengan nilai secara langsung walaupun dengan persentase
degree sedang, dan 95 aktor dengan nilai kecil.
degree tinggi. Wasserman dan Faust (1994) 3. Nilai closeness centrality (CC)
menjelaskan bahwa dari nilai degree juga Closeness centrality digunakan untuk melihat
dapat dilihat apakah aktor memiliki rata-rata jarak terdekat antar node atau aktor
kecenderungan menerima atau membuat dalam satu jaringan. Sehingga jika nilai
keputusan atau pilihan. Dengan nilai degree closeness semakin kecil maka akan semakin
50% responden berada pada kelas sedang dan dekat jarak aktor tersebut untuk terkoneksi
tinggi maka hal tersebut mengindikasikan dengan aktor lainnya. Oleh karena itu untuk
bahwa aktor-aktor yang ada pada Kampung dapat menghitung nilai closeness maka aktor

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 187
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

yang tidak terlibat dalam jaringan atau aktor dalam jaringan. Sehingga tidak hanya menilai dari
yang terisolasi tidak dilibatkan. Sehingga semua perhitungan yang telah dilakukan namun
sebanyak 37 aktor tidak dilibatkan. juga dapat dilihat melalui faktor lain yakni ikatan
Berdasarkan hasil analisis closeness centrality secara tidak langsung. Hal tersebut selaras
diketahui bahwa 170 aktor berada pada kelas dengan pendapat Knoke & Burt mendefinisi aktor
nilai yang tinggi, dan 10 aktor berada pada sentral dapat dilihat dari hasil analisis sentralitas
kelas nilai sedang. Maka dapat disimpulkan dan prestige. Sehingga jika dianalisis berdasarkan
bahwa aktor pada Kampung Tridi dengan peran dan posisi aktor dalam jaringan yakni aktor
mudah dapat berinteraksi secara langsung, yang memegang kekuasaan lebih baik secara
melalui jarak yang dekat. Terdapat nilai formal maupun informal maka peneliti
closeness maksimal yakni 1, menunjukan mengidentifikasi aktor dibawah ini sebagai aktor
bahwa aktor-aktor tersebut dapat dengan sentral utama di Kampung Tridi yang telah
cepat menjangkau seluruh aktor dengan disaring dari 41 aktor sentral. Contoh aktor
jumlah langkah minimal. Sehingga 41 aktor sentral pada Tabel 6 menunjukan bahwa terdapat
tersebut dapat dengan mudah dan efektif 4 aktor yang memiliki kekuasaan baik secara
dalam menyalurkan informasi yang diterima formal maupun informal hal tersebut
dan mempengaruhi aktor lainnya. menunjukan bahwa aktor sentral dalam Kampung
Berdasarkan hasil analisis sentralitas yang Tridi memiliki kekuasaan besar untuk dapat
telah dilakukan pada Kampung Tridi diketahui mempengaruhi aktor lain dalam jaringan.
dari ketiga analisis sentralitas maka terdapat 41 Setelah dilakukan analisis SNA dan
aktor sentral pada penelitian ini. Aktor sentral mendapatkan nilai tingkat partisipasi (RoP), nilai
tersebut memiliki satu persamaan yakni terlibat densitas, dan nilai sentralitas pada Kampung
dalam kegiatan pariwisata Kampung Tridi secara Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi, Kota
langsung. Tidak dipungkiri jika ke 41 aktor Malang. Maka hasil analisis tersebut dapat
tersebut merupakan aktor sentral mengingat dijadikan bahan dalam menjawab tujuan
Paguyuban Kampung Tridi merupakan penelitian ini yakni mengetahui bagaimana
kelembagaan aktif dengan kekuatan paling besar tingkat modal sosial yang ada di KWJ dan
diantara kelembagaan lainnya. Wassermant dan Kampung Tridi. Berdasarkan hasil analisis modal
Faust (1994) berpendapat bahwa aktor dikatakan sosial yang telah dilakukan, Tabel 7 menunjukan
sentral jika ikatan yang dimiliki aktor tersebut perbedaan tingkat modal sosial yang ada di KWJ
membuat aktor tersebut terlihat oleh aktor lain dan Kampung Tridi, Kota Malang.
Tabel 6. Aktor Sentral Kampung Tridi
Aktor Sentral Kampung Tridi
RT/ No.Rumah 4/5 4/1 1/15 4/30
Nama Valentinus Adnan Nuryanto Moh.Lutfi
Umur (Tahun) 74 56 51 47
Pendidikan SMP SMA SMK SD
Pendapatan Rp.2.500.000 Rp.3.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000
Wiraswasta dan Bendahara Wiraswasta- Ketua RT dan
Ketua RW dan
Pekerjaan Paguyuban dan Bendahara Sekretaris Anggota Paguyuban
Ketua Paguyuban
PKK Paguyuban Tridi
Jumlah Anggota
4 5 1 5
Keluarga
Lama Tinggal di
Wilayah Studi 74 26 51 47
(Tahun)
Jumlah Organisasi
3 4 3 4
yang Diikuti

Tabel 7. Tingkat Analisis KWJ dan Kampung Tridi


Karakteristik Modal Sosial KWJ Karakteristik Modal Sosial Kampung Tridi
Analisis
Hasil Keterangan Hasil Keterangan
Rata-rata
Rata-rata masyarakat
masyarakat yang
Rate of yang ada di Kampung
ada di KWJ
Participation 1,56 (Sedang) 1,73 (Sedang) Tridi mengikuti 1-2
mengikuti 1-2
(RoP) kelembagaann yang
kelembagaan dari
sama dari total 4
total 4

188 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021
Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari

Karakteristik Modal Sosial KWJ Karakteristik Modal Sosial Kampung Tridi


Analisis
Hasil Keterangan Hasil Keterangan
kelembagaan yang kelembagaan yang
ada. ada.
Nilai densitas sedang
Nilai densitas yang
menunjukan bahwa
sangat dekat
hubungan dalam
dengan 1
Kampung Tridi tidak
menunjukan bahwa
terlalu rapat maupun
hubungan dalam
longgar. Hal tersebut
KWJ sangat rapat.
dapat disebabkan
Hubungan yang
oleh kondisi
rapat memiliki
demografi penduduk
keuntungan bahwa
yang heterogen yang
pertukaran
mana 38% penduduk
informasi dalam
Density 0.837 (Tinggi) 0.576 (Sedang) merupakan
internal jaringan
pendatang, sehingga
akan mudah dan
masih terdapat jarak
cepat meskipun
antar aktor.
tanpa perantara.
Meskipun berada
Nilai densitas yang
pada kelas densitas
tinggi tersebut juga
sedang, namun
didasari dengan
hubungan dalam
faktor demografi
jaringan tersebut
penduduk yang
dapat digunakan
homogen pada
untuk penyaluran
KWJ.
informasi.
Centrality
Dari hasil tersebut
diketahui bahwa
4 setidaknya dominan
11 Dari hasil tersebut
masyarakat KWJ
37 diketahui bahwa
memiliki hubungan
95
setidaknya dominasi
atau berafiliasi
masyarakat Kampung
• Degree dengan setiap
86
Tridi memiliki
Centrality aktor/orang lainnya 85 hubungan atau
(CD) dalam jaringannya.
berafiliasi dengan
Sehingga dapat
Rendah Sedang Rendah Sedang setiap aktor/orang
disimpulkan jika
lainnya dalam
Tinggi keputusan yang Tinggi
jaringannya.
diambil dalam KWJ
merupakan hasil
dari aksi kolektif
Tidak terdapat aktor
Tidak dapat aktor
di Kampung Tridi
sebagai mediator
yang memiliki nilai
atau perantara yang
betweenness berasa
dominan pada KWJ,
pada kelas sedang
maka hubungan
atau tinggi. Namun
termasuk jaringan
• Betweenness terdapat 41 aktor
Rendah tertutup (ikatan Rendah
Centrality (CB) yang memiliki nilai
kuat dalam internal
lebih tinggi dibanding
jaringan). Namun
aktor lain, sehingga
terdapat 6 aktor
41 orang tersebut
dengan nilai lebih
memiliki kemampuan
tinggi dibandingkan
untuk menjadi
lainnya.
perantara.

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 189
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

Karakteristik Modal Sosial KWJ Karakteristik Modal Sosial Kampung Tridi


Analisis
Hasil Keterangan Hasil Keterangan

10
Sedang Nilai Cc tinggi dan
;1 Nilai Cc tinggi maka
sedang dapat
menunjukan
• Closeness menunjukan bahwa
semakin dekat jarak
Centrality semakin dekat jarak
aktor tersebut 17
(CC) aktor tersebut untuk
Tinggi; untuk terkoneksi 0
97 terkoneksi dengan
dengan aktor Rendah Sedang
aktor lainnya.
lainnya. Tinggi

kelompok apapun di KWJ. Maka dapat


KESIMPULAN disimpulkan jika modal sosial yang ada di KWJ
Penelitian yang berjudul “Tingkat Modal berada pada tingkat bonding social capital
Sosial KWJ dan Kampung Tridi Kota Malang” ini namun sudah dapat disiapkan untuk menjadi
memiliki tujuan yang mana untuk mengetahui bridging social capital mengingat terdapat
kondisi tingkat modal sosial yang ada dalam aktor sentral yang berperan baik secara formal
masyarakat. Tingkat modal sosial pada penelitian dan informal dalam jaringan meskipun
ini dihitung melalui perhitungan SNA. Pada memiliki nilai CB yang rendah namun peran
Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) dan aktor tersebut tidak dapat dikesampingkan.
Kampung Tridi memiliki 4 kelembagaan yang aktif Selain itu latar belakang lainnya adalah
yakni Tahlilan/pengajian, Karang Taruna, PKK, sebagian besar aktor berhubungan dengan
dan paguyuban pokdarwis KWJ dan Kampung aktor lain dalam jaringan sehingga jaringan
Tridi. Berikut merupakan kesimpulan kondisi yang ada bersifat langsung dan sangat kuat
tingkat modal sosial pada wilayah studi pada internal jaringan sehingga kerapatan
berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis hubungan sangat tinggi dan jarak untuk aktor
yang telah peneliti lakukan. berinteraksi semakin kecil. Modal sosial dalam
1. Karakteristik dan Tingkat Modal Sosial KWJ jaringan yang kuat memiliki keuntungan
Struktur jaringan modal sosial pada KWJ dapat bahwa setiap langkah atau keputusan yang
dideskripsikan sebagai kombinasi dari (i) Satu diambil merupakan hasil dari pemikiran
aktor sentral yang menduduki posisi kolektif. Namun selaras dengan pendapat
pemimpin formal dan informal yang Woolcock dan Narayan (2000) bahwa modal
merupakan pemimpin yang mana memiliki sosial adalah pedang bermata dua, modal
peluang tinggi untuk mempengaruhi aktor lain sosial yang kuat akan dapat digunakan untuk
karena memiliki ikatan langsung dengan melakukan aksi kolektif untuk pencapaian
sebagian besar aktor, (ii) sangat rendah atau tujuan bersama, namun disisi lain juga dapat
hampir tidak terdapat aktor yang berperan membuat jaringan dengan modal sosial yang
sebagai mediator, (iii) Nilai closeness yang kuat sulit ditembus oleh pengetahuan atau
tinggi menunjukan bahwa antara satu aktor inovasi baru yang mana dapat menghambat
dengan aktor lain memiliki jarak yang dekat kemajuan kelompok. Sama halnya yang terjadi
sehingga dapat dikatakan bahwa ikatan dalam pada KWJ yang mana memiliki modal sosial
jaringan bersifat langsung dan tranfer yang kuat dalam jaringan namun lemah dalam
informasi dapat dilakukan secara efektif, hal hubungan dengan jaringan lain. Aktor dalam
tersebut juga didukung dengan tingginya nilai KWJ akan sangat mudah dalam pelaksanaan
densitas yang menunjukan kerapatan antar program pembangunan dan pengembangan
aktor tinggi, (iv) nilai RoP yang sedang wilayah karena hubungan antar aktor yang
menunjukan bahwa tingkat keterikatan kuat dan karakteristik aktor yang memiliki
anggota dengan kelompok atau lembaga yang demografi yang serupa sehingga aksi kolektif
aktif pada level sedang dikarenakan 3 dari 101 mudah dilakukan. Namun kekurangannya
aktor merupakan aktor yang terisolasi atau adalah jika terdapat masalah diluar kapasitas
aktor yang tidak berpartisipasi dalam jaringan maka akan membutuhkan waktu

190 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021
Ike Karwinto Putri, Gunawan Prayitno, Nindya Sari

yang lama untuk menyelesaikan dan aktor- tersebut ditunjukan dari karakteristik jaringan
aktor yang ada akan cenderung nyaman dalam Kampung Tridi yang berkekuatan tinggi
dengan kondisi tersebut. Misalnya dilihat dari nilai closeness dari nilai closeness
permasalah kemiskinan, permukiman kumuh, yang tinggi dan nilai betweenness yang rendah
dan permasalahan lain yang ada di KWJ yang menunjukan bahwa jaringan merupakan tipe
mana sudah lama terjadi namun masyarakat tertutup dengan karakteristik memiliki
tidak dapat menyelesaikan secara mandiri. kekuatan jaringan yang tinggi, nilai degree
Namun terdapat pihak lain yang memiliki yang berada pada kelas sedang-tinggi
solusi terkait masalah tersebut, pada tahap menunjukan bahwa aktor dalam jaringan
pertama kali solusi tersebut dikemukakan memiliki kemampuan untuk membuat atau
terjadi beberapa penolakan, namun dengan mengambil keputusan, kerapatan dalam
pengaruh aktor sentral dan jaringan internal jaringan berada pada kelas sedang begitupula
yang kuat maka penolakan tersebut dapat dengan tingkat partisipasi dalam 4
ditanggulangi. Setelah solusi dilakukan maka kelembagaan aktif berada pada kelas sedang
akan mudah bagi masyarakat KWJ mengelola menunjukan bahwa ikatan yang ada tidak
dan melestarikan kegiatan pembangunan atau sangat kuat ataupun lemah, dan banyaknya
pengembangan yang ada karena ikatan jumlah aktor sentral yang dapat dijadikan
jaringan yang sangat kuat akan menghasilkan jembatan atau mediator antara aktor internal
tindakan kolektif yang kuat. Dampak jangka Kampung Tridi dengan pihak luar. Modal sosial
panjang yang terjadi adalah akan terjadi dalam jaringan yang cenderung sedang
perubahan yang positif dari segi ekonomi dan menyebabkan keputusan yang diambil harus
sosial masyarakat KWJ karena mampu dengan benar-benar hasil konsensus semua aktor,
baik melakukan tindakan kolektif dalam sehingga keputusan yang diambil kuat dan
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang valid. Kampung Tridi berada pada tingkat
ada. modal diantara bonding dan bridging social
2. Karakteristik dan Tingkat Modal Sosial capital yang menjadi keuntungan yakni
Kampung Tridi masyarakat Kampung Tridi akan dapat dengan
Struktur jaringan modal sosial pada Kampung mudah untuk melaksanakan program
Tridi dapat dideskripsikan sebagai kombinasi pembangunan dan pengembangan wilayah
dari (i) Aktor sentral yang menduduki posisi dan berinteraksi dengan pihak luar. Pola
pemimpin formal dan informal yang kerapatan hubungan yang tidak sekuat KWJ
merupakan pemimpin dengan peluang tinggi menjadikan keuntungan bagi Kampung Tridi
untuk mempengaruhi aktor lain karena karena mudahnya pihak luar untuk masuk
memiliki ikatan langsung dengan sebagian dalam jaringan, namun akan sedikit kesulitan
besar aktor, (ii) sangat rendah atau hampir saat ingin melakukan kegiatan atau program
tidak terdapat aktor yang berperan sebagai karena aksi kolektif yang terjadi harus dari
mediator, selain itu banyaknya aktor sentral hasil konsensus dan musyawarah seluruh
juga mengakibatkan bias kekuasaan dalam aktor terlebih dahulu. Namun pada tahap awal
Kampung Tridi, (iii) Nilai closeness yang tinggi program masuk diperlukan pihak ketiga untuk
menunjukan bahwa antara satu aktor dengan membantu masyarakat memahami dan
aktor lain memiliki jarak yang dekat sehingga setelah itu masyarakat akan mampu
dapat dikatakan bahwa ikatan dalam jaringan mengelolanya sendiri seperti contohnya
bersifat langsung sehingga transfer informasi kegiatan pariwisata yang ada. Pada dasarnya
dapat dilakukan secara efektif, (iv) nilai RoP aktor-aktor dalam Kampung Tridi sudah
dan densitas yang sedang menunjukan bahwa mampu menjadi perantara antara
tingkat keterikatan anggota dengan kelompok kelembagaannya dengan kelembagaan lain
atau lembaga yang aktif pada level sedang ataupun dengan pihak yang memiliki
ditunjukan dari 37 dari 217 aktor merupakan kekuasan, seperti misalnya saat ini terkait
aktor terisolasi, sehingga modal sosial kegiatan pemeliharaan cat, terdapat aktor
Kampung Tridi tidak sekuat KWJ. yang memiliki peran untuk berhubungan
Tingkat modal sosial yang ada di Kampung langsung dengan pihak perusahaan cat untuk
Tridi adalah berada diantara bonding social melakukan proses kerjasama yang dilakukan
capital dan bridging social capital. Hal pada setiap tahunnya.

