Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIOLOGI TANAMAN LANJUT

Oleh :

HAMRIANI
NIM. G2A120010

PROGRAM STUDI AGRONOMI


ROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunianya, sehingga penyusunan Makalah yang tentang
“Tanaman Annual, Biennial dan Perennial” dapat terselesaikan dan tersusun
sebagaimana mestinya. Disamping itu sebagai media pembelajaran kami, dalam
melengkapi kegiatan perkuliahan. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah “Fisiologi Tanaman Lanjut”
dan pihak yang telah membantu terhadap pembuatan makalah ini. Kami selaku
penyusun merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pembaca sangat dibutuhkan agar
pembuatan makalah ini menjadi lebih baik.

Kendari, 25 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan Tanaman Annual Kedelai ........................................................3


2.2. Pertumbuhan Tanaman Biennial Bawang Bomby.........................................6
2.3. Pertumbuhan Tanaman Perennial Lada..........................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Setiap individu spesies termasuk tumbuhan membutuhkan lingkungan


hidup yang spesifik untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Mengenal
dengan baik karakteristik suatu spesies tanaman budidaya tentunya merupakan
langkah awal keberhasilan dalam usaha budidaya hingga upaya untuk
meningkatkan produktivitasnya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan
perkecambahan biji.kemudian kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil
yang sempurna,yang kemudian tumbuh membesar.setelah mencapai masa
tertentu,tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji. Berdasarkan lama
hidupnya dan/atau daur hidup, tumbuhan menjadi tiga, yaitu tumbuhan
semusim/setahun (annual), dwi tahunan (biennial),dan tahunan/menahun
(perennial).
Tanaman Annual atau disebut tanaman setahun merupakan jenis tanaman
yang menyelesaikan satu kali siklus hidupnya dalam rentang waktu setahunan
atau semusim (bisa kurang ataupun lebih sedikit). Siklus hidup yang dimaksud
adalah dari mulai proses perkecambahan, berbunga dan memproduksi benih,
sampai tanaman itu mati. Tanaman annual biasanya herbaceous. Contoh tanaman
annual adalah penghasil biji-bijian dan polong-polongan. Seperti padi, kacang
hijau, jagung, paprika, ubi jalar.
Tanaman biennial merupakan tanaman yang menyelesaikan satu kali
siklus hidupnya dalam rentang waktu dua tahunan (biasanya kurang dari dua
tahun). Setelah menyelesaikan satu kali siklus hidupnya (yaitu mulai dari tumbuh,
anakan, berkembangbiak, dewasa) tanaman jenis ini akan mati. Tanaman Biennial
biasanya herbaceus. Contoh tanaman biennial adalah wortel, kol, seledri, rebung,
peterseli.
Sebuah tanaman perennial atau abadi atau tanaman tahunan atau
tanaman menahun (Latin per, "melalui", annus, "Tahun") adalah sebuah
tanaman yang hidup selama lebih dari dua tahun. Bila digunakan oleh tukang
kebun atau horticulturalists, berlaku khusus untuk musim dingin abadi hardy
tanaman rumput-rumputan. Ilmiah, tanaman berkayu seperti semak-semak dan
pohon-pohon juga abadi dalam kebiasaan mereka.
Tanaman menahun, terutama kecil tanaman berbunga, tumbuh dan
mekar di musim semi dan musim panas dan kemudian mati kembali setiap
musim gugur dan musim dingin, lalu kembali pada musim semi dari akar-
saham daripada diri mereka sebagai penyemaian tanaman tahunan tidak. Ini
dikenal sebagai herba tanaman menahun. Perennial tanaman dapat dalam
waktu singkat (hanya beberapa tahun) atau mereka dapat berumur panjang,
seperti juga beberapa tanaman berkayu seperti pohon yang dapat hidup selama
lebih dari 4.000 tahun. Mereka mencakup berbagai macam kelompok tanaman
dari pakis dan lumut hati ke tanaman berbunga yang sangat beragam seperti
Anggrek dan Rumput.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana fase pertumbuhan tanaman annual kedelai?
2. Bagaimana fase pertumbuhan tanaman biennial bawang bomby ?
3. Bagaimana fase pertumbuhan tanaman perennial lada ?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetauhi bagaimana fase pertumbuhan tanaman annual kedelai?
2. Untuk mengetauhi bagaimana fase pertumbuhan tanaman biennial bawang
bomby ?
3. Untuk mengetauhi bagaimana fase pertumbuhan tanaman perennial lada ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tanaman Annual Kedelai (Glycine max)

