Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH PEMBERIAN KETERANGAN AHLI

WILLY HIDAYAT
123011701113
LATIHAN KASUS II
(UNTUK LATIHAN SIMULASI SIDANG)

Koran ibukota beberapa waktu yang lalu memuat berita yang sangat menarik yaitu masalah
kontrak pengadaan barang yang tidak benar. Koran tersebut memberitakan bahwa terdapat
indikasi penyimpangan dalam pengadaan blanko isian data penduduk. Berita selengkapnya
dapat diuraikan sebagai berikut (data ini hanyalah fiksi belaka) yaitu:

Direktorat “A” pada Kementerian “K” mengikat kontrak dengan PT. Makmur Sentosa yang
diwakili oleh Sdr DASA, dengan Kontrak No.007/104.KP/2015 tanggal 14 Mei 2015 yang
dilakukan oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Direktorat “A” (Sdr) Alpha(A) dengan rekanan
tersebut, penentuan pemenang dilakukan dengan pelelangan umum. Dalam penentuan HPS
(Harga Perkiraan Sendiri) atau OE (Owners Estimate) tidak dilakukan sendiri oleh panitia
pengadaan, tetapi dimintakan bantuan kepada rekanan dalam penghitungannya, sehingga HPS
yang ada dapat diragukan kewajarannya, namun masih dibawah anggaran yang ada dalam DIPA
( anggaran kantor tersebut).
Kontrak tersebut adalah pencetakan blanko isian sebayak 14.946.378 lembar dengan nilai
kontrak sebesar Rp1.675.141.000,00. Dalam pelaksanaan kontrak tercium adanya kerjasama
tidak sehat antara PPK,Panitia Pengadaan maupun Panitia/petugas penerima barang serta
petugas gudang, yaitu pada waktu cetakan sudah jadi dan diserahkan tidak usah dihitung dan
langsung masuk ke gudang, tapi berita acara penerimaan barang dinyatakan 100% lengkap.
Selisih antara jumlah lembar cetakan yang dipesan dan yang diterima, dinilai dengan uang
(setelah dikurangi PPN) akan dibagi kepada yang terlibat pengadaan sebagai hadiah (kick back)
dengan perbandingan pembagian sebagai: PPK (Sdr. A) 30%, Panitia Pengadaan (Sdr. B) 40%,
Panitia penerima barang (Sdr.C) 20% dan Petugas gudang (Sdr. D) 10%.
Dari berita tersebut dinyatakan bahwa HPS masih diambang kewajaran, namun realisasi fisik
jumlah lembar cetakan hanyalah sebanyak 13.338.293 lembar dengan nilai Rp.1.501.385.759,00,
selisih nilai dengan nilai kontrak diberikan sebagai hadiah dan berita acara penerimaan barang
tetap dibuat 100% dan harga barang dibayar 100% sesuai kontrak.
Masalah tersebut telah ditangani oleh Kejaksaan Tinggi setempat dan telah memasuki tingkat
penyidikan. Kejaksaan minta bantuan untuk menghitung kerugian keuangan Negara kepada
instansi saudara yang para auditornya sudah ahli dalam bidang forensik. Kejaksaan telah
melakukan ekspose dengan tim audit kantor saudara serta menyerahkan bukti2 yang telah disita
dan tim auditor menyatakan bukti2 sudah cukup dapat digunakan untuk menghitung kerugian
keuangan negara.
Pimpinan kantor saudara membentuk tim untuk membantu kejaksaan dalam menghitung
kerugian keuangan Negara sebagai berikut
1. Penanggung jawab: Drs. Margono AK, MM, CFrA
2. Pembantu Penanggung jawab: Drs. Tranggono Ak, CPA, CFrA
3. Pengendali Teknis: Drs. Asep AK, MM, CFrA
4. Ketua Tim: Supriyono, SE, AK, CFrA
5. Anggota Tim: 1) Agus Ahmadi SE AK, 2). Waryono SE, AK
Surat tugas: ST.007/AF/VII/2017 tanggal 12 Mei 2017 dengan jangka waktu tugas 15 hari
kerja.
Diminta:
1. Hitunglah besarnya kerugan Negara dan pihak2 yang diduga terlibat
2. Susun laporan hasil penghitungan kerugian keuangan Negara.

