Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKWENSI PLTGU DI PT

INDONESIA POWER UBP PRIOK

ACHMAD FAUZAN, 10402008


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok
16424 telp (021) 78881112, 7863788

Abstraksi : Sistem pembangkit tenaga listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), merupakan sistem
pembangkitan yang menggabungkan pembangkit tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap (PLTU).
PLTG terdiri dari turbin gas yang dikopel dengan generator menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi. PLTU terdiri dari ketel uap, governor, turbin uap yang dikopel dengan generator,
mendapat sumber energi dari gas hasil pembakaran dari PLTG [4].

Unit governor sebagai pengaturan frekwensi dalam sistem, mengatur keluaran uap yang
bertekanan dari ketel uap untuk menggerakan turbin uap berada dalam putaran dengan frekwensi 50
Hertz (standar Indonesia) dan mengantifikasi terjadinya penyimpangan terhadap frekwensi dalam sistem
[1][2][3]. Penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal terjadi apabila kebutuhan yang digunakan
oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang dibangkitkan dari pembangkit atau terjadinya
gangguan pada sistem sehingga frekwensi sistem turun. Sedangkan frekwensi sistem naik apabila ada
tambahan daya dari unit pembangkit. Maka untuk mempertahankan nilai frekwensi pembangkitan daya
aktif dalam sistem disesuaikan dengan konsumen (beban) [1][3].

Dilihat dari segi mekanis pada unit PLTU, pengaturan frekwensi adalah pengaturan daya aktif
yang dibangkitkan generator, dengan cara mengatur tambahan pemberian uap penggerak turbin uap yang
dikopel dengan generator. Pengaturan ini dilakukan oleh unit governor, yang bekerja dengan fungsinya
apabila terjadinya perubahan frekwensi dalam sistem [1][3].

