Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK BASED BANK RATING


(Studi Kasus Pada PT. Bank Jatim Tbk)

Destya Dwi Ariyanti


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
destyadwiariyanti10@yahoo.com

Dosen Pembimbing :
Dian Ari Nugroho, SE., MM
diannugroho.ub@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to analyze the soundness of PT. Bank Jatim Tbk during the period of
2013 to 2016 using Risk Based Bank Rating method in accordance with the letter of Bank
Indonesia No. 13/24/DPNP on October 23, 2011 which is described by RGEC aspects
which consists of Risk, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, and Capital. This
quantitative descriptive research calculates the ratios in risk aspects (NPL, LDR, and
LFR), earnings (ROA and NIM), capital (CAR), and analyze self assesment results of GCG.
This research uses secondary data in forms of documentation of Bank Jatim’s annual
report publication during the period of 2013 until 2016, when Bank Jatim have used IPO
system (Initial Public Offering) for a full year. The data were obtained from the official
website of the Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). The results show that in general
Bank Jatim during the research period of 2013 to 2016, is categorized as a healthy bank.
This is evident from the fact that all calculated ratios meet the criteria set by Bank
Indonesia. The Bank reached the composite of one or highest healthy level and three or
healthy enough for the lowest healthy level.

Keywords : Bank soundness, Regional Development Bank, Risk-Based Bank Rating,


Bank Jatim

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan PT. Bank Jatim Tbk
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 dengan menggunakan metode Risk Based
Bank Rating sesuai dengan SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktover 2011 yang
digambarkan dengan RGEC. RGEC terdiri dari aspek Risk (Risiko), aspek Good Corporate
Governance (GCG), aspek Earnings (Rentabilitas), dan aspek Capital (Permodalan).
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menghitung
rasio yang ada pada aspek risiko (NPL, LDR, dan LFR), aspek earnings (ROA dan NIM),
aspek capital (CAR), dan menganalisis hasil self assesment aspek GCG. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dengan teknik dokumentasi dari data publikasi laporan
keuangan tahunan Bank Jatim yang terdapat di website resmi Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) sejak tahun 2013 sampai dengan. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa tingkat kesehatan Bank Jatim selama periode penelitian yaitu tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016 secara keseluruhan dapat dikatakan sehat. Hal ini terbukti dari seluruh
rasio yang dihitung memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan berada
pada peringkat komposit 1 atau sehat yang tertinggi dan 3 atau cukup sehat yang terendah.

Kata Kunci : Kesehatan Bank, Bank Pembangunan Daerah, Risk Based Bank Rating,
Bank Jatim
2014). Berdasarkan laporan keuangan
1. PENDAHULUAN tersebut, dapat dihitung sejumlah

Dunia Perbankan merupakan salah rasio keuangan yang dapat dijadikan

satu tonggak perekonomian yang dasar penilaian kesehatan bank.

memiliki peran penting dalam Pada tanggal 12 April 2004, Bank


pertumbuhan dan pembangunan Indonesia mengeluarkan Peraturan
sektor perekonomian suatu Negara. No.6/10/PBI/2004 yang berisi tentang
Secara tidak langsung lembaga panduan dalam menilai kesehatan
perbankan membantu perputaran bank. Peraturan tersebut
uang yang ada dalam masyarakat. menggunakan analisis CAMELS
Untuk dapat menjalankan peran (Capital, Asset Quality, Management,
pentingnya tersebut maka dibutuhkan Earning, Liquidity and Sensivity to
kepercayaan masyarakat terhadap market risk) dalam menilai tingkat
kinerja bank. Salah satu cara untuk kesehatan bank. Namun, sesuai
mendapatkan kepercayaan dari dengan Surat Edaran Bank Indonesia
masyarakat adalah dengan menjaga No.13/24/DPNP pada tanggal 25
tingkat kesehatan bank. Oktober 2011 terdapat sistem

Tingkat kesehatan bank dapat penilaian kesehatan bank selain

dinilai berdasarkan beberapa CAMELS yaitu sistem penilaian yang

indikator, salah satunya adalah berdasarkan pendekatan risiko (Risk-

dengan melihat laporan keuangan. Based Bank Rating atau RBBR) yang

Laporan keuangan menggambarkan terdiri dari Aspek Risiko (Risk),

apa yang sebenarnya terjadi pada aset, Aspek Good Corporate Governance

laba, dan dividen selama beberapa (GCG), Aspek Rentabilitas

tahun terakhir (Brigham & Houston, (Earnings) dan Aspek Permodalan


(Capital). Peraturan Bank Indonesia kontribusi dari BPD tidak hanya
No.13/24/PBI/2011 menyatakan berpengaruh untuk mendukung
bahwa sistem penilaian analisis pertumbuhan perekonomian di daerah
kesehatan bank dirubah dari masing-masing saja, tetapi juga dalam
CAMELS menjadi RGEC (Risk mendukung pertumbuhan
Profile, Good Corporate, perekonomian Indonesia secara
Governance, Earnings, and Capital), makro.
RGEC sendiri diterapkan dalam Salah satu Bank Pembangunan
pendekatan RBBR. Daerah (BPD) yang terlebih dahulu
Salah satu jenis bank yang unik melakukan IPO (Initial Public
yang memiliki peran sangat penting di Offering) adalah PT. Bank
Indonesia adalah Bank Pembangunan Pembangunan Daerah Jawa Timur
Daerah (BPD). Bank Pembangunan Tbk (Bank Jatim). IPO (Initial Public
Daerah (BPD) merupakan bank Offering) atau penawaran umum
umum yang kepemilikan sahamnya perdana yang artinya sebuah
dimiliki oleh Pemerintah Provinsi di perusahaan melaksanakan penjualan
berbagai daerah di Indonesia. saham untuk pertama kali kepada
Undang-Undang No.13 tahun 1962 masyarakat atau investor. Dengan
tentang asas-asas Ketentuan Bank melakukan IPO maka perusahaan
Pembangunan Daerah mengatakan akan terdaftar di Bursa Efek dan dapat
bahwa BPD bekerja sebagai melakukan jual beli saham di Bursa,
pengembangan perekonomian daerah secara otomatis perusahaan akan
dan menggerakkan pembangunan menjadi Go Public atau perusahaan
ekonomi daerah untuk meningkatkan terbuka (Tbk). Bank Jatim melakukan
taraf kehidupan masyarakat serta IPO tepatnya pada tanggal 12 Juli
menyediakan pembiayaan keuangan 2012 dengan kode emiten BJTM
pembangunan di daerah, dimana Bank Jatim menawarkan 20%
menghimpun dana, serta saham ke publik dengan harga saham
melaksanakan dan menyimpan kas perdana sebesar Rp.430 per lembar
daerah disamping menjalankan saham. Manfaat yang didapatkan
kegiatan bisnis perbankan. Peran dan Bank Jatim setelah IPO pada tahun
2012 antara lain memperoleh dana mengalami penurunan pada tahun
segar, optimalisasi struktur keuangan 2015 dan faktor penyebab perbedaan
dan permodalan, serta peningkatan tingkat kesehatan Bank Jatim selama
kinerja perusahaan. Dengan 4 tahun terakhir setelah Bank Jatim
terdaftarnya Bank Jatim di Bursa Efek melakukan IPO selama satu tahun
maka Bank Jatim harus mampu penuh mulai dari tahun 2013 sampai
menunjukkan kinerja yang baik dan dengan 2016.
peningkatannya setiap tahun untuk
2. TINJAUAN PUSTAKA
menarik perhatian investor.
A. Bank Sebagai Lembaga
Laporan profil risiko Bank Jatim
Penerima dan Penyalur Dana
pada tahun 2015 dimana sebelum dan
Masyarakat
setelah dilakukan penilaian oleh
Menurut Undang-Undang Nomor
Otoritas Jasa Keuangan dapat dilihat
10 Tahun 1998 dijelaskan bahwa
rata-rata penilaian profil risiko Bank
Perbankan adalah segala sesuatu yang
Jatim berada pada posisi LowMod
menyangkut tentang bank, mencakup
atau menengah ke bawah yang artinya
kelembagaan, kegiatan usaha, serta
dari sisi profil risiko kesehatan Bank
cara dan proses dalam melakukan
Jatim masih kurang baik. Selain itu
kegiatan usahanya. Maka dari itu
dapat dilihat dari rekapan rasio
segala sesuatu yang menyangkut
keuangan Bank Jatim tahun 2012-
tentang bank baik fungsi, proses, dan
2016 bahwa rasio keuangan yang
pelaksanannya disebut sebagai
dihasilkan masih cukup fluktiatif naik
lembaga perbankan. Sedangkan
turun. Berdasarkan permasalahan
Bank, menurut Undang-Undang yang
dan pentingnya peran Bank
sama diartikan sebagai suatu badan
Pembangunan Daerah Jawa Timur
usaha yang menghimpun dana dari
(Bank Jatim) diatas, maka penting
masyarakat dalam bentuk simpanan
untuk meneliti lebih lanjut mengenai
dan menyalurkan dana kepada
tingkat kesehatan Bank Jatim
masyarakat dalam bentuk kredit atau
menurut metode Risk Based Bank
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
Rating serta faktor apa yang
menyebabkan kinerja Bank Jatim
meningkatkan taraf hidup untuk kelancaran kegiatan ekonomi di
masyarakat. sektor riil.

