Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

(KAK)

MANAJEMEN RESIKO TAHUN 2023

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIBATU
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 10. Kec. Cibatu Kab. Garut Kode Pos 44185
( 0262 ) 466018 E-mail : puskesmascibatudtp@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIBATU
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 10. Kec. Cibatu Kab. Garut Kode Pos 44185
( 0262 ) 466018 E-mail : puskesmascibatudtp@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


MANAJEMEN RESIKO
UPT PUKESMAS CIBATU

A. PENDAHULUAN
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di
antaranya berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis.
Namun tidak sedikit pula yang memberikan konsekuensi medik yang
cukup berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu
terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan
pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis.
Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan
medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama di
Puskesmas. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi
organisasi maupun risiko finansial.
Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan
komunikasi produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan
semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko
finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial
yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat
menyediakan pencatatan dan pelaporan yang dikelola dengan baik.
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan
manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan
oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien,
petugas maupun pada lingkungan.
B. LATAR BELAKANG
Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu
meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi
komunikasi, pemantauan, dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai
strategi yang dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensial resiko
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk
keselamatan Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) Puskesmas, yaitu :
1. keselamatan pasien (patient safety),
2. keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
3. keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
4. keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan dan
5. keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait dengan
kelangsungan hidup Puskesmas.
Kelima aspek keselamatan Puskesmas tersebut sangat penting
untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas, yang harus dikelola
secara professional,komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai
bahan-bahan berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai
teknologi yang semakin canggih dan berkembang dengan pesat,
bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang memberikan
pelayanan.. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden. Karena itu , UPT
Puskesmas Cibatu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu
manajemen risiko yang profesional, komprehensif dan terintegrasi, agar
semua insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sebelum terjadinya
resiko yang lebih parah dan menyebabkan insiden yang lebih berat.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan melalui penerapan manajemen resiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk keselamatan pasien dan petugas
Untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk
pelanggan Puskesmas.
b. Melindungi Aset Puskesmas
Melindungi aset organisasi, termasuk manusia, properti, keuangan,
reputasi, dan sumber daya lainnya, dari kerugian atau kerusakan
yang disebabkan oleh risiko.
c. Mengurangi Kerugian
Mengurangi atau meminimalkan kerugian yang timbul akibat
terjadinya risiko, baik dalam bentuk kerugian finansial, kerugian
operasional, atau kerugian lainnya.
d. Meningkatkan Keselamatan
Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pegawai, pelanggan,
atau pemangku kepentingan lainnya melalui identifikasi dan
pengendalian risiko yang berpotensi membahayakan.
e. Meningkatkan Kepatuhan
Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan, hukum, peraturan,
atau standar yang berlaku dengan mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko yang terkait.
f. Mengoptimalkan Peluang
Mengidentifikasi peluang yang dapat meningkatkan kinerja atau
keuntungan organisasi, serta mengelola risiko terkait untuk
memaksimalkan peluang tersebut.
g. Meningkatkan Keputusan Strategis
Menyediakan informasi yang relevan dan akurat mengenai risiko
kepada para pemangku kepentingan organisasi, sehingga dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan strategis yang lebih baik.
h. Meningkatkan Ketahanan Organisasi
Membangun ketahanan organisasi terhadap risiko yang dapat
mengganggu operasional, seperti bencana alam, perubahan pasar,
atau perubahan kebijakan.
i. Meningkatkan Reputasi
Mempertahankan dan meningkatkan reputasi organisasi dengan
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat membahayakan
citra dan kepercayaan pelanggan atau pemangku kepentingan
lainnya.
j. Peningkatan Efisiensi
Mengoptimalkan penggunaan sumber daya organisasi dengan
mengurangi gangguan atau kegagalan yang disebabkan oleh risiko.
k. Menjaga Kelangsungan Operasional
Menjaga kelangsungan operasional organisasi dengan
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat mengancam
kontinuitas kegiatan bisnis.

D. Berikut Manfaat Manajemen Risiko


a. Pengurangan Kerugian
Dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko,
organisasi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
finansial, operasional, atau reputasi yang signifikan. Hal ini dapat
membantu melindungi aset organisasi dan meningkatkan stabilitas
keuangan.
b. Peningkatan Keputusan
Manajemen risiko yang baik memberikan informasi yang relevan
dan akurat tentang risiko kepada para pengambil keputusan. Ini
membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik,
berdasarkan pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensi dan
kemungkinan risiko yang terkait dengan strategi atau proyek
tertentu.
c. Identifikasi Peluang
Selain mengidentifikasi risiko negatif, manajemen risiko juga
membantu dalam mengidentifikasi peluang yang dapat memberikan
keuntungan atau peningkatan kinerja bagi organisasi. Dengan
memanfaatkan peluang ini, organisasi dapat mengoptimalkan hasil
dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
d. Peningkatan Efisiensi Operasional
Dengan mengelola risiko secara efektif, organisasi dapat
mengurangi gangguan atau hambatan dalam operasional mereka.
Hal ini dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas
layanan atau produk yang ditawarkan.
e. Kepatuhan Terhadap Regulasi
Manajemen risiko membantu organisasi memahami dan memenuhi
persyaratan hukum, peraturan, dan standar yang berlaku. Dengan
mengelola risiko sesuai dengan peraturan yang berlaku, organisasi
dapat menghindari sanksi, litigasi, atau reputasi negatif yang dapat
timbul akibat pelanggaran.
f. Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan
Manajemen risiko memperhatikan faktor-faktor keselamatan dan
kesehatan yang berpotensi membahayakan pegawai, pelanggan,
atau pemangku kepentingan lainnya. Dengan mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko terkait, organisasi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
g. Meningkatkan Reputasi
Dengan mengelola risiko secara efektif, organisasi dapat menjaga
dan meningkatkan reputasi mereka di mata pelanggan, mitra
bisnis, dan masyarakat umum. Hal ini dapat memperkuat
kepercayaan dan loyalitas pelanggan serta membuka peluang
kerjasama yang lebih baik.
h. Meningkatkan Keberlanjutan
Manajemen risiko membantu organisasi mempersiapkan diri
menghadapi perubahan lingkungan, pasar, atau regulasi yang
dapat mempengaruhi operasional mereka. Dengan merencanakan
dan mengelola risiko jangka panjang, organisasi dapat
meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka.

E. PERAN PIHAK-PIHAK TERKAIT


1. Kepala Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan upaya keselamatan pasien dan manajemen resiko di
Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab
untuk mengelola upaya keselamatan pasien dan manajemen resiko.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan tim Manajemen Resiko UPT Puskesmas Cibatu,
antara lain adalah untuk mengidentifkasi seluruh potensial resiko
yang dapat terjadi disetiap lini Pelayanan Puskesmas baik itu
administrasi, UKP maupun UKM.
Tim manajemen resiko dalam setiap kegiatannya baik itu
identifikasi, pencatatan, pelaporan dan analisa hingga monitoring
evaluasi akan berkoordinasi dengan seluruh komponen pelayanan di
UPT Puskesmas Cibatu. Hal ini agar mencapai tujuan yang dapat
menjaga keamanan dan kenyamanan baik karyawan maupun pengguna
jasa layanan UPT Puskesmas Cibatu dari seluruh resiko bahaya atau
kasus yang tidak diinginkan.
Berikut rincian kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen
resiko, antara lain:
1. Melakukan identifikasi potensial resiko setiap pelayanan dan
UKM di UPT Puskesmas Cibatu.
2. Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM mengenai
insiden Resiko dan dilaporkan pada kepala puskesmas untuk
rencana tindak lanjutnya.
3. Laporan tindak lanjut kejadian
4. Melakukan analisa data
5. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA
6. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan
prioritas penyelesaian masalah
7. Melakukan monitoring terhadap kejadian
8. Melakukan laporan evaluasi

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Rapat Tim manajemen risiko beserta penanggung jawab pelayanan
dan program untuk menentukan potensial resiko setiap 1 tahun
sekali.
2. Seluruh pelayanan/program/Admen melakukan pencatatan
kejadian yang terjadi dan dikelompokkan dalam kriteria KTD, KTC,
KNC dan KPC dalam buku dan form yang sudah disiapkan
3. Tim menejemen risiko melakukan pengecekan buku setiap
bulannya atau ketika ada kejadian resiko yang dilaporkan dari
setiap pelayanan/program/admen
4. Tim menejemen risiko melakukan identifikasi akan kejadian resiko
lalu melaporkan pada kepala puskesmas untuk pembahasan
kejadian resiko tersebut.
5. Tim menejemen risiko mengevaluasi dan melakukan analisa
dengan metode FMEA lalu menentukan prioritas masalah dengan
menggunakan teknik RCA.
6. Tim menejemen risiko melakukan perencanaan tindak lanjut.
7. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap 6 bulan sekali
pada rapat Tim menejemen risikodan evaluasi setiap 1 tahun
sekali baik pada mini lokakarya atau Rapat Tinjauan Manajemen.

H. SASARAN
1. Seluruh Staf/Pegawai
2. Seluruh pasien yang berada dalam lingkup kerja di UPT Puskesmas
Cibatu
3. Keluarga pasien

I. JADWAL PELAKSANAN KEGIATAN


No Bulan
1 Rapat Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Manajemen Risiko X X X X
bersama pelayanan/
program menentukan
potensial resiko
2 Pelayanan dan Bila ada laporan kejadian resiko
program melakukan
pencatatan kejadian
resiko dalam buku
dan form yang sudah
disiapkan
3 Pengecekkan Buku Bila ada laporan kejadian resiko
kejadian resiko
(monitoring)
4 melakukan Bila ada kejadian resiko
identifikasi akan
kejadian resiko yang
terjadi
5 Pelaporan pada Bila ada kejadian resiko
kepala puskesmas
dan koordinasi
dengan tim mutu
puskesmas
6 Mengevaluasi dan
melakukan analisa X X X X
dengan metode FMEA
lalu menentukan
prioritas masalah
7 Tim manajemen
risiko melakukan X X X X
perencanaan tindak
lanjut yang sudah
disepakati
8 Pelaporan hasil
evaluasi setiap akhir X X
tahun

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 bulan
sekali setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode
FMEA terhadap risiko yang kemungkinan terjadi di setiap unit
pelayanan/poli maupun di setiap program. Tim manajemen risiko
selalu memantau frekuensi risiko yang mungkin akan terjadi melalui
metode FMEA.

K. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan harian manajemen resiko apabila ada kejadian resiko dan
pelaporan dilakukan setiap bulan.

2. Dilakukan pencatatan dan pelaporan manajemen resiko dan kinerja


pelayanan dari tiap unit kerja dan program.

3. Dilakukan pelaporan hasil analisis manajemen resiko tiap enam bulan


kepada Penanggung Jawab Manajemen Mutu

4. Dilakukan monitoring, pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan


Manajemen Resiko dari tiap unit layanan dan program setiap bulan
5. Dilakukan pelaporan hasil analisis pelaksanaan Manajemen Resiko tiap
tiga bulan oleh penanggung jawab Manajemen Resiko kepada Kepala
Puskesmas

6. Dilakukan pencatatan, pelaporan, penilaian (grading risiko) dan


penanganan terhadap insiden internal (KTD, KPC, KNC) yang terjadi oleh
penanggung jawab manajemen Risiko kepada Kepala Puskesmas.

L. KESIMPULAN
Manajemen resiko bertujuan untuk, keselamatan pasien dan
petugas, melindungi Aset Puskesmas, mengurangi kerugian,
meningkatkan keselamatan, meningkatkan kepatuhan, mengoptimalkan
peluang, menuingkatkan keputusan strategis, meningkatkan ketahanan
organisasi, meningkatkan reputasi, peningkatan efisiensi, menjaga
kelangsungan operasional.
Pelaksanaan kegiatan manajemen resiko di UPT Puskesmas
Cibatu dilakukan dengan tahap seberti brikut yaitu, menetapkan
lingkup manajemen resiko, mengidentifikasi resiko potensial terjadi baik
klinis maupun non klinis, menganalisa resiko, mengefaluasi resiko,
melakukan penanganan terhadap resiko baik klinis maupun non klinis
dan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan manajemen resiko dan
pelaporan dan pencatatannya dilakukan selama 5 bulan sekali.

Cibatu,12 April 2023

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Cibatu Koordinator Manajemen Resiko

Dr. Dinan Bagja Nugraha, MM . Kes Hj. Ima Siti Mulyani, S.ST., MHKes

Anda mungkin juga menyukai