Anda di halaman 1dari 29

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN EFRILIA RAHMADONA, S.

ST, MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL

RAYA (PERTEMUAN 5-8) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PERENCANAAN GEOMETRI JALAN
PARAMETER
PERENCANAAN GEOMETIK
1. Kecepatan Rencana
2. Kendaraan Rencana
3. Volume Lalu Lintas
4. Volume Jam Rencana
5. Kapasitas
6. Alinyemen Horizontal
7. Jarak Pandang
8. Alinyemen Vertikal
TAHAPAN PERENCANAAN
1. Survei pendahuluan (penyelidikan
tanah, bahan jalan, hidrologi, topografi)
2. Studi kelayakan (AMDAL, ANDALALIN,
studi ekonomi , studi financial)
3. Survei data penunjang
4. Alinyemen horizontal
5. Alinyemen vertical
PENENTUAN TRASE JALAN
❑ Trase dibuat lurus, pendek, minim tikungan dan
kelandaian seminim mungkin
❑ Trase sebaiknya menjauh dari aliran sungai (DAS),
apabila harus memotong sungai, usahakan pilih
bentang sungai pendek dan jembatan dibuat tegak
lurus sungai
❑ Petimbangan galian dan timbunan
❑ Trase jalan diletakkan pada kondisi tanah dasar yang
memiliki nilai CBR memenuhi spesifikasi
❑ Penentuan trase memperhatikan kondisi lingkungan
❑ Penentuan trase menhindari daerah patahan, rawan
longsor, muka air tanah tinggi dan intesitas hujan tinggi
MEDAN JALAN
Setelah ditentukannya trase jalan, dilakukan perhitungan medan jalan dengan cara
menghitung perbandingan persentase tinggi sisi kiri dan kanan trase jalan dengan jarak
antara titik tertentu. Medan jalan rata-rata dibutuhkan untuk menentukan jenis jalan,
kecepatan rencana, dan sebagainya.
Menentukan Medan Jalan Sumber : Perhitungan
Ketinggian Kontur
Kemiringan
Ketinggian Kontur Kemiringan STA Klasifikasi Medan
- 30 (A) 0 (CL) + 30 (B) Medan
STA Klasifikasi Medan
Medan
- 30 (A) 0 (CL) + 30 (B) 2+900 103,58 103,62 103,67 0,0015 Datar

2+1000 103,56 103,60 103,65 0,0015 Datar


0+000 103,41 103,42 103,43 0,0003 Datar
3+100 103,55 103,59 103,63 0,0014 Datar
0+100 103,36 103,37 103,38 0,0002 Datar
3+200 103,54 103,58 103,62 0,0014 Datar
0+200 103,34 103,34 103,35 0,0002 Datar
3+300 103,56 103,65 103,74 0,0029 Datar
0+300 103,33 103,34 103,34 0,0002 Datar
3+400 103,56 103,64 103,73 0,0029 Datar
0+400 103,33 103,33 103,34 0,0002 Datar
3+500 103,58 103,65 103,71 0,0021 Datar
0+500 103,32 103,33 103,33 0,0002 Datar
3+600 103,26 103,32 103,38 0,0020 Datar
0+600 103,42 103,43 103,44 0,0003 Datar 0,0011
3+700 103,34 103,37 103,40 Datar
0+700 103,34 103,34 103,35 0,0002 Datar 0,0024
3+800 103,08 103,16 103,23 Datar
0+800 103,30 103,32 103,34 0,0007 Datar 0,0013
3+900 103,12 103,16 103,20 Datar
0+900 103,40 103,43 103,46 0,0009 Datar 3+1000 102,80 102,89 102,97 0,0029 Datar
0+1000 103,04 103,06 103,08 0,0007 Datar 4+100 102,80 102,88 102,95 0,0024 Datar

1+100 103,08 103,09 103,10 0,0003 Datar 4+200 102,76 102,80 102,84 0,0014 Datar
0,0003 4+300 103,04 103,05 103,06 0,0004 Datar
1+200 103,09 103,10 103,10 Datar
0,0002 4+400 103,02 103,03 103,04 0,0003 Datar
1+300 103,09 103,10 103,11 Datar
4+500 103,39 103,42 103,45 0,0009 Datar
1+400 103,16 103,17 103,18 0,0004 Datar
4+600 103,25 103,27 103,28 0,0004 Datar
1+500 103,19 103,21 103,22 0,0004 Datar
4+700 103,54 103,55 103,56 0,0003 Datar
1+600 103,21 103,22 103,24 0,0005 Datar
4+800 103,71 103,72 103,74 0,0005 Datar
1+700 103,21 103,23 103,24 0,0005 Datar
4+900 103,56 103,56 103,57 0,0002 Datar
1+800 103,21 103,23 103,25 0,0007 Datar
4+1000 103,55 103,55 103,56 0,0002 Datar
1+900 103,20 103,22 103,25 0,0008 Datar
5+100 103,54 103,55 103,56 0,0002 Datar
1+1000 103,18 103,21 103,25 0,0010 Datar
5+200 103,54 103,55 103,55 0,0002 Datar
2+100 103,17 103,21 103,25 0,0014 Datar
5+300 103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar
2+200 103,37 103,42 103,47 0,0017 Datar
5+400 103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar
2+300 103,57 103,63 103,69 0,0021 Datar 0,0002
5+500 103,54 103,54 103,55 Datar
2+400 103,37 103,41 103,45 0,0013 Datar 0,0002
5+600 103,54 103,54 103,55 Datar
2+500 103,33 103,38 103,42 0,0014 Datar 0,0003
5+700 103,57 103,58 103,58 Datar
2+600 103,29 103,34 103,38 0,0015 Datar 5+800 103,78 103,78 103,79 0,0003 Datar
2+700 103,26 103,35 103,44 0,0030 Datar 5+900 103,79 103,80 103,80 0,0002 Datar
2+800 103,60 103,65 103,69 0,0015 Datar 5+1000 103,92 103,94 103,97 0,0007 Datar
DATA LALULINTAS
Data arus lalu lintas merupakan informasi dasar bagi perencanaan dan desain suatu jalan.
Data ini dapat mencakup suatu jaringan jalan atau hanya suatu daerah tertentu dengan
batasan yang telah ditentukan. Data lalu lintas didapatkan dengan melakukan pendataan
kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan, sehingga dari hasil pendataan ini kita dapat
mengetahui volume lalu lintas yang melintasi jalan tersebut, namun data volume lalu lintas
yang diperoleh dalam suatu kendaraan per jam (kend/jam). Untuk menghitung Lalu Lintas
Harian Rata-Rata pada akhir umur rencana, maka diperlukan faktor laju pertumbuhan lalu
lintas (i)
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRI
Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter
perencanaan yang akan dibahas, seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana,
volume dan kapasitas jalan dan tigkat pelayanan yang diberikan oleh jalan
tersebut.
❑Kecepatan rencana
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan
perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak
pandang dan lain-lain. Kecepatan yang dipilih tersebut adalah kecepatan tertinggi
menerus dimana kendaraan dapat berjalan dengan aman dan keamanan itu
sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan(Sukirman Silvia, 1999).
KECEPATAN RENCANA

Kecepatan rencana adalah kecepatan yang


dipilih untuk keperluan perencanaan setiap
bagian jalan raya seperti tikungan,
kemiringan jalan, jarak pandang dan lain-lain.
Kecepatan yang dipilih tersebut adalah
kecepatan tertinggi menerus dimana
kendaraan dapat berjalan dengan aman dan
keamanan itu sepenuhnya tergantung dari
bentuk jalan (Sukirman Silvia, 1999).
VOLUME LALULINTAS DAN KAPASITAS
❑Volume, jumlah kendaraan yang mekewati suatu titik tinjau tertentu pada ruas jalan
per satuan waktu tertentu (kend/jam), kend /hari).
Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan yang lebih lebar,
sehingga tercipta kenyamanan dan keamanan. Sebaliknya jalan yang terlalu lebar
untuk volume lalu lintas rendah cenderung membahayakan, karena pengemudi
cenderung mengemudikan kendaraannya pada kecepatan yang lebih tinggi
sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan.
❑Kapasitas, kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan
yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam)
❑Kepadatan, jumlah kendaraan persatuan panjang jalan pada suatu waktu tertentu
VOLUME
Menurut cara memperoleh data VLHR
dibedakan menjadi 2 :
1. Lalulintas harian rata-rata tahunan
(LHRT)
2. Lalulintas harian rata-rata (LHR)
KENDARAAN
RENCANA
Dlihat dari bentang ukuran, dan daya, dari
kendaraan kendaraan yang mempergunakan
jalan kendaraan-kendaraan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Umumnya dapat dikelompokkan menjadi
kelompok
mobil penumpang, bus/truk, semi-trailer,
trailer.untuk perencanaan, setiap kelompok
diwakili oleh satu ukuran standar, dan disebut
sebagai kendaraan rencana. Ukuran kendaraan
rencana untuk masing-masing kelompok adalah
ukuran terbesar yang mewakili kelompoknya.
(Sukirman Silvia, 1999)
Rasio Q/C
PENENTUAN KELAS JALAN
JARAK PANDANG
suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengemudi sehingga jika pengemudi melihat
suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat
melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tsb dengan
aman.
Jarak Pandang dibedakan 2 :
❑ Jarak pandang henti (Jh)
❑ Jarak pandang menyiap (Js)
JARAK PANDANG HENTI
Jarak Pandang Henti Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiappengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan begitu melihat adanya halangan di depan.
Setiap titik di sepanjang jalan harus memenuhi Jarak Pandang Henti (Jh).
Jarak pandang henti diukur berdasarkan asumsi bahwa tirggi pengemudi adalah 105 Cm dan
tinggi halangan adalah 15 Cm, diukur dari permukaan jalan.
JARAK PANDANG HENTI
Jarak pandangan henti (Jh) terdiri atas dua komponen, yaitu :
a. Jarak tanggap (Jht), adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan
sejak
pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus
berhenti
sampai saat pengemudi menginjak rem.
b. Jarak pengereman (Jhr), adalah jarak yang dibutuhkan untuk
menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai
kendaraan berhenti
Jarak Pandang Henti (Jh), dalam satuan meter, dapat dihitung dengan
rumus : Jh = (Jht) + (Jhr)
Jh = 𝑉𝑅 3,6 𝑇 + ( 𝑉𝑅 /3,6 ) /2𝑔f
JARAK PANDANG MENDAHULUI
Jarak pandang mendahului (Jd) adalah jarak yang
memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain
didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali
ke lajur semula
PENOMORAN JALAN (STATIONING)
PENOMORAN JALAN (STATIONING)

Anda mungkin juga menyukai