Muhammad Andhika Refaldy - Resume SG
Muhammad Andhika Refaldy - Resume SG
Oleh:
MUHAMMAD ANDHIKA REFALDY
122220136
RB
Defenisi PM2,5
PM2,5 merupakan partikel udara halus atau polutaan udara dengan diameter <2,5
mikrometer (µm) atau juga dapat diartikan sebagai campuran zat atau partikel padat dan cair yang ada
pada udara, Partikel ini biasanya berbentuk seperti debu, kotoran, asap, dan jelaga. PM2,5 sendiri
biasanya bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan, pembangkit listrik, dsb), kebakaran
hutan, proses industry dan reaksi kimia di atmosfer. Biasanya pada PM2,5 mengandung komponen yang
berbeda-beda seperti asam ( nitrat, sulfat), logam, senyawa organic, dan garam mineral.
Dampak bagi kesehatan
Pm 2,5 dapat terhirup oleh manusia sehingga masuk kedalam alveolus yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, diantaranya yaitu:
• Masalah pernafasan
Pm2,5 dapat menembus saluran pernapasan dan menetap di alveoli, bagian dari
paru-paru dimana pertukaran oksigen terjadi. Hal ini dapat menyebabkan iritasi,
peradangan, dan kerusakan pada saluran pernapasan. Dengan paparan PM2,5 juga dapat
meningkatkan resiko terkena assma, bronchitis, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis
(PPOK).
PM2,5 mengandung berbagai bahan kimia, termasuk asam, logam berat, senyawa organik,
dan polutan lainnya. Bahan ini lah yang dapat menyebabkan iritasi ketika berinteraksi
dengan sistem pernapasan terutama jaringan paru-paru. Jika PM2,5 terhirup maka tubuh
akan memberikan respon imun dengan melepaskan inflamasi untuk menyerang partikel
yang terkandung pada PM2,5 namun hal ini lah yang menyebabkan peradangan pada
saluran pernapasan.
➢ Pemeliharan kendaran: Menerapkan uji emisi berkala untuk semua kendaraan untuk
memastikan standar emisi terpenuhi.
➢ Penerapan standar emisi: Mengadopsi standar emisi yang lebih ketat untuk kendaraan
baru sebelum dipasarkan pada konsumen.
➢ Insentif kendaraan bersih: Memberikan insentif bagi konsumen untuk membeli
kendaraan berbahan bakar bersih (CNG) atau listrik.
➢ Program pembaruan kendaraan: menggantikan kendaraan lama dengan model yang
lebih efesien dan ramah lingkungan.
Standar Emisi di Eropa
Standar emisi Euro I hingga Euro VII mengatur emisi gas buang kendaraan bermotor di
Uni Eropa dengan tujuan mengurangi polusi udara dan dampaknya terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia. Berikut penjabaran singkat dari masing-masing standar emisi:
3. Penghijauan kota
➢ Program penanaman pohon: Mengadakan program penanaman pohon secara berkala
diseluruh kota karena pohon dapat berperan sebagai filter alami dari polutan udara.
Pohon akan menyerap gas berbahaya dan menghasilkan oksigen bersih.
➢ Pembuatan taman kota: Melokasikan lahan untuk pembuatan taman dan ruang terbuka
hijau.
Judul Jurnal : Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa
Dan Bali
Penulis : Nanny Kusminingrum, G. Gunawan
Terbit : 19 Nopember 2008
Review :
Perkembangan volume lalu lintas di perkotaan Indonesia meningkat sebesar 15% per tahun.
Transportasi di kota-kota besar menjadi penyumbang terbesar pencemaran udara, dengan 70%
pencemaran udara perkotaan disebabkan oleh kendaraan bermotor. Parameter polusi udara dari
kendaraan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), metana (CH4), nonmetana
(NonCH4), sulfur dioksida (SOx), dan partikel (SPM10) dapat berdampak pada pemanasan global.