a. Morfologi Tanaman Kedelai

 Biji
Biji merupakan komponen morfologi kedelai yang bernilai ekonomis.
Bentuk biji kedelai beragam dari lonjong hingga bulat, dan sebagian besar kedelai
yang ada di Indonesia berkriteria lonjong. Pengelompokan ukuran biji kedelai
berbeda antarnegara, di Indonesia kedelai dikelompokkan berukuran besar (berat
>14 g/100 biji), sedang (10-14 g/100 biji), dan kecil (< 10 g/100 biji). Di Jepang
dan Amerika biji kedelai berukuran besar jika memiliki berat 30 g/100 biji. Biji
sebagian besar tersusun oleh kotiledon dan dilapisi oleh kulit biji (testa). Antara
kulit biji dan kotiledon terdapat lapisan endosperm.

 Akar
Sistem perakaran pada kedelai terdiri dari sebuah akar tunggang yang
terbentuk dari calon akar, sejumlah akar sekunder yang tersusun dalam empat
barisan sepanjang akar tunggang, cabang akar sekunder, dan cabang akar adventif
yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Bintil akar pertama terlihat 10 hari
setelah tanam.

 Batang
Batang tanaman kedelai berasal dari poros embrio yang terdapat pada biji
masak. Hipokotil merupakan bagian terpenting pada poros embrio, yang
berbatasan dengan bagian ujung bawah permulaan akar yang menyusun bagian
kecil dari poros bakal akar hipokotil. Bagian atas poros embrio berakhir pada
epikotil yang terdiri dari dua daun sederhana, yaitu primordia daun bertiga
pertama dan ujung batang. Sistem perakaran diatas hipokotil berasal dari epikotil
dan tunas aksiler. Pola percabangan akar dipengaruhi oleh varietas dan
lingkungan, seperti panjang hari, jarak tanam, dan kesuburan tanah.

 Daun
Daun kedelai terbagi menjadi empat tipe, yaitu: (1) kotiledon atau daun
biji, (2) dua helai daun primer sederhana, (3) daun bertiga, dan 4) profila. Daun
primer berbentuk oval dengan tangkai daun sepanjang 1-2 cm, terletak
berseberangan pada buku pertama diatas kotiledon. Bentuk daun kedelai adalah
lancip, bulat dan lonjong serta terdapat perpaduan bentuk daun misalnya antara
lonjong dan lancip (Gambar 5). Sebagian besar bentuk daun kedelai yang ada di
Indonesia adalah berbentuk lonjong dan hanya terdapat satu varietas (Argopuro)
berdaun lancip.

 Bunga
Bunga Kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri yang bersifat
kleistogami. Periode perkembangan vegetatif bervariasi tergantung pada varietas
dan keadaan lingkungan, termasuk panjang hari dan suhu. Tanaman memasuki
fase reproduktif saat tunas aksiler berkembang menjadi kelompok bunga dengan 2
hingga 35 kuntum bunga setiap kelompok. Ada dua tipe pertumbuhan batang dan
permulaan pembungaan pada kedelai. Tipe pertama adalah indeterminit, yaitu
tunas terminal melanjutkan fase vegetatif selama pertumbuhan. Tipe kedua adalah
determinit dimana pertumbuhan vegetatif tunas terminal terhenti ketika terjadi
pembungaan. Bunga muncul kearah ujung batang utama dan kearah ujung cabang.
Periode berbunga dipengaruhi oleh waktu tanam, berlangsung 3- 5 minggu.

