Anda di halaman 1dari 86

BAB II

TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL

2.1 Sejarah Instrumen Gitar Dan Perkembangannya

Dalam melihat sejarah gitar, penulis menelaah beberapa sumber-sumber

literatur yang berhubungan dengan aspek-aspek kesejarahan dalam gitar.

Diantaranya seperti buku Classic Guitar Course 3 Yamaha (2006:4), Bambang

Wiryawan dalam bukunya Metode Praktis Belajar Gitar (1985:17) dan buku

Gitarpedia oleh Jubing Kristianto (2005:32). Jika diamati proses perjalanan

sejarah gitar amatlah panjang. Gitar adalah salah satu alat musik petik yang paling

terkenal saat ini. Karena hampir menguasai seluruh lapisan masyarakat di dunia.

Bila kita menyelidiki gitar tidaklah pasti darimana asal mulanya, tetapi dapat

ditelusuri kembali kemasa Mesir kuno (3000 tahun sebelum masehi), dimana

diyakini bahwa permulaannya adalah Lyra. Lyra adalah instrumen senar kuno

mempunyai sebuah badan dengan beban pada leher yaitu dua lengan yang

mengarah keatas. Kedua ujung lengan dihubungkan dengan sebuah

crossbar/jembatan penyambung. Senar lyra diregangkan diatas dan sejajar dengan

kotak resonansi dan diikatkan ke crossbar.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Lyra

Sumber : www.homoecumenicus.com

Kemudian dapat ditelusuri diwilayah Persia 1500 tahun sebelum masehi

yang dikenal sebagai instrumen musik petik kuno dengan sebutan citar atau

sehtar.

Lain halnya di Yunani, dalam menyelidiki asal-usul gitar serta proses

pembentukannya di Yunani telah dikenal suatu alat musik petik yang dibuat dari

rumah kura-kura sebagai alat dari resonansinya, pada ujung-ujungnya dimasukkan

kayu melengkung sehingga berbentuk seperti busur panah, kemudian pada ujung

satu kayu dengan yang lainnya dibentangkan tiga tali dari bubat yang terbuat dari

ekor kuda sebagai senarnya, inilah permulaan dari bentuk harpa dalam bahasa

Universitas Sumatera Utara


Yunani disebut Sitar yang artinya tiga senar. Di Syria disebut Chetarah, bahasa

Ibraninya disebut Kinnura (Kinor) dan di wilayah Chalden disebut Qitra.

Gambar 2. Permulaan Bentuk Lute Mulai Dari Cithara, Citharis, Hingga

Menjadi Lute

Sumber : Bambang Wiryawan (1985:18)

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. Cithara

Sumber : www.homoecumenicus.com

Gambar 4. Posisi Bermain Alat Musik Cithara

Sumber : www.homoecumenicus.com

Universitas Sumatera Utara


Bentuk citharis atau lyra kayu penahannya berbentuk lingkaran, ada bentuk lain

seperti bentuk U dengan kayu penahan pada kiri kanan dan pada ujungnya

diikatkan satu kayu melintang sebagai penahan senar disebut cithara

menghasilkan bunyi yang lebih besar dan dapat diberdirikan tanpa ditahan.

Kemudian berkembang suatu bentuk lute yaitu bentuk permulaan pada gitar, pada

ujung lubang kura-kura dimasukkan sebuah kayu lurus dan datar pada

permukaannya kemudian sampai pada ujung lubang yang lain ditarik tiga senar

dengan menekan tiga senar pada kayu tersebut atau salah satu senarnya maka akan

dihasilkan beberapa nada yang berbeda. Rumah kura-kura sebagai alat

resonansinya kemudian diganti dengan kayu utuh yang dibuat melengkung atau

mendatar, kemudian bagian atasnya ditutup dengan kayu atau papan atau dengan

kulit binatang. Kira-kira 1000 tahun sebelum Kristus Yesus lahir telah dituliskan

dididalam Alkitab lute dengan sepuluh senar. Mazmur 33:2 “Bersyukurlah kepada

Tuhan dengan kecapai (harpa), berMazmurlah bagiNya dengan Gambus (lute)

sepuluh tali”

Dalam kebudayaan Arab mempengaruhi daratan Eropa melalui Spanyol,

dengan suatu alat musik seperti lute yang disebut “al-ud” dalam bahasa Arab yang

berbunyi “kayu”. Di daerah Mesir yaitu di Qarra ditemukan suatu alat musik

sejenis gitar dengan bentuk seperti biola disebut “Coptic Gitar” dipakai oleh

bangsa Mesir kira-kira abad ke-4 sampai ke-8 sesudah masa Kristus. Mungkin ini

adalah asal mula dari perkembangan biola yang tergolong pada musik string pada

masa itu.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5. Coptik Gitar

Sumber : Bambang Wiryawan (1985:18)

Ada dua hipotesa tentang asal mula gitar dan perkembangannya yakni :

1. Dimulai dengan lute dari Assyria, melewati Mesir, Persia, Arab dan

kemudian sampai di Spanyol

2. Sesuai dengan poin pertama, Ketharah dari Assyria dan Kittara dari Yunani

berkembang menjadi Citara-Roma, kemudian berkembang lagi menjadi Rotta

atau Chrotta. Kemudian abad 16 di Spanyol rotta atau chrotta menjadi

vihuella sanak/keluarga terdekat dari gitar. Dua bentuk yang lajim pada abad

ke-12 di Spanyol adalah gitar latin yang dianggap keturunan alat musik dari

Roma dan Yunani, serta gitar morisca yang dianggap dibawa dari Arab,

memiliki empat senar tunggal yang serupa dengan gitar masa kini dan secara

umum dimainkan dengan gaya punteado (dimainkan dengan petikan pendek

seperti stakatto). Berbentuk oval dengan bagian belakang yang melingkar,

Universitas Sumatera Utara


ada yang dua dan tiga senar. Gitar morisca dimainkan dalam gaya

Rasgueado.

Vihuella yang muncul di Spanyol pada abad ke-16 yakni vihuella de mano

yang dimainkan dengan jari dan vihuella de arco yang dimainkan dengan

plektrum. Gitar masa kini merupakan keturunan langsung dari vihuella de mano.

Senar vihuella yang kedua hingga senar yang keenam berlipat ganda, sedangkan

senar satunya tunggal. Nadanya yang umum dipakai ialah : G-C-F-A-D’-G’ (dari

senar enam sampai senar ke satu). Hal ini sama seperti menurunkan senar ke tiga

setengah nada dalam nada standard gitar dengan sebuah capo pada fret ketiga di

papan pencet gitar. Selama abad ke-16 vihuella dan gitar dibedakan berdasarkan

jumlah senar yang digunakan pada masa itu. Menurut Juan Bermudo gitar latin

memiliki empat senar, senar kedua sampai senar keempat digandakan dan senar

kesatu tunggal. Selama abad tersebut banyak pemain vihuella yang cukup tenar

seperti Luis Milan, Narvaez, dan Mudarra yang secara aktif membentuk bagian

terpenting dalam sejarah gitar.

Gitar, pada mulanya terdiri dari empat senar dengan nada : A-D-G-E’.

Pada akhir abad ke-17 Joan Charles membuat senar dobel menjadi : A-A, D-D, G-

G, B-B, dan E’. Kemudian pada tahun 1799 Fernando Ferandiere merubah tulisan

cifra (tabulasi) yang sudah berumur 250 tahun menjadi not balok seperti yang kita

kenal saat ini, supaya dapat dimainkan dengan alat-alat musik lainnya dan

merubah senar gitar dari lima senar menjadi enam senar. Terdiri dari lima senar

dobel dan satu senar tunggal dibagi dalam 17 fret/papan pencet gitar. Pada abad

ke-17 gitar mulai menggantikan vihuella. Vihuella adalah sejenis instrumen

seperti gitar yang mempunyai enam senar dengan nada : G-E-F-A-D-G’.

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 1349 di Spanyol terdapat dua jenis gitar yaitu guitarra latina

dan guitarra morisca, Duke Jehan dari Perancis khusus mempelajari kedua gitar

ini. Pada guitarra latina bentuk bagian belakang rata dan mempunyai empat senar

yaitu satu senar tunggal dan tiga senar dobel. Biasa dimainkan dengan teknik

Rasgueado yakni memakai ibu jari untuk memetik senar secara beruntun, dan

banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi dan Yunani kuno. Sedangkan pada

guitarra morisca bentuk bagian belakang melengkung beberbentuk oval (bulat

telur seperti buah badam) memiliki lengan yang panjang mempunyai delapan

senar dan dimainkan dengan petikan-petikan yang pendek (stakatto/punteado) dan

banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Pada abad ke-16 gitar Spanyol mulai

berkembang dalam popularitasnya karena mempunyai suara yang sangat bagus.

Pengembangan gitar Spanyol ini diprakarsai oleh Juan Carlos Amat dan Vicente

Espinel (1551-1642) di dalam buku yang dikarang oleh Juan Carlos yaitu

“guitarra espanola de cinco ordenes”. Dan kemudian pada tahun 1596 menuliskan

mengenai penalaan gitar yakni : A-D-G-B-E dan menuliskan beberapa lagu yang

populer pada masa itu seperti Italianas, Villanos, Pabanillas.

Sebelum tahun 1780 bentuk senar enam gitar tunggal muncul di Spanyol

dan diprakarsai oleh Antonio Ballestera dan dilanjutkan oleh Fernando

Ferandiero, Federico Moretti pada tahun 1799. Selama akhir abad ke-18 sampai

dengan abad ke-19 hal-hal yang menarik dari gitar sangat berkembang, pada awal

abad ke-19 ada tiga hal yang berkembang pada gitar yaitu teknik, reportoar dan

konstruksi gitar.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 6. Gitar Klasik

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sementara dalam buku Gitarpedia yang disusun oleh Jubing sendiri

tentang sejarah gitar (2005:32), yakni :

Sudah sekian banyak ahli menyelidiki, namun sampai kini asal-usul gitar

yang sesungguhnya masih terus diperdebatkan. Sekian banyak pendapat

bertebaran, namun tetap saja di dalamnya mengandung keraguan. Sebuah alat

musik petik Yunani Kuno bernama kitharra sering disebut sebagai nenek moyang

gitar. Kendati begitu, hanya namanya saja yang mirip, lantaran bentuknya lebih

Universitas Sumatera Utara


seperti harpa kecil. Berbagai artefak kuno di Mesopotamia dan Mesir

menunjukkan adanya alat musik petik dengan tubuh dan leher seperti gitar.

Kenyataannya, hampir di semua kawasan pusat peradaban manusia, alat musik

petik mirip gitar senantiasa ada.

Pada abad ke-11, di Eropa mulai bermunculan jenis-jenis instrumen petik

mirip gitar. Desainnya diyakini diperoleh dari alat-alat musik yang ada di Asia,

salah satunya adalah gittern. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern. Bahkan

dilengkapi dengan fret pada lehernya. Senarnya terbuat dari usus domba (bukan

usus kucing, kendati julukannya adalah catgut). Jumlah jalur (course) senarnya

tiga atau empat, dengan dua senar per jalur.

Selama dua abad lebih, gittern berkembang menjadi berbagai bentuk

dengan nama-nama baru yang mirip, semisal quitarra, guiterre, gitarer, dan gitar.

Pada tahun 1300-an di daratan Eropa berkembang dua desain gittern dengan nama

guitare latine (berasal dari Spanyol) dan guitare morisca (berasal dari Timur

Tengah dan Timur Jauh). Memasuki abad ke-15, mulai berkembang instrumen

petik lain yang bernama lute (berasal dari bahasa Arab, alud). Bentuknya seperti

gitar namun dengan bentuk tubuh mirip buah pir dengan course yang lebih

banyak.

Kendati demikian, gittern tidak sepenuhnya lenyap. Di sebagian wilayah

Eropa ia tetap bertahan, namun dengan nama baru, vihuela. Catatan menunjukkan

Raja Henry VIII dari Inggris terampil bermain vihuela. Ada gosip yang

menyebutkan bahwa dialah pencipta lagu “Greensleeves” yang abadi itu. Jika

benar, maka besar kemungkinan ia menciptakannya dengan vihuela. Popularitas

lute terus menanjak di Eropa sementara vihuela lebih terkenal hanya di Spanyol.

