Tugas Mata Kuliah Pemberian Keterangan Ahli (Uas)
Tugas Mata Kuliah Pemberian Keterangan Ahli (Uas)
WILLY HIDAYAT
123011701113
LATIHAN KASUS II
(UNTUK LATIHAN SIMULASI SIDANG)
Koran ibukota beberapa waktu yang lalu memuat berita yang sangat menarik yaitu masalah
kontrak pengadaan barang yang tidak benar. Koran tersebut memberitakan bahwa terdapat
indikasi penyimpangan dalam pengadaan blanko isian data penduduk. Berita selengkapnya
dapat diuraikan sebagai berikut (data ini hanyalah fiksi belaka) yaitu:
Direktorat “A” pada Kementerian “K” mengikat kontrak dengan PT. Makmur Sentosa yang
diwakili oleh Sdr DASA, dengan Kontrak No.007/104.KP/2015 tanggal 14 Mei 2015 yang
dilakukan oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Direktorat “A” (Sdr) Alpha(A) dengan rekanan
tersebut, penentuan pemenang dilakukan dengan pelelangan umum. Dalam penentuan HPS
(Harga Perkiraan Sendiri) atau OE (Owners Estimate) tidak dilakukan sendiri oleh panitia
pengadaan, tetapi dimintakan bantuan kepada rekanan dalam penghitungannya, sehingga HPS
yang ada dapat diragukan kewajarannya, namun masih dibawah anggaran yang ada dalam DIPA
( anggaran kantor tersebut).
Kontrak tersebut adalah pencetakan blanko isian sebayak 14.946.378 lembar dengan nilai
kontrak sebesar Rp1.675.141.000,00. Dalam pelaksanaan kontrak tercium adanya kerjasama
tidak sehat antara PPK,Panitia Pengadaan maupun Panitia/petugas penerima barang serta
petugas gudang, yaitu pada waktu cetakan sudah jadi dan diserahkan tidak usah dihitung dan
langsung masuk ke gudang, tapi berita acara penerimaan barang dinyatakan 100% lengkap.
Selisih antara jumlah lembar cetakan yang dipesan dan yang diterima, dinilai dengan uang
(setelah dikurangi PPN) akan dibagi kepada yang terlibat pengadaan sebagai hadiah (kick back)
dengan perbandingan pembagian sebagai: PPK (Sdr. A) 30%, Panitia Pengadaan (Sdr. B) 40%,
Panitia penerima barang (Sdr.C) 20% dan Petugas gudang (Sdr. D) 10%.
Dari berita tersebut dinyatakan bahwa HPS masih diambang kewajaran, namun realisasi fisik
jumlah lembar cetakan hanyalah sebanyak 13.338.293 lembar dengan nilai Rp.1.501.385.759,00,
selisih nilai dengan nilai kontrak diberikan sebagai hadiah dan berita acara penerimaan barang
tetap dibuat 100% dan harga barang dibayar 100% sesuai kontrak.
Masalah tersebut telah ditangani oleh Kejaksaan Tinggi setempat dan telah memasuki tingkat
penyidikan. Kejaksaan minta bantuan untuk menghitung kerugian keuangan Negara kepada
instansi saudara yang para auditornya sudah ahli dalam bidang forensik. Kejaksaan telah
melakukan ekspose dengan tim audit kantor saudara serta menyerahkan bukti2 yang telah disita
dan tim auditor menyatakan bukti2 sudah cukup dapat digunakan untuk menghitung kerugian
keuangan negara.
Pimpinan kantor saudara membentuk tim untuk membantu kejaksaan dalam menghitung
kerugian keuangan Negara sebagai berikut
1. Penanggung jawab: Drs. Margono AK, MM, CFrA
2. Pembantu Penanggung jawab: Drs. Tranggono Ak, CPA, CFrA
3. Pengendali Teknis: Drs. Asep AK, MM, CFrA
4. Ketua Tim: Supriyono, SE, AK, CFrA
5. Anggota Tim: 1) Agus Ahmadi SE AK, 2). Waryono SE, AK
Surat tugas: ST.007/AF/VII/2017 tanggal 12 Mei 2017 dengan jangka waktu tugas 15 hari
kerja.
Diminta:
1. Hitunglah besarnya kerugan Negara dan pihak2 yang diduga terlibat
2. Susun laporan hasil penghitungan kerugian keuangan Negara.
Jawaban :
Nomor : SR
Lampiran : Satu Laporan
Hal : Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
atas pengadaan blanko isian data penduduk pada Direktorat “A” pada
Kementerian “K” tahun 2015
Bersama Ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Audit Dalam Rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas pengadaan blanko isian data penduduk pada 14
Mei tahun 2015 sebagai tindak lanjut dari surat tugas Nomor ST.007/AF/VII/2017 Tanggal 12
Mei 2017.
Hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara tersebut telah
dibahas bersama dengan penyidik Kejaksaan Tinggi pada tanggal 31 Mei 2017 dan disepakati
untuk di proses lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Ketua Tim
TTD
Tebusan Yth:
1. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi
2. ... (Sesuai Lampiran dan tanpa lampiran)
SOAL KUIZ
Dalam kegiatan pembangunan gedung baru Kantor Perhubungan “ABC”, yang terdiri dari
kegiatan pengadaan tanah untuk lahan pembangunan gedung dan kegiatan pembangunan
gedung, diduga telah terjadi kecurangan. Rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Diminta:
Jawaban :
1. Mengacu pada Kepres No. 80 Tahun 2003 dijelaskan bahwa setiap proses pengadaan
barang/jasa harus memenuhi prinsip-prinsip seperti :
Efektif
Efisien
Transparan
Adil / tidak diskriminatif
Akuntabel
Berdasarkan kasus diatas kita dapat melihat maladministrasi proses pengadaan pada kegiatan
pengadaan tanah dan pembangunan Gedung serta indikasi kecurangan (fraud) yang dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dibawah ini saya akan uraikan indikasi kecurangan dari
2 aktivitas tersebut :
Aktivitas Temuan Potensi Kerugian Rekomendasi
- Nilai pengadaan tanah
- Potensi kerugian untuk - Untuk menentukan
4,8 Miliar sedangkan nilai
perbedaan selisih antara besarnya nilai tanah
wajar untuk tanah
nilai wajar dengan sebaiknya menggunakan
tersebut 3 Miliar (Harga
pengadaan sebesar 1,8 tenaga ahli seperti Appraisal
Prakiraan Sendiri / HPS
Miliar dari KJPP yang independen
tidak akurat)
Kegiatan pengadaan - Pejabat pembuat - Proses tender
tanah untuk lahan komitmen tidak - Proses tender yang tidak diselenggarakan secara
pembangunan gedung melakukan tender untuk transparan berpotensi transparan dan diawasi dan di
proses pengadaan terjadinya mark up nilai sah kan oleh pihak yang
tersebut tanah memiliki kompetensi
- Menggunakan konsultan
- Kontur tanah relatif
AMDAL untuk mengetahui
cocok untuk dilakukannya -
kelayakan tanah untuk
pembangunan gedung
dilakukannya proyek
3. Rekomendasi
Pengamat
Willy Hidayat
123011701113
LATIHAN KASUS I
Inspektorat Jenderal Departemen “Y” menerima surat pengaduan dari Masyarakat
Madani Jakarta tentang adanya pengadaan fiktif Komputer dan Printer dengan nilai
sebesarRp.235.000.000,00
Kepada Yth.
Bapak Inspektur Jenderal Departemen “Y”
Di
Jakarta
Bapak Inspektur Jenderal Departemen “Y” saya mewakili Masyarakat Madani sangat
sedih pada era reformasi sekarang ini masih ada korupsi di departemen yang
seharusnya memberikan bantuan peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi justru
yang terjadi adalah penggerogotan uang negara. Masalah yang saya ketahui adalah
sebagai berikut:
Diminta:
Dari surat pengaduan tersebut saudara sebagai auditor forensik Itjen diminta untuk
melakukan identifikasi awal apakah surat pengaduan tersebut layak untuk ditindak
lanjuti dengan audit investigatif/forensik
Penyelesaian
Identifikasi Surat pengaduan tersebut dengan 5W dan 1 H (ASIADIBIBAG) sebagai
berikut:
I. Sumber Informasi
Informasi mengenai pengadaan fiktif yang diperoleh dari masyarakat Madani melalui
surat yang ditujukan kepada Inspektur Jenderal Departemen “Y”. Surat tidak diberi
nomor dan tanggal serta tidak mencantumkan nama dan alamat jelas pengirim.
Pengaduan masyarakat yang terkait dengan pengadaan komputer dan printer yang
dilakukan oleh PPK Ditjen “X” Dep”Y” menyebutkan bahwa pengadaan komputer
yang diterima oleh panitia penerima barang kurang diterima dengan nilai sebesar
Rp.235.000.000,00 dan adanya indikasi suap dari rekanan kepada PPK, petugas
gudang dan panitia penerima barang sebesar Rp48.300,000,00. Informasi yang
diperoleh dari hasil telaah awal dapat diketahui bahwa terdapat indikasi yang kuat
bahwa pengadan tersebut terdapat kolusi dan menyebabkan adanya barang kurang
diterima serta terjadi kerugian negara.
