Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

PENGANTAR ILMU POLITIK

Nyimas Nur AlfizahRo ( 044057101 )

UNIVERSITAS TERBUKA

FALKUTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN

ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

T.A 2023
Tugas 3!

SOAL!

Di masa pasca reformasi ini, ada banyak perbedaan baik dalam sistem
pemerintahan maupun dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia, utamanya
dalam ranah checks and balances. Salah satu pembedanya diantaranya adalah masa
jabatan presiden yang dibatasi hingga 2 (dua) kali pemilihan (10 tahun). Pada era
Orde Baru, pemegang kekuasaan eksekutif tidak mengenal pembatasan masa
jabatan. Tentunya masih ada pembeda lagi yang bisa Anda bandingkan.

Pertanyaan:

1. Bandingkan mekanisme checks and balances masa Orde Baru dengan era
reformasi!

2. Jelaskan secara singkat praktek checks and balances dalam sistem demokrasi
pada proses berjalannya pemerintahan. Beri contoh dari sumber media massa baik
cetak ataupun online yang relevan dan kredibel. Sertakan tautan (link) sumber
online tersebut!

JAWABAN :
1. Secara etimologis dimana efek memiliki arti ikut memeriksa, menilai, dan mengawasi,
kemudian mengkonfirmasi kepada situasi yang terkait. Sedangkan balances berarti
mencari keseimbangan, ini dinilai sangat penting karena secara alami manusia memiliki
rasa nafsu yang ingin mempunyai kekuasaan yang cenderung menyalahgunakan
kekuasaan tersebut.

Sistem politik dengan mekanisme checks and balances sangat erat kaitannya dalam
sistem pembagian kekuasaan di antara tiga lembaga yaitu, Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif. Indonesia dalam praktek pembagian kekuasaan tidak lepas dari konsep trias
politica yang dikemukakan oleh Montesquieu dan sejalan juga dengan konsep pemisahan
kekuasaan Jhon Locke. Kemudian jika meneliti lagi lebih dalam sejarah perjalanan sistem
politik Indonesia tidak memakai pemisahan kekuasaan tetapi menjalankan sistem
pembagian kekuasaan. Hakikatnya checks and balances memiliki prinsip yaitu menjamin
adanya kebebasan dari masing-masing cabang kekuasaan yang satu terhadap kekuasaan
lainnya.
Checks and balances ini dipraktekkan agar menghindari terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan yang sudah terjadi pada masa Orde lama dan Orde baru. Orde baru
memusatkan karena adanya dominasi dan konsntrasi kekuasaan di salah satu badan
penyelanggara pemerintahan yaitu Lembaga Eksekutif. Didalam UUD 1946 juga sudah
dijelaskan secara jelas bahwa “Dalam menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan
tanggung jawan adalah ditangan presiden. Prinsip eksekutif berat dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, yang bertentangan dengan paham pembagian kekuasaan,
sehingga ketentuan ini dalam sistem ini hanya berpihak pada satu kekuasaan saja yaitu
ekskutif. Mengingat lagi bahwa sebuah hukum berupa keputusan baik bersifat
menetapkan maupun mengatur ini merupakan kelemahan dan implemtasinya ditambah
lagi kurangnya imbangan dari sistem kontrol kekuasaan lainnya.

Sedangkan di Era Reformasi hadir karena tumbangnya masa Orde baru mengingat
maraknya penyimpanan atau kelemahan lembaga konstitusi yang ada. Checks and
balance disini akan membantu pada Amandemen UUD 1945 yang menandai perubahan
radikan dari sistem tatanegara yang sentralistik dan otoritas menjadi razim yang
demokratis dan egilible. Checks and balance mendorong terjadinya perubahan di tatanan
infra struktur politik dengan manajemen pemerintahan yang tadinya pendekatan top-
down yang berorientasi efisien, menjadi pendekatan bottom-up yang lebih mementingkan
pada proses pemberdayaan segenap potensi bangsa. Perubahan ini untuk menyatakan
dengan adanya Era reformasi merupakan pengkoreksian dari praktek lembaga pada era
sebelumnya.

2. Sejalan dengan prinsip checks and balance yaitu ikut mengawasi jalannya lembaga
pemerintah, sebagai penerapannya didalam lembaga adanya demokrasi dilihat
mekanisme hubungan antara MPR, DPR, dan DPD. Dan juga berdasarkan Pasal 1 ayat
(2) UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar’ dengan ini kedaulatan rakyat akan
dikembalikan kepada rakyat itu sendiri sesuai dasar konstitusi, karena sebelumnya MPR
lah sebagai pemegang seoenuhnya kedaulatan rakyat. Dengan begitu supremasi MPR
berganti menjasi prinsip keseimbangan antara lembaga Negara kemuliaan juga seperti
Undang-undang dibuat atas persetujuan DPR dan presiden sebagai implentasi tugas
fungsi legislasi, namun yudikatif dapat mencoba produk hukum tersebut dengan fungsi
tinjauan yudisial, yakni hak untuk menguji apakah Undang-undang bertentangan dengan
konstitusi. Presiden dipilih melalui pemilu yang bersih dan transparan (checks and
balance), untuk mencapai tujuan besar tersebut, penerapan checks and balance dalam
penyelenggaraan pemerintahan harus memperhatikan prinsip non-dikotomi (tidak
berpikir secara dualistik atau memisahkan secara tegas fungsi pilar-pilar kekuasaan),
mendorong pelatihan membangun tim ( semangat tubuh atau semangat tubuh ), serta
sistemik dan komprehensif ( mencakup semua aspek dan semua pihak/stakeholder).
Adapun persyaratan yang dibutuhkan paling tidak meliputi empat aspek yang memungkinkan
berkembangnya checks and balance tadi secara optimal sebagai berikut :

 Proses demokratisasi dari tingkat pusat hingga ke daerah tidak terputus. Artinya,
kesadaran untuk secera terus menerus melaakukan perbaikan baik dari kalangan
politis, borokrat maupun masyarakat luas, perlu dibina secara berkelanjutan pada
berbagai jenjangnya.
 Adanya pemahaman konsep politik kenegaraan dan kepemerintahan yang bulat dari
segenap pelaku atau penyelenggaran negara. Pada saat yang sama, dibutuhkan pula
adnya kedewasaan politik para anggota DPRD serta kalangan birokrasi dan
penegakan hukum, bahkan juga kalangan masyarakat pda umumnya.
 Adanya pemahaman fungsi dan peranan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang
seimbang (asymmetric information ) serta tata hubungan kerja dinamis dan produktif
siantara aparat pemegang kekuasaan tersebut. Adanya kecurigaan atau kekurangan
kepercayaan antara apart pemegang kekuasaan menunjukan adanya ketimpangan
dalam pola komunikasi antara pemegang kekuasaan tersebut.
 Adanya kesadaran penuh untuk memangku hak dan kewajiban masing-masing secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita tertinggi pembentukan
negara, yakni mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat.

SUMBER REFERENSI :

https://www.jawapos.com/jpg-today/01/05/2019/indonesia-jadi-contoh-penyelenggaraan-pemilu/

https://triwidodowutomo,blogspot.com/2010/11/menyimak-kembali-checks-and-balances.htm|

Anda mungkin juga menyukai