Tanggal Pembuatan : 1 November 2009

1. PENDAHULUAN

Sistem pembangkitan tenaga listrik tenaga


gas dan uap (PLTGU) merupakan suatu sistem
pembangkitan yang terdiri dari pembangkit
tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap
(PLTU) yang saling dikombinasikan. PLTG
menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi untuk menggerakan
turbin gas yang dikopel dengan generator. PLTU
mendapat sumber energi dari gas hasil
pembakaran pada turbin gas yang dimanfaatkan
untuk mengahasilkan uap yang bertekanan
dalam ketel uap yang dialirkan melalui governor Gambar 1 Sistem pembangkit tenaga gas dan
untuk menggerakan turbin uap yang dikopel uap. Unit Governor terletak antara ketel uap
dengan generator. dan turbin uap
Pada unit pembangkit tenaga listrik terdapat frekwensi dari batas nilai nominal selalu dalam
pengaturan frekwensi yang dilakukan oleh unit batas toleransi yang diperbolehkan, yaitu dengan
governor, berfungsi agar keluaran uap yang frekwensi 50 Hertz [1][2]. Apabila pembangkit
bertekanan dari ketel uap untuk menggerakan daya listrik tidak mencukupi kebutuhan
turbin uap berada dalam putaran dengan konsumen atau terjadinya gangguan dalam
frekwensi 50 Hertz (standar Indonesia) dan sistem, maka hal ini di tandai oleh turunya
mengantifikasi terjadinya penyimpangan frekwensi dalam sistem dan sebaliknya apabila
terhadap frekwensi dalam sistem. Untuk pembangkit daya listrik lebih besar dari pada
melakukan fungsinya, governor mengukur kebutuhan konsumen maka frekwensi sistem
frekwensi yang dihasilkan generator dengan cara akan naik.
mengukur kecepatan putar poros generator,
karena frekwensi yang dihasilkan generator 2.1 Mutu Tenaga LIstrik
sebanding dengan kecepatan putar poros
generator [1][2][3]. Dengan makin pentingnya peranan tenaga
listrik dalam kehidupan sehari-hari, dengan
Penyimpangan frekwensi dalam sistem menjaga kwalitas tenaga listrik yang
terjadi apabila kebutuhan daya yang digunakan dibangkitkan, khususnya bagi keperluan
oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya industri. Maka mutu tenaga listrik juga menjadi
aktif yang dibangkitkan, atau terjadinya tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai
gangguan pada sistem, maka frekwensi sistem tenaga listrik.
turun. Sedangkan frekwensi dalam sistem naik
apabila ada tambahan daya dari unit pembangkit. Mutu tenaga listrik ini meliputi :
Untuk mempertahankan nilai frekwensi dalam 1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24
sistem, pembangkit daya aktif disesuaikan jam sepanjang tahun.
dengan konsumen (beban) [1][3]. Karena 2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam
pengaturan frekwensi dilakukan dengan batas-batas yang diizinkan.
mengatur daya aktif yang dibangkitkan 3. Nilai frekwensi : apakah selalu ada dalam
generator, maka generator mengatur kopel batas-batas yang diizinkan.
mekanis yang dihasilkan mesin penggerak 4. Kedip tegangan :apakah besarnya dan
generator. Pengaturan kopel mekanis dilakukan lamanya masih dapat diterima .
dengan cara mengatur tambahan pemberian uap 5. Kandungan harmonisa : apakah jumlahnya
penggerak turbin dalam pembangkit PLTU [1]. masih dalam batas-batas yang dapat diterima
Tujuan dari penulisan ini adalah oleh pemakai tenaga listrik.
mengetahui cara kerja governor sebagai
pengaman untuk mengantifikasi terjadinya Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut
penyimpangan frekwensi dari batas nilai diatas dapat direkam sehingga masalah dapat
nominal dan menggembalikan nilai frekwensi ke dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia
posisi semula yaitu 50 Hertz apabila terjadinya dan pemakai tenaga listrik.
penyimpangan frekwensi.
Dalam hal ini pada butir 3 hanya akan
dibahas pengaturan nilai frekwensi dalam sistem
2. LANDASAN TEORI yang berkaitan dengan penyediaan daya aktif
Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) mengigat bahwa hal ini merupakan salah satu
tidak dapat disimpan melainkan langsung habis hal yang dominal dari mutu tenaga listrik.
digunakan oleh konsumen (beban). Oleh karena
itu, daya yang dibangkitkan selalu sama dengan
daya yang digunakan konsumen. Penyediaan 2.2 Terjadinya Perubahan Frekwensi [1]
daya aktif (Watt) harus mampu menyediakan
tenaga listrik dengan nilai frekwensi yang Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan
praktis dan konstan, karena penyimpangan daya yang digunakan oleh konsumen (beban).
Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai dengan memberi tambahan uap bertekanan pada
dengan kebutuhan yang digunakan oleh turbin uap dengan cara terangkatnya katup
konsumen ΔT < 0, maka frekwensi turun. Dan utama, di tandai dengan terjadinya frekwensi
sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan turun.
mendapat tambahan putaran generator ΔT > 0,
maka frekwensi naik.