Penelaah
Willy Hidayat
HIPOTESIS
1. Terdapat indikasi kemahalan harga dalam pengadaan komputer dan printer
2. Terdapat indikasi bahwa jumlah barang yang diterima tidak sesuai dengan
kontrak.
7. Buat simpulan
Rincian atas pengadaan komputer dan printer berdasarkan pemeriksaan fisik dan berdasarkan catatan administrasi
adalah sebagai berikut:
Jumlah Barang
No Uraian Satuan Keterangan
Fisik Adm. Selisih
1 Komputer PC Pentiun IV Unit 70 100 30 Baik
Slamet Waluyo, SH
Sdr. Delta
2. Willy Hidayat
Catatan:
Dari hasil penghitungan fisik atas komputer dan printer dijumpai adanya perbedaan jumlah yang dibeli sesuai kontrak
dengan jumlah komputer dan printer yang diterima dan disimpan digudang, sehingga terdapat kekurang komputer 30 unit
dan printer masing-masing 20 unit dengan nilai Rp.235juta
Berdasarkan hasil audit yang telah dilaksanakan atas pengadaan komputer dan printer yang dilaksanakan oleh PPK
Ditjen “X” Depkes dapat disimpulkan sebagai berikut:
B. Hasil wawancara
- Hasil wawancara dengan Sdr. Alpha, Beta, Charli dan Delta semua menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tidak
pernah kolusi dalam pengadaan komputer dan printer dengan PT.MLG maupun dengan PPK dan menyatakan tidak
pernah menerima uang sebesar Rp.400.000,00 per bulan selama 7 bulan
- Hasil wawancara dengan Sdr. Slamet Waluyo selaku PPK , menyatakan bahwa tidak pernah melakukan kolusi
degan PT.MLG dan tidak pernah memberikan uang kepada Sdr. Alpha, Beta dan Charli sebesar Rp.400.000,00 per
bulan selama 7 bulan serta tidak pernah menerima uang sebesar Rp.6.500.000,00 per bulan dari PT.MLG. Ỵ
Simpulan.
Dari hasil audit dapat disimpulkan bahwa surat pengaduan dari masyarakat madani tentang adanya penerimaan barang
yang fiktif tidak diperoleh bukti-bukti pendukung yang kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa isi pengaduan tidak benar
dan tidak terjadi kerugian negara.
Yth,
Direktur Jenderal “X”
Di Jakarta
Berdasarkan surat tugas audit No.05/ST.02/2017 Tanggal 1 Mei 2017, tim audit investigatif telah mengaudit
kegiatan pengadaan seperangkat komputer dan printer tahun anggaran 2007 yang dilaksanakan oleh PPK (Sdr.
Slamet Waluyo) pada Direktorat Jenderal “X”
Sasaran audit adalah membuktikan kebenaran atas dugaan adanya pengadaan fiktif yang mengakibatkan
kerugian negara. Audit dilakukan terhadap pengadaan seperangkat komputer dan printer pada Direktorat Jenderal “X”
yang sumber dananya berasal dari DIPA tahun 2007 yang nilai kontraknya sebesar Rp.750.000.000,00. Audit ini
didasarkan atas informasi surat pengaduan dari masyarakat madani yang mengemukakan bahwa terjadi pengadan
fiktif yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp.235.000.000,00 pada Direktorat Jenderal “X”
Hasil audit menunjukkan bahwa indikasi penyimpangan prosedur dan adanya kolusi antara PPK, PT. MLG ,
Panitia Penerima Barang dan Petugas Gudang tidak terbukti demikian juga pemberian uang kepada panitian penerima
barang dan petugas gudang sebesar Rp.400.000,00 per bulan selama 7 bulan tidak terbukti. Untuk pemberian uang
sebesar Rp.6.500.000,00 per bulan kepada PPK tidak dapat dibuktikan. Demikian juga hasil audit terhadap fisik
barang dan kondisi barang menunjukkan bahwa dugaan barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan
dalam kontrak tidak terbukti, karena hasil penghitungan fisik menunjukkan bahwa jumlah barang yang ada telah
sesuai kontrak, daftar inventaris barang dan faktur pembelian dari PT.MLG.
Inspektur,
Maulana, SH
Kertas Kerja Audit
(CONTOH)
HARGA/unit
No Uraian Satuan Total Slisih
Kontrak Pasar Selisih
1 Komputer PC Pentiun IV 20 Unit 12.juta 7.5juta 4.5juta 90juta
Simpulan:
Dari hasil penghitungan selisih harga atas komputer dan printer dijumpai adanya kemahalan harga senilai 92 juta