Proses assembling
berawal dari penerimaan berkas rekam medis dari masing-masing
bangsal/poliklinik. Kemudian dicek tanggal dikumpulkan, bangsal yang
mengirim jumlah berkas dan tanda tangan petugas sebagai penerima serta
perawat sebagai pihak yang mengembalikan. Selanjutnya dilakukan proses
analisis kelengkapan berkas rekam medis. Berkas rekam medis yang
belum lengkap akan dimintaka kelengkapannya dari dokter yang
bertanggung jawab dalam pengisian berkas rekam medis tersebut.
iv. Indeks pasien adalah suatu kartu catalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat ke rumah sakit. Informasi yang ada dalam kartu indeks pasien
meliputi nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal keluar dan nomor rekam medis.
v. Indeks dokter adalah suatu kartu catalog yang berisi nama dokter yang
memberikan pelayanan medis kepada pasien.
vi. Indeks penyakit adalah suatu kartu catalog yangberis kode penyakit dan kode
operasi yang ada di rumah sakit.
D. PELAPORAN DAN STATISTIK(BOR,LOS,TOI AN BABER JOHNSON(pembacaan
baber johnson))
A.Pelaporan
I.Sensus Harian
Sensus harian di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dilakukan pada
pasien rawat inap dan rawat jalan. Sensus pada pasien rawat inap meliputi
pasien masuk, pasien keluar, pasien yang pindah ruang atau kamar, pasien
yang dirujuk pada hari yang sama dan pasien yang meninggal. Sensus
harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan pelaporan rumah
sakit yang kegiatannya dihitung mulai pukul 00.00 sampai pukul 24.00
setiap harinya.
a. Pelaporan
Pelaporan di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dibedakan menjadi 2 jenis :
1) Internal
Pelaporan internal merupakan laporan yang ditujukan untuk jajaran
direksi rumah sakit yang nantinya bisa digunakan untuk mengambil
sebuah keputusan. Laporan yang bersifat internal di RSIY PDHI
Yogyakarta dan pengolahannya dilakukan di Rekam Medis meliputi:
i. Laporan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap.
ii. Laporan 10 besar penyakit dengan periode laporan setiap satu
bulan sekali.
iii. Laporan tindakan operasi yang meliputi operasi besar, operasi
sedang dan operasi kecil dengan periode laporan setiap satu bulan
sekali.
iv. Laporan jumlah pasien meninggal dunia dengan periode laporan
setiap satu bulan sekali.
v. Laporan indikator efisiensi pelayanan rumah sakit (BOR, LOS, TOI,
BTO, GDR, dan NPR)
vi. Data kegiatan rumah sakit (RL 1)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15
pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kota
vii. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit (RL 2a)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15
pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kota
viii. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan riumah sakit (RL 2b)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal
15 pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi,
Dinkes Kabupaten / kota ix.Data dasar rumah sakit (RL3)
Laporan ini dibuat satu kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 31 Desember dan dilaporkan setiap tanggal
15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi /
Kabupaten / Kota
x. Data ketenagaan rumah sakit (RL4)
Laporan ini dibuat dua kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember dan dilaporkan setiap
tanggal 15 Juli dan 15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed,
Dinkes Propinsi / Kabupaten / Kota
xi. Data peralatan medis rumah sakit (RL5)
Laporan ini dibuat dua kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember dan dilaporkan setiap
tanggal 15 Juli dan 15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed,
Dinkes Propinsi /Kabupaten / Kota.
2) Eksternal
i. Data kegiatan rumah sakit (RL 1)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada
bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kot
ii. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit (RL 2a)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bula
keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten
kota
iii. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan riumah sakit (RL 2b)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada
B. Pengambilan Berkas Rekam Medis dari Rak Penyimpanan. Pengambilan berkas rekam medis
adalah proses pencarian rekam medis pada rak penyimpanan aktif, dan in aktif. Berkas rekam medis
yang di simpan pada rak penyimpanan aktif
dan in aktif adalah berdasarkan system nomor akhir (Terminal Digit Filling System) dimana berkas
disimpan berdasarkan angka akhir. Berkas rekam medis yang dikeluarkan dari tempat penyimpanan,
harus diganti dengan kartu petunjuk/Tracer. Prosedur pengambilan berkas rekam medis :
1. Petugas harus mengetahui nomor rekam medis yang akan diambil dan mencatat dikartu petunjuk
atau Tracer.