Penurunan frekwensi ini disebabkan oleh 2 hal 3.2 Prinsip kerja governor [1]
yaitu : Untuk melakukan fungsinya governor
mengukur frekwensi dengan cara mengukur
1. Apabila daya yang digunakan oleh kecepatan putar poros generator karena
konsumen telah melebihi demain yang frekwensi yang dihasilkan generator sebanding
dibangkitkan dalam waktu tertentu. dengan kecepatan putar poros generator. Apabila
2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (trip) frekwensi turun ditandai dengan pengurangan
pada salah satu unit pembangkit. putaran kecepatan dari generator yang disensor
oleh pilot velve. Pada pilot velve memberi input
kepada bola-bola berputar karena kecepatan
3. GOVERNOR PADA PENGATURAN putar dari generator berkurang putaranya maka
FREKWENSI kecepatan putar pada bola-bola berputar juga
berkurang kecepatan sudutnya, sehingga
Pada unit PLTU pengaturan frekwensi menyebabkan pegas menguncup menimbulkan
dilakukan oleh unit governor yang mengatur gaya sentrifugal berkurang yang selanjutnya
keluaran uap bertekanan dari ketel uap untuk akan menyebabkan turunya titik A dan titik B.
menggerakan turbin uap berada dalam putaran
dengan frekwensi 50 Hertz, dan
menggantifikansi terjadinya penyimpangan
terhadap frekwensi dalam sistem. 3.3 Diagram blok cara kerja unit governor
Jenis governor yang di gunakan adalah [6][7]
jenis woodward, jenis ini terdiri dari Spring Untuk mempermudah penjelasan
loaded Accumulator (memberi tekanan minyak) tentang unit kerja dari governor diperlukan
pada pengarah tekanan minyak, untuk digram blok fungsi alih governor itu sendiri.
menggerakan power piston (katup utama) keatas Gambar 2, keluaran C(s) diumpan-balikan ke
atau kebawah tergantung pengarahan yang titik penjumlahan untuk dibandingkan dengan
dilakukan oleh Pilot Velve (penghubung masukan acuan R(s). keluaran blok C(s)
perputaran poros generator) yang digerakan oleh diperoleh dengan mengalikan fungsi alih G(s)
titik A Fly Weight (bola-bola pegas) yang dengan masukan blok E(s).
berputar menghasilkan gaya sentralfugal C(s) = G(s) E(s)
menyebabkan titik A naik atau turun.
Sedangkan jika keluaran diumpan-
balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
3.1 Fungsi Governor [1][3] dengan masukan, maka perlu mengubah bentuk
sinyal keluaran agar sama dengan bentuk sinyal
Oleh karenanya frekwensi yang masukan. Pengubah ini dilakukan oleh elemen
dibangkitkan sama dengan yang digunakan oleh umpan balik yang mempunyai fungsi alih H(s).
konsumen, dan frekwensi akan berkurang elemen umpan balik ini akan memodofikasi
apabila kebutuhan daya yang digunakan oleh keluaran sebelum dibandingkan dengan
konsumen lebih besar dari yang dibangkitkan. masukan. Sinyal umpan balik yang diumpan-
Maka unit pembangkit (Governor) berfungsi balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
sebagai menjaga putaran pada generator agar dengan sinyal masukan.
berada dalam frekwensi 50 Hertz, terhadap
adanya variasi beban atau gangguan pada sistem
C (s) =
G ( s)
1 + G (s)H (S )
R(s)

Gambar 4. Hubungan gerakan titik-titik engsel


pada governor
Gambar 2. Fungsi Alih unit governor
keterangan gambar 4 :

Masukan (input) ke governor diterima :

a. Melalui titik A yaitu apabila terjadi


perubahan frekwensi yang selanjutnya akan
diikuti dengan pengaturan primer dari
governor.
b. Melalui titik B2 yaitu apabila dilakukan
pengaturan sekunder baik secara manual
maupun melalui motor pengatur putaran
Apabila governor dalam keadaan steady
satate dan kemudian terjadi perubahan frekwensi
atau perubahan beban yang relatif kecil
Gambar 3. Diagram blok unit governor disekitar titik steady state maka gerakan dari
engsel-engsel governor adalah kecil sehingga
perubahan posisi engsel-engsel hubungannya
satu sama lain dapat dianggap linier. Apabila
3.4 Tinjauan Matematis Respon Waktu Dari arah gerakan yang positif adalah seperti
Governor Terhadap Frekwensi [1] ditunjukan oleh arah panah dalam gambar (4)
Untuk mengadakan tinjauan matematis maka frekwensi turun maka menyebabkan
terhadap respon waktu (time respon) dari perubahan daya, sehingga didapat :
governor gambar (4) dengan menonjolkan arah
gerak dari titik-titik engsel pada governor. ΔxA = - K1 Δp
Pengaturan primer yang dilakukan governor
dalam menanggapi perubahan-peribahan Ada tanda negative karena titik A bergerak
memerlukan waktu. Bagaiman pengaruh kearah positif apabila frekwensi turun sebesar
governor dalam menanggapi perubahan beban Δf.
memerlukan waktu. Bagaimana pengaruh
governor selama pengaturan primer tersebut
berlangsung ditunjukan sebagai karakteristik.
Frekwensi versus waktu, menggambarkan
respon waktu dari governor.
Apabila unit pembangkit dari governor yang Selanjutnya transformasi Laplace dari
dibahas paralel dengan sistem yang besar maka persamaan ΔxB1 dan ΔxD berturut-turut
ΔXB2 akan menyebabkan perubahan daya ΔP menghasilkan :
dan praktis tidak menimbulkan perubahan
frekwensi, sehingga dapat ditulis : ΔXB1(s) = - k3 . k1 ΔP(s) + k4 k2 ΔF(s)

