Oleh :
HAMRIANI
NIM. G2A120010
Puji syukur kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunianya, sehingga penyusunan Makalah yang tentang
“Tanaman Annual, Biennial dan Perennial” dapat terselesaikan dan tersusun
sebagaimana mestinya. Disamping itu sebagai media pembelajaran kami, dalam
melengkapi kegiatan perkuliahan. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah “Fisiologi Tanaman Lanjut”
dan pihak yang telah membantu terhadap pembuatan makalah ini. Kami selaku
penyusun merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pembaca sangat dibutuhkan agar
pembuatan makalah ini menjadi lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Biji
Biji merupakan komponen morfologi kedelai yang bernilai ekonomis.
Bentuk biji kedelai beragam dari lonjong hingga bulat, dan sebagian besar kedelai
yang ada di Indonesia berkriteria lonjong. Pengelompokan ukuran biji kedelai
berbeda antarnegara, di Indonesia kedelai dikelompokkan berukuran besar (berat
>14 g/100 biji), sedang (10-14 g/100 biji), dan kecil (< 10 g/100 biji). Di Jepang
dan Amerika biji kedelai berukuran besar jika memiliki berat 30 g/100 biji. Biji
sebagian besar tersusun oleh kotiledon dan dilapisi oleh kulit biji (testa). Antara
kulit biji dan kotiledon terdapat lapisan endosperm.
Akar
Sistem perakaran pada kedelai terdiri dari sebuah akar tunggang yang
terbentuk dari calon akar, sejumlah akar sekunder yang tersusun dalam empat
barisan sepanjang akar tunggang, cabang akar sekunder, dan cabang akar adventif
yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Bintil akar pertama terlihat 10 hari
setelah tanam.
Batang
Batang tanaman kedelai berasal dari poros embrio yang terdapat pada biji
masak. Hipokotil merupakan bagian terpenting pada poros embrio, yang
berbatasan dengan bagian ujung bawah permulaan akar yang menyusun bagian
kecil dari poros bakal akar hipokotil. Bagian atas poros embrio berakhir pada
epikotil yang terdiri dari dua daun sederhana, yaitu primordia daun bertiga
pertama dan ujung batang. Sistem perakaran diatas hipokotil berasal dari epikotil
dan tunas aksiler. Pola percabangan akar dipengaruhi oleh varietas dan
lingkungan, seperti panjang hari, jarak tanam, dan kesuburan tanah.
Daun
Daun kedelai terbagi menjadi empat tipe, yaitu: (1) kotiledon atau daun
biji, (2) dua helai daun primer sederhana, (3) daun bertiga, dan 4) profila. Daun
primer berbentuk oval dengan tangkai daun sepanjang 1-2 cm, terletak
berseberangan pada buku pertama diatas kotiledon. Bentuk daun kedelai adalah
lancip, bulat dan lonjong serta terdapat perpaduan bentuk daun misalnya antara
lonjong dan lancip (Gambar 5). Sebagian besar bentuk daun kedelai yang ada di
Indonesia adalah berbentuk lonjong dan hanya terdapat satu varietas (Argopuro)
berdaun lancip.
Bunga
Bunga Kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri yang bersifat
kleistogami. Periode perkembangan vegetatif bervariasi tergantung pada varietas
dan keadaan lingkungan, termasuk panjang hari dan suhu. Tanaman memasuki
fase reproduktif saat tunas aksiler berkembang menjadi kelompok bunga dengan 2
hingga 35 kuntum bunga setiap kelompok. Ada dua tipe pertumbuhan batang dan
permulaan pembungaan pada kedelai. Tipe pertama adalah indeterminit, yaitu
tunas terminal melanjutkan fase vegetatif selama pertumbuhan. Tipe kedua adalah
determinit dimana pertumbuhan vegetatif tunas terminal terhenti ketika terjadi
pembungaan. Bunga muncul kearah ujung batang utama dan kearah ujung cabang.
Periode berbunga dipengaruhi oleh waktu tanam, berlangsung 3- 5 minggu.
b. Perkembangan Polong
Jumlah polong bervariasi mulai 2-20 dalam satu pembungaan dan lebih
dari 400 dalam satu tanaman. Satu polong berisi 1-5 biji, namun pada umumnya
berisi 2-3 biji per polong. Polong berlekuk lurus atau ramping dengan panjang
kurang dari 2-7 cm. Polong masak berwarna kuning muda sampai kuning kelabu,
coklat, atau hitam. Warna polong tergantung pada keberadaan pigmen karoten dan
xantofil, warna trikoma, dan ada-tidaknya pigmen antosianin.
c. Perkecambahan
Biji kedelai dari varietas yang telah dibudi dayakan umumnya mampu
melakukan imbibisi setelah biji ditanam pada kondisi tanah yang lembab. Namun
pada varietas kedelai liar, sering ditemukan adanya biji keras yang memperlambat
penyerapan/pengambilan air. Garis terang (light line) yang terdapat pada sel
epidermis diduga menjadi penyebab kejadian tersebut, sekaligus menjadi penentu
tingkat impermeabilitas biji. Air berimbibisi melalui keseluruhan permukaan biji,
termasuk daerah hilum dan mikrofil. Setelah kulit biji dan embrio berimbibisi
maksimal, biji akan kehilangan bentuk ovalnya dan berubah bentuk menyerupai
bentuk ginjal. Apabila kondisi kelembaban dan suhu sesuai, calon akar akan
muncul dari kulit biji yang retak di daerah mikrofil dalam 1-2 hari. Pertumbuhan
calon akar ke dalam tanah terjadi sangat cepat dan ketika mencapai panjang 2-3
cm, cabang akar pertama akan muncul. Kotiledon terangkat ke atas tanah akibat
pertumbuhan hipokotil, selanjutnya bagian atas hipokotil mencapai permukaan
tanah terlebih dahulu dan mendorong kotiledon dari dalam tanah, sekaligus kulit
Fase vegetatif (V) diawali pada saat tanaman muncul dari tanah dan
kotiledon belum membuka (Ve). Jika kotiledon telah membuka dan diikuti oleh
membukanya daun tunggal (unifoliat) maka dikategorikan fase kotiledon (Vc).
Penandaan fase vegetatif berikutnya berdasarkan pada membukanya daun bertiga
(trifoliat) sekaligus menunjukkan posisi buku yang dihitung dari atas tanaman
pada batang utama. Fase V1 dicirikan oleh daun tunggal dan diikuti pula oleh
membukanya daun bertiga, sekaligus posisi daun bertiga yang pertama membuka
disebut sebagai buku pertama. Pada V2 bercirikan jika daun bertiga kedua (di atas
daun bertiga pertama) telah membuka penuh, dan posisi ini disebut buku pertama,
dan otomatis posisi daun bertiga yang ada di bawahnya dikategorikan berada pada
buku kedua. Pola penentuan fase vegetatif berikutnya berdasarkan keberadaan
daun bertiga dan fase ini akan berakhir setelah terbentuknya bunga, sebagai organ
reproduktif.
2. Daun
3. Batang
Bawang bombay memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun,
batang tanaman ini akan terdapat jejak cincin – cincin atau berbentuk bulat di
bulan, atau di kenal dengan buku – buku yang berwarna kehijauan tua, keras dan
kuat. Bagian pangkal pelepah tersebut berbentuk melebar, dan menebal serta
terdapat gelembung atau bengkakan besar yang berguna untuk menyimpan
cadangan makanan ( umbi – umbian ).Pada bagian pangkal umbi tersebut yang
terdapat di bagian batang rudimeter yang hampir sama dengan cakram yang
merupakan bawang bombaynya.
4. Bunga
Lada termasuk dalam famili Piperaceae. Famili tersebut terdiri dari 10-12
genus dan 1.400 spesies, Tanaman lada (Piper nigrum Linn.) diduga berasal dari
lada liar yang tumbuh di pegunungan Malabar, India Barat Daya (Sarpian, 1988).
Lada tergolong tanaman tahunan (perennial) (Syakir et al., 1994) dan merupakan
tanaman memanjat yang mempunyai lintasan fotosintesis C3 dan membutuhkan
50-75 % intensitas cahaya (BP2TP, 2003). Bagian tanaman lada meliputi akar,
batang dan cabang, daun, bunga, buah, dan biji.
a. Akar
Akar tanaman lada terdiri dari dua jenis, yaitu akar yang tumbuh dari buku
di dalam tanah membentuk akar lateral dan berfungsi sebagai penyerap zat
makanan, serta akar yang tumbuh di atas tanah yang berfungsi sebagai akar
perekat. Akar lateral tanaman lada selain berserabut pada bagian bawah batang
merupakan akar tunggang. Berjumlah 10-20, dengan panjang antara 3-4 meter.
b. Batang
Daun lada berbentuk bulat telur, berbentuk asimetrik dengan ujung yang
meruncing, duduk daun tunggal, tumbuh berselang-seling pada setiap buku
batang. Panjang tangkai daun 1,8-2,6 cm, pangkal daun tumpul dan berlekuk,
ujung daun meruncing, bentuk daun bervariasi bulat telur (ovalus) hingga
berbentuk jantung (cordatus). Lebar antara 5-10 cm dan panjang 10-19 cm.tulang
daun terdiri atas ibu tulang (costa) dan tulang-tulang cabang (nervus lateral) yang
melengkung berjumlah 3-4 pasang.
d. Bunga
Buah lada umumnya berbentuk bulat atau agak lonjong. Kulit buah lada
setebal 1-2 mm, pada buah muda kulitnya keras, pada buah masak kulit lunak
berair berwarna merah jingga dan mudah terkelupas. Buah mengandung minyak
atsiri, oleoresin dan piperin yang kandungannya berbeda pada beberapa varietas
(Nuryani dan Tritianingsih 1994).
f. Biji
Biji lada memiliki kulit biji berwarna putih coklat, permukaanya licin
dengan diameter 3-4 mm. Embrio terletak didekat liang biji (mikrofil).
Kandungan minyak terdapat pada kulit biji (Nurjannah dan Sait 1989).
DAFTAR PUSTAKA