Anda di halaman 1dari 10

RESUME STUDIUM GENERALE

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Oleh:
MUHAMMAD ANDHIKA REFALDY
122220136
RB

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Judul Seminar : Strategi Pengendalian Pencemaran Udara Perkotaan
Pemateri : Dr. Eng Asep Sofyan, S.T., M.T.
Waktu Pelaksanaan : Selassa, 3-Oktober-2023

THUMBNAIL/POSTER DAN BUKTI KETIKA MENGIKUTI SEMINAR


RESUME KEGIATAN KULIAH UMUM
Topik 1 : Dampak Dari Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Manusia.
Pembicara : Dr. Eng Asep Sofyan, S.T., M.T.

Defenisi PM2,5
PM2,5 merupakan partikel udara halus atau polutaan udara dengan diameter <2,5
mikrometer (µm) atau juga dapat diartikan sebagai campuran zat atau partikel padat dan cair yang ada
pada udara, Partikel ini biasanya berbentuk seperti debu, kotoran, asap, dan jelaga. PM2,5 sendiri
biasanya bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan, pembangkit listrik, dsb), kebakaran
hutan, proses industry dan reaksi kimia di atmosfer. Biasanya pada PM2,5 mengandung komponen yang
berbeda-beda seperti asam ( nitrat, sulfat), logam, senyawa organic, dan garam mineral.
Dampak bagi kesehatan
Pm 2,5 dapat terhirup oleh manusia sehingga masuk kedalam alveolus yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, diantaranya yaitu:

• Masalah pernafasan
Pm2,5 dapat menembus saluran pernapasan dan menetap di alveoli, bagian dari
paru-paru dimana pertukaran oksigen terjadi. Hal ini dapat menyebabkan iritasi,
peradangan, dan kerusakan pada saluran pernapasan. Dengan paparan PM2,5 juga dapat
meningkatkan resiko terkena assma, bronchitis, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis
(PPOK).
PM2,5 mengandung berbagai bahan kimia, termasuk asam, logam berat, senyawa organik,
dan polutan lainnya. Bahan ini lah yang dapat menyebabkan iritasi ketika berinteraksi
dengan sistem pernapasan terutama jaringan paru-paru. Jika PM2,5 terhirup maka tubuh
akan memberikan respon imun dengan melepaskan inflamasi untuk menyerang partikel
yang terkandung pada PM2,5 namun hal ini lah yang menyebabkan peradangan pada
saluran pernapasan.

• Memicu respon imun


Saat benda asing masuk kedalam tubuh (PM2,5), sistem kekebalan tubuh akan
merespons dengan melepaskan sitokin pro-inflasi dan sel-sel inflamasi. Ini yang
menyebabkan peradangan sistemik yang mempengaruhi berbagai organ termasuk jantung
dan pembulu darah. Sel-sel imun, seperti makrofag dan neutrophil akan mendeteksi
keberadaan partikel asing ini dan mencoba untuk mengeliminasinya. Dalam proses ini, sel-
sel dapat melepasakan berbagai mediator infalamasi sehingga menyebabkan peradangan.
Peradangan sitematis ini lah yang dapat mempengaruhi fungsi dari endotel, atau lapisan sel
yang melapisi dinding pembuluh darah. Disfungsi endotel yang menyebabkan terganggunya
relaksasi dan kontraksi pembuluh darah sehingga meniingkatkan resiko pembentukan plak
aterosklerotik dan dapat memicu kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung, selain itu
sitokin pro-inflamasi dapat meningkatkan koagulabilitas darah yang mana hal ini akan
meningkatkan resiko pembentukan gumpalan darah atau pembekuan darah.

• Memicu serangan jantung


Peradangan akibat PM2,5 dapat menyebabkan disfungsi endotel, atau dapat kita
kenal suatu kondisi dimana lapisan dalam pembuluh darah tidak berfungsi dengan
semestinya. Endotel yang disfungsi menjadi lebih permeabel, memungkinkan kolestrol dan
lipid lainya untuk menumpuk di dinding arteri, membentuk garis-garis lemak. Seiring waktu,
dengan paparan yang berkelanjutan terhadap PM2,5, garis-garis lemak ini dapat
berkembang menjadi plak aterosklerotik. Plak ini yang dapat menyempit dan pembekuan
saluran darah sehingga dapat berpotensi menyebabkan serangan jantung.

• Memicu kanker paru-paru


PM2,5 dapat memicu produksi radikal bebas dalam sel manusia. Radikal bebas
merupakan molekul yang sangat reaktif dan dapat merusak DNA, protein, dan lipid dalam
sel. Kereusakan DNA tanpa perbaikan inilah yang dapat menyebabkan mutase, yang
merupakan tahan awal terjadinya kanker.
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh radikal bebas dan zat-zat yang dihasilkan selama
peraadangan saluran penapasan dapat menyebaban mutase. Jika mutase in terjadi pada gen
yang mengendalikan pertumbuhan dan pembagian sel, sel tersebut dapat mulai tumbuh dan
membelah dengan cara yang tidak terkontrol sehingga memicu perkembangan kanker.
Selain itu, PM2,5 sering mengandung polutan lain seperti logam berat dan hidrokrabon
aromatic polisiklik (PAH). Beberapa polutan ini diketahui sebagai karsinogen yang dapat
memicu kanker.

Topik 2 : Strategi Pengendalian Pencemaran Udara di Kota


Pembicara : Dr. Eng Asep Sofyan, S.T., M.T.

7 Strategi pengendalian pencemaran udara di kota, antara lain:

1. Pengendalian emisi kendaraan

➢ Pemeliharan kendaran: Menerapkan uji emisi berkala untuk semua kendaraan untuk
memastikan standar emisi terpenuhi.
➢ Penerapan standar emisi: Mengadopsi standar emisi yang lebih ketat untuk kendaraan
baru sebelum dipasarkan pada konsumen.
➢ Insentif kendaraan bersih: Memberikan insentif bagi konsumen untuk membeli
kendaraan berbahan bakar bersih (CNG) atau listrik.
➢ Program pembaruan kendaraan: menggantikan kendaraan lama dengan model yang
lebih efesien dan ramah lingkungan.
Standar Emisi di Eropa
Standar emisi Euro I hingga Euro VII mengatur emisi gas buang kendaraan bermotor di
Uni Eropa dengan tujuan mengurangi polusi udara dan dampaknya terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia. Berikut penjabaran singkat dari masing-masing standar emisi:

• Euro I (1992) Batasan utama: Memperkenalkan batasan emisi untuk CO (karbon


monoksida) dan HC (hidrokarbon) dalam emisi kendaraan bermotor.
• Euro II (1996) Peningkatan batasan: Memperketat batasan emisi CO dan HC, serta
memasukkan batasan NOx (oksida nitrogen).
• Euro III (2000) Batasan NOx yang lebih ketat: Memperketat batasan emisi NOx
secara signifikan.
• Euro IV (2005) Kontrol partikulat: Memasukkan batasan emisi partikulat (PM)
untuk kendaraan diesel.
• Euro V (2009) Standar Euro V memperketat lagi batasan emisi PM dan NOx,
terutama untuk kendaraan diesel.
• Euro VI (2014) Pemurnian emisi: Mewajibkan teknologi pemurnian emisi yang
lebih canggih seperti filter partikulat diesel (DPF) dan sistem reduksi selektif
katalitik (SCR) untuk mengurangi NOx.
• Euro VII (perkiraan tahun 2026) Standar emisi yang lebih ketat: Belum
diimplementasikan pada saat pengetahuan saya pada September 2021. Euro VII
diharapkan akan mengurangi emisi kendaraan lebih lanjut, dengan fokus pada
pengendalian NOx dan partikulat.
Perlu dicatat bahwa setiap iterasi standar emisi Euro baru memiliki batasan emisi yang
lebih ketat daripada yang sebelumnya, mendorong perkembangan teknologi ramah
lingkungan dalam industri otomotif. Standar ini juga mencakup berbagai kendaraan,
termasuk mobil penumpang, truk, dan bus. Eropa terus mengupayakan pengurangan emisi
kendaraan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
masyarakat.
Standar Emisi Euro di Indonesia

• Untuk kendaraan bensin, Indonesia menerapkan standar Euro IV sejak oktober


2018
• Untuk mesin diesel, dari tahun 2005 hinggga 2022, Indonesia menerapkan standar
Euro II dan beralih ke standar Euro IV sejak April 2022
• Peraturan tentang penerapan Euro 4 terdapat pada peraturan Menteri LHK No. P.20
Tahun 2017 mengenai baku mutu emisi das buang kendaraan bermotor tipe baru
kategori M, N, dan O.

2. Peningkatan layanan transportasi publik


➢ Peningkatan infrastruktur: Membangun dan memperluas jalur bus dan kereta,
membangun stasiun dan halte yang nyaman.
➢ Integrasi sistem transportasi: mengintegrasikan berbagai moda transportasi seperti bus,
kereta, dan angkutan kota dengan sistem tiket tunggal dan jadwal yang terkoordinasi
sehingga dapat memudahkan perpidahan antar moda transportasi dan meningkatkan
efesiensi perjalanan.
➢ Peningkatan kualitas layanan: Meningkatkan frekuensi dan keandalan layanan
transportasi public sehingga dapat mengurangi waktu tunggu dan membuat perjalanan
lebih mudah untuk diprediksi.
➢ Kebijakan dan insentif pemerintah: Pemerintah dapat memberikan subsidi atau
pendanaan untuk transportasi public agar tarif tetap terjangkau.
Strategi Transportasi Hijau

• Strategi “avoid, shift, dan improve” merupakan pendekatan holistic untuk


mengatasi masalah transportasi perkotaan.
• “Avoid” berfokus dengan pengurangan kebutuhan perjalanan dengan cara
perancangan kota yang terintregasi dan mendorong praktek kerja dari rumah.
• “Shift” Mengimbau masyarakat untuk beralih dari moda kendaraan pribadi ke
moda kendaraan yang lebih efesien yaitu moda kendaraan umum, berjalan kaki
maupun bersepeda.
• Lalu, “ improve” menekankan untuk peningkatan eefesiensi dan berkelanjutan
moda transportasi yang ada, contohnya melalui adopsi teknologi kendaraan yang
lebih canggih dan penggunaan bahan bakar alternative sehingga lebih ramah
lingkungan.

3. Penghijauan kota
➢ Program penanaman pohon: Mengadakan program penanaman pohon secara berkala
diseluruh kota karena pohon dapat berperan sebagai filter alami dari polutan udara.
Pohon akan menyerap gas berbahaya dan menghasilkan oksigen bersih.

➢ Pembuatan taman kota: Melokasikan lahan untuk pembuatan taman dan ruang terbuka
hijau.

➢ Pendidikan holtikultura: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vegetasi dan tata


cara perawatan vegetasi tersebut.

4. Pengendalian sumber industri dan pembangkit listrik


➢ Standar Emisi Industri: Menetapkan batasan emisi bagi perindustrian.
➢ Pemantauan dan pelaporan: Mengharuskan tiap pelaku industri melaporkan emisi
mereka secara berkala dn terstruktur.
➢ Teknologi ramah lingkungan: Mendorong pelaku industri menggunakan teknologi yang
bersih dan ramah terhadap lingkungan.

5. Memperluas jaringan pemantauan


➢ Memperluas AQMS: Memperluas jaringan AQMS (Air Quality Monitoring System) ke
seluruh wilayah jabodetabek.
➢ Platform informasi: Mengembangkan platform online untuk melaporkan kualitias udara
secara real-time
➢ Notifikasi public: Mengirimkan peringatan kepada masyarakat saat kualitas udara
memburuk dan bersifat tidak sehat.

6. Meningkatkan analisis data menggunakan pemodelan


➢ Memperluas AQMS: Memperluas jaringan AQMS (Air Quality Monitoring System) ke
seluruh wilayah jabodetabek.
➢ Platform informasi: Mengembangkan platform online untuk melaporkan kualitias udara
secara real-time
➢ Notifikasi public: Mengirimkan peringatan kepada masyarakat saat kualitas udara
memburuk dan bersifat tidak sehat.

Analisis Pergerakan Angin


• Kontribusi PLTU dipengaruhi oleh pergerakan angin di wilayah terkait
• Pada musim kemarau, angin dominan dari timur ke barat. Pada musim
penghujan, angina dominan dari barat ke timur Namun peran angina lokal
(angina laut, angina darat, angina gunung, dan angina lembah) tetap harus
diperhatikan.
7. Pendidikan dan kesadaran publik
➢ Kampanye kesadaran: Melakukan kampanye tentang dampak pencemaran udara.
➢ Program eduksi di sekolah: Mengintegrasikan Pendidikan lingkungan ke dalam
kurikulum sekolah.
➢ Workshop dan seminar: Mengadakan acara interaktif edukatif untuk masyarakat umum.
IMPLEMENTASI
(DKI Jakarta)
Di Indonisia khususnya di Jakarta mungkin sedang berkutat dengan masalah pencemaran udara
maka dari itu pengendalian pencemaran udara yang merupakan suatu upaya untuk mengurangi atau
mencegah polusi udara yang dapat merugikan lingkungan dan kesehatan manusia sangat diperlukan.
Pengimplementasian strategi pengendalian pencemaran udara melibatkan langkah-langkah konkret
untuk mengurangi emisi polutan udara.
Seluruh elemen baik pihak pemerintahan, pelaku industri, maupun masyarakat harus terlibat
dalam pengupayaan pengendalian bencana ini, yang mana salah satu bentuk yang dapat
diimplementasikan yaitu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih dengan menggunakan
transportasi publik. Selain itu, dapat menggunakan kendaraan berbahan bakar bersih seperti listrik
dikarenakan kendaaran listrik tidak mengeluarkan emisi sehingga lebih ramah lingkungan.
Upaya mengatasi polusi di Jakarta merupakan prioritas penting bagi pemerintah dan warga
Jakarta dalam menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Beberapa langkah konkret telah
diambil, termasuk pengembangan sistem transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan,
seperti bus rapid transit (BRT) dan jaringan kereta api berbasis listrik. Selain itu, peningkatan
infrastruktur jalan dan trotoar serta promosi penggunaan transportasi berbagi, seperti sepeda dan ojek
online, juga telah ditekankan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berkontribusi pada
polusi. Jakarta juga telah menerapkan peraturan ketat terkait emisi kendaraan, termasuk uji emisi
berkala dan regulasi yang membatasi kendaraan tua yang berpotensi mencemari lingkungan. Upaya
pohonisasi dan penanaman vegetasi juga diperluas untuk mengurangi dampak buruk polusi udara.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi polusi, termasuk
kampanye untuk membatasi pembakaran sampah dan penggunaan bahan bakar yang lebih bersih, juga
merupakan bagian dari strategi holistik yang sedang ditempuh untuk menjaga kualitas udara yang lebih
baik di Jakarta.
Sebagai seorang planner, harus mampu membuat kebijakan dan keputusan yang tidak
menimbangkan beberapa aspek melainkan harus komprehensif sehingga kebijakan tersebut akan dapat
berdampak positif baik dimassa saat ini maupun dimasa yang akan datang.
REVIEW JURNAL BERKAITAN

Judul Jurnal : Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa
Dan Bali
Penulis : Nanny Kusminingrum, G. Gunawan
Terbit : 19 Nopember 2008

Review :
Perkembangan volume lalu lintas di perkotaan Indonesia meningkat sebesar 15% per tahun.
Transportasi di kota-kota besar menjadi penyumbang terbesar pencemaran udara, dengan 70%
pencemaran udara perkotaan disebabkan oleh kendaraan bermotor. Parameter polusi udara dari
kendaraan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), metana (CH4), nonmetana
(NonCH4), sulfur dioksida (SOx), dan partikel (SPM10) dapat berdampak pada pemanasan global.
Monitoring tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar seperti Surakarta, Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Serang (Banten), serta di Jalur Pantura, menunjukkan
bahwa tingkat pencemaran udara sudah atau hampir melebihi standar kualitas udara ambient, terutama
untuk NOx, SPM10, dan hidrokarbon (HC). Berdasarkan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU)
sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya termasuk kategori "sedang," yang
berarti pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan hewan tidak signifikan, tetapi dapat
memengaruhi tumbuhan sensitif dan nilai estetika.
KESIMPULAN
PM2,5 (Particulate Matter 2,5) adalah partikel udara halus dengan diameter kurang dari 2,5
mikrometer. Partikel ini terbentuk dari berbagai sumber seperti pembakaran bahan bakar fosil,
kebakaran hutan, industri, dan reaksi kimia di atmosfer. PM2,5 mengandung berbagai komponen seperti
asam, logam berat, senyawa organik, dan garam mineral, dan apabila PM2,5 ini terhirup manusia
dengan berkelanjutan maka akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Paparan PM2,5 dapat
menyebabkan masalah pernapasan, seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis
(PPOK). Polutan ini juga dapat memicu respon imun tubuh yang dapat mengakibatkan peradangan
sistemik, meningkatkan risiko serangan jantung, dan bahkan dapat memicu kanker paru-paru.
Pengendalian emisi kendaraan adalah langkah krusial dalam upaya mengurangi polusi udara
dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam rangka
mencapai tujuan ini, beberapa strategi telah diimplementasikan, termasuk pemeliharaan kendaraan
dengan menerapkan uji emisi berkala yang memastikan semua kendaraan mematuhi standar emisi yang
ditetapkan. Selain itu, penggunaan standar emisi yang lebih ketat pada kendaraan baru sebelum dijual
kepada konsumen menjadi kebijakan yang umum, mendorong perkembangan teknologi kendaraan yang
lebih ramah lingkungan. Adanya insentif untuk membeli kendaraan berbahan bakar bersih seperti CNG
atau listrik juga memberikan dorongan positif dalam mengurangi emisi. Program pembaruan kendaraan,
yang menggantikan kendaraan lama dengan model yang lebih efisien dan ramah lingkungan, menjadi
langkah penting dalam menyokong upaya ini.
Di Eropa, standar emisi Euro I hingga Euro VII telah diterapkan untuk mengatur emisi gas
buang kendaraan bermotor. Setiap iterasi standar Euro yang baru memiliki batasan emisi yang lebih
ketat daripada yang sebelumnya, mendorong industri otomotif untuk mengembangkan teknologi yang
lebih bersahabat dengan lingkungan. Euro VII, yang dijadwalkan akan diterapkan pada tahun 2026,
diharapkan akan mengurangi emisi kendaraan lebih lanjut, dengan fokus pada pengendalian NOx dan
partikulat.
Pentingnya pengendalian emisi juga tercermin di Indonesia, di mana standar emisi Euro IV
diberlakukan untuk kendaraan bensin sejak Oktober 2018 dan beralih ke standar Euro IV untuk mesin
diesel pada April 2022. Regulasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri LHK No. P.20 Tahun 2017 yang
mengatur baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N, dan O. Upaya untuk
mengurangi emisi kendaraan ini merupakan langkah positif dalam melindungi lingkungan dan
meningkatkan kualitas udara serta kesehatan masyarakat di Indonesia. Maka dari itu berikut strategi
pengendalian pencemaran udara perkotaan:
1. Pengendalian Emisi Kendaraan
2. Peningkatan layanan transportasi publik
3. Penghijauan kota
4. Pengendalian sumber industri dan pembangkit listrik
5. Memperluas jaringan pemantauan
6. Meningkatkan analisis data menggunakan pemodelan
7. Pendidikan dan kesadaran public
Keseluruhan, strategi ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran udara, meningkatkan kualitas udara,
dan melindungi kesehatan manusia serta lingkungan di kota-kota. Upaya ini memerlukan kerjasama
antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan pencemaran udara.

Anda mungkin juga menyukai