DISUSUN OLEH :
V = 2d (p – p0) g/n
Ket :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis Cairang = Gravitasi
n = Viskositas Cairan
c. Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
maka partikel tersebutakan susah melakukan gerakan yang bebas
karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat
tersebut, oleh karena itumakin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikeldalam waktu yang singkat.
d. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yangsifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahantersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat
bahantersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat
mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer, homogeniser,colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang
dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengentalini sering
disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya
besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
7. Bagaimana Membedakan Sediaan Yang Mengalami Kerusakan dan Yang
Baik :
a. Lakukan pengenalan secara visual, dengan cara dilihat secara
organoleptik mulai dilihat dari bau, rasa dan warna.
b. Jika suspensi mengalami kerusakan maka aroma dan warna yang akan
lebih terlihat perubahannya.
c. Selanjutnya ketika akan dituangkan akan terlihat butiran butiran kristal
yang terdapat pada suspensi, biasanya ini dipengaruhi oleh
peningkatan suhu. Maka suspensi harus disimpan dalam tempat yang
sejuk.
d. Disarankan untuk para konsumen harus memperhatikan cara
penggunaan dan penyimpanan obat khususnya pada sediaan suspensi.
e. Sebelum digunakan lakukan pengocokan terlebih dahulu agar sediaan
terdispersi kembali.
f. Hindari penyimpanan yang terpapar langsung dibawah sinar matahari
agar sushu tetap stabil. Llihat kondisi obat secara visual lalu perhatikan
tanggal kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Fu, Q.; Medina, L.; Li, Y.; Carosio, F.; Hajian, A.; Berglund, L. A.
Nanostructured Wood Hybrids for Fire-Retardancy Prepared by
Clay Impregnation into the Cell Wall. ACS Applied Materials &
Interfaces 2017, 9, 36154-36163.
Zhuang, G.; Zhang, Z.; Peng, S.; Gao, J.; Jaber, M. Enhancing the rheological
properties and thermal stability of oil-based drilling fluids by
synergetic use of organomontmorillonite and organo-sepiolite.
Applied Clay Science 2018, 161, 505-512.
Nash, A. R., 1996, Pharmaceutical Suspensions, in Herbert A. Lieberman,
Martin M. Rieger, Gilberts, Banker, Pharmeceutical Dosage Forms :
Disperse Systems, Vol. 2, New York.
Lachman Leon, 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga.
Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.