b. Perkembangan Polong
Jumlah polong bervariasi mulai 2-20 dalam satu pembungaan dan lebih
dari 400 dalam satu tanaman. Satu polong berisi 1-5 biji, namun pada umumnya
berisi 2-3 biji per polong. Polong berlekuk lurus atau ramping dengan panjang
kurang dari 2-7 cm. Polong masak berwarna kuning muda sampai kuning kelabu,
coklat, atau hitam. Warna polong tergantung pada keberadaan pigmen karoten dan
xantofil, warna trikoma, dan ada-tidaknya pigmen antosianin.

Gambar 8 menampilkan perubahan ukuran polong dan ovule (panjang,


lebar dan ketebalan) mengacu pada hari setelah berbunga. Meskipun ada
pengecualian pada varietas dan kondisi lingkungan tertentu, gambar itu
menampilkan urutan perubahan yang terjadi selama perkembangan polong dan
biji. Panjang polong maksimum dicapai 20-25 hari setelah berbunga. Lebar dan
tebal polong maksimum dicapai sekitar 30 hari setelah berbunga.
Periode pengisian biji (seed filling period) pada kedelai merupakan fase
paling kritis dalam pencapaian hasil optimal. Pada fase tersebut terjadinya
kekurangan atau kelebihan air, serangan hama atau penyakit, dan sebagainya akan
berpengaruh buruk pada proses pengisian biji. Polong mudah berwarna hijau dan
berubah menjadi kuning atau coklat setelah matang. Pada polong terdapat trikoma
(bulu) dengan intensitas kepadatan dan panjang yang berlainan tergantung
varietasnya.

c. Perkecambahan

Biji kedelai dari varietas yang telah dibudi dayakan umumnya mampu
melakukan imbibisi setelah biji ditanam pada kondisi tanah yang lembab. Namun
pada varietas kedelai liar, sering ditemukan adanya biji keras yang memperlambat
penyerapan/pengambilan air. Garis terang (light line) yang terdapat pada sel
epidermis diduga menjadi penyebab kejadian tersebut, sekaligus menjadi penentu
tingkat impermeabilitas biji. Air berimbibisi melalui keseluruhan permukaan biji,
termasuk daerah hilum dan mikrofil. Setelah kulit biji dan embrio berimbibisi
maksimal, biji akan kehilangan bentuk ovalnya dan berubah bentuk menyerupai
bentuk ginjal. Apabila kondisi kelembaban dan suhu sesuai, calon akar akan
muncul dari kulit biji yang retak di daerah mikrofil dalam 1-2 hari. Pertumbuhan
calon akar ke dalam tanah terjadi sangat cepat dan ketika mencapai panjang 2-3
cm, cabang akar pertama akan muncul. Kotiledon terangkat ke atas tanah akibat
pertumbuhan hipokotil, selanjutnya bagian atas hipokotil mencapai permukaan
tanah terlebih dahulu dan mendorong kotiledon dari dalam tanah, sekaligus kulit

Pertumbuhan hipokotil mengangkat kotiledon yang kemudian menjadi


hijau. Selama tahapan awal pertumbuhan kecambah, kotiledon membawa hasil
fotosintesis sebagai tambahan untuk memasok mineral tersimpan dan cadangan
makanan pada proses perkecambahan hingga daun dan akar terbentuk sempurna.
Akhirnya, kotiledon menguning dan rontok dari tanaman.
d. Fase Tumbuh
Penentuan waktu perlakuan agronomis berdasarkan umur tanaman dapat
memberikan hasil yang berbeda dibandingkan yang berdasarkan fase tumbuh,
karena setiap varietas kedelai memiliki lama fase tumbuh yang berbeda. Selain
ditentukan oleh varietas, fase tumbuh juga dipengaruhi faktor lingkungan.
Pertumbuhan tanaman dibagi dalam dua fase (stadia) yakni fase vegetatif
dan fase generatif (reproduktif). Fase vegetatif dilambangkan dengan huruf V,
sedangkan fase generatif atau reproduktif dengan huruf R. Fase vegetatif dimulai
sejak tanaman tumbuh dan umumnya dicirikan oleh banyaknya buku pada batang
utama yang telah memiliki daun terbuka penuh. Fase ini berakhir manakala satu
bunga telah terbentuk pada batang utama. Dengan demikian fase generatif dimulai
dengan terbentuknya satu bunga dan diakhiri jika 95% polong telah matang (Fehr
and Caviness 1977) (Tabel 4 dan Tabel 5).