Universitas Sumatera Utara


Desain lute maupun vihuela yang makin baik memungkinkan penambahan course

serta peningkatan kualitas suara. Hal ini mendorong makin suburnya penciptaan

komposisi dengan lute dan vihuela. Para komposer kondang untuk lute dan

vihuela menikmati kejayaan pada masa tersebut.

Vihuela menikmati kejayaan hanya hingga akhir abad ke-16 ketika ia

mulai digantikan oleh gitar barok. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern,

hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan hanya memiliki empat course. Ini

menyulitkan bila musisi hendak memainkan lagu-lagu yang lebih kompleks.

Karena itu, sempat muncul gitar Barok dengan lima course pada abad ke-16. Pada

masa inilah kejayaan gitar dimulai. Para gitaris dan komposer handal

bermunculan.

Memasuki abad ke-17 hingga 18, popularitas gitar seakan terhenti. Sedikit

sekali komposer yang memperhatikan gitar. Berangsur-angsur gitar akhirnya

hanya menjadi alat musik seniman keliling jalanan. Para bangsawan dan

masyarakat kelas atas lainnya menghindari gitar. Kendati begitu, gitar terus

berkembang. Bahkan ada yang makin mirip desainnya dengan gitar modern,

termasuk jumlah course yang mencapai enam, hanya saja sistem penalaannya

sama sekali berbeda. Tubuhnya kelewat tipis dan ramping. Memasuki abad ke-19,

gitar memasuki kembali gerbang kejayaannya. Pada masa ini lahir para virtuos

dan komposer luar biasa seperti Sor, Giuliani, Aguado, Carcassi, Carulli, Coste,

dan banyak lagi. Karya-karya mereka bahkan hingga kini masih menjadi favorit

para gitaris modern.

Menjelang abad ke-20, desain gitar di Eropa tidaklah seragam. Masing-

msing gitaris bisa saja memainkan jenis gitar yang berbeda dari gitaris lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Orang yang paling bertanggung jawab mendesain gitar hingga bentuknya jadi

seperti yang sekarang kita kenal adalah Antonio Torres Jurado (1817-1892).

Pembuat gitar dari Spanyol ini menemukan standar anatomi gitar (dimensi,

rangka, panjang dawai, dan sebagainya) yang mampu menghasilkan kualitas suara

secara maksimal, sekaligus nyaman dimainkan. Temuan Jurado ini segera diikuti

para pembuat gitar lainnya. Kini, kendati tiap pembuat gitar punya kekhasan dan

“resep” masing-masing, ada patokan tertentu dalam desain gitar modern yang

berpegang pada desain Torres.

Repertoar gitar bertumbuh pesat dengan makin berlimpahnya gitaris dan

komposer yang tak henti memopulerkan gitar. Salah satunya Francisco Tarrega

(1852-1909), gitaris dan komposer kelahiran Spanyol. Tarrega adalah perintis

permainan gitar klasik menjadi sebuah ilmu dan seni tersendiri. Ia bukan saja

dikenal sebagai pendidik yang bertangan dingin namun juga komposer gitar yang

inovatif. Posisi duduk bermain gitar klasik yang dikenal sekarang digagas oleh

Tarrega. Posisi ini memungkinkan gitar dalam posisi stabil, serta membantu

lengan kanan maupun kiri menjelajahi fretboard dan senar di posisi manapun

dengan lebih leluasa.

Banyak teknik baru bermain gitar yang ia populerkan, dari tremolo hingga

Tabalet. Ditangannya, gitar bisa bernyanyi ceria, merintih, hingga menangis

tersedu-sedu. Salah satu komposisi gitar tunggalnya “Recuerdos de Alhambra”

(Kenangan akan Alhambra), cukup terkenal sehingga sering diaransemen ulang

oleh musisi-musisi masa kini.

Gebrakan Tarrega lainnya adalah mentranskrip berbagai komposisi untuk

alat musik lain ke gitar tunggal, termasuk diantaranya berbagai komposisi ciptaan

Universitas Sumatera Utara


Granados (piano), Albeniz (piano), Chopin (piano), Bach (biola), hingga

Mendelsohn (kuartet gesek). Murid-murid Tarrega pun menjadi sadar betapa gitar

memiliki kemampuan setara dengan alat-alat musik yang lebih “bergengsi”.

Tarrega boleh jadi seorang pendobrak, namun kemampuannya itu hanya

dikenal di kalangan terbatas. Ia lebih sering bermain gitar untuk murid-muridnya,

ketimbang untuk publik yang lebih luas. Secara tak langsung, Tarrega ikut

berperan mendorong Andres Segovia (1893-1987) memperkenalkan seni bermain

gitar klasik ke seluruh dunia.

Pada usia 5 tahun, Segovia ikut pamannya di Granada. Sang paman

mendorongnya belajar biola, namun Segovia terlanjur takjub pada keindahan

bunyi gitar yang dimainkan seorang gitaris flamenco di rumah pamannya. Sejak

itulah di mati-matian mempelajari cara bermain gitar tunggal dengan otodidak. Ia

amat prihatin pada status gitar yang ketika itu di Spanyol dianggap alat musik

rendahan serta amat minimnya perbendaharaan karya musik untuk gitar tunggal.

Pergaulan dengan murid-murid Tarrega merangsang Segovia meneruskan

tradisi Tarrega; mengembangkan teknik permainan gitar serta repertoar komposisi

gitar yang masih amat sedikit. Ia pun mulai mentranskrip karya-karya komposer

klasik hingga bisa dimainkan dengan gitar tunggal. Yang paling terkenal adalah

transkripsi dari karya-karya Johann Sebastian Bach, termasuk Chacone Dalam D

Minor untuk solo biola yang amat terkenal. Pada usia 20 tahun, Segovia

melakukan konser profesionalnya yang pertama di Madrid. Ia membawa lagu-lagu

klasik terkenal hasil transkripsi Tarrega.

Sebelum konser, banyak musisi yakin Segovia bakal ditertawakan. “Mana

mungkin bersolo gitar memainkan musik klasik?” begitu komentar mereka. Yang

Universitas Sumatera Utara


terjadi justru sebaliknya. Segovia berhasil membuat penonton tercengang dan

terkagum-kagum! Ia bukan saja memainkan musik, tapi dapat “memindahkan”

berbagai jenis suara alat musik hanya dalam satu gitar. Sejak itulah, Segovia jadi

buah bibir. Ia makin laris diundang konser di berbagai negara, hingga ke Amerika.

Ia menyebarkan benih kegandrungan pada gitar pada tiap konser. Banyak

komposer ternama mulai bersedia menciptakan komposisi asli untuk gitar yang

dipersembahkan bagi Segovia. Hingga usia 90 tahun, Segovia masih tampil

konser.

Luthier-luthier ternama seperti Ramirez, Hauser dan Fleta, banyak

mendapat dukungan dan masukan penting dari Segovia untuk meningkatkan

volume dan suara gitar klasik. Segovia pula yang mendorong terciptanya senar

nilon oleh Du Pont Chemical dan Albert Augustine di tahun 1947. Kehadiran

senar nilon merupakan terobosan penting bagi para gitaris klasik saat itu.

Berkat Segovia, seni bermain gitar tunggal kini mendapat tempat di

panggung-panggung musik terhormat serta diajarkan di berbagai perguruan tinggi

di dunia termasuk Indonesia.

Abad ke-20 juga menyaksikan lahirnya jenis gitar baru, yakni gitar akustik

folk. Salah satu perintisnya adalah Henry Martin, putra dari Christian Frederick

Martin, pendiri pabrik gitar Martin. Kendati awalnya memproduksi gitar dengan

senar nilon, memasuki tahun 1920-an dimulai terobosan membuat gitar dengan

senar dari logam. Sejak itu, Martin terus mengembangkan berbagai desain gitar

akustik. Namun yang paling legendaris adalah gitar flat-top akustik-folk model

Dreadnought. Desain gitar ini banyak dikopi oleh pabrik pembuat gitar lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Warna suaranya yang berat membuat Dreadnought amat populer digunakan para

musisi dan penyanyi folk, country, serta blue-grass.

Penemuan listrik membawa revolusi pada dunia, termasuk instrumen gitar.

Adalah Lyody Loar dari perusahaan pembuat gitar Gibson yang diketahui pertama

kali bereksperimen dengan pick-up magnetik pada gitar. Kendati demikian,

Adolph Rickenbaker serta dua rekannya Paul Bart dan George Beauchamp-lah

yang sukses mewujudkan gitar elektrik pertama dan memproduksinya secara

komersial di Awal tahun 1930-an. Langkah ini diikuti perusahaan-perusahaan

pembuat gitar lainnya, termasuk Gibson yang akhirnya malah memimpin pasar

gitar elektrik. Persaingan yang makin ketat melahirkan berbagai desain gitar yang

makin beragam.

Lantaran munculnya gitar jenis-jenis baru tadi, muncullah istilah “gitar

klasik”. Nama ini digunakan untuk membedakan gitar ala Torres dengan gitar

akustik bersenar logam ataupun dengan gitar elektrik. Terkadang juga disebut

sebagai spanish guitar karena desain gitar klasik seperti yang kita kenal sekarang

ini proses evolusinya lebih intens di Spanyol.

2.2 Sejarah Persebaran Dan Perkembangan Gitar Di Indonesia

Dalam melihat sejarah persebaran dan perkembangan gitar di Indonesia,

penulis membaca artikel Andre Indrawa, Gitar pertama kali masuk ke Indonesia

sekitar abad 17 dibawa oleh orang-orang-orang Portugis dimana pada saat itu

orang-orang Portugis yang ditawan oleh Belanda dimukimkan dikawasan Jakarta

Utara bernama kampung Tugu. Tidak jarang para tawanan ini menghibur dirinya

dengan memainkan musik yang dibawa dari asalnya. Gitar dan alat-alat musik

Universitas Sumatera Utara


yang mirip dengan gitar sudah dipergunakan pada masa ini. Hal ini terlihat pada

pagelaran ensembel keroncong dan bahkan dalam kesenian tradisonal Cirebon.

Disisi lain kepopuleran gitar di Indonesia juga didukung oleh keberadaan

berbagai alat musik lain yang memiliki kemiripan dengan gitar, yang telah lama

ada sebelum gitar masuk ke Indonesia. Alat musik tersebut diantaranya adalah

gitar tradisional berdawai tiga yang disebut sampek dari Kalimantan Timur. Dan

berbagai model gitar tradisional berukuran kecil yang berdawai dua yaitu hasapi,

kulcapi dan husapi dari Sumatera Utara.

Disamping itu gitar juga telah turut berjasa membangkitkan semangat

rakyat dalam memperjuangkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Hal tersebut

terjadi pada penyelenggaraan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dimana

gitar digunakan sebagai instrumen pengiring dalam pengumandangan perdana

lagu himne nasional Indonesia Raya.

Dalam aspek yang lainnya seperti berdirinya sekolah-sekolah musik

swasta pada sekitar tahun 70-an sangat membantu penyebaran minat bermain gitar

di Indonesia. Hasil dari banyaknya kursus-kursus yang dibuka adalah suatu

peningkatan subur bagi para peminat dan pembelajar gitar. Disamping itu

bermacam-macam metode pengajaran dari produk luar negeri pun telah

ditawarkan. Hal ini telah menantang para investor asing untuk menanamkan

modalnya dalam sektor musik khususnya gitar, hal ini juga menantang para

peneliti dan ahli pendidikan musik yang berspesialisasi gitar untuk memikirkan

dan menyusun suatu metode pengajaran gitar yang paling cocok untuk masyarakat

Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Menjelang permulaan tahun 1980, Indonesia telah memiliki gitaris-gitaris

profesional yang cukup diperhitungkan. Diantara mereka adalah Carl TangYong

yang pernah belajar di Roma dan Rully Budiono seorang lulusan program

diploma sebuah konservatori musik Wina, Austria. Produksi musikal mereka

terdiri dari konser-konser di kota-kota besar dan rekaman-rekaman kaset.