Jawaban :

1. Kerugian negara yang ditimbulkan sekurang-kurangnya senilai Rp173,755,241.00, dengan


rincian sebagai berikut:
Jumlah Biaya harga/sat
Blanko (Rp) (Rp)
Jml Blanko (rencana) 14.946.378 1.675,141,000 112.08
Jml Blanko (realisasi) 13.338.293 1,501,385,759 112.56
Total kerugian negara 1.608.085 173,755,241 (0.49)

a. Realisasi Pembayaran Kontrak Rp 173.755.241,00


(setelah dikurangi pajak)
b. Realisasi Pekerjaan sebenarnya Rp 1.501.385.759,00
c. Kerugian Keuangan Negara (1-2) Rp 173.755.241,00

Penelusuran hasil kerugian negara, diketahui kepada:

Pihak Terduga Ratio Nilai (Rp)


PPK (A) 30% 52.126.572,30
Panitia Pengadaan (B) 40% 69.502.096,40
Panitia Penerima Barang (C) 20% 34.751.048,20
Petugas Gudang (D) 10% 17.375.524,10
Total Kerugian Negara 100% 173.755.241,00
2.

Jakarta, 30 Mei 2017

Nomor : SR
Lampiran : Satu Laporan
Hal : Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
atas pengadaan blanko isian data penduduk pada Direktorat “A” pada
Kementerian “K” tahun 2015

Yth. Kejaksaan Tinggi


di Tempat

Bersama Ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Audit Dalam Rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas pengadaan blanko isian data penduduk pada 14
Mei tahun 2015 sebagai tindak lanjut dari surat tugas Nomor ST.007/AF/VII/2017 Tanggal 12
Mei 2017.

Di dalam Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan


Negara atas perkara tersebut telah diuraikan adanya penyimpangan yang menimbulkan
kerugian keuangan negara sekitar Rp 173.755.241 (Seratus Tujuh Puluh Tiga Tujuh Ratus Lima
puluh Lima Dua Ratus Empar Puluh Satu Rupiah).

Hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara tersebut telah
dibahas bersama dengan penyidik Kejaksaan Tinggi pada tanggal 31 Mei 2017 dan disepakati
untuk di proses lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Ketua Tim

TTD

Supriyono, SE, AK, CFrA


NIP. 12345678

Tebusan Yth:
1. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi
2. ... (Sesuai Lampiran dan tanpa lampiran)
SOAL KUIZ

Dalam kegiatan pembangunan gedung baru Kantor Perhubungan “ABC”, yang terdiri dari
kegiatan pengadaan tanah untuk lahan pembangunan gedung dan kegiatan pembangunan
gedung, diduga telah terjadi kecurangan. Rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pengadaan tanah untuk lahan pembangunan gedung:


 Nilai pengadaan tanah tersebut adalah Rp4,8 Milyar
 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau pejabat yang punya wewenang melakukan
pengadaan tanah tersebut dengan penunjukkan langsung (Tidak dilakukan tender)
dengan alasan terdesak oleh waktu. Pengadaan tanah dilakukan pada bulan Mei 2015.
DIPA (anggaran) telah diterima tanggal 4 Januari 2015.
 Tanah untuk lahan pembangunan gedung yang memenuhi syarat lokasi kantor
tersebut sesungguhnya banyak tersedia di kota tersebut. Kontur tanah di kota
tersebut pada umumnya adalah tanah datar sehingga tidak memerlukan pengolahan
lebih lanjut untuk dilakukan pembangunan
 Diperkirakan nilai wajar dari tanah yang dibeli tersebut adalah Rp3 Milyar.
b. Kegiatan pembangunan gedung:
 Nilai pembangunan gedung tersebut adalah Rp12 Milyar
 Pengadaan dilakukan dengan pelelangan umum
 Atas hasil pelelangan tersebut, tidak ada satupun peserta lelang yang mengajukan
sanggahan/keberatan atau dengan kata lain tidak terdapat penyimpangan dalam
proses pengadaannya.
 Jangka waktu penyelesaian pekerjaan menurut kontrak adalah 4 bulan, dengan batas
waktu penyerahan pertama tanggal 10 November 2015
 Dalam pelaksanaannya, pekerjaan lantai seluas 5000 m2 yang seharusnya dengan
lantai granit ternyata dipasang lantai keramik yang disainnya mirip lantai granit.
Selisih harga karena perbedaan material tersebut adalah sebesar Rp80.000/m2
 Pekerjaan pengecatan dinding luar yang seharusnya dengan cat tembok eksterior anti
jamur seluas 3000 m2 dikerjakan dengan cat dinding interior biasa. Selisih nilai
karena perbedaan material tersebut adalah Rp10.000/m2
 Pembayaran atas seluruh pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan
oleh konsultan pengawas. Penyimpangan tersebut diketemukan saat kantor akan
ditempati. Penyimpangan diketahui karena fisik akhirnya berubah dan tembok
terlihat berjamur.