ΔxB2 = K2 Δf + k5 ΔxD

Gerakan titik engsel B1 dipengaruhi oleh gerak − k6


∆XD (s) = . ∆XB1 (s)
titik engsel A dan titik engsel B2, maka : s
ΔxB1 = k3 ΔxA + k4 ΔxB2 + K5 ΔxD Dari persamaan ΔXB1(s) dan ∆XD(s ) yang sudah
ditransformasikan kedalam Laplace, akan
= - k3 . k1 Δp + k4 k2 ΔxB2 Δf + K5 ΔxD
menyatakan ΔxD(s) dalam ΔP(s) dan ΔF(s)
dengan mengelimir ∆XB1(s).
Konstanta k1, k2, k3, k4 dan k5 besarnya
Dan nilai ini dimasukan dalam persamaan
tergantung kepada jarak antara titik-titik engsel
∆XB1(s) memberikan :
pada governor seperti terlihat pada gambar (4).
Gerakan titik B1 akan menggerakan titik D Dimana :
melalui sistem hidrolik. Dari gambar ini dapat
dilihat bahwa besarnya gerakan titik D s
tergantung kepada : - ∆XD (s) = -k3 . k1 ∆P(s) + k4 . k2 ∆F(s)
k6
1. Jauh dekatnya titik B1 bergerak untuk
membuka aliran minyak bertekanan kearah + K5 ∆XD (s)

∆XD (s) ⎛⎜ − s − k ⎞⎟ =-k3.k1∆P(s) + k4 . k2 ∆F(s)


panghisap yang mengangkat titik D
⎜ k 5 ⎟
2. Lamanya titik B1 memberi kesempatan
tekanan minyak tersebut dalam butir (1) ⎝ 6 ⎠

∆XD (s) = − k 3 .k1Δ P ( s ) + k 4 .k 2 Δ F ( s )


mengangkat panghisap titik D.

⎛ s ⎞
Kedua hal tersebut diatas dapat dinyatakan
− ⎜⎜ k 5 + ⎟⎟
sebagai berikut :
⎝ k 6 ⎠
ΔxD = k6 (-ΔXB1) dt
− k 3 .k 1 .k 6 Δ P ( s ) + k 4 .k 2 .k 6 Δ F ( s )
=
Dimana k6 adalah sebuah konstanta yang − ( k 5 .k 6 + s )
tergantung kepada sistem hidrolik governor yang
menghubungkan gerakan titik B dengan titik D
k 3 .k 1 .k 6 ⎛ ⎞
= ⎜⎜ Δ P ( s ) − 4 2 Δ F ( s ) ⎟⎟
dan adanya tanda negative disebabkan arah-arah k .k
( k 5 .k 6 + s ) ⎝ ⎠
positif yang dipilih pada gambar (4). Untuk k 3 .k 1
memecahkan persamaan ΔxB1 dan ΔxD kita
gunakan transformasikan Laplase ke bidang (s)
sehingga : k 3 .k 1
⎛ ⎞
Δf menjadi ΔF(s) = ⎜ ΔP (s) − ΔF (s) ⎟
k5 1
⎛ s ⎞⎝ ⎠
⎜⎜ 1 + ⎟⎟
R
⎝ 6 ⎠
Δp menjadi ΔP(s) k .k
5

⎛ ⎞
ΔxB1 menjadi Δ xB1(s)
= ⎜ ΔP (s) − ΔF (s) ⎟
kG 1
1 + sT G ⎝ R ⎠

⎛ ⎞
= GG ⎜ ΔP (s) − ΔF (s) ⎟
1
⎝ R ⎠
3.5 Diagram Blok Sistem Proses ini menggambarkan bagaiman
proses pengaturan frekwensi melalui pengaturan
sekunder berlangsung dalam sistem sebagai
akibat penambahan beban. Dengan uraian yang
serupa dapat dianalisa bagaimana proses
pengaturan frekwensi apabila terjadi penurunan
beban dalam sistem. Pengturan sekunder, dapat
dilakukan secra manual ataupun oleh komputer.
Jika dilakukan secara manual dalam sistem yang
terdiri dari banyak unit pembangkit dan juga
banyak pusat listrik yang tersebar,
pelaksanaannya perlu dikoordinir. koordinasi
pengaturan sekunder ini, berati pula koordinasi
pembagian dalam sistem, oleh karena-nya
dilakukan oleh pusat pengatur beban sistem
Gambar 5 Block diagram system tanpa tie lines tenaga listrik. Jika pengaturan ini dilakukan
dengan menggunakan komputer maka software
Gambar diatas diagram blok hubungan antara dari komputer harus diidi datanya oleh pusat
output dari unit governer dengan dalam sistem pengatur beban agar sesuai dengan kondisi
tenaga tistrik yang mempunyai karakteristik sistem.
beban tertentu dan terdiri dari sekelompok unit
pembangkit serta berhubungan dengan sistem
tenaga listrik lain melalui tie lines.

3.5 Pengaturan Sekunder Pada Governor [1]

Gambar (7) Pengaturan sekunder yang diikuti


dengan perubahan beban sistem

Keterangan gambar 7 :

Sesungguhnya berlangsung setapak demi


Gambar (6) Pengaturan sekunder untuk setapak seperti digambarkan oleh gambar (7)
menaikan frekwensi sistem yang sesungguhnya merupakan proses
pengaturan sekunder yang digambarkan oleh
Gambar (6) setelah tercapai gambar (7). Frekwensi dinaikan dari titik-1 ke
keseimbangan dititik 3 dengan frekwensi F1. titik-2, ini menyebabkan kenaikan beban sistem
Pengaruh sekunder ini berati penggeseran garis mengikuti kenaikan frekwensi. Kemudian beban
atatisme sistem sejajar keatas). Frekwensi ini menyebabkan penurunan frekwensi sepanjag
cenderung menuju titik 4A tetapi karena beban garis statisme sistem menuju titik-3. Kemudian
naik dengan naiknya frekwensi menurut garis frekwensi naik ke titik-4 dan seterusnya sampai
beban maka keseimbangan baru tercapai dititik 4 ke titik-7. Dalam proses ini dinggap bahwa
dengan frekwensi F0 dan beban sebesar P4 pada selama angka kenaikan frekwensi dari titik-1 ke
gambar (6). titik-2, dari titik-3 ke titik-4, dari titik-5 ke titik-
6, tidak terjadi kenaikan beban karena langkah-
langkah kenaikan frekwensi ini cukup kecil dan
berlangsung cukup sehingga beban belum naik.
Dengan naiknya frekwensi dati titik-1 ke titik-7,
beban juga naik sebesar ΔB.