Produktivitas mereka, disamping telah membangkitkan semangat para amatir dan

diletan juga telah menumbuhkan apresiasi yang baik dan kepercayaan dari para

pecinta gitar atas kemampuan bermusik.

Sebagai salah satu reaksi dari perkembangan gitar di Indonesia di

datangkanlah gitaris-gitaris profesional dunia seperti Julian Bizantine, David

Russel dan John Mills dari kerajaan Inggris, Jean Piere Jumaez dari Perancis,

Sigfried Behrend dari Jerman, untuk memberikan workshop-workshop bagi

masyarakat pergitaran di Nusantara. Tanggapan mereka yang positif terhadap

perkembangan gitar di Tanah Air telah menimbulkan pengaruh yang amat besar

terhadap perkembangan dunia pergitaran di Indonesia. Tidak heran jika dalam

waktu yang singkat gitaris-gitaris muda Indonesia mulai dikenal melalui

prestasinya dalam kompetisi-kompetisi internasional di Kawasan Asia Tenggara

Di Asia Tenggara seni pertunjukan gitar klasik sudah lama berkembang.

Walaupun dapat dikatakan bahwa diantara negara-negara tetangganya keberadaan

gitar klasik di Indonesia masih sangat muda, namun dalam tempo yang relatif

singkat gitaris-gitaris muda Indonesia telah mampu menunjukkan kebolehan

kualitasnya. Perkembangan gitar di Indonesia dan gebrakan aksi gitaris-gitaris

muda kita dalam forum internasional seperti kompetisi gitar se-Asia Tenggara

pada tahun 1977-1979 telah memacu perkembangan gitar di kawasan ini.

Universitas Sumatera Utara


Guna meningkatkan kehidupan pergitaran di kawasan Asia Tenggara,

beberapa sekolah musik di Indonesia dan beberapa negara tetangga yang

tergabung dalam suatu sistem pendidikan musik Yamaha. Yamaha sepakat untuk

menyelenggarakan suatu forum pertemuan antar gitaris se-Asia Tenggara. Sebagai

tidak lanjutnya atas sponsor dari Yamaha Music Foundation, Tokyo pada tahun

1977 telah diselenggarakan The First South East Asian Guitar Festival (SEAGF

1977) yang merupakan kompetisi gitar pertama di kawasan Asia Tenggara.

Kompetisi tersebut mengambil tempat di Hotel Hilton, Jakarta. Pesertanya terdiri

dari masing-masing dua gitaris untuk wakil setiap negara yang terdiri dari

Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Filipina dan Hongkong.

Kompetisi tersebut dibagi kedalam dua kategori yaitu bagian klasik dan non

klasik. Untuk bagian non klasik peserta membawakan karya-karya non klasik baik

dengan media gitar klasik maupun jenis-jenis gitar akustik non elektrik lainnya.

Juara pertama untuk kompetisi itu jatuh pada peserta Indonesia. Juara

untuk kategori gitar klasik adalah Linda Sukamta, gitaris putri dari Bandung,

sedangkan untuk kategori non klasik dimenangkan oleh Michael Gan dari Jakarta.

Pada penyelenggaraan kedua SEAGF 1978 di Bangkok, Thailand, untuk

kategori klasik dalam kompetisi itu dimenangkan oleh Andre Indrawan. Dan pada

putaran SEAGF dua tahun berikutnya di Singapura nama Indonesia kembali

harum di Asia Tenggara dengan berhasilnya gitaris muda Royke B Koapaha dari

Bandung sebagai juara pertama.

Universitas Sumatera Utara


2.3 Perkembangan Awal Pendidikan Gitar Klasik Di Indonesia

Untuk melihat perkembangan awal pendidikan gitar klasik di Indonesia,

penulis membaca artikel dari Andre Indrawan, artikel ini menguraikan tentang

bagaimana sejarah perjalanan awal pendidikan gitar di era tahun 1970-an, Di

sekitar tahun 70-an minat terhadap gitar klasik di Indonesia sangat besar. Hal ini

ditandai dengan melonjaknya jumlah peserta kursus gitar dan sekolah-sekolah

musik swasta dalam waktu yang relatif singkat. Sekolah-sekolah ini

mengakomodasi para peminat gitar yang pada saat itu mengundang perhatian

dunia gitar internasional. Dalam hal ini dibuktikan dengan digelarnya konser-

konser gitaris dunia di Indonesia dan datangnya bantuan pendidikan dan material

dari negara-negara berkembang seperti Jepang dan Belanda. Perhatian inipun

disambut oleh pemerintah Indonesia dengan dibukanya program-program

pendidikan gitar secara resmi, mulai dari sekolah-sekolah dan institusi-institusi

kejuruan musik hingga perguruan tinggi.

Pada masa tahun 1970-an ini merupakan titik tolak pengembangan

pendidikan gitar klasik di Indonesia. Gejala ini ditandai dengan :

1. Meningkatnya pelayanan minat masyarakat dalam mempelajari gitar melalui

lembaga-lembaga kursus musik swasta yang disponsori perusahaan-

perusahaan Jepang.

2. Datangnya bantuan resmi pemerintah Belanda dalam membina calon-calon

guru gitar melalui program intensif yang dikelola pemerintah di kota-kota

besar seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Yoyakarta dan Surabaya.

3. Dibukanya bidang studi praktek gitar pada jenjang perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara


Hingga pertengahan tahun 1970-an sudah terdapat benyak sekolah-sekolah

musik swasta yang menyediakan kursus gitar. Baik di kota-kota besar maupun

kecil di Indonesia. Berbagai macam teknik dan metode praktis ditawarkan dengan

tujuan dasar yang sama yaitu memperkenalkan suatu cara bermain gitar yang

lebih dari sekedar memainkan chord-chord pengiring nyanyian. Teknik bermain

gitar klasik diperkenalkan melalui pendekatan-pendekatan yang mudah dan

menyenangkan dengan melibatkan dasar-dasar umum permainan gitar. Gaya

pengajaran kelas yang santai dan sistem ujian yang menarik dari metode-metode

tersebut telah menghasilkan siswa-siswa baru yang dapat menguasai keterampilan

dasar bermain gitar secara komprehensif dalam waktu yang relatif singkat. Tetapi

kurikulum yang ditawarkan pada sisiwa pada waktu itu masih sangat terbatas

hingga tingkat keterampilan menengah. Berbeda dengan kursus-kursus musik

swasta lainnya. Seperti Yayasan Pendidikan Musik (YPM) di Manggarai Jakarta,

pada saat itu diyakini sebagai sekolah musik termaju di Indonesia. Menerapkan

suatu metode yang berbeda. Sekolah ini mengajarkan agar siswa dapat mengenal

musik secara utuh melalui pengajaran teori-teori musik secara terpisah dari

tutorial individual praktikum instrumen musik. Kelas gitar pada lembaga ini sudah

lama ada sebelum tahun 70-an di bawah koordinasi gitaris Adis Sugata. Walaupun

sistem pendidikan musiknya secara umum cukup baik namun dalam pengajaran

praktek gitar mereka masih menggunakan metode lama seperti misalnya, metode

Carcassi, dan metode Carulli.

Pendidikan gitar di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan sejak

kehadiran sebuah kelompok musik kamar dari Belanda, Dick Visser Guitar Trio

pada tahun 1977. Suatu hal yang menguntungkan bahwa Dick Visser pimpinan

Universitas Sumatera Utara


trio tersebut adalah seorang pejabat dinas kebudayaan di Belanda pada masa itu.

Disamping spesialisasinya sebagai komponis gitar, ia juga seorang pendidik gitar

senior, profesor dan dekan di konservatorium Amsterdam, Belanda. Melalui

beliaulah telah terjadi suatu jalinan kerjasama diantara pemerintah Belanda dan

Indonesia untuk mengembangkan pendidikan gitar klasik di Tanah Air.

Dick Visser telah menyumbangkan suatu kontribusi yang besar terhadap

perkembangan gitar klasik. Kontribusi terpentingnya adalah penemuan teknik

baru yang merupakan sintesis dari berbagai teknik bermain gitar terdahulu

terutama Tarrega dan Pujol yang dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan

teknik Segovia pada paruh pertama abad ke-20. Penemuannya tersebut telah

dituangkan ke dalam suatu paket terbitan yang lengkap dari seluruh teknik

permainan gitar klasik dan sejumlah etude serta kumpulan 24 etude yang ditulis

pada seluruh tanda kunci mayor dan minor. Ia bahkan telah menerapkan ide

tekniknya ke dalam seluruh komposisi kontemporernya dan juga edisi dan

transkripsi beberapa karya-karya standar secara konsisten.

Perhatian Dick Visser sangat besar terhadap perkembangan gitar di

Indonesia yang dinamis. Beliau sangat berniat untuk membantu perkembangan

pendidikan musik dan mensosialisasikan metodenya di Indonesia. Dalam waktu

yang tidak lama maka pemerintah Belanda mengirim seorang pedagog gitar

berkualifikasi ganda dibidang penyajian (performance) dan pendidikan, Yos

Bredie. Guru gitar tersebut adalah lulusan konservatorium Amsterdam, Belanda,

salah seorang murid terbaik Dick Viser. Beliau dikirim untuk memberikan

pelatihan intensif selama satu setengah tahun pada para guru dan calon guru gitar

di kota-kota besar pulau Jawa dan Bali. Penataran tersebut diikuti oleh guru-guru

Universitas Sumatera Utara


gitar dan peminat-peminat lain dalam jumlah terbatas yang diterima melalui audisi

dan rekomendasi sekolah musik. Pada waktu itu diantaranya ikut pada waktu

pelatihan tersebut adalah Andre Indrawan, Iwan Irawan, Royke B. Koapaha dan

Ferry Tambunan dari Bandung.

Disamping mempelajari dan mempraktekkan teknik Dick Visser yang

lebih mengutamakan perkembangan tangan kiri, peserta pelatihan menerima

pelajaran-pelajaran teori penunjang lainnya. Pelajaran-pelajaran tersebut

diantaranya ilmu sejarah musik, kontrapung, dan harmoni yang diarahkan kepada

komposisi dan aransemen untuk gitar. Pelajaran pelengkap lain adalah kelas

musik kamar yang menitik beratkan pada ensembel-ensembel kecil seperti duet,

trio dan kwartet gitar.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan bantuan Belanda yang diselenggarakan

oleh pemerintah pada awal tahun 1980, departemen gitar YPM membuka program

persiapan konservatori yang diikuti sepuluh siswa dari Bandung dan Jakarta. Satu

semester sebelumnya, pada tahun 1979 Akademi Musik Indonesia (AMI) di

Yogyakarta yang berada dibawah pengelolaan pemerintah, telah lebih dahulu

membuka departemen gitar untuk program yang lebih tinggi dari diploma yaitu

gelar seniman setingkat sarjana. Secara operasional pengajaran praktek gitar dan

subjek-subjek terkait pada kedua program tindak lanjut yang di kelola oleh swasta

(YPM) dan pemerintah (AMI) tersebut dilaksanakan oleh Yos Bredie karena saat

itu belum ada dosen gitar yang dianggap memenuhi persyaratan akademis.

Beberapa tahun sebelum program gitar di AMI dibuka, aktivitas

pendidikan tinggi untuk gitar telah dilaksanakan di LPKJ. Sistem pendidikannya

kurang lebih serupa dengan YPM namun lebih lengkap sebagai suatu pendidikan

Universitas Sumatera Utara


di sekolah tinggi. Jenjang pendidikan gitar di lembaga ini dikelompokkan

kedalam dua tingkat yaitu Tahap Studi Dasar dan Tahap Studi Akhir. Di bawah

asuhan Reiner Wildt, seorang dosen warga negara Indonesia berdarah Jerman.

Teknik yang diterapkan pada para mahasiswa gitar pada dasarnya mengacu secara

fanatik kepada teknik Segovia dengan perhatian utama pada pengembangan

teknik tangan kanan. Suatu kelebihan yang ada pada sistem pendidikan gitar di

lembaga ini ialah perluasan repertoar yang tidak hanya meliputi karya-karya solo

dan ensembel gitar tapi juga musik kamar yang melibatkan alat-alat musik lain

sebagai kombinasi gitar dengan kwartet gesek atau alat-alat musik orkestra

lainnya.

