Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL (RGEC) PADA BANK
PEMBANGUNGAN DAERAH (BPD) PERIODE 2014-2016

Rona Rosinta Sinaga


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
sintarona12@gmail.com

Dosen Pembimbing
Toto Rahardjo SE.,MS Universitas
Brawijaya

ABSTRACT
This study aims to determine the soundess of Bank Pembangunan Daerah (BPD) in the
period of 2014-2016 using Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital
(RGEC) method. The sample of this descriptive study is Bank Pembangunan Daerah with
ROA and CAR of above BPD average in 2016. The data of this research are secondary,
obtained from financial reports of the banks uses NPL and LDR ratio, Good Corporate
Governance uses the banks’ self-assestment result, earnings uses ROA and NIM rations
and Capital uses CAR.
The results show that in the period 2014-2016, Risk Profile factor shows that the
NPL of the banks below 5%. The LDR of most banks is 4, which is less sound. In the factors
of earnings, the ROA of the banks more than 1,5 and the NIM is more than 5%, so the rating
is 1, which is very sound. The capital factors shows that the bank’s CAR is more than 12%,
which means that the bank is sound and able to fulfill the minimum capital requirements.

Keywords : bank soundness, risk profile, good corporate governance, earnings, capital.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Pembangunan Daerah
(BPD) periode 2014 sampai 2016 dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings, dan Capital). Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah yang memiliki nilai ROA
dan CAR di atas nilai rata-rata keseluruhan Bank Pembangunan Daerah pada tahun 2016 .
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
laporan keuangan Bank Pembangunan Daerah periode 2014-2016 dan kemudian dianalisis
dengan metode RGEC, faktor Risk Profile melalui rasio NPL dan LDR, faktor Good
Corporate Governance melalui self assesment Bank Pembangunan Daerah, faktor Earning
melalui rasio ROA dan NIM, dan faktor Capital melalui rasio CAR.

1
Hasil penelitian menunjukkan pada periode 2014-2016, faktor Risk Profile
menunjukkan NPL bank di bawah 5%. Mayoritas LDR bank memperoleh peringkat 4 atau
kurang sehat. Faktor Good Corporate Governance menunjukkan bank mendapat peringkat
3 atau cukup sehat. Faktor Earnings menunjukkan ROA bank lebih dari 1,5% dan NIM
bank lebih dari 5% sehingga memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat. Faktor Capital
menunjukkan CAR bank lebih dari 12% artinya bank mendapat peringkat sehat dan mampu
memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum.

Kata Kunci :Tingkat Kesehatan Bank, Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Capital. permasalahan di atas, BPD memiliki
tiga permasalahan dasar. Permasalahan
1. Pendahuluan pertama dilihat dari kontribusi terhadap
pemda yang tercermin dari relatif
BPD adalah bank umum yang
kecilnya pangsa kredit produktif yaitu
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
sebesar 29 persen sampai pada tahun
Pemerintah Provinsi di berbagai daerah
2016.
yang berfungsi sebagai penopang
Permasalahan kedua adalah tata
pembangunan daerah. Sampai saat ini
kelola, sumber daya manusia,
ada 26 BPD yang melayani hampir di
manajemen risiko dan infrastruktur
setiap wilayah Indonesia. Berdasarkan
yang belum memadai yang memicu
data dari Statistik Perbankan Indonesia,
peningkatan kredit bermasalah.
kinerja BPD cukup baik walaupun
Permasalahan ketiga terletak pada
belum menunjukkan pertumbuhan
daya saing BPD yang masih rendah
yang signifikan. Mulai masa
karena produk dan mutu pelayanan
pemerintahan tahun 2014 sampai pada
belum memadai. BPD diharapkan
tahun 2016, Jokowi banyak
dapat mengatasi permasalahan
menyalurkan dana melalui
tersebut secara perlahan sehingga
Pemerintah Daerah (PEMDA) untuk
dapat bertumbuh dan
pembangunan daerah masingmasing,
mempertahankan kesehatannya.
tetapi pada kenyataannya sampai pada
Jika
akhir bulan April 2016 masih banyak
BPD terus bertumbuh dan
dana daerah yang tersimpan di BPD
mempertahankan kesehatannya,
yaitu sebesar 220 triliun. Menurut
BPD akan dapat memberikan
Otoritas Jasa Keuangan, selain
kontribusi yang lebih besar bagi

2
daerah. Berdasarkan Peraturan seluruh aset tetap dan inventaris bank.
Otoritas Jasa Keuangan Merujuk pada uraian di atas, penelitian
Nomor.04/POJK.03/2016 tentang ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank kesehatan BPD dengan metode RGEC
Umum, seluruh bank umum harus Periode 2014-2016.
menggunakan pedoman penilaian
tingkat kesehatan bank yang terbaru 2. Landasan Teori
dengan pendekatan Risk 2.2.1 Tinjauan Umum Mengenai
Based Bank Rating (RBBR). Bank
Pedoman tata cara tersebut dikenal Menurut Undang–Undang No.
dengan metode RGEC, yang terdiri dari 10 tahun 1998 tentang perbankan,“
Risk profile (profil risiko) merupakan Bank adalah badan usaha yang
penilaian terhadap resiko kredit dan menghimpun dana dari masyarakat
risiko likuiditas. Faktor kedua adalah dalam bentuk simpanan dan
tata kelola perusahaan yang baik Good menyalurkannya kepada
Corporate masyarakat dalam bentuk kredit dan
Governance (GCG) merupakan suatu atau bentuk–bentuk lainnya dalam
sistem yang mengatur hubungan antara rangka meningkatkan taraf hidup
para Stakeholders demi tercapainya rakyat banyak. Menurut Santoso
tujuan perusahaan. Faktor ketiga adalah dan Nuritomo (2014: 9), fungsi
Earnings (rentabilitas) merupakan utama bank adalah menghimpun
kemampuan perusahaan dalam dana dari masyarakat dan
menghasilkan laba dari modal yang menyalurkannya kembali kepada
diinvestasikan dalam total aktiva. masyarakat untuk berbagai tujuan
Terakhir adalah faktor Capital atau sebagai financial intermediary.
(permodalan) menunjukkan besarnya Secara spesifik bank dapat
jumlah modal minimum yang berfungsi sebagai agent of trust
dibutuhkan untuk dapat menutupi (unsur kepercayaan masyarakat),
resiko kerugian yang mungkin timbul agent of development (membantu
dari penanaman aset-aset yang kegiatan pengembangan
mengandung resiko serta membiayai perekonomian masyarakat) dan

3
agent of service (menyediakan pinjaman bank dan lembaga keuangan
jasa/layanan perbankan). Peran lain,serta dana pihak ketiga dari
Bank menurut Santoso dan masyarakat dalam bentuk tabungan,
Nuritomo (2014: 11-12) yaitu giro dan deposito.
sebagai pengalih aset antara pihak 2.2.2 Tinjauan Umum
yang memiliki kelebihan dana Laporan Keuangan
terhadap pihak yang membutuhkan Laporan keuangan
dana, memberikan kemudahan merupakan salah satu sumber
dalam transaksi keuangan, informasi yang penting disamping
menyediakan produk-produk informasi lain seperti informasi
tertentu dengan tingkat likuiditas industri, kondisi perekonomian,
yang berbeda-beda, dan pangsa pasar perusahaan, kualitas
memberikan informasi yang tepat manajemen dan lainnya (Hanafi,
antara peminjam dan investor. 2016). Tujuan umum laporan
Menurut Undang–Undang No. 10 keuangan yaitu memberi informasi
tahun 1998 jenis perbankan yang bermanfaat bagi investor dan
dikelompokkan menjadi empat pemakai lainnya, sekarang atau
bagian. Berdasarkan fungsinya masa yang akan datang
terdiri dari bank umum dan BPR. (potensial) untuk membuat
Berdasarkan kepemilikannya terdiri keputusan investasi, pemberian
dari bank milik pemerintah, bank milik kredit, dan keputusan lainnya yang
swasta nasional, bank milik koperasi, serupa yang rasional. Jenis-jenis
bank milik asing dan bank milik laporan keuangan bank menurut
campuran. Berdasarkan status terdiri Kasmir (2014) terdiri dari neraca,
dari bank devisa dan non devisa. yaitu laporan yang menunjukan
Berdasarkan cara menentukan harga posisi keuangan bank pada tanggal
terdiri dari bank konvensional dan bank tertentu. Laporan komitmen dan
syariah. Sumber dana bank menurut kontingensi, yaitu janji yang tidak
Dendawijaya (2003: 53-58) terdiri dari dapat dibatalkan secara sepihak
sumber dana pihak pertama dari pihak (irrevocable) dan harus
pemilik, dana pihak kedua dari dilaksanakan apabila persyaratan

4
yang disepakati bersama dipenuhi. Penilaian kesehatan bank amat penting
Laporan laba rugi, yaitu laporan dikarenakan bank mengelola dana
keuangan bank yang masyarakat yang dipercayakan kepada
menggambarkan hasilu saha bank bank. Penilaian Kesehatan bank
dalam suatu periode tertentu. mengacu pada POJK
Laporan arus kas, yaitu laporan Nomor.04/POJK.03/2016 yang
yang menunjukan semua aspek menjadi indikator penilaian tingkat
yang berkaitan dengan bank, baik kesehatan bank yaitu Risk Profile yang
yang berpengaruh langsung terdiri dari risiko kredit dan risiko
maupun tidak langsung terhadap likuiditas. Risiko Kredit adalah risiko
kas. Catatan atas laporan keuangan, yang terjadi akibat kegagalan debitur
yaitu laporan yang berisi catatan atau pihak lain dalam memenuhi
tersendiri mengenai posisi devisa kewajiban kepada Bank, sedangkan
neto, menurut jenis mata uang dan risiko likuiditas adalah risiko akibat
aktiva lainnya. Laporan keuangan ketidakmampuan bank untuk
gabungan dan konsolidasi, yaitu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
laporan dari seluruh isi cabang- dari sumber pendanaan Bank. Good
cabang bank yang bersangkutan, Corporate Governance adalah
baik yang ada di dalam negeri penilaian terhadap kualitas manajemen
maupun di luar negeri, sedangkan bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip
laporan konsolidasi merupakan GCG. GCG diperoleh dari hasil self
laporan bank yang bersangkutan assesment bank yang dilampirkan
dengan anak perusahaannya. 2.2.3 dalam laporan keuangan tahunan
Tinjauan Umum Kesehatan Bank masing-masing bank. Earnings adalah
Kesehatan bank merupakan evaluasi terhadap kinerja bank dalam
kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba. Capital adalah
melakukan kegiatan operasi perbankan evaluasi terhadap permodalan. Dalam
secara normal dan mampu memenuhi melakukan perhitungan permodalan,
semua kewajibannya dengan baik bank wajib mengacu pada POJK
dengan cara–cara yang sesuai dengan Nomor.04/POJK.03/2016 yang
peraturan perbankan yang berlaku.

5
mengatur mengenai Kewajiban periode 20142016, BPD yang memiliki
Penyediaan Modal Minimum nilai CAR di atas rata-rata keseluruhan
BPD yaitu di atas 22,12% dan BPD
(KPMM) bagi Bank Umum.
yang memiliki nilai ROA di atas rata-
3. Metode Penelitian
rata keseluruhan BPD yaitu di atas
Jenis penelitian ini merupakan 3,04%. Berdasarkan penentuan sampel
penelitian deskriptif. penelitian ini tersebut, diperoleh 7 BPD yang
dilakukan dengan menganalisis dan memenuhi kriteria, diantaranya BPD
mendeskripsikan data laporan Jawa Timur, BPD Kalimantan
keuangan untuk menentukan kategori Tengah, BPD Nusa Tenggara
kesehatan bank dengan metode RGEC Timur, BPD Nusa Tenggara Barat,
meliputi Risk profile (profil BPD Sulawesi Selatan dan Barat,
risiko),GCG, Earnings(rentabilitas) BPD Sulawesi Tengah dan BPD
dan Capital (permodalan) selama Sulawesi Tenggara. Variabel dalam
periode tahun 2014-2016. Penelitian ini penelitian ini adalah variabel
dilaksanakan di Kota Malang. Waktu mandiri. Variabel mandiri dalam
yang digunakan dalam penelitian ini penelitian ini adalah penilaian
selama 3 bulan. Data time series yang tingkat kesehatan BPD yang
digunakan dalam penelitian ini adalah terdaftar di OJK periode 20142016.
tiga tahun terhitung sejak tahun 2014- Sumber data yang digunakan dalam
2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
penelitian ini adalah 26 BPD yang Dalam penelitian ini, data sekunder
terdaftar di OJK pada Periode diambil dari laporan keuangan BPD
20142016. Teknik yang digunakan Periode 2014-2016. Metode
dalam penentuan besar sampel yaitu pengumpulan data dalam penelitian
dengan purposive sampling. Beberapa ini menggunakan metode
kriteria yang digunakan dalam dokumentasi. Metode analisis data
pengambilan sampel yaitu, seluruh yang digunakan adalah analisis
BPD yang terdaftar pada OJK periode laporan keuangan dengan
2014-2016, BPD yang menyajikan menggunakan pendekatan POJK
laporan keuangan masing-masing BPD Nomor.04/POJK.03/2016 tentang

6
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dengan metode RGEC yang b. Risiko likuiditas.

terdiri dari : Risiko likuiditas dapat dihitung


1. Risk Profile (Profil Risiko)
dengan rasio LDR.
Dalam penelitian ini peneliti
mengukur faktor Risk Profile (profil
LDR =
risiko) dengan menggunakan 2
indikator yaitu :
Tabel 3.2
a. Risiko kredit Matriks Kriteria Penetapan Peringkat
Risiko kredit dapat dihitung Faktor LDR
dengan rasio NPL.
Peringkat Keterangan Kriteria

NPL = 1 Sangat Sehat < 75%


2 Sehat 75% -
<85%
Tabel 3.1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat 3 Cukup Sehatt 85% -
Faktor NPL <100%

Peringkat Keterangan Kriteria 4 Kurang Sehat <100% -


120%
1 Sangat Sehat < 2%
5 Tidak Sehat >120%
2 Sehat 2% - <
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia
5%
No.13/24/DPNP Tanggal
3 Cukup Sehat 5% - <
25 Oktober 2011
8%
4 Kurang Sehat 8% -
2. GCG
12%
GCG dianalisis berdasarkan
5 Tidak Sehat >12%
aspek penilaian yang mangacu pada
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia
POJK Nomor.04/POJK.03/2016
No.13/24/DPNP Tanggal
mengenai Penilaian Tingkat
25 Oktober 2011
Kesehatan Bank Umum.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil

7
langsung nilai GCG dari laporan 1 Sangat Perolehan
keungan masing-masing BPD. Sehat laba sangat
Tabel 3.3 tinggi ( >
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat
1,5%)
Faktor GCG
2 Sehat Perolehan
Peringkat Keterangan Kriteria laba tinggi
1 Sangat sehat < 1,5 ( 1,25% -
2 Sehat < 1,5 – < 1,5%)
2,5 3 Cukup Perolehan
3 Cukup Sehat 2,5 - < Sehat laba cukup
tinggi (
3,5 0,5% -
4 Kurang Sehat 3,5 - < 1,25%)

4,5
5 Tidak Sehat 4,5 - < 5 4 Kurang Perolehan
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Sehat laba
No.13/24/DPNP Tanggal rendah
25 Oktober 2011 atau
cenderung
3. Earnings (Rentabilitas) mengalami
Earnings diukur dengan kerugian (
menggunakan 2 rasio yaitu ROA dan 0 > - 0,5%)
NIM. 5 Tidak Sehat Bank
a. Rasio ROA mengalami
kerugian
ROA =
yang besar
( <0 %
Tabel 3.4 atau
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat negatif)
Faktor ROA
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia
Peringkat Keterangan Kriteria
No.13/24/DPNP Tanggal

8
25 Oktober 2011 1 Sangat Sehat >12%
2 Sehat 9% -
b. Rasio NIM 12%
3 Cukup Sehat 8% - <
9%
Tabel 3.5
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat 4 Kurang Sehat 8 % -
Faktor NIM 6%

Peringkat Keterangan Kriteria 5 Tidak Sehat < 6%

1 Sangat sehat >5% Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia

2 Sehat 2,01% - No.13/24/DPNP Tanggal

5% 25 Oktober 2011

1,5% - Metode analisis data


3 Cukup Sehat
selanjutnya adalah menetapkan
2%
peringkat komposit penilaian
4 Kurang Sehat 0% -
tingkat kesehatan BPD dari tahun
1,49%
20142016. Nilai komposit untuk
5 Tidak Sehat <0%
rasio keuangan masing-masing
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia
komponen yang menempati
No.13/24/DPNP Tanggal
peringkat komposit akan bernilai
25 Oktober 2011
sebagai berikut:
a. Peringkat 1 = setiap kali ceklist
4. Capital (Permodalan)
dikalikan dengan 5
Capital diukur dengan rasio
b. Peringkat 2 = setiap kali ceklist
CAR.
dikalikan dengan 4
c. Peringkat 3 = setiap kali ceklist
dikalikan dengan 3
Tabel 3.6 d. Peringkat 4 = setiap kali ceklist
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat
Faktor CAR dikalikan dengan 2
e. Peringkat 5 = setiap kali ceklist
Peringkat Keterangan Kriteria dikalikan dengan 1

9
Nilai komposit yang telah
diperoleh dari mengalikan tiap
ceklist kemudian ditentukan
bobotnya dengan
mempersentasekan. Adapun
bobot/persentase untuk menentukan
peringkat komposit keseluruhan
komponen diukur dengan rumus : Grafik diatas menggambarkan
Peringkat Komposit = NPL BPD selama tahun 2014-2016
memiliki nilai rata-rata dibawah 5 %,
hal ini mengindikasikan bahwa bank
Tabel 3.7 memiliki kemampuan analisis kredit
Peringkat Komposit Bank
yang baik sehingga mampu
Bobot Peringkat Keterangan mengantisipasi terjadinya kredit macet.
(%) Komposit Berdasarkan Matriks

86-100 1 Sangat Sehat Ketetapan Bank Indonesia nilai NPL


masuk dalam kriteria sehat.
71-85 2 Sehat
b. Risiko Likuiditas (LDR)
61-70 3 Cukup Sehat
41-60 4 Kurang Sehat
< 40 5 Tidak Sehat
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia
No.13/24/DPNP Tanggal
25 Oktober 2011

4. Hasil dan Pembahasan


4.2.1 Tingkat Kesehatan Bank Grafik diatas
Ditinjau dari Aspek Risk menggambarkan rata-rata LDR
Profile BPD selama tahun 2014-2016
a. Risiko Kredit (NPL) memiliki kecenderungan nilai yang
fluktuatif. Nilai rata-rata BPD

10
selama tahun 2014-2016 yaitu Nilai LDR yang kurang sehat
dibawah 120% kecuali BPD artinya likuiditas bank buruk, bank
Sulselbar. Nilai rata-rata dibawah kurang mampu menutupi jumlah
120 persen artinya BPD berada kredit yang disalurkan dari dana
pada peringkat 4 yaitu kurang sehat. pihak ketiga yang dihimpun.
4.2.2 Tingkat Kesehatan Bank a. ROA
Ditinjau Dari Aspek GCG

Grafik diatas menggambarkan


Dalam penilaian dengan
ROA BPD selama tahun 2014-2016
menggunakan faktor GCG, semakin ada yang fluktuatif dan ada yang
kecil peringkatnya maka bank dalam menurun. Pada intinya tingkat
keadaan semakin sehat. . kesehatan
BPD memiliki nilai rata-
Berdasarkan rata-rata hasil rata diatas 1,5
persen, hal ini
perbandingan penilaian GCG setiap mengindikasikan bahwa bank
tahunnya, rata-rata tahun 2014-2016 mampu mengelola aktiva yang
bank berada di peringkat 3.
dimiliki untuk memperoleh laba. Hal
Berdasarkan grafik diatas ini, sesuai dengan
Ketetapan Bank
menunjukkan bahwa tidak ada bank
Indonesia yang menunjukkan bahwa
yang mendapat peringkat 1 atau bank ini dalam keadaan sangat sehat.
sangat sehat. Selama tahun 2014-

2016 BPD belum mampu


b. NIM

11
memperoleh nilai GCG yang sangat baik karena masih terdapat penyimpangan
praktik manajemen bisnis.

4.2.3 Tingkat Kesehatan Bank


Ditinjau Dari Aspek
Earnings

Grafik diatas menggambarkan


NIM BPD selama tahun 2014-2016 sehingga CAR BPD tahun 2014-2016

cenderung fluktuatif. Secara berada pada peringkat yang sama

keseluruhan, nilai nim BPD yaitu sangat sehat. Pertumbuhan

keseluruhan selama tahun 2014-2016 modal yang dimiliki lebih besar

berada pada peringkat 1 atau kondisi daripada pertumbuhan jumlah aktiva

sangat sehat. Hal ini mengindikasikan tertimbang menurut risiko. Hal ini

bahwa BPD mampu mengelola aktiva mengindikasikan bahwa BPD mampu

produktifnya dengan baik sehingga menjaga kecukupan modalnya

mampu menghasilkan pendapatan sehingga mampu menutupi

bunga bersih. kemungkinan risiko yang terjadi di


masa yang akan datang.

4.2.4 Tingkat Kesehatan Bank


Ditinjau Dari Aspek Capital
4.2.5 Penetapan Peringkat
Komposit Bank
Periode
2014-2016

Tabel 4.1

Grafik diatas menggambarkan


rata-rata CAR BPD selama tahun
2014-2016 yang cenderung fluktuatif.
Secara keseluruhan BPD masih
berada pada standar yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia yaitu 12 persen

12
Peringkat Komposit BPD
Periode 2014-2016
BPD Tahun Bobot P Ket
(%) K
Jatim 2014 86,66 1 Sangat
Sehat
2015 86,66 1 Sangat
Sehat
2016 86,66 1 Sangat
Sehat
Sehat

Sul. 2014 83,33 2 Sehat

Sel. 2015 80,00 2 Sehat

Bar 2016 83,33 2 Sehat

Sul. 2014 80,00 2 Sehat

Teng 2015 90,00 1 Sangat

Sehat

2016 86,66 1 Sangat

Sehat

13
BPD Thn Bobot P Ket
(%) K
Kal. 2014 90,00 1 Sangat

Teng Sehat 4.2.6 Pembahasan


1. Aspek Risk Profile
2015 86,66 1 Sangat Aspek risk profile pada penelitian ini

Sehat terdiri dari 2 indikator yaitu risiko kredit

2016 90,00 1 Sangat dan risiko likuiditas. Berdasarkan hasil


penelitian yang dilakukan menggunakan
Sehat indikator risiko kredit, kualitas kredit BPD
NTB 2014 86,66 1 Sangat berada pada kondisi yang baik. Hal ini
mengindikasikan bahwa bank sudah
Sehat
mampu melakukan analisis kredit yang
2015 90,00 1 Sangat baik untuk meminimalkan jumlah kredit
bermasalah. Hal ini menunjukkan upaya
Sehat
manajemen dalam mengelola tingkat
2016 86,66 1 Sangat
2. Aspek GCG
Sehat Berdasarkan hasil penelitian
NTT 2014 86,66 1 Sangat pada aspek GCG, secara keseluruhan
BPD memiliki GCG yang cukup
Sehat
baik. Hal ini mengindikasikan bahwa
2015 83,33 2 Sehat BPD masih belum mampu

2016 83,33 2 Sehat melaksanakan prinsip-prinsip GCG


dengan baik, sesuai dengan ketetapan
Sul. 2014 83,33 2 Sehat
OJK seperti transparansi,
Tra 2015 86,66 1 Sangat akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi dan kewajaran. Apabila
Sehat
BPD belum memiliki kualitas
2016 86,66 1 Sangat manajemen yang baik, maka akan
menurunkan tingkat kepercayaan
kolektibilitas dan menjaga kualitas
masyarakat atau nasabah untuk
kredit setiap tahunnya semakin baik
menanamkan dananya pada bank
dan memberikan hasil positif
tersebut.
sehingga mampu menunjukkan
pertumbuhan kredit yang berkualitas, 3. Aspek Earnings
bukan hanya sekedar pertumbuhan Aspek earnings pada penelitian
kredit yang tinggi dan agresif. ini menggunakan 2 indikator, yaitu

14
ROA dan NIM. Berdasarkan hasil penyediaan modal minimum
penelitian ini, rasio ROA BPD (KPMM) sebanyak 8% dari total
menunjukkan tingkat pencapaian laba aktiva tertimbang menurut risiko
yang sangat baik dari total aktiva (ATMR) yang dimiliki. Bank yang
yang dimiliki. Hal ini mampu memenuhi KPMM tersebut
mengindikasikan bahwa BPD sudah memiliki kecukupan dalam
sangat mampu mengelola aktiva yang permodalan, pengelolaan modal yang
dimiliki sehingga mencapai laba di baik dan memadai sehingga mampu
atas target yang telah ditetapkan. menghadapi kemungkinan risiko
Sementara pada rasio NIM, BPD yang terjadi di masa yang akan
memiliki tingkat pencapaian datang.
pendapatan bunga yang tinggi dari
5. Kesimpulan
total aktiva produktif yang dimiliki.
1. Penilaian tingkat kesehatan
Hal ini mengindikasikan bahwa BPD
bank dari faktor RGEC pada tahun
sudah sangat mampu mengelola
20142016, menunjukkan BPD Jatim,
aktiva produktif yang dimiliki untuk
BPD Kalteng, BPD NTB dan BPD
memperoleh pendapatan bunga.
NTT mendapat peringkat komposit
Berdasarkan penelitian yang sudah
sangat sehat, sementara BPD Sultra,
dilakukan, aspek earnings BPD
BPD Sulselbar dan BPD Sulteng
berada diatas nilai minimum, artinya
mendapat peringkat komposit sehat.
sesuai dengan ketetapan OJK berada
Pada tahun 2015 menunjukkan BPD
pada kondisi yang sangat sehat.
Jatim, BPD Kalteng dan BPD NTB
4. Aspek Capital dan BPD Sulteng mendapat peringkat
Aspek capital pada penelitian komposit sangat sehat, sementara
ini menggunakan indikator CAR. BPD NTT, BPD Sultra dan BPD
Berdasarkan hasil penelitian ini, Sulselbar mendapat peringkat
secara keseluruhan BPD yang diteliti komposit sehat. Pada tahun 2016
oleh penulis memiliki nilai CAR > menunjukkan BPD Jatim, BPD
8%. Hal ini mengindikasikan bahwa Kalteng, BPD NTB, BPD Sultra dan
BPD mampu memenuhi ketetapan BPD Sulteng mendapat peringkat

15
komposit sangat sehat, sementara disebabkan oleh baiknya pengelolaan
BPD NTT dan BPD Sulselbar aktiva dan aktiva produktifnya untuk
mendapat peringkat komposit sehat. menghasilkan pendapatan bersih
2. BPD yang paling sehat sehingga berdampak pada
diantara tujuh BPD yang diteliti oleh meningkatnya laba perbankan.
penulis yaitu BPD Kalteng, hal Selanjutnya, disebabkan karena pihak
tersebut disebabkan karena pertama, bank mampu KPMM dari jumlah
jumlah kredit bermasalah yang ATMR yang dimiliki sehingga bank
dimiliki sangat rendah. Jumlah kredit mampu menutupi kemungkinan
bermasalah yang rendah risiko yang terjadi di masa yang akan
mengindikasikan bahwa pihak bank datang. Sebaliknya, BPD yang
sangat mampu mengelola total kredit tingkat kesehatannya paling rendah
yang dimiliki, memiliki kemampuan diantara BPD lainnya dimiliki oleh
analisis kredit yang baik sehingga BPD Sulselbar.
menurunkan jumlah kemungkinan
risiko kredit bermasalah atau tidak DAFTAR PUSTAKA
tertagih. Kedua, disebabkan oleh Bank Indonesia, 2011. Surat Edaran
tingkat likuiditas bank yang sangat Bank Indonesia
baik. Likuiditas bank yang baik No.13/24/DPNP Tanggal 25
mengindikasikan bahwa pihak bank Oktober 2011 Tentang
mampu mengelola jumlah dana pihak Penilaian Tingkat Kesehatan
ketiga yang dimiliki sehingga dapat Bank Umum. www.bi.go.id (
menutupi jumlah kredit yang diminta diakses pada tanggal 16
oleh pihak debitur atau kredit yang November 2017)
akan disalurkan. Ketiga, disebabkan Bank Jawa Timur, 2016. Laporan
oleh nilai GCG bank yang baik yang Keuangan Tahunan.
mengindikasikan bahwa pihak www.bankjatim.co.id (diakses
internal bank mampu melakukan tata pada 8 Februari 2018)
kelola manajemen yang baik Bank Kalimantan Tengah, 2016.
berdasarkan prinsip-prinsip GCG Laporan Keuangan Tahunan.
yang telah ditetapkan OJK. Keempat,

16
www.bankkalteng.co.id Riset Ekonomi, Manajemen,
(diakses pada 8 Februari 2018) Bisnis dan Akuntansi.Vol.3
Bank Nusa Tenggara Barat, 2016. No. 2, Hal 863-873
Laporan Keuangan Tahunan. Hasibuan, Malayu S.P, 2011.

https://bankntb.co.id Dasardasar perbankan.

(diakses pada 8 Februari Jakarta: PT.Bumi Aksara.

2018) Kadek Septa Riyadi, Anantawikrama


Tungga Atmadja dan Made
Bank Nusa Tenggara Timur, 2016.
Arie Wahyuni. 2016. Penilaian
Laporan Keuangan Tahunan.
Kesehatan Bank Dengan
www.bpdntt.co.id
Menggunakan Metode RGEC
(diakses pada 8 Februari
(Risk Profile, Good Corporate
2018)
Governance, Eanings, Capital)
Bank Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Pada PT. Bank Mandiri
Barat, 2016. Laporan Keuangan
Persero, TBK Periode
Tahunan.
20132015. Singaraja: E-Journal
https://banksulselbar.co.id
S1 Universitas Pendidikan
(diakses pada 8 Februari 2018)
Ganesha. Vol.6 No.3.
Bank Sulawesi Tengah, 2016.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga
Laporan Keuangan Tahunan.
Keuangan Lainnya,
www.banksulteng.co.id
Edisi
(diakses pada 8 Februari 2018)
Revisi, Cetakan keempatbelas.
Bank Sulawesi Tenggara,
Jakarta: PT Raja Grafindo
2016. Laporan Keuangan
Persada.
Tahunan. www.banksultra.co.id
Kasmir. 2014. Dasar-Dasar
(diakses pada 8 Februari 2018)
Perbankan, Edisi Revisi,
Candri J Tambuwun dan Jullie J
Cetakan ke duabelas. Jakarta:
Sondakh. 2015. Analisis
PT Raja Grafindo Persada.
Laporan Keuangan sebagai
Ukuran Kesehatan Bank
dengan Metode CAMEL pada Kompas, 2016

PT. Bank Sulut. Manado:Jurnal https://nasional.kompas.com/read/20

17
17/10/24/20250921/jokowiingatkan-
empat-pemda-ini-takparkirkan-dana-
apbd-di-bank.

Diakses Pada Tanggal 18


November 2017.
Lukman Dendawijaya. 2003.
Manajemen Perbankan, Edisi
kedua. Jakarta :
Ghalia
Indonesia.
Mamduh Hanafi dan Abdul Halim.
2012. Analisis
Laporan
Keuangan, Edisi
Keempat.Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Otoritas Jasa Keuangan, 2016.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
Nomor.04/POJK.03/2016
Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
www.ojk.go.id (diakses pada
tanggal 16 November 2018)
Otoritas Jasa Keuangan,
2016. Statistik Perbankan
Indonesia. www.ojk.go.id
(diakses pada tanggal 12
Januari 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai