PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa saja zat aktif suspensi rekonstitusi ?
2. Apa saja pemerian suspensi rekonstitusi ?
3. Apa saja indikasi suspensi rekonstitusi ?
4. Apa saja persyaratan suspensi rekonstitusi ?
5. Apa saja keuntungan suspensi rekonstitusi ?
6. Apa saja kerugian suspensi rekonstitusi ?
7. Apa saja formula suspensi rekonstitusi ?
8. Bagaimana pembuatan suspensi rekonstitusi ?
9. Apa saja evaluasi sediaan suspensi rekonstitusi ?
10. Bagaimana desain kemasan suspensi rekonstitusi ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pemerian
2.3 Indikasi
Kegunaan obat Azithromycin adalah untuk pengobatan infeksi saluran nafas atas dan
bawah : eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronis akibat H. influenzae, M. catarrhalis, atau S.
pneumoniae, Pneumonia karena C. pneumoniae, H. influenzae, M. pneumoniae, atau S.
pneumoniae, dan sinusitis akut karena H. influenzae, M. catarrhalis, atau S. pneumoniae,
otitis media akut yang disebabkan oleh H. influenzae, M. catarrhalis atau S. pneumoniae,
3
faringitis atau tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Azithromycin
digunakan pula untuk infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi akibat S. aureus, S.
pyogenes, atau S. agalactiae. zithromax (Azithromycin ) juga berguna untuk penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks : uretritis dan servisitis karena C. trachomatis atau N.
gonorrhoeae, penyakit maag genital (chancroid) pada pria karena H. Ducreyi
2.4.2 Kerugian
a. Kestabilan rendah
b. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun.
c. Alirannya menyebabkan sukar dituang.
d. Ketetapan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan.
e. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system dispersi terutama
jika terjadi perubahan temperatur.
f. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.
2.5 Persyaratan
Menurut Farmakope Edisi III :
4
c. Azitromycin untuk injeksi adalah campuran steril sediaan kering azitromycccin
untuk injeksi mengandung azitromycin (C36H72N2O12) tidak kurang dari 90,0 %
dan tidak lebih dari 11,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
d. Azitromycin untuk suspensi oral adalah campuran kering dari azitromycccin dann
satu atau lebih dapar, pemanis, pengecer, zat anti kempal dan perisai. Azitromycin
untuk suspensi oral mengandung azitromycin (C36H72N2O12) tidak kurang dari
90,0 % dan tidak lebih dari 11,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Hampir semua sistem suspensi memisah pada penyimpanan, karena itu perhatian utama
dalam pembuatan sediaan suspensi bukan untuk mengeliminasi pemisahan, tetapi untuk
menahan laju pengendapan dan memberikan kemampuan tersuspensi kembali dengan mudah
5
dari partikel yang mengendap. Suspensi yang baik harus tetap homogen, untuk menjamin
keseragaman dosis obat setelah digojog sebelum dituang.
Tiga hal utama yang sangat penting dalam pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu :
1) Memastikan bahwa partikel benar-benar terdispersi dengan baik dalam cairan.
2) Meminimalkan pengendapan dari partikel kecil yang terdispersi.
3)Mencegah terjadinya caking dari partikel-partikel ini ketika terjadinya pengendapan
(Priyambodo, 2007)
6
selama 20 detik, lalu keringkan dan diamati. Bakteri Gram positif memberikan warna
ungu dan untuk Gram negatif memberikan warna merah muda karena tidak menyerap
zat warna ungu dan menyerap warna tandingan.
2.8.6 Viskositas
Caranya suspensi yang telah dingin dimasukan dalam wadah,kemudian viskometer
dicelupkan diwadah tersebut.
2.8.7 Redispersibilitas
Suspensi yang telah disimpan dalam tabung berskala dengan volume yang sama
digojok dengan kecepataan tertentu menggunakan alat penggojok. Waktu yang
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwaantibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Saat ini,
sudah berpuluh-puluh jenis antibiotik ditemukan, baik dari rumpun yang sama,
maupun dari jenis yang lebih baru. Setiap antibiotik memiliki kemampuannya sendiri
dalam melawan kuman. Itu sebab, setiap rumpun kuman memiliki penangkalnya
masing-masing yang spesifik. Namun, kebanyakan antibiotik bersifat serba mempan
atau broadspectrum. Artinya, semua kuman atau infeksi dapat disembuhkan.
3.2 Saran
Semoga diharapkan menjadi dengan adanya makalah ini dapat berguna untuk
mahasiswa//i UNMA Fakultas Farmasi kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aiyer, P.V. 2005. Amylases and Their Applications.African Journal of Biotechnology, 4:125–
1529.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi iii, 205,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.