Sejajar dengan program sarjana (S1), program pendidikan di AMI

memakan waktu minimal 9 semester. Program studi yang diterapkan pada masa

itu ialah : Musik Sekolah (MS), Sastra Musik (SM) dan Teori Komposisi (TK).

Kecuali program MS dan TK yang mempersyaratkan skripsi untuk melengkapi

studinya, para mahasiswa SM yang tergolong paling kecil populasinya, dituntut

untuk melakukan resital sebagai pengganti skripsi. Mata kuliah yang terkait

seperti sejarah gitar, konstruksi gitar dan kelas repertoar gitar diintegrasikan

kedalam mata kuliah Praktek Individual Instrumen Mayor. Sementara itu

ensembel gitar mendapat wadah sendiri sebagai alternatif dari mata kuliah orkes

dan koor.

2.4 Metode Pembelajaran Gitar Tunggal

Pada bagian ini penulis mendeskripsikan metode belajar gitar tunggal yang

ideal, guna mendapat gambaran untuk memperoleh penguasaan keterampilan

Universitas Sumatera Utara


bermain gitar baik secara teori maupun teknik praktis dalam penerapannya, serta

memiliki kemampuan dalam mengembangkan kreatifitas pada gitar tunggal.

Adapun rujukan yang merupakan representasi sebagai studi banding dalam

penelitian ini diambil dari metode pembelajaran gitar tunggal : Lembaga

Pendidikan Musik Al Farabi, Classic Guitar Performance Examination Yamaha,

metode gitar Mauro Giuliani, metode gitar Matteo Carcassi, metode gitar Pujol,

pelajaran dasar gitar tunggal Kaye Solapung, pelajaran dasar lembaga musik

Cantata, metode dasar gitar klasik Iqbal Thahir, metode praktis belajar gitar

Bambang Wiryawan, yayasan pusat pendidikan musik Iwan Irawan, Universitas

HKBP Nommensen Medan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, metode

kelas gitar ISI Yogyakarta.

2.4.1 Posisi Dan Sikap Bermain Gitar Tunggal

2.4.1.1 Posisi Dan Sikap Anatomi Tubuh Yang Ideal Dan Efektif Dalam

Bermain Gitar Tunggal

Posisi dan sikap anatomi tubuh yang ideal dan efektif dalam bermain gitar

tunggal adalah seperti berikut :

1. Duduk dalam keadaan rileks. Apabila duduk dalam keadaan tegang dan kaku

akan menghambat permainan gitar sebab tubuh tidak dapat bergerak leluasa

dalam arti yang wajar.

2. Posisi gitar harus stabil. Biasanya posisi gitar yang tidak stabil disebabkan oleh

ibu jari kiri yang terlalu kuat menekan pada leher gitar sehingga posisi gitar

cenderung bergerak kedepan.

Universitas Sumatera Utara


3. Gerakan tangan kanan dan kiri harus bebas, kebebasan tangan ditentukan oleh

kestabilan posisi gitar. Perlu diperhatikan gerakan tangan harus wajar.

4. Gunakan kursi tanpa sandaran lengan. Tinggi kursi disesuaikan dengan tinggi

lutut sehingga diantara paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut suku

siku-siku, sementara itu telapak kaki menyentuh lantai secara menyeluruh.

5. Pijakan kaki (foot stool) diletakkan di depan kursi tepat pada kaki kiri.

Perhatikan bahwa pijakan kaki harus stabil, bila tidak dapat mengakibatkan

ketegangan pada kaki.

6. Posisi duduk harus tegak ke depan. Kaki diatur sedemikian rupa hingga stabil.

Telapak kaki kiri memijak seluruh permukaan foot stool, posisi kaki kiri lurus

kedepan dan pahanya sedikit naik ke atas.

7. Badan tegak lurus agar dapat mengatur pernafasan. Hindari kebiasaan

membungkuk, hal tersebut dapat mengakibatkan cepat lelah.

Gambar 7. Posisi Bermain Gitar

Sumber : www.guitarlessonsinwimbledon.co.uk

Universitas Sumatera Utara


2.4.1.2 Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kanan

Posisi dan sikap yang baik pada tangan kanan adalah :

1. Ibu jari memetik kearah depan

2. Jari telunjuk dan tengah disandarkan kesenar diatasnya (appoyando)

3. Jari telunjuk, tengah dan manis memetik kearah dalam telapak tangan (tirando)

4. Pada waktu memetik senar semua jari-jari dalam keadaan rapat

5. Tangan seolah-olah menggenggam bola pimpong pada waktu memetik

6. Ibu jari melampaui ataupun melewati sudut permukaan jari telunjnuk bila

dilihat dari atas

7. Lengan tangan tidak boleh menyentuh badan (body) gitar.

Gambar 8. Posisi Tangan Kanan Sesudah Memetik

Sumber : www. acguitar.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 9. Posisi Tangan Kanan Sebelum Memetik

Sumber : www.acguitar.com

Gambar 10. Posisi Tangan Kanan Dari Atas

Sumber : www.acguitar.com

Universitas Sumatera Utara


2.4.1.3 Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kiri

Posisi dan sikap yang baik pada tangan kiri adalah :

1. Menekan senar dengan ujung jari

2. Telapak tangan tidak boleh menyentuh leher (neck) gitar

3. Ibu jari tidak boleh kelihatan dari depan

4. Diupayakan ibu jari yang terletak dibelakang leher gitar selalu sejajar dengan

jari tengah yang menekan senar di depan

5. Lengan tangan harus rileks selama permainan

Gambar 11. Posisi Tangan Kiri Dari Belakang

Sumber : www.douglasniedt.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 12. Posisi Tangan Kiri Dari Atas

Sumber : www.douglasniedt.com

Gambar 13. Posisi Tangan Kiri Dari Depan

Sumber : www.douglasniedt.com

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Metode Pembelajaran Notasi Pada Gitar

Menurut M Soeharto (1986:11), Notasi adalah sistem penulisan lagu.

Sedangkan not adalah satuan dari sistem penulisan tersebut. Misalnya notasi

angka yang satuannya adalah angka. Disamping itu notasi balok yang satuannya

adalah gambar tangkai dengan bulat elips yang melekat diatas atau dibawahnya.

Dengan notasi kita dapat mengenal, membaca serta menyanyikan lagu.

Notasi merupakan perwujudan dari lagu, sedangkan not merupakan perwujudan

dari nada. Jika nada dapat didengar, maka not dapat dilihat atau diperlihatkan.

Jadi not harus dapat menjadi lambang bagi nada dengan berbagai sifatnya. Salah

satu tujuan membaca notasi ini adalah untuk memudahkan dan mempercepat

penyajian karya musik terhadap para pelaku seni khususnya dalam

mengimplementasikan karya tersebut kedalam suatu pertunjukan. Ada berbagai

cara untuk menyampaikan ataupun mempelajari notasi, dalam penelitian ini cara

membaca notasi pada gitar terlebih dahulu diperkenalkan garis paranada, garis

bantu, bentuk not, nilai not dan syarat penulisan not balok, kemudian semua not

yang ada pada senar pertama, lalu dijelaskan not tersebut dimana letaknya

dimainkan pada gitar.

1. Garis Paranada

Garis paranada adalah lima garis horisontal lurus yang berjajar mendatar

dan berjarak sama. Kegunaan garis paranada adalah untuk menempatkan not-

not sesuai dengan sifat nada yang dilambangkannya. Misalnya not yang ditulis

dalam garis paranada rendah melambangkan nada yang rendah pula untuk

dibunyikan begitu juga untuk sebaliknya. Ruang diantara garis paranada ada

Universitas Sumatera Utara


empat dinamakan spasi. Jadi jumlah spasi paranada ada empat dan jumlah garis

paranada ada lima.

Gambar 14. Garis Para Nada

Sumber : Sibelius 7

Untuk membuat not yang lebih tinggi dan lebih rendah dapat

menggunakan garis bantu.

2. Garis Bantu

Garis bantu adalah garis tambahan yang terletak pada bagian atas atau

bawah dari lima garis para nada. Pada gitar klasik baris bantu bawah umumnya

hanya ada empat dan garis bantu atas ada sembilan.

Gambar 15. Garis Bantu Para Nada Atas Dan Bawah

Sumber : Sibelius 7

Universitas Sumatera Utara


3. Nama not, bentuk, tanda istirahat dan nilai not

Gambar 16. Diagram Pembelajaran Notasi Balok

Sumber : www. learnclassicalguitar.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 17. Nilai Not Dalam Jumlah Ketukan

Sumber : www. learnclassicalguitar.com

Pada gitar ada enam senar jumlahnya. Dan pada bagian ini bagi para

pembelajar yang baru memulai membaca not dianjurkan untuk menguasai dan

menghafalkan not mulai dari senar pertama, kedua hingga keenam dan kemudian

menghafal letaknya pada posisi fret/kolom pada gitar.

Universitas Sumatera Utara


Sistem Penulisan Notasi Balok Pada Gitar Tunggal Berdasarkan Tangga

Nada Kromatis

1. Not-not pada senar pertama :

Senar terbuka E

Fret pertama F

Fret kedua F#/Gb

Fret ketiga G

Fret keempat G#/Ab

Fret kelima A

Fret keenam A#/Bb

Fret ketujuh B

Fret kedelapan C

Fret kesembilan C#/Db

Fret kesepuluh D

Fret kesebelas D#/Eb

Fret keduabelas E

Fret ketigabelas F

Fret keempat belas F#/Gb

Fret kelima belas G

Fret keenam belas G#/Ab

Fret ketujuh belas A

Fret kedelapan belas A#/Bb

Fret kesembilan belas B

Universitas Sumatera Utara


2. Not-not pada senar kedua

Senar terbuka B

Fret pertama C

Fret kedua C#/Db

Fret ketiga D

Fret keempat D#/Eb

Fret kelima E

Fret keenam F

Fret ketujuh F#/Gb

Fret kedelapan G

Fret kesembilan G#/Ab

Fret kesepuluh A

Fret kesebelas A#/Bb

Fret keduabelas B

Fret ketigabelas C

Fret keempat belas C#/Bb

Fret kelima belas D

Fret keenam belas D#/Eb

Fret ketujuh belas E

Fret kedelapan belas F

Fret kesembilan belas F#/Gb

Universitas Sumatera Utara


3. Not-not pada senar ketiga

Senar terbuka G

Fret pertama G#/Ab

Fret kedua A

Fret ketiga A#/Bb

Fret keempat B

Fret kelima C

Fret keenam C#/Bb

Fret ketujuh D

Fret kedelapan D#/Eb

Fret kesembilan E

Fret kesepuluh F

Fret kesebelas F#/Gb

Fret keduabelas G

Fret ketigabelas G#/Ab

Fret keempat belas A

Fret kelima belas A#/Bb

Fret keenam belas B

Fret ketujuh belas C

Fret kedelapan belas C#/Db

Fret kesembilan belas D

Universitas Sumatera Utara


4. Not-not pada senar keempat

Senar terbuka D

Fret pertama D#/Eb

Fret kedua E

Fret ketiga F

Fret keempat F#/Gb

Fret kelima G

Fret keenam G#/Ab

Fret ketujuh A

Fret kedelapan A#/Bb

Fret kesembilan B

Fret kesepuluh C

Fret kesebelas C#/Db

Fret keduabelas D

Fret ketigabelas D#/Eb

Fret keempat belas E

Fret kelima belas F

Fret keenam belas F#/Gb

Fret ketujuh belas G

Fret kedelapan belas G#/Ab

Fret kesembilan belas A

Universitas Sumatera Utara


5. Not-not pada senar kelima

Senar terbuka A

Fret pertama A#/Bb

Fret kedua B

Fret ketiga C

Fret keempat C#/Bb

Fret kelima D

Fret keenam D#/Eb

Fret ketujuh E

Fret kedelapan F

Fret kesembilan F#/Gb

Fret kesepuluh G

Fret kesebelas G#/Ab

Fret keduabelas A

Fret ketigabelas A#/Bb

Fret keempat belas B

Fret kelima belas C

Fret keenam belas C#/Db

Fret ketujuh belas D

Fret kedelapan belas D#/Eb

Fret kesembilan belas E

Universitas Sumatera Utara


6. Not-not pada senar keenam

Senar terbuka E

Fret pertama F

Fret kedua F#/Gb

Fret ketiga G

Fret keempat G#/Ab

Fret kelima A

Fret keenam A#/Bb

Fret ketujuh B

Fret kedelapan C

Fret kesembilan C#/Db

Fret kesepuluh D

Fret kesebelas D#/Eb

Fret keduabelas E

Fret ketigabelas F

Fret keempat belas F#/Gb

Fret kelima belas G

Fret keenam belas G#/Ab

Fret ketujuh belas A

Fret kedelapan belas A#/Bb

Fret kesembilan belas B

Universitas Sumatera Utara


Gambar 18. Letak Not-Not Pada Fret Gitar

Sumber : www.learnclassicalguitar.com

Dalam sistem pembelajaran membaca notasi dengan metode seperti ini

sangat mudah untuk dipahami dalam tingkat dasar baik usia kanak-kanak hingga

dewasa.Dan tidak jarang berbagai sekolah-sekolah musik menerapkan cara

membaca seperti ini dalam sistem kurikulum belajarnya.