4. CARA KERJA GOVERNOR


Governor memiliki setting point yaitu
putaran governor ditentukan berdasarkan
kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu.
Governor akan menyesuaikan nilai output daya
mekanik turbin supaya sesuai dengan daya
listrik dan frekwensi yang dibutuhkan oleh
sistem pada saat terjadinya penambahan beban Gambar 9A Respons governor terhadap
atau gangguan pada sistem. Governor akan perubahan frekwensi
menentukan setting point yang baru sesuai
dengan actual beban sehingga dengan
pengaturan putaran ini diharapkan frekwensi
listrik generator tetap berada didalam acceptable
range dan generator tidak mengalami out of
synchronization. Bola-bola berputar pada pegas
akan menguncup (gaya sentralfugal berkurang)
apabila terjadinya penurunan frekwensi yang
menyebabkan titik A dan titik B turun. Turunnya
titik B menyebabkan torak pengarah tekanan
minyak memberikan tekanan menggerakan
katup utama terangkat keatas untuk memberi
tambahan uap bertekanan ke turbin.

Gambar 9B Respons kopel pengerak pada


governor

Bola-bola berputar pada pegas akan


menguncup (gaya sentralfugal berkurang)
apabila terjadinya penurunan frekwensi yang
menyebabkan titik A dan titik B turun. Turunnya
titik B menyebabkan torak pengarah tekanan
minyak memberikan tekanan menggerakan
katup utama terangkat keatas untuk memberi
tambahan uap bertekanan ke turbin.

Gambar 8 Prinsip kerja governor


Keterangan Gambar (8) , gambar (9A) dan
gambar (9B) : Apabila pada saat t = t0 gambar
1. Pengisapan pengarah tekanan minyak (9A) ada penambahan beban maka frekwensi
2. pengisapan pengatur volume uap/air akan turun dari nilai F0 menjadi F΄. Penurunan
frekwensi ini disebabkan karena nilai TB
menjadi lebih besar sebagai akibat penambahan
beban sehingga TG – TB = ΔT < 0 dan
dω dω
selanjutnya juga menjadi < 0. adalah
dt dt
percepatan sudut, apabila nialainya < 0 maka akibat penembahan uap yang berlangsung

ω
berati terjadi pengurangan kecepatan sudut ω sejak saat t = t4 seperti tersebut dalam butir c
nilai ΔT > 0 ini menyebabkan frekwensi

dan karena frekwensi F= maka hal ini terus naik. Beberapa saat setelah t = t4
nilai frekwensi F > F0 sehingga governor
juga berati pengurangan frekwensi. Dengan
mulai bereaksi untuk menurunkan frekwensi
keterangan diatas maka Penuruanan frekwensi
dengan jalan mengurangi uap ke turbin
dari nilai F0 menjadi F΄ dirasakan oleh governor
sehingga nilai ΔT diperkecil dan hal ini juga
dan governor akan beraksi untuk
mengembalikan nilai frekwensi ke F0. Reaksi ini dF
memperkecil nilai
berlangsung sebagai berikut : dt
e. Pada saat t = t5 di mana F″ > F0 sehingga
a. Karena kecepatan sudut ω dari mesin governor akan terus beraksi untuk
penggerak generator turun maka bola-bola menurunkan frekwensi. Pada saat t = t5 nilai
berputar pada gambar (8) juga akan turun nilai ΔT = TG – TB sehingga dari segi
kecepatan sudutnya karena poros yang keseimbangan kopel generator dengan kopel
memutarnya dihubungkan langsung melalui beban sebetulnya tidak diperlukan lagi
sistem roda gigi dengan mesin penggerak pengurangan nilai kopel generator TG yang
generator. Hal ini akan menyebabkan titik A dilakukan oleh governor dengan jalan
menurun yang selanjutnya juga akan mengurangi uap. Seperti diuraikan dalam
menurunkan titik B. dengan turunnya titik B butir d. tetapi pada saat t = t5 nilai nilai
maka torak pengarah tekanan minyak akan frekwensi F˝ > F0 maka governor akan terus
mengalirkan minyak bertekanan ke torak bereaksi untuk mengurangi uap ke turbin.
penggerak katup utama sehingga katup f. Pada saat t = t6 keadaan adalah serupa
utama terangkat keatas untuk menambah dengan pada saat t = t4 yaitu bahwa nilai
uap ke turbin uap dalam hal mesin frekwensi f = f0 tetapi bedanya dengan pada
penggerak adalah turbin uap. saat t = t3 adalah bahwa pada saat t = t6 ΔT <
b. Dalam gambar (9A) peristiwa penambahan 0 sehingga frekwensi setelah saat t = t6 akan
beban terjadi pada saat t = t1 dan hal ini turun.
menyebabkan frekwensi turun. Pada saat t =
t2 kerja governor telah mulai terasa dan
kecuraman (slope) penurunan frekwensi 4.1 Penyetelan Speed Droop [1]
mulai berkurang sampai pada saat t = t3 Speed droop merupakan besaran yang
kecuraman penurunan frekwensi telah hilang menentukan putaran generator berada pada
dF posisi semula, yang mana mengurangi kecepatan
atau secara matematis dikatakan = 0.
dt putar pada turbin uap karena akibat dari hasil
c. Pada saat t = t3 nilai frekwensi F = F΄ dimana penambahan uap bertekanan pada turbin uap.
F΄ F0. Hal ini menyebabkan bahwa
Dengan memperhatikan gambar (8) terlihat
generator akan terus menambah uap dengan
bahwa makin dekat jarak titik B dengan titik D
jalan mengangkat katup utama dari turbin.
makin cepat penghisapan titik B menutup aliran
Keterangan adalah sama seperti uraian pada
minyak yang mengangkat atau menurunkan
butir a. Hal ini berarti bahwa kopel yang
posisi penghisap titik D dan sebaliknya makin
dihasilkan mesin penggerak generator terus
jauh jaraknya makin lambat gerakan menutup
diperbesar sehingga ΔT = TG - TB menjadi
aliran minyak ini. Hal ini berati bahwa makin
dF dekat titik B dengan titik D makin cepat
0 dan mengakibatkan > 0, yang berati
dt governor menghentikan tanggapannya terhadap
bahwa frekwensi naik. perubahan frekwensi, governor bersifat “malas”
d. Pada saat t = t4 nilai frekwensi F = F0 (usaha governor untuk menambah daya terbatas)
sehingga sebetulnya tidak diperlukan lagi menghasilkan speed droop yang kecil dan
langkah untuk memperbaiki frekwensi. menghasilkan kf (energi pengaturan) yang besar.
Tetapi pada saat t = t4 nilai ΔT > 0 sebagai
Dengan keterangan yang serupa apabila jarak titik B1 menutup lubang minyak yang menuju
titik B dengan titik D makin jauh terlihat bahwa kerumah torak pengerak titik D.
governor bersifat “rajin” (usaha governor untuk
menambah daya lebih besar) menghasilkan Motor pengaturan putaran dapat merubah –
speed droop yang besar dan menghasilkan kf rubah posisi titik B1 melalui titik B2 dengan
(energi pengaturan) yang kecil. Jadi penyetelan jalan memutar roda gigi cacing. Dalam keadaan
speed droop governor dapat dilakukan dengan generator belum paralel dengan sistem motor
mengatur jarak titik B dan titik D. Dalam pengatur putaran akan mengatur jumlah putaran
praktek hal ini tidak begitu mudah per-menit dari turbin tetapi kalau generator
pelaksanaanya karena dilain pihak titik B juga kalau generator sudah paralel dengan sistem
harus dapat digerakan keatas dan kebawah maka melalui motor pengaturan putaran
secara bebas untuk melakukan pengaturan dilakukan pengaturan daya nyata yang
sekunder. Hal ini dapat dilakukan dengan dibandingkan (MW), yang sesungguhnya juga
kombinasi sistem mekanik dan hidrolik seperti berati mengatur putaran atau frekwensi.
terlihat pada gambar (8).
Speed droop sesungguhnya merupakan hasil
Keterangan gambar 10: umpan balik dari gerakan penambahan uap atau
air, yaitu dengan bergeraknya titik C dan D
Titik B dipecah menjadi titik B1 dan titik B2 keatas yang selanjutnya melalui engsel E pada
dalam gambar (10) titik B1 yang bertugas gambar (10) menekan rumah panghisap kiri
mengarahkan tekanan minyak dapat digerakan kebawah sehingga menutup lubang-lubang yang
melalui titik A oleh bola-bola berputar meneruskan tekanan minyak ke panghisap kanan
(pengaturan primer) dan dapat pula digerakan dan akhirnya menghentikan proses penambahan
melalui titik B2 oleh motor pengaturan putaran uap. Makin kecil speed droop dari governor
(putaran sekunder). makin peka governor tersebut terhadap
perubahan baban tetapi juga lebih besar
kemungkinannya untuk tidak stabil. Dalam
praktek governor adalah tidak sederhana yang
tergambar pada gambar (8) tetapi dilengkapi
pula dengan rangkaian peredam (dashpot) untuk
menghindari osilasi dan menggunakan panguat
bertingkat.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada


penulisan ini, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Gambar 10 Speed droop diatur menyetel posisi 1. Pilot velve memberi input kepada bola-bola
engsel E. berputar karena kecepatan putar dari
generator berkurang putaranya maka
Sedangkan gerakan umpan balik dari titik D kecepatan putar pada bola-bola berputar
untuk memberhentikan tekanan minyak diterima juga berkurang kecepatan sudutnya,
melalui titik B1. Besarnya umpan balik ini dapat sehingga menyebabkan pegas menguncup
diatur dengan mengatur posisi engsel E, jadi menimbulkan gaya sentrifugal berkurang
speed droop dari governor dapat diatur dengan yang selanjutnya akan menyebabkan turunya
mengatur posisi engsel E. Umpan balik dari titik titik A dan titik B, memberikan tekanan
D diterima titik B1 melalui engsel dan akan minyak sehingga katup utama terangkat
menggerakan rumah dari torak yang digerakan
keatas memberikan tambahan uap
bertekanan pada turbin uap.
2. Besarnya speed droop tergantung dari jarak
antara titik D dan Titik B pada gambar 4.1
dengan ketentuan sebagai berikut :

Titik B,D Dekat Cepattutup CepatRespon Malas Speed Droop Kecil

Titik B,D Jauh Lambattutup LambatRespon Rajin Speed Droop Besar

Saran
Agar Governor berjalan dengan semestinya
maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeliharaan rutin pada bagian-bagian


engsel, katup, gir, pada governor agar
berkerja pada saat terjadinya gangguan.
2. Pemberian sinyal yang tepat pada governor.
Pada saat terjadinya perubahan frekwensi.
Agar frekwensi kembali pada frekwensi
semula.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Djiteng Mersudi, Operasi system Tenaga


Listrik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2006
2. Ir. Djoko Chyanti, M, Sc. EE, Mesin‐mesin
Listrik Edisi 4, Erlangga, Jakarta, 1997
3. Ir. Djiteng Marsudi, Pembangkitan Energi
Listrik, Jalamas Berkatama, STT YPLN, 2003
4. Indonesia Power UBP Priok, Data‐data
Acuan, Indonesia Power
5. Www.indonesiapower.co.id
6. Katsuhiko Ogata, Teknik Kontrol Automatik,
Jilid 1 Edisi 2, Jakarta, Erlangga, 1996
7. Joseph j Di Stefano, III. Phd & Allen R
Stubbenrud. Phd, Sistem Pengendalian
Umpan Balik, Erlangga, 1985
8. Hoa D Vu & J C Agee, WECC Control Work
group, WECC, 1998
9. Wood Ward generator Co, Role of
governors in system operated, Prime Mover
Control Comparance, PMCC‐3

Anda mungkin juga menyukai