Diminta:

1. Kasus pengadaan tanah dan pembangunan gedung tersebut merupakan kasus


penyimpangan disiplin pegawai, administratif atau kasus fraud/ pidana korupsi? Uraikan
jawaban Saudara (pisahkan antara analisis tanah dan bangunan) dengan dukungan
pemenuhan unsur-unsurnya (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku) dan
sesuai dengan pilihan jawaban saudara.
2. Apabila kasus tersebut merupakan tindak pidana fraud/korupsi hitung berapakah kerugian
negaranya (gunakan metode penghitungan kerugian yang sesuai).
3. Buat saran/rekomendasi agar pengadaan tanah dan pembangunan gedung tersebut
terhindar dari risiko fraud/korupsi dan berikan contoh nyata dalam rekomendasi tersebut.

Jawaban :
1. Mengacu pada Kepres No. 80 Tahun 2003 dijelaskan bahwa setiap proses pengadaan
barang/jasa harus memenuhi prinsip-prinsip seperti :
 Efektif
 Efisien
 Transparan
 Adil / tidak diskriminatif
 Akuntabel

Berdasarkan kasus diatas kita dapat melihat maladministrasi proses pengadaan pada kegiatan
pengadaan tanah dan pembangunan Gedung serta indikasi kecurangan (fraud) yang dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dibawah ini saya akan uraikan indikasi kecurangan dari
2 aktivitas tersebut :
Aktivitas Temuan Potensi Kerugian Rekomendasi
- Nilai pengadaan tanah
- Potensi kerugian untuk - Untuk menentukan
4,8 Miliar sedangkan nilai
perbedaan selisih antara besarnya nilai tanah
wajar untuk tanah
nilai wajar dengan sebaiknya menggunakan
tersebut 3 Miliar (Harga
pengadaan sebesar 1,8 tenaga ahli seperti Appraisal
Prakiraan Sendiri / HPS
Miliar dari KJPP yang independen
tidak akurat)
Kegiatan pengadaan - Pejabat pembuat - Proses tender
tanah untuk lahan komitmen tidak - Proses tender yang tidak diselenggarakan secara
pembangunan gedung melakukan tender untuk transparan berpotensi transparan dan diawasi dan di
proses pengadaan terjadinya mark up nilai sah kan oleh pihak yang
tersebut tanah memiliki kompetensi
- Menggunakan konsultan
- Kontur tanah relatif
AMDAL untuk mengetahui
cocok untuk dilakukannya -
kelayakan tanah untuk
pembangunan gedung
dilakukannya proyek

Aktivitas Temuan Potensi Kerugian Rekomendasi


ketidaksesuaian kontrak
kerja dengan pengerjaan,
Dilakukan audit forensik yang
dalam kontrak seharusnya
Potensi kerugian yang bertujuan untuk mengecek
lantai yang dipasang
timbul dari temuan ini mutu pengerjaan dengan
berbahan granit tapi
sebesar 400 Juta spesifikasi yang tertuang
dilapangan ditemukan
dalam kontrak
pemasangan lantai keramik
mirip granit
Dilakukan audit forensik yang
Potensi kerugian yang
bertujuan untuk mengecek
Kegiatan timbul dari temuan ini
mutu pengerjaan dengan
pembangunan sebesar 30 Juta
spesifikasi yang tertuang
gedung dalam kontrak
Tinjau ulang klausul kontrak
pengerjaan proyek, pastikan
Perbedaaan spesifikasi Cat
terdapat perbaikan untuk
yang digunakan
bagian yang rusak ketika
Kondisi kantor setelah
serah terima telah dilakukan.
serah terima gedung
Bila klausul perbaikan tidak
yang berjamur
ada dapat dipastikan terjadi
maladministrasi pada kontrak
kerja yang dibuat pejabat
yang berwenang
2. Perhitungan Kerugian Negara