2.4.3 Metode Pembelajaran Dengan Sistem Tingkatan (Grade atau Level)

Di sekolah-sekolah musik pada umumnya di seluruh dunia menerapkan

konsep metode grading (grading system) sebagai acuan dalam matrikulasi

belajarnya. Pada saat ini sistem grading diterapkan secara murni oleh badan-badan

penguji musik internasional misalnya Yamaha Music Foundation Japan,

Australian Music Examination Board (AMEB), Associated Boards Of School Of

Music (Inggris), London College Of Music (LCM), Trinity College (Inggris). Di

Universitas Sumatera Utara


Indonesia sendiri sistem ini sudah dikenal seperti di sekolah musik Yamaha, Al

Farabi, Cantata dan lain-lain.

Secara umum tingkatan dalam keterampilan gitar dibagi kepada 3

kelompok, tingkat basic (dasar), Medium (menengah), High (atas). Tingkat

keterampilan dasar dan menengah pada umumnya dimulai dari grade 1 sampai 4

lalu grade 5 sampai 8 merupakan keterampilan atas, berbeda halnya dengan sistem

grading di Sekolah Musik Yamaha. Sebagai contoh dalam penelitian ini di

sekolah musik Yamaha dan Universitas Pendidikan Indonesia

1. Sekolah Musik Yamaha

A. Grade 10

Grade 10 adalah grade dasar dalam sekolah musik Yamaha. Sebagai acuan dalam

belajarnya diambil dari buku Fundamental. Pada grade 10 diajarkan bagaimana

posisi sikap bermain gitar, mengenal notasi balok, penggunaan tanda jari, teknik

memetik appoyando/al aire, ritem notasi, scale/tangga nada,alternating bass,

beberapa chord dasar seperti C, G7, Am, Dm, E7, F, dan lagu-lagu pilihan yang

disesuaikan dengan teknik dasar.

B. Grade 9

Grade 9 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 1a sebagai acuan dalam

belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana penggunaan bass berjalan,

lanjutan achord-achord, penggunaan arpegio, penggunaan teknik harmoni,

penggunaan teknik-teknik ornamentasi : Grace notes, Mordent, Glisando, dan

Portamento, etude serta lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik lanjutan.

Universitas Sumatera Utara


C. Grade 8

Grade 8 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 1b sebagai acuan dalam

belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana mengolah atau menyesuaikan

ritem dengan melodi, teknik memainkan nada-nada interval 3 dan 6,

memperkenalkan chord-chord lanjutan, scale/tangga nada, flamenco dalam lagu

farruca, serta etude dan lagu-lagu lanjutan.

D. Grade 7

Grade 7 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 2a sebagai acuan dalam

belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana menggunakan chord-chord

lanjutan seperti septim, augmented, diminish, mayor dan minor. Memainkan

teknik apagados atau not yang bertitik, cara ini dilakukan dengan memainkan

bunyi gitar pendek-pendek berkesinambungan, scala/tangga nada, penggunaan

teknik staccato, glisando, appogiatura, trill , tremolo study, pembentuk chord-

triad, dan lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik permainan grade 7.

E. Grade 6

Grade 6 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 2b sebagai acuan dalam

belajarnya. Pada grade ini merupakan transisi atau jembatan menuju teacher grade

atau tingkatan guru. Pada grade ini diajarkan bagaimana mengorganisir chord,

penggunaan chord-chord lanjutan seperti 7 minus lima, suspensi, etude, harmonic

oktaf, Pizzikato, Tambora, Tabalet, scale/tangga nada, daftar komponis dan

pemain gitar tunggal, serta referensi pieces atau lagu-lagu yang disesuaikan

dengan teknik grade 6.

Universitas Sumatera Utara


F. Grade 5

Grade 5 merupakan open grade yakni grade atas dalam sistem grade Yamaha.

Biasanya ujian grade 5, 4 dan 3 untuk seluruh Yamaha di Indonesia dilakukan di

Jakarta Pusat yang bertempat di Jalan Gatot Subroto Kav. 4 dekat Semanggi

Plaza. Dalam grade 5 dibahas tentang aransemen, solfegio (mendengar), sight

reading langsung memainkan partitur yang disediakan penguji, memilih 3 lagu

sulit dari 9 lagu yang disediakan. Aransemen 8 hingga 16 bar, mengisi ujian teori

musik tentang harmoni dan interval.

G. Grade 4

Sama halnya dengan grade 5, tetapi untuk ujian teori sudah tidak ada. Pada grade

4 memilih 4 lagu sulit dari 9 lagu yang disediakan.

H. Grade 3

2. Universitas Pendidikan Indonesia

Metode pembelajaran gitar yang digunakan pada perguruan tinggi negeri ini

memakai sistem berbasis kompetensi. Sasaran metode belajarnya ialah agar

mahasiswa memiliki penguasaan, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan

baik secara teoritik maupun praktik dalam bermain gitar, serta memiliki

kemampuan dalam mengembangkan kreatifitas pada gitar dan memiliki

kemampuan dalam mentransfer pengetahuan mereka ke dalam proses

pembelajaran. Sistem pembelajaran ini sama juga halnya digunakan di perguruan

tinggi lainnya, hanya saja perbedaan-perbedaan yang terjadi pada reportoar untuk

Universitas Sumatera Utara


tingkatan tertentu. Berikut di uraikan metode yang dipakai mulai dari dasar hingga

tingkat atas.

A. Pertemuan Pertama

Menjelaskan tentang ruang lingkup gitar. Dengan tujuan yang hendak dicapai

yaitu membekali mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman

tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan gitar serta aplikasinya.

B. Pertemuan Kedua

- Sejarah perkembangan gitar

- Organologi gitar

- Wilayah suara, cara penalaan, dan posisi tiap nada pada gitar

- Postur; yaitu posisi badan secara keseluruhan baik posisi badan kaki,

tangan dan jari, serta posisi memegang gitar

C. Pertemuan ketiga dan keempat

- Teknik dasar permainan gitar

- Teknik petikan gitar untuk tangan kanan appoyando dan tirando

- Teknik menekan nada dalam papan fret gitar dengan latihan kromatik dan

tangga nada c mayor 2 oktaf posisi nol dan posisi lima

D. Pertemuan kelima dan keenam

- Aplikasi teknik appoyando pada karya etude dengan melodi horisontal

senar 1 sampai senar 3

- Aplikasi petikan tirando dengan latihan chord dasar posisi satu

Universitas Sumatera Utara


- Aplikasi petikan tirando pada karya dengan tiga wilayah suara (lagu model:

Etude No.1 dan Waltz oleh Catalayud

E. Pertemuan ketujuh dan kedelapan

- Penguatan aplikasi teknik pada karya, Etude No.2 F. Tarrega dan Allegretto

F. Carulli, tangga nada minor 2 oktaf

F. Pertemuan kesembilan

- Ujian tengah semester dalam bentuk pertunjukan dan pembuatan makalah

G. Pertemuan kesepuluh

- Evaluasi terhadap hasil ujian tengah semester

- Apresiasi karya solo gitar periode klasik

H. Pertemuan kesebelas dan keduabelas

- Tangga nada minor 2 oktaf

- Etude petikan gabungan tirando dan appoyando senar satu dan dua pada

karya Anglaise dan Allegreto

- Analisis harmoni dan chord karya Anglaise dan Allegreto

I. Pertemuan ketigabelas sampai kelimabelas

- Tangga nada mayor dalam 3 posisi

- Penguatan teknik dalam memproduksi suara untuk kepentingan frasering

(kalimat lagu)

Universitas Sumatera Utara


J. Pertemuan keenambelas

- Ujian akhir semester dalam bentuk pertunjukan

2.5 Organologi Gitar

2.5.1 Pengertian Organologi

Menurut Peter William organologi adalah studi deskriptif dan analitis

tentang instrumen yakni untuk membedakan antara studi aspek ilmiah dan

teknologi dalam instrumen dan studi musik secara umum. Dan bagian terpenting

dari studi organologi ini meliputi klasifikasi instrumen dari tradisi kebudayaan

yang berbeda, kesejarahan, perkembangan, penggunaan, teknik permainan dalam

konteks gaya musiknya.

Organologi menurut Andre Schaefner pendaftaran/penamaan,

pendeskripsian, pengidentifikasian dari semua instrumen pada peradaban manusia

dari semua periode yang digunakan baik untuk kepentingan estetika, ritual, magis,

dan untuk kepentingan praktek lainnya. Bagian terpenting dari studi organologi

adalah penemuan, terminologi, klasifikasi, konstruksi, bentuk dan teknik

memainkannya, produksi bunyi instrumen seperti analisis fenomena akustik,

tangga nada yang dihasilkan, penggunaan instrumen, simbolisme dan unsur-unsur

estetika dari instrumen serta kesejarahan.

Sementara Sue Carole Devale mengatakan bahwa organologi adalah ilmu

tentang peralatan bunyi, organologi mempelajari semua peralatan bunyi tanpa

harus dibatasi oleh penggunaan, kebudayaan atau periode sejarah.

Universitas Sumatera Utara


2.5.2 Akustika Bunyi Gitar

Untuk mengetahui bagaimana instrumen gitar dapat menghasilkan bunyi

kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar akustika. Ilmu akustika adalah ilmu

yang mempelajari bunyi : bagaimana bunyi di produksi, dikontrol, dirambatkan

sampai diterima dipendengaran. Dalam bidang musik, akustika menyangkut

struktur atau desain alat musik, cara memainkannya sehingga alat tersebut

menghasilkan bunyi yang khas dan bagaimana ia sampai kepada sipendengar.

Dari sudut pandang ilmu fisika, bunyi merupakan sebuah peristiwa

getaran. Bunyi terjadi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Banyaknya

jumlah getaran diukur dalam satuan detik, disebut dengan frekuensi bunyi.

Artinya jika sebuah senar gitar frekuensinya 440, artinya senar tersebut bergetar

sebanyak 440 kali dalam satu detik. Nama yang dipakai untuk menyebut satuan

getaran perdetik adalah hertz (Hz).

Bunyi standar yang ada pada gitar adalah dari E (mi) rendah ke E’ (mi’)

tinggi. Dengan melintasi rentang dua oktaf (EADGBE’).

SENAR NOTASI ILMIAH NOTASI HELMHOLTZ FREKUENSI

Pertama E4 e’ 392,63 Hz

Kedua B3 b 246,94 Hz

Ketiga G3 g 196,00 Hz

Keempat D3 d 146,83 Hz

Kelima A2 a 110 Hz

Keenam E2 e 82,41 Hz

Universitas Sumatera Utara


Gitar tunggal dalam penelitian ini adalah adalah jenis gitar klasik yang

dapat dimainkan langsung, tanpa harus memakai amplifier atau piranti elektronik

lain untuk memperkuat bunyinya. Dalam sebuah pertunjukan gitar tunggal dalam

hal gitar klasik harus disesuaikan dengan ruangan atau gedung pertunjukannya.