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021 191
TINGKAT MODAL SOSIAL KWJ DAN KAMPUNG TRIDI KOTA MALANG

Pemerintah Kelurahan Jodipan. 2017. Dokumen


DAFTAR PUSTAKA Rencana Kerja Pemerintah Kelurahan
Ari, I.R.D. 2011. Participatory Approach to Jodipan Tahun 2017. Malang.
Community Based Water Supply System. Pemerintah Kelurahan Jodipan. 2017. SK
Kyoto. Kyoto University. Pokdarwis Kampung Warna-Warni
Bawole, Paulus. 2019. Meningkatkan Kapabilitas Jodipan
Masyarakat Melalui Proses No.060/UM/KWJ/02/JDPN/2/X1/20017.
Pembangunan Infrastruktur Kampung Malang.
Kota di Yogyakarta. Jurnal Media Pemerintah Kelurahan Kesatrian. 2017. Dokumen
Matrasain Volume 16 ISSN 1858-1137. Rencana Kerja Pemerintah Kelurahan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Kesatrian Tahun 2017. Malang.
2017. SK Kelompok Sadar Wisata Silaen, S. 2013. Metodologi Penelitian Sosial
(Pokdarwis) Kampung Tridi Kesatrian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Bogor.
Kota Malang No.63/2017. Malang. In Media.
Grootaert, Christian. 1999. Social Capital, Vipriyanti, N.U. 2011. Modal Sosial &
Household Welfare, and Poverty in Pembangunan Wilayah. Malang. UB
Indonesia. The World Bank. SSRN: Press.
https://ssrn.com/abstract=569207. Wasserman, S., Faust, K. 1994. Social Network
(diakses 16 Desember 2016). Analysis Method and Applications. USA.
Cambridge University Press.

192 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 3, Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai