2. Kerjasama dengan pola sistem kemitraan ini dilaksanakan oleh Para Pihak atas
dasar prinsip saling menguntungkan, saling percaya, saling membutuhkan,dan tanpa
paksaan. -------------
Pasal 2
Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal Perjanjian ini dan akan terus berlaku hingga
diakhiri sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ("Jangka Waktu Perjanjian"). --------------------
Pasal 3
Sehubungan dengan Perjanjian ini, Para Pihak memiliki kewajiban sebagai berikut: --------
Pasal 4
b. Meminta pegawai dan/atau pihak yang diberi kuasa, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tenaga ahli, untuk setiap waktu mengadakan pembinaan, bimbingan,
peninjauan, pengecekan, melihat dan memeriksa tempat pemeliharaan ayam
pedaging PIHAK PERTAMA. ----------------------------------------------------------------------
d. Menjual hasil produksi berupa ayam pedaging hidup, pada waktu yang telah
ditentukan untuk dipasarkan, berkaitan dengan Pasal 6 ayat (7), dengan
ketentuan sebagai berikut: ----
ii. Proses panen dilakukan oleh Para Pihak setelah didapatkan kesepakatan
mengenai waktu panen.-----------------------------------------------------------------------
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa perhitungan bagi hasil akan
dilakukan setiap akhir siklus dengan terlebih dahulu dilakukan perhitungan-
perhitungan atas seluruh biaya yang timbul dalam pemeliharaan ayam tersebut
berdasarkan Adendum kesepakatan Kerjasama.
2. Dari hasil perhitungan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas, PIHAK PERTAMA
akan memperoleh bagian yang besarnya terperinci, yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. --------------------------------
3. Apabila diakhir siklus pemeliharaan ayam dan setelah dilakukan perhitungan bagi
hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, terdapat kerugian, maka kerugian
tersebut akan diperhitungkan bersama oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. ,.
Pasal 6
Sehubungan dengan Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA menjamin kepada PIHAK KEDUA
hal-hal sebagai berikut: ---------------------------------------------------------------------------------------
1. Kandang merupakan milik PIHAK PERTAMA tidak sedang dijaminkan, tidak sedang
sengketa atau dibebani atas suatu hutang dan tidak ada pihak lain yang turut
memiliki, baik sebagian maupun seluruhnya. ------------------------------------------------------
3. Demi kualitas hasil budidaya ayam yang ditentukan PIHAK KEDUA, PIHAK
PERTAMA akan memelihara ayam dengan menggunakan Sarana Produksi
Peternakan yang disediakan oleh PIHAK KEDUA. -----------------------------------------------
4. Menanggung seluruh resiko yang mungkin timbul atas Sarana Produksi Peternakan
setelah diterima dari PIHAK KEDUA. ----------------------------------------------------------------
7. Memberi kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk menjual ayam pedaging hidup dan
sehat dengan harga yang terbaik, termasuk untuk melakukan penagihan dan
menerima pembayaran atas penjualan ayam pedaging tersebut dari pihak pembeli
yang disepakati kedua belah pihak. ---------------------
Pasal 7
Selama Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan dari PIHAK
KEDUA dilarang untuk: ---------------------------------------------------------------------------------------
2. Menambahkan dengan cara apapun Sarana Produksi Peternakan (selain dari apa
yang telah disediakan oleh PIHAK KEDUA), yang dapat mempengaruhi kualitas ayam
yang dibubidayakan sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (3) tersebut di atas. ----------
3. Mengalihkan dengan cara apapun Sarana Produksi Peternakan kepada pihak ketiga.
Pasal 8
Untuk pelaksanaan Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA setuju menitipkan dana jaminan atau
jaminan dalam bentuk lainnya kepada PIHAK KEDUA, dengan nilai jaminan
sebagaimana disepakati oleh Para Pihak. --------------------------------------------------------------
Pasal 9
1. Apabila selama Jangka Waktu Perjanjian berlangsung terjadi keadaan kahar (force
majeure) seperti, tetapi tidak terbatas pada, huru-hara, banjir, gempa bumi, tanah
longsor, maka segala kerugian yang terjadi terhadap: ------------------------------------------
b. Sarana Produksi Peternakan dan hasil ikutannya merupakan resiko dan tanggung
jawab PIHAK KEDUA. ------------------------------------------------------------------------------
3. Kerugian yang timbul diakibatkan kecurangan (termasuk dan tidak terbatas pada
kehilangan atau pencurian) yang timbul akibat kelalaian PIHAK PERTAMA termasuk
karyawan PIHAK PERTAMA, seluruhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
a. oleh Para Pihak, melalui perjanjian tertulis bersama antara Para Pihak; atau--------
3. Para Pihak dengan ini secara tegas mengesampingkan hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang apapun untuk mendapatkan persetujuan, penetapan
atau putusan pengadilan atau otoritas lainnya untuk memberlakukan pengakhiran
Perjanjian ini, termasuk penerapan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
sepanjang putusan pengadilan diperlukan untuk mengakhiri Perjanjian ini.----
Pasal 11
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul akibat pelaksanaan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.-------------------------------------------------
2. Apabila tidak dapat tercapai musyawarah secara mufakat, maka Para Pihak sepakat
untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri…………..di………………..-----------------------------------------------------
Pasal 12
1. Perjanjian ini tidak akan berakhir karena meninggalnya salah satu pihak atau adanya
penggantian pemegang saham di PIHAK KEDUA, dan karenanya ahli warisnya atau
penggantinya yang berhak, wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini. --------------------------------------------------------------------------------------
2. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan dibicarakan dan
diselesaikan secara musyawarah dan apabila diperlukan akan dituangkan dalam
Addendum atau Perubahan tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini. -----------------------------------------------------------------------------------------
3. Tidak ada satu Pihak pun dalam Perjanjian ini yang dapat mengalihkan hak-haknya
menurut Perjanjian ini kepada pihak ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
5. Jika satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini atau pengaturan sebagaimana
dimaksud dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat
dilaksanakan dalam hal apapun berdasarkan hukum yang berlaku atau keputusan,
keabsahan, keberlakuan dan dapat dilaksanakannya ketentuan dan kesepakatan
yang lainnya yang terkandung atau dimaksud dalam Perjanjian ini tidak akan
terpengaruh atau berkurang dengan cara apapun, dengan ketentuan bahwa, atas
terjadinya peristiwa tersebut, Para Pihak harus menggunakan upayanya yang terbaik
untuk mengubah ketentuan yang tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat
dilaksanakan tersebut hanya sepanjang diperlukan agar ketentuan tersebut menjadi
sah, berlaku dan dapat dilaksanakan sesuai dengan maksud Para Pihak.-----------------