Gedung akustik adalah gedung yang sangat mendukung dalam pertunjukannya.

Jika pertunjukan gitar tunggal dilaksanakan diruang terbuka maka akan sulit kita

mendengar dengan jelas suara gitar yang dimainkan. Hal ini disebabkan oleh

karena akustika ataupun bunyi gitar tunggal tidak memadai untuk melakukan

bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia dengan kata lain bunyinya terlalu

lembut untuk dicerna telinga. Berbeda halnya dengan pertunjukan solo gitar

elektrik yang menggunakan amplifier sebagai media pengeras suaranya. Salah

satu contoh gedung akustik yang sering dipakai dalam pertunjukan-pertunjukan

gitar tunggal seperti di Erasmus Huis Jakarta.

Gambar 19. Gedung Erasmus Huis Jakarta

Sumber : www. voiceofsoul.wordpress.com

Universitas Sumatera Utara


Gedung akustik merupakan gedung yang mampu menampung penonton

lebih dari seratus orang dan mampu mendengungkan ataupun menggemakan suara

gitar yang begitu lembut untuk diperdengarkan kepada penonton yang begitu

banyak.

Dalam hal lain akustika bunyi gitar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek

teknis dalam pembuatan gitar itu sendiri. Dalam hal ini diuraikan pandangan

umumnya beberapa hal teknis dalam mengidentifikasi ataupun memahami sebuah

gitar yang baik.

1. Kualitas Suara (Tone Quality)

Akustika suara gitar yang baik adalah dengan memperhatikan kualitas

suaranya. Beberapa hal yang melatar belakangi yang perlu di lihat adalah :

A. Karakter Suara

Karakter dari suara yang dibutuhkan adalah selera yang sesuai seperti yang

diinginkan dalam menghasilkan musik, apakah itu cenderung bernada rendah

dengan dalam, melengking dan lain-lain. Aspek ini merupakan aspek yang sangat-

sangat subjektif sifatnya. Tidak bisa dipungkiri juga, dalam memahami karakter

suara yang diinginkan, diperlukan waktu bertahun-tahun. Memahami karakter

suara yang kita inginkan memang sulit, malah seringkali ditemukan, selera

pemain akan karakter suara yang dia inginkan berubah seiring dengan waktu &

pengalaman yang dialaminya. Pengalaman dalam mencoba beragam gitar

merupakan sebuah syarat mutlak yang dibutuhkan untuk menambah pengetahuan

dalam memahami suara gitar.

Universitas Sumatera Utara


B. Proyeksi Suara

Proyeksi suara merupakan besaran yang dapat dijadikan patokan dalam menilai

kemampuan gitar untuk memproyeksikan suara sesuai kebutuhannya. Apabila

dalam penyajiannya sering tampil dalam festival ataupun berkompetisi gitar yang

ditonton oleh orang banyak, tentu dibutuhkan gitar yang mampu

memproyeksikan suaranya seluas mungkin. Dalam hal ini juga suara gitar yang

baik ditentukan oleh teknik permainan gitar yang baik pula.

C. Ketahanan Suara/Sustain

Sustain merupakan besaran yang menilai seberapa lama/panjang sebuah nada

yang anda petik pada gitar mampu bertahan dengan kualitas proyeksi yang

diinginkan. Beberapa jenis musik kadang memiliki kriteria spesifik tersendiri, ada

musik yang lebih diinginkan untuk dimainkan dengan nada-nada yang pendek

atau cenderung putus-putus ada juga musik yang membutuhkan kemampuan

instrumen dalam memainkan nada yang panjang. Dalam hal ini perlu dirumuskan

bagaimana suara gitar mengenai panjang pendeknya bunyinya itu diperdengarkan.

D. Separasi

Separasi merupakan kemampuan instrumen dalam menonjolkan setiap nada yang

dimainkan secara bersamaan. Ada instrumen yang mampu memberikan

penonjolan yang jelas dalam setiap nada saat memainkan chord ada juga

instrumen yang kurang mampu sehingga tercipta sebuah kesan chord yang

dimainkan merupakan satu kesatuan yang mandiri. Sama seperti sustain,

Universitas Sumatera Utara


kemampuan separasi instrumen yang dimainkan dikembalikan kepada jenis musik

yang disajikan dan tentu selera beserta pengalaman.

E. Keseimbangan Nada (Tonal Balance)

Keseimbangan Nada ialah kemampuan sebuah instrumen dalam menghasilkan

nada-nada setiap frekuensi dengan kadar/proporsi proyeksi yang seimbang. Tonal

Balance kadang menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan & penjualan

gitar klasik. Sebuah perbandingan dalam hal ini Gitar Klasik seharga US$1500

buatan dalam negeri dengan gitar lainnya seharga US$6500 buatan Spanyol dan

yang didapatkan adalah aspek Tonal Balance inilah yang membuat gitar buatan

Spanyol ini mahal.

2. Kualitas Pengerjaan

Kualitas pengerjaan sebuah gitar merupakan sebuah syarat utama lainnya dalam

memilih sebuah gitar. Malahan, banyak fenomena yang terjadi (dari zaman dahulu

kala) penilaian individu dalam membeli sebuah gitar dilihat dari aspek kualitas

pengerjaannya dahulu. Ini tidak salah, aspek ini merupakan aspek yang harus kita

lihat kemudian terutama bagi pemerhati gitar klasik yang memiliki dana terbatas.

Ada kalanya gitar klasik yang bagus, memiliki kualitas pengerjaan yang kurang

rapi. Kualitas pengerjaan sebuah gitar klasik dapat dilihat dalam beberapa aspek

antara lain :

Universitas Sumatera Utara


A. Kemudahan Penggunaan (Good Playability)

Sebuah gitar yang dibuat dengan baik tentu memiliki perhitungan rancang bangun

yang baik pula. Perhitungan rancang bangun ini salah satunya memiliki dampak

terhadap ergonomi gitar yang terlihat. Jika kita perhatikan gitar yang kita miliki,

Apakah cocok dengan desain papan ketuk (fretboard)? Apakah bentuk gitarnya

terasa nyaman dalam pangkuan? Apakah tidak merasa lelah dalam

memainkannya? Memang subjektivitas berperan dalam hal ini. Playability sebuah

gitar merupakan aspek yang tergolong mudah untuk dinilai dikarenakan aspek ini

berdampak langsung terhadap fisik pemain. Dalam hal ini dapat ditentukan sendiri

oleh tiap individu yang mencobanya.

B. Konstruksi

Konstruksi merupakan aspek lainnya yang harus dinilai sebelum kita memilih

sebuah gitar. Gitar yang bagus pada umumnya juga sudah mendapat rancangan

konstruksi yang bagus. Aspek ini bisa dibilang tidak perlu dinilai terlalu jauh

dikarenakan hampir seluruh gitar klasik memiliki struktur yang tipis. Yang patut

kita perhatikan hanyalah ketahanan gitar tersebut untuk menghadapi kondisi

lingkungan kita yang mungkin sangat lembab ataupun sangat kering. Jangan

terlalu berharap akan sebuah gitar klasik yang memiliki konstruksi yang tebal,

tahan gesekan ataupun tahan terhadap perlakuan fisik ekstrem lainnya

dikarenakan secara teoretis, mayoritas pembuat gitar mencari kesempurnaan

dengan cara mendesain gitar dengan struktur yang mudah bervibrasi dan ini

berimbas pada struktur yang tipis. Jika kita mencari informasi mengenai Greg

Smallman, luthier kenamaan asal Australia, yang didapatkan ialah beliau

Universitas Sumatera Utara


membuat gitar dengan papan suara (Sound Board) dengan tebal hanya 0.5mm!

Jadi, gitar mahal belum tentu berkonstruksi kokoh bagaikan baja.

C. Estetika

Estetika merupakan aspek lainnya dalam memperhitungkan sebuah gitar. Estetika

sebuah gitar dapat dinilai dari ornamen papan suara (rosette), binding dan inlays.

Pembuat gitar yang mapan & berpengalaman hampir seluruhnya memiliki ciri

khas tersendiri dalam merancang poin-poin yang disebutkan tadi. Tidak lepas

juga, penggunaan material-material eksotik sepeti Kulit Kerang Abalone, kayu-

kayu langka dan batu mulia sering juga digunakan. Banyak produsen gitar

menjual mahal sebuah gitar dikarenakan faktor-faktor pendukung estetika ini

sehingga penilaian ini acap kali diabaikan oleh seorang gitaris yang sangat

menginginkan kesempurnaan suara karena sering ditemukan sebuah gitar yang

bersuara sangat sesuai dengan keinginan gitaris tetapi gitar tersebut dapat dibilang

tidak indah untuk sekelas instrumen bernilai seni tinggi (ada sebuah gitar dengan

harga jual US$30000 tetapi jika hanya melihat fisiknya kita tak akan bisa

membedakannya dengan gitar seharga US$1500). Setiap pembuat gitar memiliki

inspirasi sendiri dalam menghadirkan estetika gitar yang dibuatnya. Seperti

contoh gambar dibawah ini, Jose Romanillos di Inggris mendesain Rosette yang

terinspirasi dari sebuah kubah Masjid di Spanyol.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 20. Jose Romanillos Terinspirasi Dari Sebuah Kubah Mesjid di

Spanyol

Sumber : www.trilogyguitars.com

Sementara uraian yang dikemukakan Jubing untuk tips memilih dan

membeli gitar yang pernah dimuat dalam majalah Staccato tahun 2005 adalah

sebagai berikut :

Anda baru saja memutuskan hendak belajar bermain gitar? Atau sudah

mempelajarinya namun masih memakai gitar pinjaman untuk berlatih? Sebaiknya

anda segera menyisihkan isi dompet untuk membeli gitar. Bagaimanapun, sebagai

calon gitaris, idealnya Anda mesti memiliki gitar sendiri. Pertanyaan yang

kemudian muncul, bagaimana kita bisa tahu gitar mana yang terbaik untuk kita?

Membeli gitar memang memerlukan kejelian khusus. Pasalnya, rentang

harga dan kualitas gitar jauh lebih beragam ketimbang alat musik lain. Gitar

bermerek yang termurah harganya sekitar Rp 400 ribuan, namun sebuah gitar

hand-made karya seorang luthier ternama bisa mencapai puluhan ribu dolar AS!

Diperlukan pula kejelian untuk menguji/membandingkan kualitas gitar-gitar yang

Universitas Sumatera Utara


bakal kita beli. Sebab, bisa saja terjadi, sebuah gitar yang harganya lebih murah

justru lebih bagus ketimbang yang lebih mahal. Bila kita tak punya kejelian ini,

tentu bisa rugi.

Cara paling aman tentu saja adalah dengan minta bantuan teman yang sudah

lebih berpengalaman dalam bermain gitar / atau lebih baik lagi, seorang guru gitar

menemani Anda memilihkan gitar yang paling pas untuk Anda. Tentunya hal ini

tak selalu bisa kita lakukan. Jika demikian halnya, apa boleh buat, kita mesti

"berburu" sendirian. Untuk itu ada beberapa pertanyaan yang perlu anda

pertimbangkan.

Berapa dana yang tersedia (Budget)

Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang

tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya

si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat

mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan

ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di

sekolah musik mana saja.

Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu

kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita

memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita.

Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli

gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit.

Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas anda

gara-gara memakai gitar murahan.

Universitas Sumatera Utara


Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih

mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia.

Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul

pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaliknya ambil tipe

yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.

Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar

yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar

tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan

sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.

Nah, bagi yang sudah berada di jalur yang lebih serius, entah itu sebagai

pendidik, player, pehobi serius, ataupun kolektor, biasanya mereka akan

memerlukan gitar yang lebih tinggi lagi kelasnya. Dari yang semi hand-made

hingga yang betul-betul hand-made. Kelas inilah yang kisaran harganya bisa

mencapai puluhan juta rupiah, bahkan di atas seratus juta rupiah. Mereka jarang

sekali dijual di toko-toko musik umum di Indonesia. Kebanyakan pemilik gitar-

gitar kelas ini membeli di luar negeri atau lewat internet. Tak sedikit pula yang

membelinya dari pemilik yang lama. Biasanya dari para guru gitar bisa didapat

informasi tentang siapa yang mau menjual atau membeli. Terkadang, kita juga

bisa memesannya lewat toko musik yang ada disini.

Apa kelebihan gitar-gitar mahal ini dibanding gitar-gitar untuk pemula? Ini

sama seperti pertanyaan, apa sih kelebihan dari sebuah piranti hi-fi yang canggih

dan mahal dibanding sebuah mini compo? Toh sama-sama untuk mendengarkan

musik? Atau, apa sih kelebihan sebuah Jaguar ketimbang Kijang? Toh sama-sama

Universitas Sumatera Utara


mobil dan bisa berjalan? Satu hal yang pasti, dari segi fisik, gitar-gitar untuk

pemula biasanya memakai kayu lapis untuk bahan bodinya. Sedangkan gitar yang

lebih bagus menggunakan kayu. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas suara.

Anda mesti coba dan bandingkan sendiri untuk memahaminya. Gitar kayu pun

suaranya akan makin bagus bila makin sering dimainkan. Sedangkan gitar dari

kayu lapis suaranya begitu-begitu saja.Yang mana pilihan Anda, tergantung pada

kebutuhan dan isi kantong. Anda yang paling tahu.

Bagaimana Kondisi Fisik Gitar

Periksa seluruh bagian dan pastikan tidak ada bagian yang kendor atau

lepas. Guncang-guncangkan untuk mengetahuinya. Bila tidak ada suara apa-apa,

berarti aman. Periksa putaran senar di kepala gitar, berfungsi atau tidak. Lihat

juga kondisi permukaan soundboard atau sisi depan dan belakang gitar, apakah

ada yang retak atau tergores.

Berikutnya, periksa leher (neck) gitar. Pastikan kondisinya lurus, tidak

melengkung. Caranya, angkat pantat gitar hingga ke depan wajah Anda. Usahakan

sisi depan gitar sejajar dengan mata Anda. Dari situ, luruskan pandangan Anda ke

arah kepala gitar. Bila leher terlihat melengkung, carilah gitar yang lain.

Kualitas Suara

Beres dengan leher, setem-lah gitar. Anda bisa minta bantuan staf toko

untuk menyetemnya. Mainkan semua not pada tiap fret (bilah-bilah logam tipis di

permukaan leher gitar), dan di semua senar. Pastikan semua menghasilkan nada

yang tepat, tidak sumbang, atau samar-samar mengandung nada-nada lain. Semua

not ini idealnya menghasilkan volume yang sama saat dipetik dengan kekuatan

Universitas Sumatera Utara


yang sama. Jangan sampai ada not-not yang lemah volumenya, sementara not di

fret sebelahnya lebih kencang. Untuk pemeriksaan yang satu ini idealnya memang

dilakukan teman yang mengerti gitar, atau setidaknya mengerti musik, terutama

bila Anda benar-benar buta musik.

Pastikan juga tidak ada satu pun not yang pecah (buzzing). Bunyi tak

nyaman ini biasanya muncul bila senar membentur fret saat bergetar.

Penyebabnya bisa karena fret yang terlalu tinggi atau karena action (jarak senar ke

permukaan leher) yang terlalu rapat/kurang renggang.

Kenyamanan Jari-Jari

Kondisi gitar bagus, suaranya pun balance semua, nadanya tak ada yang

sumbang, lalu apa lagi? Coba mainkan. Jika belum bisa, coba tekan sebuah fret

dan bunyikan notnya. Lakukan pada fret-fret lainnya. Apakah Anda harus

menekan dengan sangat keras agar bisa menghasilkan nada yang bersih? Ataukah

cukup menekan ringan saja?

Semakin berat Anda harus menekan, semakin cepat pula jari-jari kita lelah

saat bermain. Tentunya kita lebih suka gitar yang tidak harus ditekan kelewat

keras. Selain lebih nyaman, jari-jari juga bisa bergerak lebih lincah. Kenyamanan

jari kiri ditentukan oleh action. Tentang action, disarankan untuk memilih gitar

yang action-nya tidak terlalu renggang. Sebab, semakin renggang, semakin besar

pula tenaga yang diperlukan jari kiri untuk menekan senar. Kendati demikian,

pemilihan tingkat action ini terkadang juga tergantung selera gitaris. Karena ada

pula yang menyukai action agak tinggi untuk mendapatkan membal senar yang

lebih responsif.

Universitas Sumatera Utara


Tipe senar juga bisa mempengaruhi kenyamanan jari. Senar tipe hard-

tension tentu memerlukan tenaga jari lebih besar untuk menekannya ketimbang

yang normal-tension. Tentang senar, sudah pernah dibahas khusus pada edisi

terdahulu. Bila Anda berniat mengganti senarnya, jangan pernah ganti senar nilon

dengan senar logam. Sebab, tegangan dari senar logam jauh lebih besar daripada

senar nilon. Gitar akustik nilon tidak didesain untuk menahan tegangan sebesar

itu.

Minat Pada Gitar

Ini memang agak subyektif. Namun bisa saja terjadi seperti ini: semua

pertanyaan di atas tadi bisa terjawab dengan baik, dengan kata lain gitar ideal

sudah Anda temukan. Anehnya, Anda tidak bisa menyukainya. Ada sesuatu yang

menyebabkan Anda kurang sreg dengan gitar ini. Jangan paksakan. Coba gitar

yang lainnya lagi. Jubingng bukan jika Anda sudah membelinya tapi tak pernah

disentuh. Itu sebabnya, ada yang berpendapat, mencari gitar itu seperti menjadi

jodoh.

Bagaimana bila kita tak bisa juga menemukan sang gitar ideal? Cobalah

meminta staf toko mengeluarkan stok-stok setipe dari gudangnya. Sering terjadi,

meski dari tipe dan harga yang sama, dua gitar bisa memiliki kualitas yang jauh

berbeda. Kita tak akan pernah tahu bila tak membandingkannya. Bila semua stok

sudah dicoba dan masih belum ada yang bagus? Pilihan pertama, cari tipe yang

sekelas lebih tinggi dari itu. Tentunya bila dananya ada. Bila tidak, terpaksa anda

cari ke toko lain untuk mencari lagi.

Universitas Sumatera Utara


Apa pun kelas gitar yang Anda cari, persyaratan-persyaratan di atas berlaku.

Tentu saja, semakin mahal tipe gitar, semakin bertambah persyaratannya. Pada

gitar-gitar kelas atas, penilaian terumit dan paling subyektif adalah perihal

karakter suara seperti halnya pada manusia. Sebagai contoh, ada sejumlah

karakter yang kerap digunakan: cerah-ceria, anggun-berwibawa, berat-kering,

lembut-ringan, dan masih banyak lagi. Penjabarannya sulit dilukiskan dengan

kata-kata. Hanya dengan mendengar langsung suara gitar bersangkutan kita bisa

memahaminya. Mana yang bagus? Semuanya terpulang pada minat dan selera

kita.

2.5.3 Konstruksi Gitar Tunggal

Menurut Harvey Turnbull dan Thomas F. Heck (Grove 7 : 825-826)

konstruksi gitar adalah susunan anatomi gitar baik pada bagian dalam maupun

pada bagian luar. Untuk menentukan baik buruknya sebuah gitar tidak bisa hanya

dengan melihat konstruksi bagian luarnya saja karena kemampuan intensitas dan

kualitas suara sangat ditentukan oleh ketepatan resonansi akibat dari konstruksi

bagian dalam.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 21. Bagian Dalam Gitar

Sumber : www.cgsmusic.net

Untuk pertama kali dalam sejarah pembuatan gitar bermula di Spanyol

yakni pada abad 19, gitar dibuat dalam bentuk dan ukuran yang standar seperti

yang kita lihat pada masa sekarang ini. Pembuat gitar yang terkenal pada masa itu

adalah Antonio De Torres Jurado (1817 – 1992). Torres banyak melakukan

eksperimen terhadap instrumen gitar, sehingga keseluruhan yang mencakup

aspek-aspek dalam pembuatan instrumen ini mencapai puncaknya pada akhir abad

ke 19 di Spanyol dan selanjutnya Torres mengukir sejarah yang sangat

mempengaruhi pembuat-pembuat gitar di Spanyol.

Tingkat fibrasi senar gitar ditetapkan oleh Torres pada ukuran 65 cm serta

mengembangkan sistem “fan sturtting” yang diperkenalkan oleh pendahulunya di

Universitas Sumatera Utara


Cadiz. Jembatan (Bridge) dimana senar gitar melewati “sadle” dan terikat pada

blok retangular adalah penemuan oleh Torres.

Gambar 22. Jembatan Gitar (Bridge)

Sumber : www. classicalguitar101.org

Gambar 23. Sadle Gitar Klasik

Sumber : www.classicalguitar101.org

Universitas Sumatera Utara


Gambar 24. Sadle Melekat Pada Jembatan (Bridge) Gitar

Sumber www.classicalguitar101.org

Bentuk gitar tunggal mempunyai ukuran yang sudah ditetapkan

berdasarkan standarisasi ataupun spesifikasi seperti yang akan diuraikan dibawah

ini :

1. Panjang keseluruhan gitar adalah 98 cm

2. Panjang papan jari (fingerboard) mulai dari bantalan (nut) ke badan adalah 30

cm

3. Lebar bagian atas badan adalah 28 cm

4. Lebar bagian bawah badan adalah 37 cm

5. Lebar pinggang badan adalah 24 cm

6. Ketebalan antara papan suara ke papan belakang bagian bawah adalah 10 cm

7. Ketebalan antara papan suara ke papan belakang bagian atas adalah 9,5 cm

8. Tinggi badan adalah 48,5 cm

Universitas Sumatera Utara


2.5.3.1 Bagian Atas Gitar

Bagian atas gitar terdiri dari kepala gitar (peg box), leher gitar (neck), papan jari

(fingerboard).

1. Kepala gitar (peg box) terdapat sistem stem (tuning machine) dimana senar-

senar bagian atas dikaitkan pada bantalan tulang (bone roller)

2. Leher gitar (neck) bagian yang menghubungkan antara badan dan kepala

gitar. Jenis kayu yang baik untuk bagian ini ialah kayu ebony.

3. Papan jari (fingerboard) bagian ini melekat pada leher gitar (bagian depan

dari leher gitar) tetapi terbuat dari bahan kayu yang berbeda, bagian ini

terbuat dari kayu keras, rosewood.

Gambar 25. Kepala Gitar

Sumber : www.dreamguitars.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 26.Ukuran Standar Leher/Neck Gitar

Sumber : www.googleimage.com/classicalguitar/

Gambar 27. Leher (Neck) Gitar Posisi Dari Belakang

Sumber : www.dreamguitars.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 28. Leher (Neck) Gitar Posisi Dari Depan

Sumber : www. acousticguitarforum.com

Pada bagian permukaan papan jari terdapat fret, secara umum jumlah fret terdiri

dari 19 unit yang terbuat dari nikel perak. Pada bagian ujung papan jari terdapat

bantalan (ivory nut), yang berfungsi sebagai penyangga senar sebelum menuju ke

kepala gitar.

Gambar 29. Fret Gitar

Sumber : acousticguitarforum.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 30. Ivory Nut

Sumber : www. straightfrets.com

Gambar 31. Ivory Nut Melekat Pada Bagian Ujung Leher Gitar

Sumber : www. straightfrets.com

Universitas Sumatera Utara


2.5.3.2 Bagian Bawah Gitar

Bagian bawah gitar terdiri dari papan suara (soundboard), papan belakang

(backboard), sisi samping (sideboard).

1. Papan suara (soundboard), bagian ini adalah yang terpenting dalam akustik

suara. Kayu yang dibutuhkan untuk bagian ini mempunyai urat kembang kayu

yang rapat antara 12 sampai dengan 16 inci serta didukung oleh kayu cemara

“sitka” pada bagian permukaannya yang sama akan menghasilkan kualitas

suara yang baik. Bagian dalam papan suara terdapat sistem “fun strutting”

(sistem radiasi 7 strut dari bawah lubang suara) yang sangat membantu dalam

hal kualitas bunyi dan volume suara.