Monitoring tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar seperti Surakarta, Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Serang (Banten), serta di Jalur Pantura, menunjukkan
bahwa tingkat pencemaran udara sudah atau hampir melebihi standar kualitas udara ambient, terutama
untuk NOx, SPM10, dan hidrokarbon (HC). Berdasarkan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU)
sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya termasuk kategori "sedang," yang
berarti pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan hewan tidak signifikan, tetapi dapat
memengaruhi tumbuhan sensitif dan nilai estetika.
KESIMPULAN
PM2,5 (Particulate Matter 2,5) adalah partikel udara halus dengan diameter kurang dari 2,5
mikrometer. Partikel ini terbentuk dari berbagai sumber seperti pembakaran bahan bakar fosil,
kebakaran hutan, industri, dan reaksi kimia di atmosfer. PM2,5 mengandung berbagai komponen seperti
asam, logam berat, senyawa organik, dan garam mineral, dan apabila PM2,5 ini terhirup manusia
dengan berkelanjutan maka akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Paparan PM2,5 dapat
menyebabkan masalah pernapasan, seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis
(PPOK). Polutan ini juga dapat memicu respon imun tubuh yang dapat mengakibatkan peradangan
sistemik, meningkatkan risiko serangan jantung, dan bahkan dapat memicu kanker paru-paru.
Pengendalian emisi kendaraan adalah langkah krusial dalam upaya mengurangi polusi udara
dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam rangka
mencapai tujuan ini, beberapa strategi telah diimplementasikan, termasuk pemeliharaan kendaraan
dengan menerapkan uji emisi berkala yang memastikan semua kendaraan mematuhi standar emisi yang
ditetapkan. Selain itu, penggunaan standar emisi yang lebih ketat pada kendaraan baru sebelum dijual
kepada konsumen menjadi kebijakan yang umum, mendorong perkembangan teknologi kendaraan yang
lebih ramah lingkungan. Adanya insentif untuk membeli kendaraan berbahan bakar bersih seperti CNG
atau listrik juga memberikan dorongan positif dalam mengurangi emisi. Program pembaruan kendaraan,
yang menggantikan kendaraan lama dengan model yang lebih efisien dan ramah lingkungan, menjadi
langkah penting dalam menyokong upaya ini.
Di Eropa, standar emisi Euro I hingga Euro VII telah diterapkan untuk mengatur emisi gas
buang kendaraan bermotor. Setiap iterasi standar Euro yang baru memiliki batasan emisi yang lebih
ketat daripada yang sebelumnya, mendorong industri otomotif untuk mengembangkan teknologi yang
lebih bersahabat dengan lingkungan. Euro VII, yang dijadwalkan akan diterapkan pada tahun 2026,
diharapkan akan mengurangi emisi kendaraan lebih lanjut, dengan fokus pada pengendalian NOx dan
partikulat.
Pentingnya pengendalian emisi juga tercermin di Indonesia, di mana standar emisi Euro IV
diberlakukan untuk kendaraan bensin sejak Oktober 2018 dan beralih ke standar Euro IV untuk mesin
diesel pada April 2022. Regulasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri LHK No. P.20 Tahun 2017 yang
mengatur baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N, dan O. Upaya untuk
mengurangi emisi kendaraan ini merupakan langkah positif dalam melindungi lingkungan dan
meningkatkan kualitas udara serta kesehatan masyarakat di Indonesia. Maka dari itu berikut strategi
pengendalian pencemaran udara perkotaan:
1. Pengendalian Emisi Kendaraan
2. Peningkatan layanan transportasi publik
3. Penghijauan kota
4. Pengendalian sumber industri dan pembangkit listrik
5. Memperluas jaringan pemantauan
6. Meningkatkan analisis data menggunakan pemodelan
7. Pendidikan dan kesadaran public
Keseluruhan, strategi ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran udara, meningkatkan kualitas udara,
dan melindungi kesehatan manusia serta lingkungan di kota-kota. Upaya ini memerlukan kerjasama
antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan pencemaran udara.