Fase vegetatif (V) diawali pada saat tanaman muncul dari tanah dan
kotiledon belum membuka (Ve). Jika kotiledon telah membuka dan diikuti oleh
membukanya daun tunggal (unifoliat) maka dikategorikan fase kotiledon (Vc).
Penandaan fase vegetatif berikutnya berdasarkan pada membukanya daun bertiga
(trifoliat) sekaligus menunjukkan posisi buku yang dihitung dari atas tanaman
pada batang utama. Fase V1 dicirikan oleh daun tunggal dan diikuti pula oleh
membukanya daun bertiga, sekaligus posisi daun bertiga yang pertama membuka
disebut sebagai buku pertama. Pada V2 bercirikan jika daun bertiga kedua (di atas
daun bertiga pertama) telah membuka penuh, dan posisi ini disebut buku pertama,
dan otomatis posisi daun bertiga yang ada di bawahnya dikategorikan berada pada
buku kedua. Pola penentuan fase vegetatif berikutnya berdasarkan keberadaan
daun bertiga dan fase ini akan berakhir setelah terbentuknya bunga, sebagai organ
reproduktif.

Fase reproduktif (R) dikelompokkan ke dalam tiga fase yakni fase


pembungaan, pembentukan polong, dan pematangan biji. Fase R1 dicirikan oleh
terdapatnya satu bunga mekar dalam satu tanaman. Jika telah ada dua atau lebih
bunga mekar maka tanaman telah berada dalam fase R2. Bunga yang terbentuk
pada periode awal, akan membentuk satu polong sepanjang 5 mm pada batang
utama (R3). Tanaman berada pada fase berpolong penuh (R4) manakala telah
terbentuk satu polong sepanjang 5 mm pada batang utama. Terbentuknya satu
polong sepanjang 2 cm menandakan tanaman telah berada pada fase R4. Fase R5
jika biji dalam polong berukuran sekitar 2 mm x 1 mm. Perkembangan biji dalam
polong telah mengisi penuh rongga polong disebut fase R6. Periode pemasakan
polong diawali adanya satu polong yang telah berwarna kuning (matang), dan fase
ini pada tanaman kedelai sering juga disebut sebagai fase masak fisiologis (R7).
Jika 90% polong telah berwarna coklat (matang) maka tanaman dikategorikan
matang dan siap untuk dipanen.
Fase pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman kedelai, selain dibagi atas dasar lamanya periode
vegetatif dan generatif, juga dapat dibedakan berdasarkan pertumbuhan batang
dan bunga. Dengan itu, tipe pertumbuhan tanaman kedelai dapat determinit dan
atau indeterminit. Pola pertumbuhan di antara kedua tipe tersebut disebut semi-
determinit. Perbedaan antara kedua tipe tumbuh batang disajikan pada Tabel 7.
Pada tipe determinit, pertumbuhan vegetatif berhenti setelah fase berbunga, buku
teratasnya mengeluarkan bunga, batang tanaman teratas cenderung berukuran
sama dengan batang bagian tengah sehingga pada kondisi normal batang tidak
melilit.
Tanaman kedelai tergolong sebagai tanaman hari pendek, yang berarti
tanaman tidak akan berbunga jika panjang hari melampaui batas kritisnya.
Tanaman kedelai juga peka terhadap panjang hari (fotoperiodisitas). Umumnya
varietas kedelai akan berbunga jika periode gelap yang diterima tiap hari kurang
dari 10 jam, sebaliknya varietas kedelai akan cepat berbunga kalau periode gelap
berada antara 14-16 jam per hari.

Varietas kedelai yang ada di Indonesia pada umumnya bertipe tumbuh


determinit. Beberapa varietas yang memiliki pertumbuhan batang semideterminit
adalah Kipas Putih, Lompobatang, Rinjani, Merbabu, Guntur, dan Orba. Contoh
varietas kedelai bertipe inditerminit adalah varietas unggul lama No 29.

1. Tanaman Biennial Bawang Bombay(Allium cepa)


a. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bawang Bombay
Bawang bombay merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak
digunakan untuk penambah citra ras suatu masakan atau di gunakan bumbu
masakan. Bawang bombay di perkirakan berasal dari India, Bombay ( kota
Mumbai ) yang menyebar luas di berbagai belahan dunia.

Tanaman bawang bombai ini mudah di budidayakan dan di tanaman pada


dataran rendah dan tinggi, dengan curah hujan yang cukup dan intensitas cahaya
yang memadai. Nama latin bawang bombay ini Allium cepa yang termasuk
kedalam genus allium dan masih kedalam satu famili dengan Liliaceae ( suku
terong – terongan ).

Morfologi tanaman bawang bombay


1. Akar

Bawang bombai memiliki perakaran serabut, yang menjalar di permukaan


tanah dengan panjang berkisar 10 cm bahkan lebih, berwarna kecoklatan jika
sudah tua dan masih mudah akan berwarna keputihan kotor. Perakaran tanaman
bawang bombay ini dapat mencapai kedalaman sekitar 30 cm, dengan peran untuk
menyerap unsur air di dalam tanah.

2. Daun

Bawang bombay memiliki daun berbentuk hampir sama dengan pipa,


namun berbentuk pipih yang berwarna hijau tua maupun mudah. Pertulangan
daun tunggal, mulai dari pangkal daun hingga pangkal ujung daun yang tampak
hampir garis yang lebih keras dari daun dan memiliki pangkal daun yang
meruncing.

3. Batang

Bawang bombay memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun,
batang tanaman ini akan terdapat jejak cincin – cincin atau berbentuk bulat di
bulan, atau di kenal dengan buku – buku yang berwarna kehijauan tua, keras dan
kuat. Bagian pangkal pelepah tersebut berbentuk melebar, dan menebal serta
terdapat gelembung atau bengkakan besar yang berguna untuk menyimpan
cadangan makanan ( umbi – umbian ).Pada bagian pangkal umbi tersebut yang
terdapat di bagian batang rudimeter yang hampir sama dengan cakram yang
merupakan bawang bombaynya.

4. Bunga

Bunga bawang bombay termasuk majemuk dan berbentuk bulat


melingkar dengan tangkai bunga yang besar, kuat dan besar pada bagian pangkal
bawah. Pada bagian ujung tangkai bunga juga terdapat umbi – umbian kecil yang
dapat juga di manfaatkan untuk bibit. Bunga bawang bombay juga memiliki biji
yang berbentuk cukup kecil dan berwarna hitam mengkilap serta licin.
Pembungaan tanaman bawang dapat diatur, yaitu dengan cara pada
penanaman musim pertama, tanaman ditanam untuk menghasilkan umbi,
setelah itu umbi ditanam pada musim berikutnya dan tanaman ml
akan menghasilkan bunga. Biasanya tanaman sayur yang tergotong
annuals maupun biennuals merupakan tanaman sayur yang berbatang
lunak (herbaceus), tumbuhnya merambat (viny) atau dalam bentuk semak
(shrubby) juga ada beberapa yang berbatang kayu (woody).

3. Tanaman Parennial Lada (Piper ningrum L.)

A. Botani Tanaman Lada

Lada termasuk dalam famili Piperaceae. Famili tersebut terdiri dari 10-12
genus dan 1.400 spesies, Tanaman lada (Piper nigrum Linn.) diduga berasal dari
lada liar yang tumbuh di pegunungan Malabar, India Barat Daya (Sarpian, 1988).
Lada tergolong tanaman tahunan (perennial) (Syakir et al., 1994) dan merupakan
tanaman memanjat yang mempunyai lintasan fotosintesis C3 dan membutuhkan
50-75 % intensitas cahaya (BP2TP, 2003). Bagian tanaman lada meliputi akar,
batang dan cabang, daun, bunga, buah, dan biji.
a. Akar
Akar tanaman lada terdiri dari dua jenis, yaitu akar yang tumbuh dari buku
di dalam tanah membentuk akar lateral dan berfungsi sebagai penyerap zat
makanan, serta akar yang tumbuh di atas tanah yang berfungsi sebagai akar
perekat. Akar lateral tanaman lada selain berserabut pada bagian bawah batang
merupakan akar tunggang. Berjumlah 10-20, dengan panjang antara 3-4 meter.

b. Batang

Batang tanaman lada berupa sulur memanjang berbentuk silindris dan


berbuku-buku. Batang muda berwarna hijau sedang batang tua berkayu dengan
diameter yang dapat mencapai antara 4-6 cm. panjang buku ruasnya dapat
mencapai 5- 12 cm.
c. Daun

Daun lada berbentuk bulat telur, berbentuk asimetrik dengan ujung yang
meruncing, duduk daun tunggal, tumbuh berselang-seling pada setiap buku
batang. Panjang tangkai daun 1,8-2,6 cm, pangkal daun tumpul dan berlekuk,
ujung daun meruncing, bentuk daun bervariasi bulat telur (ovalus) hingga
berbentuk jantung (cordatus). Lebar antara 5-10 cm dan panjang 10-19 cm.tulang
daun terdiri atas ibu tulang (costa) dan tulang-tulang cabang (nervus lateral) yang
melengkung berjumlah 3-4 pasang.

d. Bunga

Bunga tanaman lada berbentuk malai, panjangnya 3-25 cm, tidak


bercabang, berporos tunggal dimana tumbuh bunga kecil-kecil berjumlah lebih
dari 150 buah per tandan dan tumbuhnyaberhadapan dengan daun dari cabang.
Bunga lada adalah bunga majemuk, warnanya hijau muda kekuningan.
e. Buah

Buah lada umumnya berbentuk bulat atau agak lonjong. Kulit buah lada
setebal 1-2 mm, pada buah muda kulitnya keras, pada buah masak kulit lunak
berair berwarna merah jingga dan mudah terkelupas. Buah mengandung minyak
atsiri, oleoresin dan piperin yang kandungannya berbeda pada beberapa varietas
(Nuryani dan Tritianingsih 1994).

f. Biji

Biji lada memiliki kulit biji berwarna putih coklat, permukaanya licin
dengan diameter 3-4 mm. Embrio terletak didekat liang biji (mikrofil).
Kandungan minyak terdapat pada kulit biji (Nurjannah dan Sait 1989).

Tanaman lada akan mengalami suatu tahapan pertumbuhan dan


perkembangan sepanjang tahun. Pengamatan fenologi dapat dilakukan sepanjang
tahun guna mengetahui tahap demi tahap perubahan baik perkembangan maupun
pertumbuhan pada tanaman. Pengamatan dilakukan pada dua lokasi tersebut
dengan membuat plot pengamatan fenologi di lapangan. Pengamatan dilakukan
sejak bulan Juli tahun 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012. Pengamatan
difokuskan pada tanaman lada khususnya dua varietas yaitu varietas lada Natar 1
dan Natar 2.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan di kedua lokasi
tersebut dapat digambarkan siklus hidup tanaman lada seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Fase perkembangan tanaman lada (D: diameter biji, t: tinggi tanaman,
P: panjang malai bunga dan buah, dan u: umur tanaman, bunga dan buah)

Berdasarkan hasil penelitian fenologi tanaman lada, diperoleh gambaran


mengenai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman lada yang
berlangsung secara kontinyu. Tanaman lada mengalami suatu tahapan
pertumbuhan dan perkembangan sepanjang tahun (Gambar 1), diawali dengan biji
atau stek yang tumbuh menjadi bibit tanaman lada, tanaman lada muda
(pradewasa) dan akhirnya tanaman lada dewasa. Menurut Ravindran (2000)
tanaman lada dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan. Walaupun
demikian, kondisi lingkungan yang sesuai akan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan tanaman lada. Hasil pengamatan pada kedua lokasi juga
menunjukkan bahwa pada kondisi lingkungan yang tepat, biji lada dapat
berkecambah antara dua pekan sampai satu bulan lamanya.
Pemahaman tahapan dan kecepatan pertumbuhan tanaman lada merupakan
bagian terpenting dalam proses budidaya khususnya pada saat awal tanam (Greig
1993). Di dalam prakteknya, bibit tanaman lada yang telah berusia empat sampai
delapan bulan dapat dipindahkan ke lahan pertanian. Hal ini memfasilitasi proses
pembentukan vegetatif dan perakaran (Greig dan Mauseth 1991) dibandingkan
dengan yang tumbuh dengan sendirinya menjadi tanaman lada muda sampai
menjadi dewasa. Tanaman lada menjadi dewasa dan siap berproduksi umumnya
setelah umur dua tahun.
Pada tahun pertama, tanaman lada cenderung terus mengalami
pertumbuhan vegetatif dengan pucuk yang terus tumbuh dan menjadi daun.
Setelah usia dua tahun sebagian pucuk menjadi tangkai bunga atau malai dan
terjadi fase generatif atau reproduktif. Di lapangan fase generatif ini terlihat saat
kemunculan tangkai calon bunga lada. Dalam waktu sekitar satu bulan, bunga
berkembang menjadi buah. Buah terus mengalami perkembangan dan pengisian
buah hingga enam bulan lamanya. Buah lada tua berwarna hijau kemudian
berubah warna menguning, memerah, menghitam dan jatuh ke tanah. Petani dapat
memanen buah lada saat buah sudah tua, berwarna kuning dan atau berwarna
kuning kemerahan. Pada pemanfaatan sebagai produk lada hitam, buah lada di
petik saat buah dalam kondisi berumur 6-7 bulan setelah berbunga yang dicirikan
dengan warna buah sudah hijau tua atau kalau dalam satu tandan/malai sudah ada
buah yang berwarna kuning kemerahan (Rusli 1996).

B. Waktu Berbunga dan Berbuah Tanaman Lada

Berdasarkan hasil pengamatan maka pada varietas Natar 1 masa


pembungaan berkisar 25-30 hari dan masa pembuahan berkisar 196-207 hari.
Pada varietas Natar 2 masa pembungaan berkisar 26-30 hari dan masa pembuahan
berkisar 197-205 hari lamanya (sampai buah berwarna kuning siap petik). Hasil
pengamatan ini sesuai dengan penelitian Yuncker (1958) bahwa perbedaan
varietas memiliki perbedaan umur bunga dan buah pada tanaman lada.

DAFTAR PUSTAKA

Yudiyanto. 2016. . Tanaman Lada dalam Prespektif Autekologi. CV. Anugrah


Utama Raharja (AURA). Lampung.
Rudi T Setiyono, Laba Udarno dan Bambang ET. Keragaan Morfologi Dan Cara
Budidaya Lada Lokal Ciinten. Balai Penelitian Tanaman Industri dan
Penyegar.
Nasution SA. 2017. Karakteristik Morfologi Lada Perdu (Piper nigrum L.)
Varietas Bengkayang Dan Lokal Binjai Toleran Cekaman Naungan.
Skripsi. Budidaya Pertanian Dan Perkebunan.
Adie MM dan Krisnawati A. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Anda mungkin juga menyukai