2. Petugas mengambil berkas Rekam medis dari rak penyimpanan sesuai dengan nomor rekam
medis yang diminta.
3. Petugas meletakkan kartu petunjuk/tracer pada rak penyimpanan sebagai pengganti berkas yang
diambil.
C. Pemasangan Lembar Penunjuk/tracer Tiap berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan
harus segera diganti dengan lembar penunjuk atau tracer. Tiap lembar tracer berisi data informasi
tentang tanggal,nomor rekam medis,tanda unit mana yang memerlukan dan tanda tangan petugas
yang mengeluarkan. Cara ini harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap petugas rekam medis
dalam rangka membina dan ketelitian kerja serta disiplin dalam rangka memudahkan pengawasan
terhadap berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan.
F. Pengembalian Berkas Rekam Medis Berkas rekam medis yang sudah selesai dipinjam harus
dikembalikan tepat waktu dan dalam keadaan baik serta lengkap,seperti saat dipinjam.batas waktu
peminjaman adalah 1(satu) hari untuk kepentingan kontrol ke poliklinik/rawat jalan.,dan 5 (lima)
hari untuk kepentingan rawat inap ulang (her opname).hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kehilangan atau kerusakan dokumen rekam medis. Prosedur pengembalian berkas rekam medis : 1.
Peminjam mengembalikan berkas rekam medis dengan membawa buku peminjaman rekam medis
milik unit tersebut ke unit rekam medis. 31 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik 2019 2.
Petugas yang menerima, mencocokkan data dengan buku peminjaman rekam medis, mencatat
tanggal kembali ,nama dan meminta tanda tangan petugas yang mengembalikan. 3. Petugas rekam
medis memberikan tanda tangan petugas yang menerima pada buku peminjaman rekam medis dan
pada buku peminjaman unit tersebut. 4. Petugas rekam medis menyimpan dan mengembalikan
berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan dan mengambil kartu out guide.
H. Pemeliharaan Berkas Rekam Medis Untuk melindungi agar berkas rekam medis tetap rapi terawat
dengan baik maka berkas rekam medis harus diberi sampul pelindung. Berkas rekam medis yang
sampul pelindungnya rusak atau lembarannya lepas harus segera diperbaiki, untuk mencegah makin
rusak atau 32 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik 2019 hilangnya lembaran-lembaran yang
diperlukan .pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk menemukan
atau mengetahui salah simpan dan melihat kartu petunjuk/out guide yang berkas rekam medisnya
belum dikembalikan. Selain itu petugas rekam medis juga harus memelihara kerapian dan teraturnya
rak-rak penyimpanan berkas rekam medis. Berkas rekam medis yang masih dalam proses atau
digunakan oleh petugas rekam medis yang lain harus diletakkan diatas meja atau rak khusus dalam
proses.
Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medik. Sistem penyimpanan yang diterapkan adalah system
angka akhir (Terminal Digit) adalah penyimpanan rekam medik dengan system angka akhir. Disini
digunakan nomor dengan 6 angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri
dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kanan, angka kedua
adalah kelompok 2 angka yang terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kiri. Misalnya : 02 06 26 Angka ketiga Angka kedua Angka pertama (Tertiary Digit)
(Secondary Digit) (Primary Digit) Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir (terminal digit
filling sistem) ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 s/d 99. Pada waktu
menyimpan, petugas harus melihat angka pertama dan membawa rekam medik tersebut didaerah
rak penyimpanan 24 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik 2019 untuk kelompok angka-angka
pertama yang bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini rekam medik di sesuaikan urutan
letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis disimpan didalam urutan sesuai dengan
kelompok angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-nomor pada
kelompok angka ketiga (tertiary digit), yang selalu berlainan. Keuntungannya : Pertambahan
jumlah berkas rekam medik selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok (section) didalam rak
penyimpanan. Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desak di satu tempat
dimana berkas rekam medik harus tersimpan di rak. Pekerjaan akan terbagi rata Rekam medis
yang tidak aktif dapat diambil dari tempat penyimpanan. Jumlah Rekam Medis untuk tiap-tiap
section terkontrol dan bisa di hindarkan timbulnya rakrak kosong. Dengan terkontrolnya jumlah
rekam medis, membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak)
Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat dicegah, Karena petugas penyimpanan hanya memperhatikan
2 angka saja memasukkan rekam medis kedalam rak, sehingga jarang terjadi kekeliruan membaca
angka. Kelemahannya Tidak terdapat kelemahan pada sistem penyimpanan angka akhir (Terminal
Digit Filling Sistem) ini.
BAB IV
PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN
III.1. Pemberian Nomor Rekam Medis Pasien
BAB V
PENULISAN NAMA DAN INDEKS PASIEN
V.1.
V.4. Kode Warna dan Penomoran
V.4.1 Kode warna
Pengkodean warna dibagi menjadi dua :
1. Pengkodean warna untuk membedakan tahun kunjungan pasien.
Pengkodean warna ini mengunakan warna yang berbeda untuk setiap
tahunnya. Telah ditentukan penggunaan warna sejak tahun 2000 yaitu :
o Kuning untuk tahun 2006
o Orange untuk tahun 2007
o Biru Muda untuk tahun 2008
o Pink untuk tahun 2009
o Merah untuk tahun 2010
o Hijau Tua, untuk tahun 2011
o Ungu untuk tahun 2012
o Biru Tua untuk tahun 2013
Bila kode warna sudah mencapai 10 tahun kode warna diulang kembali dari
kode warna nomor nol / kode warna perak.
BAB VI
PEMINJAMAN, PENGAMANAN,
DAN PEMELIHARAAN BERKAS REKAM MEDIS
VI.2.
VI.3.
VI.5.
BAB VII
PENCATATAN DAN PENGISIAN REKAM MEDIS
BAB IX
ALUR PASIEN DAN ALUR BERKAS REKAM MEDIS
X.1. Pengertian
Komite rekam medis adalah kelompok kerja rekam medis yang terdiri dari dokter atau
dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan
dalam rangka membantu komite medis agar penyelenggaraan rekam medis bermutu
langsung di bawah Komite rekam medis. Kegiatan lain di Unit rekam medis RSIA Buah
Hati Ciputat adalah pembentukan Komite Rekam Medis.
X.2. Keanggotaan
Keanggotaan Komite rekam medis terdiri dari :
Ketua :
Sekretari :
Anggota : Manajer Keperawatan, PJ. OK, PJ.VK, PJ.Perina, PJ.IGD, PJ. Poliklinik.
XI.1. Pengertian
Kegiatan pengendalian mutu rekam medis adalah salah satu sarana untuk dapat
mengetahui seberapa jauh mutu manajemen medis di RSIA Buah Hati Ciputat.
Kegiatan rekam medis pada dasarnya merupakan salah satu tugas pokok
pengelolaan rekam medis, yaitu kegiatan secara terus menerus menyeluruh dan
terpadu terhadap terselenggaranya sistem atau program kerja rekam medis yang
telah ditetapkan.
Hal ini juga dijelaskan dalam UU Praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 pasal 46 ayat
(1) : “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.” Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan bahwa “Rekam
Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien
selesai menerima pelayanan kesehatan. Dalam ayat (3) disebutkan bahwa “Setiap
catatan Rekam Medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.”
XI.2. Tujuan
Tujuan dilakukan pengendalian mutu rekam medis adalah :
Terbentuknya dokumen rekam medis yang lengkap, akurat, tepat dan otentik.
Agar rekam medis lengkap dan dapat digunakan sebagai referensi pelayanan
kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yang ada.
Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu (quality assurance).
Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit.
Bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
C Kerahasiaa Rekam medis dan Cek tempat Cek di dalam : Cek 2 bulan
berkas yang terkait sampah -Kantor RM sekali:
n
tidak boleh : dilihat bila -RS Kantor RM RS
dipakai oleh orang- ada lembar-
orang yang tidak lembar yang
berhak / dibawa salah
keluar RS
D Keamanan Ruang kantor dan Cek apakah Apakah ada Mulai dari :
ruang penyimpanan ada orang- berkas yang Poli
RM hanya untuk orang lain tercecer, catat Ruangan
petugas RM selain nama Dilaksana
petugas di Memonitor kan teratur
ruang RM orang-orang acak 1 X
lain seminggu
E Penomoran Tidak ada nomor Cek buku cek pasien Terus menerus
dobel laporan lama/baru
nomor- (komputer)
nomor dobel
F Hasil-hasil Hasil penunjang Setiap hari Catat tanggal 1 minggu
Penunjang medis pasca rawat memasukkan terima dan setiap 3 bulan
Medis masuk berkas 3 hari hasil masukkan
Pasca setelah hasil tiba di laboratorium hasil
Rawat kantor rekam medis yang laboratorium
diterima ke dalam
berkas