Menurut Budisantoso (2006) c. Agent of sevices


secara lebih spesifik fungsi bank Selain melakukan kegiatan
adalah sebagai berikut: penghimpunan dan penyaluran dana,
a. Agent of trust bank juga memberikan penawaran
jasa-jasa yang ditawarkan bank ini
Dasar utama dari suatu bank adalah
erat kaiatnya dengan kegiatan
kepercayaan atau dengan kata lain
perekonomian masyarakat secara
adalah Trust. Masyarakat yang
umum, jasa-jasa ini antara lain dapat
meyimpan dana kepada bank berarti
berupa pengiriman uang, pemberian
mereka memiliki rasa kepercayaan
jaminan bank, jasa penitipan barang
terhadap bank tersebut. Bank yang
berharga dan lain-lain.
dipercaya oleh masyarakat hendaknya
dapat menjaga dan memelihara dana- B. Laporan Keuangan
dana masyarakat yang dipercayakan Menurut Brigham & Houstan
kepadanya (2014) laporan keuangan adalah
b. Agent of development beberapa lembar kertas dengan
angka-angka yang tertulis di atasnya,
Berkaitan dengan sektor moneter
tetapi penting juga untuk memikirkan
dengan sektor riil. Antara sektor
aset-aset nyata yang mendasari
moneter dan sektor riil yang terdapat
angka-angka tersebut. Menurut
dalam masyarakat keduanya tidak
Jumingan (2011) laporan keuangan
dapat dipisahkan, sekto-sektor
merupakan hasil tindakan pembuatan
tersebut saling berinteraksi. sektor riil
ringkasan data keuangan perusahaan
tidak akan berjalan dengan baik
yang disusun untuk kepentingan
apabila sektor monetrnya tidak
manajemen dan pihak lain yang
berjalan baik pula. Dalam hal ini
menaruh perhatian atau mempunyai
tugas bank sebagai penghimpun dan
kepentingan dengan data keuangan
penyalur dana sangat dibutuhkan
perusahaan.
Menurut Fahmi (2011), tujuan arus kas adalah laporan yang
utama laporan keuangan adalah untuk melaporkan dampak dari aktivitas-
memberikan informasi keuangan aktivitas operasi, investasi, dan
yang mencakup perubahan dari pendanaan oleh perusahaan pada arus
unsur-unsur laporan keuangan yang kas selama periode akuntansi.
ditujukan kepada pihak-pihak lain
C. Analisis Laporan Keuangan
yang berkepentingan dalam menilai
Menurut Sofyan Syafri Harahap
kinerja keuangan terhadap
(2009) analisis laporan keuangan
perusahaan disamping pihak
terdiri dari dua kata, pertama adalah
manajemen perusahaan.
analisis yang berarti memecahkan
Secara umum terdapat tiga jenis atau menguraikan suatu unit tertentu
laporan keuangan yang sering menjadi berbagai unit-unit kecil.
digunakan yaitu Laporan Laba Rugi, Kedua adalah laporan keuangan yang
Neraca, dan Arus Kas.
terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus
Menurut Kasmir (2000) laporan kas (dana). Dari dua kata tersebut,
laba rugi merupakan laporan maka analisis laporan keuangan dapat
keuangan yang menggambarkan hasil diartikan sebagai suatu kegiatan
usaha perusahaan dalam suatu menguraikan pos-pos laporan
periode tertentu. keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat
Menurut Munawir (2002) neraca
hubungannya yang bersifat signifikan
atau balance sheet adalah laporan
atau yang memiliki makna antara satu
yang menyajikan sumber-sumber
dengan yang lain baik antara data
ekonomis dari suatu perusahaan atau
kuantitatif maupun data non
aktiva, kewajiban-kewajibannya atau
kuantitatif dengan tujuan mengetahui
utang, dan hak para pemilik
kondisi keuangan lebih dalam yang
perusahaan yang tertanam dalam
sangat penting untuk proses
perusahaan tersebut atau modal
menghasilkan suatu keputusan yang
pemilik pada suatu saat tertentu.
tepat.
Menurut Brigham & Houston
(2006) menyatakan bahwa laporan D. Tingkat Kesehatan Bank
Kesehatan suatu bank merupakan dengan asas-asas perbankan yang
hal yang sangat penting berkaitan sehat dan sesuai dengan ketentuan
dengan kepercayaan masyarakat yang berlaku. Selain itu juga sebagai
dalam hal pengelolaan dana oleh tolak ukur untuk menetapkan arah
bank. Bank yang sehat adalah bank pembinaan dan pengembangan bank
yang dapat menjalankan fungsinya baik secara individual maupun
dengan baik, dengan kata lain bank perbankan secara keseluruhan (SK
yang sehat adalah bank yang mampu No. 30/11/KEP.DIR tanggal 30 April
menjaga dan memelihara 1997 dan SE No. 30/2/UPPB tanggal
kepercayaan masyarakat, dapat 30 April 1997)
menjalankan fungsi intermediasi,
E. Metode Risk Based Bank
dapat membantu kelancaran lalu
Rating
lintas pembayaran serta dapat
Berdasarkan Peraturan Bank
digunakan oleh pemerintah dalam
Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tanggal
melaksanakan segala kebijakannya
25 Oktober 2011 bahwa penilaian
terutama kebijakan moneter
tingkat kesehatan bank menggunakan
(Permana, 2012).
metode Risk Based Bank Rating yang
Bank Indonesia dalam melakukan dapat diukur melalui komponen Risk
penilaian terhadap tingkat kesehatan Profile, Good Corporate
bank mengharuskan semua bank Governance, Earning, dan Capital
membuat laporan keuangan yang (RGEC).
harus dilaporkan ke BI. Tujuannya
1. Risk Profile
adalah untuk mengetahui seluruh
aktivitas dan prestasi perbankan dari Terdapat 8 jenis risiko yang dalam
tahun ke tahun. Ketentuan penilaian dalam aspek profil risiko RGEC
kesehatan bank yang dikeluarkan oleh antara lain risiko kredit, risiko pasar,
BI tentang penilaian tingkat risiko likuiditas, risiko operasional,
kesehatan bank memiliki tujuan risiko hukum, risiko stratejik, risiko
antara lain sebagai tolak ukur bagi kepatuhan, dan risiko reputasi. Risiko
manajemen untuk menilai apakah yang dapat diukur secara kuantitatif
pengelolaan bank dilakukan sejalan adalah risiko kredit dengan
perhitungan NPL (Noan Performing permodalannya. Aspek Earnings atau
Loan) dan risiko likuiditas LDR rentabilitas diukur dengan
(Loan to Deposit Ratio) dan LFR perhitungan ROA (Return On Asset)
(Loan to Funding Ratio). dan NIM (Net Interest Margin).

2. Good Corporate Governance 4. Capital

Menurut Forum for Corporate Penilaian terhadap permodalan


Governance in Indonesia (2001) (capital) meliputi penilaian terhadap
dalam Sugiarto (2009), Corporate tingkat kecukupan permodalan dan
Governance adalah seperangkat pengelolaan permodalan. Rasio untuk
peraturan yang menetapkan hubungan menilai permodalan ini adalah
antara pemegang saham, pengurus, Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank
pihak kreditor, pemerintah, Indonesia menetapkan CAR yaitu
karyawan, serta pemegang kewajiban penyediaan modal
kepentingan intern dan ekstern minimum yang harus selalu
lainnya sehubungan dengan hak dan dipertahankan oleh setiap bank
kewajiban mereka atau dengan kata sebagai suatu proporsi tertentu dari
lain sistem yang mengarahkan dan total ATMR. Fungsi dari perhitungan
mengendalikan perusahaan. CAR juga untuk mengetahui
kemampuan bank menutupi
3. Earnings
penurunan asetnya sebagai akibat dari
Jumingan (2011) menyebutkan
kerugian-kerudgian yang disebabkan
bahwa rentabilitas adalah hasil
oleh aset berisiko.
perolehan dari investasi (penanaman
modal) yang dikatakan dengan
persentase dari besarnya investasi. F. Peringkat Komposit Tingkat
Untuk mengukur tingkat risiko bank Kesehatan Bank
perlu dilakukan penilaian terhadap Peringkat Komposit Tingkat
rentabilitas. Penilaian ini merupakan Kesehatan Bank ditetapkan
penilaian terhadap kondisi dan berdasarkan analisis secara
kemampuan rentabilitas bank untuk
komprehensif dan terstruktur
mendukung kegiatan operasional dan
terhadap peringkat setiap faktor pengukuran variabel-variabel
dengan memperhatikan materialitas penelitian dalam angka, dan
dan signifikansi masing-masing melakukan analisis data dengan
faktor. Peringkat komposit dibagi prosedur statistika dan atau
menjadi lima kategori antara lain permodelan sistemastis. Penelitian ini
merupakan penelitian yang bertujuan
1. Peringkat Komposit 1 (PK-1)
menjelaskan fenomena yang ada
berarti sangat sehat
dengan menggunakan angka-angka
2. Peringkat Komposit 2 (PK-2)
untuk menggambarkan karakteristik
berarti sehat
individu atau kelompok (Syamsudin
3. Peringkat Komposit 3 (PK-3) & Damiyanti : 2011).
berarti cukup sehat
Jenis data yang digunakan dalam
4. Peringkat Komposit 4 (PK-4) penelitian ini adalah data kuantitatif
berarti kurang sehat yaitu data yang berupa angka yang

5. Peringkat Komposit 5 (PK-5) harus dilakukan proses pengolahan

berarti tidak sehat sebelumnya agar dapat


diinterpretasikan dan dapat
3. METODE PENELITIAN
dimengerti. Dalam penelitian ini yang
Jenis penelitian ini adalah dimaksud dengan data kuantitatif
penelitian deskriptif kuantitatif. adalah data-data laporan keuangan
Penelitian deskriptif menurut Umi dari Bank Jatim periode tahun 2013
Narimawati (2008) berarti sampai dengan tahun 2016. Menurut
menggambarkan atau menguraikan Anwar Sanusi (2011) sumber data
hasil penelitian melalui memiliki pengertian dari mana
pengungkapan berupa narasi, grafik, sumber data itu berasal. Pada
maupun gambar. Sedangkan penelitian ini beberapa sumber data
pendekatan kuantitatif menurut akan digunakan adalah data sekunder.
Efferin Sujoko (2004) adalah Menurut Anwar Sanusi (2011) data
pendekatan yang digunakan dalam sekunder adalah data yang sudah
penelitian yang menekankan pada tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
pengujian teori-teori melalui lain. Data sekunder tersebut meliputi
laporan keuangan tahunan dari Bank relevan. Analisis kuantitatif
Pembangunan Daerah Jawa Timur diterapkan dalam perhitungan rasio-
(Bank Jatim) periode tahun 2013 rasio keuangan dan perhitungan
sampai dengan tahun 2016 setelah lainnya. Sedangkan analisis secara
IPO yang telah dipublikasikan di kualitatif dilakukan setelah
website resmi Bursa Efek Indonesia perhitungan rasio dilakukan yaitu
(www.idx.co.id). Sesuai dengan jenis dengan menganalisis dan menetapkan
data dalam penelitian ini yaitu data peringkat komposit untuk masing-
sekunder, maka teknik pengumpulan masing variabel serta pengambilan
data yang digunakan adalah kesimpulan mengenai sehat atau
dokumentasi. Menurut Anwar Sanusi tidaknya objek penelitian sesuai
(2011) dokumentasi merupakan dengan tingkat kesehatan yang sudah
teknik pengumpulan data yang ditentukan
biasanya dilakukan dengan Analisis tingkat kesehatan bank
mengumpulkan data sekunder dari dengan menggunakan metode risk
berbagai sumber baik pribadi maupun based bank rating mengukur
kelembagaan. Teknik pengumpulan beberapa rasio antara lain :
dokumentasi pada penelitian ini
dilakukan pada studi laporan
keuangan tahunan yang diterbitkan
Bank Jatim melalui website resmi
Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
1. NPL (Non Performing Loan)
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis
secara kuantitatif dan secara
kualitatif. Analisis kuantitatif
merupakan analisis terhadap data
yang berbentuk angka atau bilangan
2. LDR (Loan to Deposit Ratio)
dengan metode perbandingan yang
berupa perhitungan atau rumus-rumus
3. LFR (Loan to Funding Ratio)

4. ROA (Return On Asset)


Berdasarkan tabel tersebut di atas
dapat dilihat bahwa rasio NPL (Noan
Performing Loan) Bank Jatim periode
tahun 2013 sampai dengan tahun
5. NIM (Net Interest Margin) 2016 berturut-turut adalah sebesar
3.44%, 3.31%, 4.29%, dan 4.77%
sehingga jika dirata-rata maka
menghasilkan nilai 3.95% dan
termasuk dalam peringkat komposit 2
6. CAR (Capital Adequacy Ratio) atau sehat berarti pada periode
penelitian tersebut Bank Jatim
mampu menjaga kualitas kredit
dengan baik untuk meminimalisir
kredit bermasalah.

4. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Tabel 1. NPL Bank Jatim Periode Tabel 2. LDR dan LFR Bank Jatim
Tahun 2013-2016 Periode Tahun 2013-2016
pihak ketiga untuk rasio LFR
jumlahnya sama dengan dana pihak
ketiga rasio LDR karena poin “Surat
Berharga Yang Diterbitkan Bank”
bernilai nol.

Tabel 3. GCG Bank Jatim Periode


Tahun 2013-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat


bahwa rasio LDR Bank Jatim periode
tahun 2013 sampai dengan tahun
2016 berturut-turut adalah sebesar
86.98%, 86.54%, 82.92%, dan
90.48% sehingga apabila dirata-rata
menghasilkan nilai 86.23% dan
termasuk dalam peringkat komposit 3
atau cukup sehat yang berarti Bank Berdasarkan tabel tersebut di atas
Jatim mampu menjaga likuiditasnya dapat dilihat bahwa perolehan nilai
dengan baik. Rasio LFR (Loan to komposit GCG Bank Jatim periode
Funding Ratio) Bank Jatim tahun tahun 2013 sampai dengan tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 sama 2016 cukup fluktiatif namun secara
dengan rasio LDR (Loan to Deposit umum berada pada peringkat
Ratio). Hal ini dikarenakan Bank komposit 2 atau Baik karena nilai
Jatim tidak menerbitkan surat komposit yang diperoleh dari
berharga, sehingga perhitungan dana keempat periode tahun penelitian
berada diantara angka 1.5 dan 2.5. Hal
ini berarti Bank Jatim mempunyai tata
kelola perusahaan yang baik.

Tabel 4. ROA Bank Jatim Periode


Tahun 2013-2016

Berdasarkan tabel tersebut di atas


dapat dilihat bahwa rasio NIM (Net
Interest Magin) Bank Jatim periode
tahun 2013 sampai dengan 2016
secara berturut-turut adalah sebesar
7.65%, 7.90%, 7.53%, dan 7.98%
Berdasarkan grafik tersebut di atas
sehingga apabila dirata-rata maka
dapat dilihat bahwa rasio ROA
akan menghasilkan nilai 7.77% dan
(Return On Asset) Bank Jatim periode
termasuk dalam peringkat komposit 1
tahun 2013 sampai dengan tahun
atau sangat sehat. Hal ini berarti Bank
2016 berturut-turut adalah sebesar
Jatim mampu mengelola aktiva
3.71%, 3.87%, 3.01%, dan 3.38%
produktif dengan baik sehingga
sehingga apabila dirata-rata maka
mampu menghasilkan pendapatan
akan menghasilkan nilai 3.49% dan
bunga bersih yang baik pula.
termasuk dalam peringkat komposit 1
atau sangat sehat. Hal ini berarti Bank
Jatim mampu mengelola aset yang
dimiliki dengan baik hingga mampu
Tabel 6. CAR Bank Jatim Periode
menghasilkan laba yang baik juga.
Tahun 2013-2016
Tabel 5. NIM Bank Jatim Periode
Tahun 2013-2016
periode tahun 2013 sampai dengan
tahun 2016 dengan menggunakan
metode RBBR (Risk Based Bank
Rating) diperoleh kesimpulan bahwa
dari perhitungan keempat aspek
berdasarkan metode RBBR Bank
Jatim periode tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016 secara
Berdasarkan tabel tersebut di atas keseluruhan dapat dikatakan bahwa
dapat disimpulkan bahwa rasio CAR Bank Jatim merupakan bank yang
(Capital Adequacy Ratio) Bank Jatim sehat.
periode tahun 2013 sampai dengan Penilaian aspek risiko (Risk
tahun 2016 secara berturut-turut Profile) dengan menghitung rasio
adalah sebesar 23.72%, 22.17%, NPL (Non Performing Loan) untuk
21.22% 23.88% dan apabila dirata- risiko kredit menghasilkan peringkat
rata maka akan menghasilkan nilai komposit 2 atau sehat untuk keempat
sebesar 22.75% dan termasuk dalam periode tahun penelitin, rasio LDR
peringkat komposit 1 atau sangat (Loan to Deposit Ratio) serta LFR
sehat. Sehingga dapat diindikasikan (Loan to Funding Ratio) untuk risiko
bahwa Bank Jatim memiliki posisi likuiditas menghasilkan peringkat
modal yang kuat meskipun terdapat komposit 2 atau sehat untuk tahun
aktiva berisiko yang terus meningkat 2015 dan peringkat komposit 3 atau
setiap tahunnya. cukup sehat untuk tahun 2013, 2014,
5. PENUTUP dan 2016. Penilaian aspek GCG
(Good Corporate Governance)
a) Kesimpulan
berdasarkan hasil self assemesment
Berdasarkan hasil penelitian dan
tahun 2013 sampai dengan tahun
pembahasan mengenai tingkat
2016 berada pada peringkat komposit
kesehatan bank yang dilakukan
2 atau sehat. Penilaian aspek
terhadap PT. Bank Pembangunan
rentabilitas (Earnings) dengan
Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim)
menghitung rasio ROA (Return On
Asset) dan NIM (Net Interest Margin) mengalami fluktuatif, hal ini
tahun 2013 sampai dengan tahun perlu dijadikan pertimbangan
2016 menghasilkan peringkat agar pada tahun-tahun
komposit 1 atau sangat sehat. berikutnya aspek tersebut tetap
Penilaian aspek permodalan (Capital) terjaga kestabilannya pada
dengan menghitung rasio CAR posisi sehat bahkan dapat naik
(Capital Adequacy Ratio) tahun 2013 menjadi sangat sehat.
sampai dengan tahun 2016 2. Bank Jatim perlu meningkatkan
menghasilkan peringkat komposit 1 kualitas kredit yang diberikan
atau sangat sehat untuk mengurangi risiko kredit
b) Saran bermasalah serta untuk
menekan rasio NPL di tahun-
Sebagai salah satu Bank
tahun selanjutnya agar dapat
Pembangunan Daerah yang memiliki
meningkat menjadi peringkat
peran sangat penting dalam
komposit 1 atau sangat sehat.
menggerakan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, terdapat beberapa saran 3. Berdasarkan Peraturan Bank
yang dapat dilakukan untuk Indonesia (PBI) No.
meningkatkan kinerja Bank Jatim 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni
antara lain : 2015 yang melakukan
perubahan formula dana pihak
1. Bank Jatim harus tetap menjaga
ketiga untuk perhitungan LDR
tingkat kesehatan bank pada
(Loan to Deposit Ratio) bank
tahun-tahun berikutnya agar
umum yang kemudian berubah
dapat mempertahankan
menjadi LFR (Loan to Funding
kepercayaan nasabah dan
Ratio) akan lebih baik jika Bank
stakeholder lainnya.
Jatim mulai menerbitkan surat
Berdasarkan penelitian yang
berharga sesuai kriteria LFR
sudah dilakukan untuk periode
untuk meningkatkan komponen
tahun 2013 sampai dengan
dana pihak ketiga yang
tahun 2016 masih terdapat
mendukung terjaganya
beberapa aspek yang
likuiditas bank agar semakin Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.
Agung Media, Bandung
baik

DAFTAR PUSTAKA Sugiarto, Ina. 2009. ‘Analisis


Kinerja Bank Setelah
Anwar, Sanusi. 2011. Metodologi Penerapan Good Corporate
Penelitian Bisnis. Cetakan Governance (GCG) melalui
Keempat. Salemba Empat, Pendekatan Rasio CAMEL,
Jakarta Studi Kasus pada PT Bank
Negara Indonesia (Persero)
Bank Indonesia, 2011, Peraturan Tbk’. Skripsi. Fakultas
Bank Indonesia No. Ekonomi Universitas
13/1/PBI/2011 Tentang Brawijaya, Malang
Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, Jakarta Sujoko, Efferin. 2004. Metode
Penelitian untuk Akuntansi.
Brigham & Houston. 2006. Bayumedia Publishing, Jawa
Fundamentals of Financial Timur
Management Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan, Buku Syamsuddin & Damayanti. 2011.
Satu, Edisi 10, Terjemahan Metode Penelitian Pendidikan
oleh Ali Akbar Yuliato. Bahasa. Remaja Rosdakarya,
Salemba Empat, Jakarta Bandung

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Totok, Budisantoso & Sigit,


Laporan Keuangan, cetakan Triandanu. 2006. Bank dan
Ke-2. Alfabeta, Bandung Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri. 2009.
Analisis Kritis Atas Laporan www.bi.go.id. 2007. Surat Edaran
Keuangan. Raja Grafindo Bank Indonesia Nomor
Persada. Jakarta 9/12/DPNP Tentang
Pelaksanaan Good Corporate
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Governance bagi Bank Umum.
Keuangan. Bumi Aksara,
Jakarta www.bi.go.id. 2009. Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar 11/3/DPNP Tentang
Perbankan. PT. Raja Grafindo Perhitungan Aset Tertimbang
Persada, Jakarta Menurut Risiko (ATMR)
untuk Risiko Operasional
Munawir. 2002. Analisis Laporan dengan Menggunakan
Keuangan. Liberty, Yogyakarta Pendekatan Indikator Dasar
(PID).
Narimawati, Umi. 2008. Metodologi
Penelitian Kualitatif dan
www.bi.go.id. 2011. Peraturan Bank
Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum.

www.bi.go.id. 2011. Surat Edaran


Bank Indonesia Nomor
13/24/DPNP Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum.

Anda mungkin juga menyukai