Klasifikasi Nilai Wajar Realisasi Belanja Selisih


Tanah 3,000,000,000.00 4,800,000,000.00 (1,800,000,000.00)
Granit (400,000,000.00)
Cat (30,000,000.00)
Total Loss (2,230,000,000.00)

3. Rekomendasi

Aktivitas Temuan Rekomendasi


- Nilai pengadaan tanah
- Untuk menentukan
4,8 Miliar sedangkan nilai
besarnya nilai tanah
wajar untuk tanah
sebaiknya menggunakan
tersebut 3 Miliar (Harga
tenaga ahli seperti Appraisal
Prakiraan Sendiri / HPS
dari KJPP yang independen
tidak akurat)
Kegiatan pengadaan - Pejabat pembuat - Proses tender
tanah untuk lahan komitmen tidak diselenggarakan secara
pembangunan gedung melakukan tender untuk transparan dan diawasi dan di
proses pengadaan sah kan oleh pihak yang
tersebut memiliki kompetensi
- Menggunakan konsultan
- Kontur tanah relatif
AMDAL untuk mengetahui
cocok untuk dilakukannya
kelayakan tanah untuk
pembangunan gedung
dilakukannya proyek
Aktivitas Temuan Rekomendasi
ketidaksesuaian kontrak
kerja dengan pengerjaan,
Dilakukan audit forensik yang
dalam kontrak seharusnya
bertujuan untuk mengecek
lantai yang dipasang
mutu pengerjaan dengan
berbahan granit tapi
spesifikasi yang tertuang
dilapangan ditemukan
dalam kontrak
pemasangan lantai keramik
mirip granit
Dilakukan audit forensik yang
bertujuan untuk mengecek
Kegiatan mutu pengerjaan dengan
pembangunan spesifikasi yang tertuang
gedung dalam kontrak
Tinjau ulang klausul kontrak
pengerjaan proyek, pastikan
Perbedaaan spesifikasi Cat
terdapat perbaikan untuk
yang digunakan
bagian yang rusak ketika
serah terima telah dilakukan.
Bila klausul perbaikan tidak
ada dapat dipastikan terjadi
maladministrasi pada kontrak
kerja yang dibuat pejabat
yang berwenang
PENGAMATAN PEMBERI KETERANGAN AHLI DALAM SIDANG PERKARA TINDAK PIDANA
KORUPSI (TIPIKOR) PADA SIDANG PENGADILAN TIPIKOR

I. Nama kasus : Kerugian Akuisisi Blok BMG

II. Nama terdakwa : Karen Agustiawan

III. Pemberi keterangan ahli :-

IV.Tanggal sidang : 31 Januari 2019


V. Nilai kerugian keuangan Negara : 586 Miliar atau setara USD 26 Juta

VI. Hasil persidangan sebagai berikut:


Pembacaan Dakwaan.
1. Pasal 2 Ayat 1 jo pasal 18 ayat 1 huruf b UU nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi
2. Pasal 3 jo pasal 18 ayat 1 huruf b UU nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi
3. Proses investasi yang tidak sesuai dengan arahan direksi
4. Proses investasi akuisisi Blok BMG Australia yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku di Australia

VII. Analisis hasil persidangan


Agenda persidangan yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2019 adalah pembacaan dakwaan
yang dilakukan oleh jaksa atas kerugian yang timbul dari kegiatan investasi terhadap blok BMG
oleh PT Pertamina (Persero). Pembacaan eksepsi terhadap dakwaan yang dilakukan oleh jaksa
ditunda hingga sidang berikutnya.
VIII. Simpulan hasil persidangan
Persidangan tanggal 31 Januari 2019 berisi pembacaan dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa
terhadap terdakwa dalam kewenangannya sebagai Direktur Umum menimbulkan kerugian bagi
negara sebesar Rp. 586 Milliar atau senilai USD 26 Juta.

Pengamat

Willy Hidayat
123011701113
LATIHAN KASUS I
Inspektorat Jenderal Departemen “Y” menerima surat pengaduan dari Masyarakat
Madani Jakarta tentang adanya pengadaan fiktif Komputer dan Printer dengan nilai
sebesarRp.235.000.000,00

Kepada Yth.
Bapak Inspektur Jenderal Departemen “Y”
Di
Jakarta

Bapak Inspektur Jenderal Departemen “Y” saya mewakili Masyarakat Madani sangat
sedih pada era reformasi sekarang ini masih ada korupsi di departemen yang
seharusnya memberikan bantuan peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi justru
yang terjadi adalah penggerogotan uang negara. Masalah yang saya ketahui adalah
sebagai berikut:

1. Kontrak Nomor: .007/K/IV/2017 tanggal 14 April 2017, dengan nilai kontrak


seluruhnya sebesar Rp750.000.000,00, dengan rincian pengadaan 100 PC Pentium
4 dengan harga Rp.650.000.000,00 dan 50 buah Printer tipe C5280 dengan harga
Rp.100.000.000,00 antara Ditjen “X” Dep”Y” dan penyedia barang PT. MLG di
Jakarta
2. Menurut informasi yang saya peroleh barang yang diterima dari penyedia barang
hanya senilai Rp455.000.000,00 atau 70 unit PC (Komputer) dan
Rp.60.000.000,00 atau 30 unit untuk printer
3. Ada kerja sama yang tidak sehat antara panitia penerima barang, petugas gudang,
penyedia barang, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dijabat oleh Sdr.
Slamet Waluyo, SH. PPK selalu memberikan pengarahan kepada panitia penerima
barang dan petugas gudang untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
rekanan
4. PPK selalu memberi uang kepada Sdr.Alpha, Beta dan Charli selaku Panitia
Penerima Barang setiap akhir bulan sebesar Rp400.000,00/orang. selama 7 bulan,
yaitu Juni 2017 hingga Desember 2017. Dengan adanya pengarahan dan pemberian
uang tersebut, Sdr. .Alpha, Beta dan Charli selaku Panitia Penerima Barang
seharusnya mengecek terlebih dahulu kebenaran berita acara serah-terima barang
(BASTB), dalam kenyatannya langsung menandatanganinya tanpa mengecek
kebenaran materinya. Demikian juga Sdr. Delta, sebagai petugas gudang yang
seharusnya mengecek terlebih dahulu kebenaran barang yang akan diterimanya
berdasarkan kontrak, kenyataannya langsung menandatangani faktur pengiriman
barang yang disodorkan oleh pihak ekspeditur.
5. Di lain pihak, rekanan juga memberi uang kepada Sdr. Delta, sebagai petugas
gudang sebesar Rp400.000,00/bulan selama bulan, Juni 2017 hingga Desember
2017.
6. PPK dapat memberi uang kepada Panitia Penerima Barang karena pihaknya
menerima uang dari rekanan sebesar Rp6.500.000,00/bulan dalam periode yang
sama.

Diminta:
Dari surat pengaduan tersebut saudara sebagai auditor forensik Itjen diminta untuk
melakukan identifikasi awal apakah surat pengaduan tersebut layak untuk ditindak
lanjuti dengan audit investigatif/forensik

Penyelesaian
Identifikasi Surat pengaduan tersebut dengan 5W dan 1 H (ASIADIBIBAG) sebagai
berikut:

- Apa (What) yaitu apa masalahnya?


Jawab: Pengadaan Komputer dan Printer kurang senilai Rp235.000.000,00;

- Siapa (Who) yaitu siapa yang diduga sebagai pelakunya?


Jawab: PPK, panitia penerima barang, petugas gudang, dan rekanan
(penyedia barang);

- Dimana (Where) yaitu dimana kejadiannya?


Jawab: Di Ditjen “X” Dep”Y” Jakarta

- Bilamana (When) yaitu kapan kejadiannya?


Jawab: Tahun 2017
- Mengapa (Why) yaitu mengapa terjadi?
Jawab: Disengaja oleh PPK dan rekanan

- Bagaimana (How) yaitu bagaimana proses kejadiannya?


Jawab: Ada kerja sama yang tidak sehat antara PPK, Rekanan dan panitia panitia
penerima barang, dan petugas gudang. PPK selalu memberikan pengarahan
kepada panitia penerima barang dan petugas gudang untuk menandatangani
BASTB dan faktur pengiriman barang tanpa melihat jumlah yang seharusnya. Untuk
pengaturan itu terdapat pemberian uang sebesar Rp.400,000.00 per bulan yang
berasal dari rekanan.
Dari identifikasi atas surat pengaduan telah terjawab dengan baik semua komponen
ASIADIBIBAG maka dapat dibuat laporan hasil telaahan awal.

Inspektorat Jenderal Departemen “Y”


Jakarta

Laporan Penelaahan Awal

I. Sumber Informasi

Informasi mengenai pengadaan fiktif yang diperoleh dari masyarakat Madani melalui
surat yang ditujukan kepada Inspektur Jenderal Departemen “Y”. Surat tidak diberi
nomor dan tanggal serta tidak mencantumkan nama dan alamat jelas pengirim.

II. Materi Pengaduan

Dalam surat pengaduan diungkapkan adanya pengadaan fiktif sebesar


Rp235.000.000,00 dan kolusi yang dilakukan antara PPK, rekanan, panitia
penerima barang dan petugas gudang. Panitia penerima barang menrima uang
sebesar Rp.400.000,00 per bula selama 7 bulan dari PPK dan Petugas gudang
menerima uang sebesar Rp.400.000,00 per bulan selama 7 bulan dari rekanan yaitu
PT.MLG. PPK menerima dari rekanan Rp6.500.000,00 per bulan selama 7 bulan.

III. Hasil Telaahan

Pengaduan masyarakat yang terkait dengan pengadaan komputer dan printer yang
dilakukan oleh PPK Ditjen “X” Dep”Y” menyebutkan bahwa pengadaan komputer
yang diterima oleh panitia penerima barang kurang diterima dengan nilai sebesar
Rp.235.000.000,00 dan adanya indikasi suap dari rekanan kepada PPK, petugas
gudang dan panitia penerima barang sebesar Rp48.300,000,00. Informasi yang
diperoleh dari hasil telaah awal dapat diketahui bahwa terdapat indikasi yang kuat
bahwa pengadan tersebut terdapat kolusi dan menyebabkan adanya barang kurang
diterima serta terjadi kerugian negara.

IV. Simpulan dan Rekomendasi

Pengaduan yang dilakukan masyarakat madani berkaitan dengan adanya


permasalahan dalam pengadaan Komputer dan Printer menunjukkan adanya
indikasi kuat adanya penyimpangan dalam pengadaan barang tersebut.
Penyimpangan tersebut berupa adanya barang yang kurang diterima yaitu 30 unit
komputer dan 20 unit printer.
Berdasarkan atas hal tersebut disarankan segera dilakukan audit investigatif
terhadap masalah pengadaan komputer dan printer oleh Ditjen “X” Dep”Y”.

Jakarta, 25 April 2018

Penelaah
Willy Hidayat

HIPOTESIS
1. Terdapat indikasi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan printer
2. Terdapat indikasi bahwa jumlah barang yang diterima tidak sesuai dengan
kontrak.

Dari hasil telaahan tersebut Itjen Dep”Y” memutuskan bahwa pengaduan


masyarakat segera di ditidaklanjuti dengan audit investigatif. Dengan demikian ketua
tim audit yang ditunjuk segera menyiapkan surat tugas audit investigatif dan segera
dibuatkan Program Kerja Audit Investigatif.

Program Kerja Audit (PKA)

No. KKA : D/I/1-3


PKA No. : Invt/2-4

Program Kerja Audit


Pengujian Fisik
(CONTOH)

No. Uraian Dilaksanakan Oleh Waktu No. KKA Ket


(Jam)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tujuan Audit:
Untuk membuktikan
adanya kekurangan fisik
barang yang diterima
Langkah Kerja:
1. Dapatkan data mengenai Amat Gigih, Amat Gigih, 2 jam 2 jam
kondisi komputer dan SE SE
printer
2. Lakukan pemeriksaan fisik Amat Gigih, Amat Gigih, 3 jam 2.5 jam D/III/1/1-3
atas komputer dan printer, SE SE
buat berita acara
pemeriksaan fisik.
Amat Gigih, Amat Gigih, 1 jam 0,5 jam D/III/1/1-3
SE SE
3. Bandingkan antara data
yang ada dengan hasil
penghtungan fisik, lakukan Amat Gigih, Amat Gigih, 3 hari 4 hari
analisis jika terjadi selisih. SE SE
Drs. Budi Drs. Budi 3 hari 4 hari
4. Lakukan Wawancara Pekerti, Pekerti,
dengan PPK, Panitia MSi MSi
penerima barang dan 1 jam 1 jam
petugas gudang Amat Gigih, Amat Gigih,
SE SE
5 Gunakan tenaga ahli jika
diperlukan Tim audit
6 Lakukan pembicaraan
intern dalam tim Tim audit

7. Buat simpulan

Jakarta, 1 Mei 2018


Disetjui oleh Direviu oleh Dibuat oleh
Pengendali mutu Pengendali teknis Ketua tim

Drs. Pangestu, MSi Drs. Budi Pekerti, MSi Willy Hidayat

Kertas Kerja Audit


(CONTOH)

Inspektorat Jenderal Departemen “Y”

Nama auditan : Ditjen “Y” No. KKA : D/III/1/1-3


Tahun/masa audit : 2007 Ref.Prog.Audit No : Invt/2-4
Disusun Oleh : Willy Hidayat
Tanggal dan Paraf :
Direviu oleh : Drs. Budi Pekerti, MSi
Tgl dan paraf :

DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN FISIK

Nama Barang : Komputer dan Printer


Nomor/tgl Kontrak : Kontrak Nomor: .007/K/IV/2007 tanggal 14 April 2018
Nama Rekanan : PT.MLG
Tanggal Pemeriksaan : 5 Mei 2018
Lokasi Barang : Gudang ATK

Rincian atas pengadaan komputer dan printer berdasarkan pemeriksaan fisik dan berdasarkan catatan administrasi
adalah sebagai berikut:

Jumlah Barang
No Uraian Satuan Keterangan
Fisik Adm. Selisih
1 Komputer PC Pentiun IV Unit 70 100 30 Baik

2 Printer tipe C5280 Unit 30 50 20 Baik

3. Meja komputer Unit 20 20 Nihil Baik


(Bonus)
(Rincian per kode komputer dan
printer terdapat pada daftar
inventaris kantor)

Pejabat Pembuat Komitmen Petugas Gudang Tim Audit

1. Drs. Budi Pekerti, MSi

Slamet Waluyo, SH
Sdr. Delta
2. Willy Hidayat

Catatan:
Dari hasil penghitungan fisik atas komputer dan printer dijumpai adanya perbedaan jumlah yang dibeli sesuai kontrak
dengan jumlah komputer dan printer yang diterima dan disimpan digudang, sehingga terdapat kekurang komputer 30 unit
dan printer masing-masing 20 unit dengan nilai Rp.235juta

Lihat KKA No.B/I/1-2

Kertas Kerja Audit Investigatif


(CONTOH)

Inspektorat Jenderal Departemen “Y”

Nama auditan : Ditjen “X” No. KKA : A/III/1/2-3


Tahun/masa audit : 2007 Ref.Prog.Audit No : Invt/2-4
Disusun Oleh : Willy Hidayat
Tanggal dan Paraf :
Direviu oleh : Drs. Budi Pekerti, MSi
Tgl dan paraf :

Resume Hasi Audit Pengadaan Komputer dan Printer

Berdasarkan hasil audit yang telah dilaksanakan atas pengadaan komputer dan printer yang dilaksanakan oleh PPK
Ditjen “X” Depkes dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Pengadaan Komputer dan Printer

No. Uraian Jumlah Unit Nilai Kontrak Keterangan


Rp.
1 Komputer PC Pentium IV 100 650.000.000,00 Faktur dari
PT.MLG sebesar
2 Printer tipe C5280 50 100.000.000,00 Rp750.000.000,00
Jumlah 750.000.000,00 √

B. Hasil wawancara

- Hasil wawancara dengan Sdr. Alpha, Beta, Charli dan Delta semua menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tidak
pernah kolusi dalam pengadaan komputer dan printer dengan PT.MLG maupun dengan PPK dan menyatakan tidak
pernah menerima uang sebesar Rp.400.000,00 per bulan selama 7 bulan
- Hasil wawancara dengan Sdr. Slamet Waluyo selaku PPK , menyatakan bahwa tidak pernah melakukan kolusi
degan PT.MLG dan tidak pernah memberikan uang kepada Sdr. Alpha, Beta dan Charli sebesar Rp.400.000,00 per
bulan selama 7 bulan serta tidak pernah menerima uang sebesar Rp.6.500.000,00 per bulan dari PT.MLG. Ỵ

Simpulan.
Dari hasil audit dapat disimpulkan bahwa surat pengaduan dari masyarakat madani tentang adanya penerimaan barang
yang fiktif tidak diperoleh bukti-bukti pendukung yang kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa isi pengaduan tidak benar
dan tidak terjadi kerugian negara.

Simbul: Sumber data:


√ Telah sesuai dengan SP2D - Kontrak
dan daftar inventaris - Berita Acara Wawancara
Ỵ Telah sesuai denga Berita - SP2D
Acara Wawancara

CONTOH LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF (KASUS TIDAK TERBUKTI)

Inspektorat Jenderal Departemen “Y”


Jakarta

Nomor : Lap- 002/..VI/..K/2018 15 Juni 2018


Lampiran : --
Hal : Laporan hasil audit investigatif atas pengadaan komputer dan printer oleh PPK pada
Ditjen “X” tahun anggaran 2017

Yth,
Direktur Jenderal “X”
Di Jakarta

Berdasarkan surat tugas audit No.05/ST.02/2017 Tanggal 1 Mei 2017, tim audit investigatif telah mengaudit
kegiatan pengadaan seperangkat komputer dan printer tahun anggaran 2007 yang dilaksanakan oleh PPK (Sdr.
Slamet Waluyo) pada Direktorat Jenderal “X”
Sasaran audit adalah membuktikan kebenaran atas dugaan adanya pengadaan fiktif yang mengakibatkan
kerugian negara. Audit dilakukan terhadap pengadaan seperangkat komputer dan printer pada Direktorat Jenderal “X”
yang sumber dananya berasal dari DIPA tahun 2007 yang nilai kontraknya sebesar Rp.750.000.000,00. Audit ini
didasarkan atas informasi surat pengaduan dari masyarakat madani yang mengemukakan bahwa terjadi pengadan
fiktif yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp.235.000.000,00 pada Direktorat Jenderal “X”

Hasil audit menunjukkan bahwa indikasi penyimpangan prosedur dan adanya kolusi antara PPK, PT. MLG ,
Panitia Penerima Barang dan Petugas Gudang tidak terbukti demikian juga pemberian uang kepada panitian penerima
barang dan petugas gudang sebesar Rp.400.000,00 per bulan selama 7 bulan tidak terbukti. Untuk pemberian uang
sebesar Rp.6.500.000,00 per bulan kepada PPK tidak dapat dibuktikan. Demikian juga hasil audit terhadap fisik
barang dan kondisi barang menunjukkan bahwa dugaan barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan
dalam kontrak tidak terbukti, karena hasil penghitungan fisik menunjukkan bahwa jumlah barang yang ada telah
sesuai kontrak, daftar inventaris barang dan faktur pembelian dari PT.MLG.

Demikian laporan kami untuk dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Inspektur,

Maulana, SH
Kertas Kerja Audit
(CONTOH)

Inspektorat Jenderal Departemen “Y”

Nama auditan : Ditjen “Y” No. KKA : D/III/1/1-3


Tahun/masa audit : 2017 Ref.Prog.Audit No : Invt/2-4
Disusun Oleh : Willy Hidayat
Tanggal dan Paraf :
Direviu oleh : Drs. Budi Pekerti, MSi
Tgl dan paraf :

HASIL PENGHITUNGAN KEMAHALAN HARGA

HARGA/unit
No Uraian Satuan Total Slisih
Kontrak Pasar Selisih
1 Komputer PC Pentiun IV 20 Unit 12.juta 7.5juta 4.5juta 90juta

2 Printer tipe C5280 20 Unit 1 juta 900ribu 100ribu 2juta


Jumlah 92juta√

Simpulan:
Dari hasil penghitungan selisih harga atas komputer dan printer dijumpai adanya kemahalan harga senilai 92 juta

Simbul: Sumber data:

√ Jumlah telah sesuai dengan SP2D - Hasil survei pasar


- Hasil wawancara
- Kontrak/SP2D

Anda mungkin juga menyukai