2. Papan belakang (backboard) bagian ini disusun secara simetris dengan papan

suara, yang terbuat dari kayu sono keling. Bagian sebelah dalamnya diberikan

kayu-kayu penguat.

3. Sisi samping (side board) bagian ini adalah yang menghubungkan papan suara

dan papan belakang (dua bagian yang simetris) berbentuk melengkung.

Bagian ini terbuat dari kayu sono keling.

Gambar 32. Lubang Sounboard Gitar

www.flamenco-guitars.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 33. Backboard Dengan Kayu-Kayu Penguat Pada Bagian Dalam

Sumber : www.saliguitars.com

Gambar 34. Sideboard Gitar

www.flamenco-guitars.com

Universitas Sumatera Utara


Gitar mempunyai 6 senar. Senar 1, 2 dan 3 terbuat dari nilon. Sedangkan

senar 4, 5 dan 6 terbuat dari serat nilon yang dibalut dengan logam yang terlilit.

Senar-senar itu diikatkan pada jembatan (Bridge) kemudian dengan melewati

ivory sadle (terdapat pada jembatan) dihubungkan kebagian kepala gitar yang

sebelumnya melewati ivory nut. Senar-senar itu kemudian dikancingkan pada

bantalan tulang (bone roller) yang sekaligus berfungsi sebagai sistem stem gitar

tunggal. Ukuran standard penalaan gitar mulai dari senar 1 sampai senar 6 adalah

E, B, G, D, A, E

Gambar 35. Bagian-Bagian Gitar

Sumber : www.en.wikipedia.org

Tradisi pembuatan gitar di Spanyol hingga akhir abad 19, khususnya gitar

yang dibuat oleh Antonio de Torres Jurado diteruskan oleh para pembuat gitar

yang berbeda-beda antara lain : Vicente Arias, Manuel Ramirez, Enrique Garsia,

Universitas Sumatera Utara


Marcello Barbero. Sedangkan abad 20 hingga sekarang, pembuat gitar telah

mencapai puncaknya di Spanyol. Para pembuat gitar yang terkenal adalah Jose

Ramirez, Manuel Contreras, Marcelino Lopez Nieto, dan diantara mereka ini gitar

yang sangat dikagumi dan dipakai oleh banyak gitaris terkenal adalah dari

keluarga Jose Ramirez.

Gambar 36. Gitar Jose Ramirez

Sumber : www.celebhope.com

Universitas Sumatera Utara


Gambar 37. Pembuatan Gitar Ramirez

Sumber : www.celebhope.com

Gambar 38. Peralatan Untuk Membuat Gitar Ramirez

Sumber : www.celebhope.com

Universitas Sumatera Utara


2.5.3.3 Fungsi Bagian-Bagian Gitar

Berikut akan dipaparkan beberapa contoh bagian-bagian gitar dan

fungsinya secara umum.

1. Tuning Machines

Tuning machines berfungsi sebagai alat untuk menyetel /stem (tuning) senar gitar

sehingga menghasilkan nada sesuai dengan standard tune. Adapun standard tune

yang diperoleh jika senar dalam posisi open/terbuka pada gitar adalah

Senar 6 = nada E, senar 5 = nada A, senar 4 = nada D, senar 3 = nada G, senar 2 =

nada B, senar 1 = nada E.

Gambar 39. Tuning Machines

Sumber : www.guitaraffecs.com

Universitas Sumatera Utara


2. Headstock

Headstock gitar berfungsi sebagai penahan tuning sistem dan juga untuk menahan

senar gitar

Gambar 40. Headsttock Gitar

Sumber : www.guitaraffecs.com

Universitas Sumatera Utara


3. Nut

Nut berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada

tempatnya.

Gambar 41. Nut Gitar

Sumber : www.guitaraffecs.com

4. Leher (Neck) Gitar

Leher (neck) gitar berfungsi untuk meletakkan papan pencet (fingerboard) tempat

senar-senar gitar melintang.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 42. Leher (Neck) Gitar

Sumber : www.istockphoto.com

Universitas Sumatera Utara


5. Fretboard

Fretboard (papan pencet) gitar, kayu dengan pematang (fret) logam melintang

berfungsi untuk membagi wilayah nada.

Gambar 43. Fretboard Gitar

Sumber : www.fretdaddy.com

6. Soud Hole

Sound hole adalah penghasil nada, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar

dan sebagai tempat sirkulasi udara di dalam bodi gitar hingga daya akustiknya

bagus.

Gambar 44. Sound Hole Gitar

Sumber : www.fretdaddy.com

Universitas Sumatera Utara


2.6 Jenis-Jenis Gitar

Jenis-jenis gitar yang umum dipakai saat ini adalah :

1. Gitar klasik. Jenis gitar akustik dengan senar berbahan nilon dan sutra yang

dililit logam. Lehernya lebih lebar daripada gitar jenis lainnya. Meski banyak

digunakan sebagai instrumen pengiring, namun gitar klasik lebih populer

sebagai instrumen musik solo yang dapat memainkan beragam jenis musik

dengan bas, akor, dan melodi lengkap. Di tangan pemain yang ahli, gitar klasik

bisa menghasilkan berbagai warna suara yang berbeda. Perbendaharaan lagu

untuk gitar klasik umumnya berasal dari :

a. Komposisi untuk instrumen musik lain yang ditranskripsi untuk dimainkan

pada gitar. Semisal dari komposisi untuk lute, piano, biola, flute, hingga

orkestra;

b. Karya orisinal untuk gitar, yang diciptakan oleh komposer dari zaman Klasik

hingga zaman Modern.

c. Lagu-lagu pop, jazz, hingga musik tradisional yang diaransemen untuk gitar

klasik.

Gambar 45. Gitar Klasik

Sumber : www.en.wikipedia.org

Universitas Sumatera Utara


2. Gitar Flamenco . Desainnya sama dengan gitar klasik namun memiliki

sejumlah penyesuaian pada jenis kayu dan elemen-elemen lain agar dapat

menghasilkan suara yang lebih kering dan “serak” khas flamenco . Permukaan

di dekat lubang suara dilapisi dengan semacam plastic benang tipis untuk

melindunginya dari “luka” akibat pukulan jari-jari sang gitaris. Memukul-

mukul gitar untuk menghasilkan suara-suara perkusif merupakan salah satu

teknik permainan khas gitar flamenco .

Gambar 46. Gitar Flamenco

Sumber : www.lafalseta.com

3. Folk-Akustik

Desain dasar seperti gitar akustik namun memiliki tubuh lebih lebar, leher yang

lebih panjang dan sempit, serta senar dari logam. Teknik memainkannya amat

beragam dari fingerstyle seperti (gitaris klasik) hingga penggunaan plectrum

Universitas Sumatera Utara


serta campuran dari keduanya untuk memetik not per not maupun melakukan

kocokan. Suaranya yang berdenting cemerlang digunakan untuk musik-musik

balada, folk, country, blues dan pop.

Gambar 47. Gitar Folk Akustik

Sumber : www.theacademyofsound.co.uk

4. Akustik-Elektrik

Atau kerap juga sering disebut semi-akustik. Semua jenis gitar akustik yang

dilengkapi dengan sistem amplifikasi di dalam tubuhnya agar dapat

disambungkan langsung ke amplifier.

Universitas Sumatera Utara


Gamabar 48. Gitar Akustik Elektrik

Sumber : www.newwestminster.olx.ca

5. Gitar Elektrik

Salah satu keunggulannya adalah penggunaan jenis suara yang hampir tak

terbatas berkat adanya dukungan peranti efek. Lajim digunakan dalam musik

rock, jazz maupun pop.

Gamabar 49. Gitar Elektrik

Sumber : www. dvd-edu.blogspot.com

Universitas Sumatera Utara


2.7 Teknik-Teknik Permainan Gitar Tunggal

Teknik-teknik permainan gitar tunggal yang diuraikan disini berdasarkan

teknik-teknik umum yang sering digunakan dalam karya-karya permainan gaya

Eropa. Untuk melihat teknik-teknik ornamentasi, penulis mengacu kepada buku

Pelajaran GitarKlasik/Spanish jilid 3 Iwan Irawan.

2.7.1 Teknik Ornamentasi

Teknik ini bunyi notnya dihasilkan oleh jari tangan kiri. Teknik

ornamentasi terdiri dari : Grace notes, Mordent, Glisando, dan Portamento.

1. Grace Notes

Gambar 50. Teknik Memainkan Notasi Grace Not

Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Grace notes adalah teknik memainkan slur dalam waktu secepat mungkin (dalam

satu hitungan). Ditulis dengan sebuah not kecil dengan garis diagonal memotong

pada tangkainya. Grace notes biasa juga disebut Short Appogiatura atau

Acciaccatura.

Universitas Sumatera Utara


2. Mordent

Gambar 51. Teknik Memainkan Notasi Mordent

Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Mordent merupakan dua buah Grace Notes, not pertama merupakan not dasar, not

kedua sebagai not berikutnya (naik atau turun), dan kembali lagi kepada not dasar

atau not utama.

3. Glissando

Gambar 52. Teknik Memainkan Notasi Glissando

Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Glissando adalah memainkan dua buah nada secara bersambung (legato) dengan

menggunakan efek bunyi bergeser (slide/glide). Not pada ketukan berikutnya

tidak usah dibunyikan. Glissando diberi tanda dengan garis lurus dan busur.

Universitas Sumatera Utara


4. Portamento

Gambar 53. Teknik Memainkan Notasi Portamento

Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Portamento sama halnya dengan glissando, tetapi pada not berikutnya (dipetik)

kembali. Portamento diberi tanda dengan garis lurus dan grace note pada not

berikutnya.

2.7.2 Teknik Tremolo

Teknik tremolo pada gitar tunggal adalah petikan beruntun pada satu senar

oleh tiga jari kanan yakni telunjuk, tengah dan manis dengan tempo yang sangat

cepat.

Gambar 54. Teknik Memainkan Notasi Tremolo

Universitas Sumatera Utara


Teknik tremolo adalah salah satu teknik yang sangat sulit dalam

permainan gitar klasik, para komposer atau arranger biasanya menggunakan

teknik ini pada lagu-lagu yang bertemakan tentang alam, cinta dan kesedihan.

Teknik ini sering ditafsirkan sebagai air yang mengalir ataupun curahan air terjun

yang sejuk. Teknik memainkannya sangat cepat walaupun lagu yang dimainkan

dalam tempo lambat. Cara memainkan teknik tremolo adalah seperti gambar

diatas P adalah jari jempol, i adalah jari telunjuk, m adalah jari tengah dan a

adalah jari manis. Keempat jari ini tidak boleh putus memainkannya dalam satu

ketuk. Dengan kata lain teknik tremolo umumnya dimainkan dalam satu ketuk.

Bagian TAB yang tertulis dibawahnya adalah gambar diagram gitar TAB

singkatan dari tablatur yakni sistem penulisan musik berdasarkan bunyinya. Enam

garis horizontal pada gitar dari atas ke bawah menunjukkan senar satu hingga

senar keenam gitar. Angka 2 menunjukkan fret atau kolom keberapa senar itu di

tekan dan 0 menunjukkan open string/senar terbuka atau tidak ditekan. Contoh

lain teknik tremolo yakni dalam partitur lengkap Requerdos De La Alhambra

karya F. Tarrega.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 55. Contoh Teknik Tremolo Pada Lagu Requerdos De La Alhambra

Karya Francisco Tarrega

2.7.3 Teknik Pizzikato

Teknik Pizzikato adalah memperpendek bunyi nada atau meredam getaran

senar, sehingga bunyinya tidak nyaring seperti pada petikan Pizzikato biola. Cara

melakukan teknik ini adalah dengan meletakkan bagian bawah telapak tangan

kanan tepat di atas Bridge (jembatan) gitar sehingga sebahagian terletak di atas

senar dan sebahagian terletak di atas Bridge.

Contoh Teknik Pizzikato Yang Diambil Dari Penggalan Lagu Asturiaz Karya

Isaac Albeniz

Gambar 56. Teknik Memainkan Notasi Pizzikato

Sumber : dokumentasi pribadi

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai