Rangkuman Biofarmasi
Rangkuman Biofarmasi
Jalur Absorbsi Obat Melalui Kulit : Sebagian besar obat diserap melalui kulit
secara DIFUSI PASIF.
1. Celah antara sel dari stratum
corneum : terjadi difusi melalui Parameternya :
matriks stratum corneum. 1. Waktu laten : mencerminkan
2. Melalui dinding folikel rambut penundaan penembusan senyawa
(aneksa kulit). ke dalam lapisan tanduk dan
3. Melalui kelenjar keringat (kelenjar pencapaian gradien difusi.
sudoripori). 2. Tetapan permeabilitas :
4. Melalui kelenjar sebum mencerminkan kemampuan
(polisebasea). menembus suatu senyawa melintasi
5. Menembus sel stratum corneum. suatu membran tertentu.
Ketersediaan Hayati Di Tempat Absorbsi 3. Tahanan difusi : senyawa obat
melintasi lapisan tanduk (stratum
Faktor yang dapat mengubah ketersediaan corneum) adalah sangat tinggi dan
hayati zat aktif sediaan topikal : merupakan faktor penentu pada
1. Lokalisasi sawar penyerapan perkutan (penyerapan
a. Lapisan tipis lipida pada lambat). Sebaliknya, tahanan difusi
permukaan kulit lapisan epidermis malfigi dan
b. Lapisan tanduk dermis dapat diabaikan.
c. Lapisan epidermis malfigi 4. Penerapan studi permeabilitas kulit
2. Jalur penembusan Faktor Fisiologik Yang Mempengaruhi
a. Kulit : penembusan molekul Absrobsi Perkutan
obat dari luar ke bagian dalam
secara difusi melalui lapisan - Keadaan dan umur kulit :
tanduk(stratum corneum) dan Keadaan kulit : Kulit utuh
kelenjar sudoripori atau organ merupakan suatu sawar difusi yang
polisebasea. efektif. Efektivitasnya dapat
berkurang bila terjadi perubahan dengan tahanan yang
dan kerusakan sel-sel tanduk. menunjukkan keadaan
Umur kulit : Difusi pada kulit perpindahan.
anak- anak lenih permeabel Faktor-faktor yg berpengaruh :
dibanding kulit orang dewasa. - Bobot molekul senyawa
- Aliran darah : Perubahan debit - Interaksi kimia dengan
darah ke kulit dapat mengubah konstituen membran
kecepatan penembusan molekul - Kekentalan media dan
obat. - Suhu
- Tempat pengolesan : Perbedaan 2. Konsentrasi zat aktif : zat aktif
ketebalan kulit terutama lapisan dengan konsentrasi tinggi dapat
tanduk (stratum corneum). 9µm merubah struktur membran
untuk kulit kantung zakar, 600µm kulit.
untuk kulit telapak tangan dan kaki. 3. Koefisien partisi : senyawa
Perbedaan ketebalan menyebabkan yang mempunyai afinitas
: Peningkatan waktu laten yang sangat tinggi terhadap
diperlukan untuk mencapau pembawanya (koefisien partisi
keseimbangan konsentrasi pada > 1) tidak dapat berdifusi dalam
lapisan tanduk, pengurangan aliran lapisan tanduk.
darah. Permeabilitas kulit b. Pemilihan bahan pembawa
meningkat secara berurutan : kulit 1. Kelarutan dan keadaan
telapak tangan dan kaki < di atas termodinamika
kulit lengan < kulit perut < kulit Kelarutan : Etanol yang larut
rambut < kulit kantung zakar. dalam air mempunyai tetapan
- Kelembaban dan suhu permeabilitas yang lebih tinggi
Contoh Obat Yang Efektif Diberikan bila dicampur dengan pembawa
Secara Transdermal berminyak, dan mempunyai
afinitas yang lebih rendah
a. Nitrogliserin untuk profilaksis dibandingkan bila berada dalam
angina pectoris pembawa berair. Dan
b. Steroid seperti Oestradiol sebaliknya pada pentanol.
c. Klonidin untuk hipertensi Afinitas molekul terhadap
d. Analgesik seperti Piroksikam, pembawanya akan lebih kecil
metilsalisilat, Niflumic Acid bila konsentrasi pembawanya
e. Skopolamin transdermal dapat lebih tinggi.
ditempelkan pada kulit di belakang Keadaan termodinamika :
telinga untuk mencegah mual pada Koefisien partisi zat aktif antara
mabuk kendaraan pembawa dengan lapisan
tanduk dapat dinyatakan
Optimasi Ketersediaan Hayati Sediaan
sebagai fungsi koefisien
Perkutan
aktivitas termodinamika.
Kemampuan penembusan dan penyerapan Diharapkan senyawa yang
obat perkutan tergantung pada : dioleskan pada kulit
mempunyai aktivitas
a. Sifat fisiko-kimia
termodinamika yang besar agar
1. Tetapan difusi : tetapan difusi
suatu membran berkaitan
jumlah yang diserap dapat Bioavaibilitas : Jumlah dan kecepatan obat
maksimal. aktif secara terapeutik yang masuk dalam
2. Surfaktan dan emulsi : saluran sistemik.
Penembusan ke dalam struktur
lapisan tanduk beberapa Bioekivalensi : Perbandingan
senyawa antibakteri dapat bioavailabilitas dari suatu produk obat
ditingkatkan dengan dengan produk obat lainnya.
penambahan surfaktan anionik. 2 produk disebut bioekivalen bila tidak ada
Keterserapan senyawa obat perbedaan bermakna dalam hal
berkaitan dengan: bioavailabilitasnya.
❖ Pengaruh basis emulsi,
terutama sistem emulsi Availabilitas Absolut
minyak/air (o/w) atau (𝑨𝑼𝑪)𝒑𝒐/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝒑𝒐
air/minyak (w/o). 𝑭= (
𝑨𝑼𝑪)𝒊𝒗/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝒊𝒗
❖ Koefisien partisi zat aktif
Bila menggunakan data urin
antara emulsi dan lapisan
tanduk. (𝑫𝒖)𝒑𝒐/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝒑𝒐
3. Bahan pengikat penembusan 𝑭=
(𝑫𝒖)𝒊𝒗/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝒊𝒗
zat aktif : DMSO mempercepat
penembusan air, memudahkan 2 produk dengan dosis dan rute yang
penimbunan steroid, kurang sama
beracun dan kurang iritan. F = (AUC)A/(AUC)B
4. Ionoforesis : Penyerapan
perkutan dapat ditingkatkan Atau denngan data urin
dengan ionoforesis (pengaliran
F = (Du)A/(Du)B
listrik terus menerus melintasi
kulit yang diolesi). Untuk dosis yang berbeda
Evaluasi Ketersediaan Hayati Obat (𝑨𝑼𝑪)𝑨/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝑨
𝑭=
Perkutan (𝑨𝑼𝑪)𝑩/𝑫𝒐𝒔𝒆 𝑩
1. Studi difusi In Vitro Parameter bioavailabilitas dari sample
- Metode difusi sederhana dalam air darah - Untuk studi dosis tunggal
atau dalam gel.
- Metode dialisis melalui membran Parameter BA yang
kolodion atau selofan. dibandingkan : AUCt & AUC ∞
2. Studi Penyerapan
- Studi penyerapan perkutan in vitro AUCt = Area dibawah kurva kadar obat
- Studi penyerapan perkutan in vivo (atau metabolit) dalam plasma (atau serum
(kuantitatif & kualitatif). atau darah) terhadap waktu dari waktu 0
- Studi penempatan bahan obat sampai waktu terakhir kadar obat diukur
dalam struktur kulit. dihitung secara trapezodial.