Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN SISTEM INFORMASI STATISTIK RAWAT INAP

UNTUK MENDUKUNG PELAPORAN RUMAH SAKIT

Maryani Setyowati1), Flora Octaviana Suparni1)


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
email: watiek_ms@yahoo.com; florasuparmi@gmail.com

Abstract
The quality of inpatient services in hospitals very important and the one of important aspect in the
management of inpatient services is the provision of data and reports of hospitalization. There is still
found forms of manual recording of inpatient statistics and delays in daily census collection in hospitals
resulted in delays in hospitalization reports. The purpose of this research is to design information
systems for inpatient statistics in a computerized hospital. This research is a type of descriptive research
and uses system development methods, namely SDLC. The results of the research are the design of an
inpatient statistical information system that contains inpatient indicators such as BOR, LOS, TOI, BTO,
NDR and GDR with automatic calculations and RL 3.1 reports that make it easier for users.
Keywords: Sistem informasi, statistik rumah sakit, indikator rawat inap, pasien, SDLC

1. PENDAHULUAN pasien rawat inap atau opname sesuai


Kesehatan merupakan hak untuk setiap Standar Pelayanan Minimal (RI, 2008a).
orang dan setiap orang mempunyai hak Salah satu aspek penting dalam pengelolaan
dalam pelayanan yang aman, bermutu dan pelayanan rawat inap yaitu adanya
terjangkau seperti yang tercantum dalam dukungan dari penyediaan data dan laporan
Undang-undang Republik Indonesia tentang kegiatan rawat inap di rumah sakit.
Kesehatan nomor 36 tahun 2009 (RI, 2009) Pengelolaan data di rumah sakit
sehingga pemerintah perlu memperhatikan merupakan salah satu komponen yang
masyarakatnya dengan meningkatkan penting dalam mewujudkan pelayanan
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan rumah sakit yang berkualitas. Pengelolaan
rumah sakit. data yang lambat dan kurang akurat akan
Rumah sakit merupakan pelayanan sangat mempengaruhi pelayanan rumah
kesehatan yang menyelenggarakan sakit terhadap pasien. (Topan, Wowor and
pelayanan kesehatan perorangan secara Najoan, 2015)
paripurna yang menyediakan rawat inap, Berdasarkan Peraturan Menteri
rawat jalan, dan gawat darurat (RI, 2009). Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan di 269/Menkes/Per/III tentang Rekam Medis,
rumah sakit adalah pelayanan rawat inap pada Bab III pasal 7, tercantum bahwa
yang merupakan pelayanan rumah sakit sarana pelayanan kesehatan wajib
yang diberikan tirah baring dan melayani menyediakan fasilitas yang diperlukan

| 1
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis Effisiensi Penggunaan Tempat Tidur Unit
(RI, 2008), dan salah satu jenis sarana Rawat Inap dengan Menggunakan Indikator
pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Grafik Barber Jhonson Di Rumah Sakit
Sehingga pengelolaan rekam medis yang Panti Wilasa Citarum Semarang
baik akan dapat menundukung pelayanan di menunjukkan bahwa sistem informasi yang
rumah sakit. berkaitan dengan efisiensi penggunaan
Statistik rumah sakit merupakan tempat tidur tidak tersedia secara tepat
statistik yang bersumber pada data rekam waktu dan belum berbasis komputer
medis, sebagai informasi kesehatan yang sehingga dilakukan pengembangan sistem
digunakan untuk memperoleh kapasitas bagi dengan menghasilkan sistem informasi
praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga penggunaan tempat tidur secara
medis dalam pengambilan keputusan. Ada komputerisasi.(Dharmawan, 2006)
beberapa unsur dalam statistik rumah sakit Berdasarkan survei awal di unit rekam
yaitu pengumpulan data, pengolahan data, medis RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
penyajian data dan analisa serta interpretasi didapatkan bahwa pencatatan statistik rawat
data. (Rustiyanto, 2010) Kegiatan dalam inap masih menggunakan cara manual dan
unsur-unsur tersebut dilakukan oleh bagian penginputan yang tidak dilakukan setiap hari
rekam medis. mengakibatkan keterlambatan pelaporan
Ada beberapa indikator yang karena membutuhkan waktu yang lama
digunakan dalam statistik rumah sakit untuk untuk mengurutkan kembali lembar sensus
pelayanan rawat inap. Indikator rawat inap dari setiap bangsal dan mengentry ke dalam
menurut Depkes terdiri dari Bed Occupancy komputer, serta kadangkala ada lembar
Rate (BOR), average Length of Stay (LOS), sensus yang tercecer atau hilang. Karena itu
Turn Over Internal (TOI), Bed Turn Over diperlukan suatu sistem informasi
(BTO), Gross Death Rate (GDR), Net pencatatan statistik rawat inap untuk
Death Rate (NDR), Persentase Kematian < mempermudah dan menghemat waktu dalam
48 jam, Nosokomial Infection Rate, Rasio pengelolaan data statistik rawat inap.
Hari Perawatan dengan tenaga perawat Sehingga tujuan penelitian ini adalah
rawat inap, dan Rasio Pasien rawat inap mengembangkan sistem informasi statistik
dengan penduduk. Sedangkan indikator rawat inap di RSUD Ungaran berbasis
rawat inap menurut Barber Johnson yaitu komputersasi, dengan mengidentifikasi
BOR, LOS, TOI, dan BTO. sistem pencatatan statistik rawat inap yang
Berdasarkan penelitian dari Yudhy telah diterapkan sebagai dasar merancang
Dharmawan tentang Sistem Informasi sistem informasi yang baru,

| 2
mengidentifikasi masalah atau kendala yang yang baru dengan alat bantu Context
dialami dari sistem yang berjalan saat ini, Diagram dan membuat Data Flow Diagram
dan merancang sistem informasi statistik (DFD) dengan menggunakan perangkat
rawat inap terkomputerisasi. lunak Easycase professional versi 4.2 serta
merancang basis data dengan menggunakan
2. METODE PENELITIAN Entity Relation Digram (ERD).
Penelitian ini termasuk dalam jenis Analisis data penelitian dengan
Deskriptif Kulalitatif yang merupakan menggunakan metode deskriptif yaitu
metode untuk menggambarkan menguraikan hasil penelitian berupa
permasalahan dan pemecahannya, dengan rancangan sistem informasi dengan analisis
menggunakan metode pengambilan data berdasarkan teori.
secara observasi dan wawancara terhadap
pengguna sistem informasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun objek penelitian ini berupa Berdasarkan pengamatan dan
sistem informasi rawat inap yang digunakan wawancara didapatkan bahwa sistem
di rumah sakit, yang diamati menggunakan pencatatan sensus rawat inap yang berjalan
pedoman observasi serta menggali informasi saat penelitian yaitu perawat mengisi lembar
terhadap responden yaitu Kepala Instalasi sensus harian yang diambil oleh bagian
Rekam Medis dan petugas pencatatan dan analising untuk di entry dalam Ms. Excel
pengimputan data statistik rawat inap rumah selanjutnya data tersebut akan dihitung
sakit. indikator BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, dan
Penelitian dilakukan di unit rekam GDR untuk dibuat laporan bulanan yang
medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) disampaikan untuk direktur rumah sakit.
Ungaran Kabupaten Semarang. Sistem informasi yang berjalan saat
Pengembangan sistem informasi penelitian mempunyai kendala atau
statistik rawat inap di RSUD Ungaran hambatan yang dialami oleh Kepala Instalasi
menggunakan metode System Development Rekam Medis yaitu data yang dicatat dalam
Life Cycle (SDLC) dengan tahapan berupa lembar sensus tidak lengkap, pelaporan
Perencanaan untuk mengidentifikasikan pelayanan rawat inap sering terlambat dan
masalah dalam sistem informasi; kemudian data yang masuk tidak akurat. Sedangkan
dilanjutkan dengan tahapan Analisa untuk permasalahan yang dihadapi oleh petugas
mengetahui kebutuhan dari sistem yang yaitu pengisian lembar sensus harian rawat
baru; seta tahapan terakhir adalah tahapan inap yang tidak benar oleh petugas bangsal
Desain atau merandang sistem informasi sehingga hal ini membutuhkan waktu yang

| 3
lama untuk mencocokkan data pasien rawat yang dikembangkan akan
inap. mempermudah dan menghemat waktu
Berdasarkan permasalahan yang masih bagi petugas serta data statistic rawat
dijumpai dalam pencatatan dan pelaporan inap tetap akurat dan konsisten sehingga
statistik rawat inap maka dilakukan dapat menghasilkan laporan yang
pengembangan sistem informasi statistik berkualitas dan memenuhi kebutuhan
rawat inap dengan metode SDLC dengan penggunanya.
tahapan yaitu : c. Tahapan akhir dalam penelitian ini
a. Tahapan pertama atau Perencanaan yaitu tahap Perancangan yang bertujuan
yang bertujuan untuk mengidentifikasi merancang sistem informasi baru
masalah-masalah yang ada dalam sebagai penyelesaian dari permasalahan
kegiatan pencatatan dan pelaporan yang ditemukan dari sistem informasi
statistik rawat inap yang ada di RSUD yang lama dengan melakukan beberapa
Ungaran ditemukan masalah tentang langkah, yaitu : pembuatan flowchart
pencatatan dan penginputan sensus sistem pencatatan statistik rawat inap,
harian rawat inap masih tertulis atau yang menggambarkan alur pencatatan
manual sehingga memerlukan waktu oleh petugas bangsal yang mengisi
yang lama, karena lembar sensus yang formulir sensus harian rawat inap setiap
ditulis mengakibatkan lembar semsus harinya, kemudian sensus diberikan
ada yang tidak lengkap atau tercecer kepada petugas rekam medis untuk
bahkan ada yang hilang. Kondisi dientry dalam komputer yang
tersebut mengakibatkan pelaporan selanjutnya direkap setiap akhir bulan
bulanan sensus rawat inap sering menjadi laporan bulanan yang diberikan
terlambat. kepada direktur rumah sakit dan akhir
b. Tahapan selanjutnya yaitu tahap tahun laporan diberikan ke dinas
Analisa untuk mengidentifikasi sistem kesehatan.
informasi yang dijalankan di RSUD
Ungaran masih secara tertulis atau
manual dalam pengisian sensus harian
rawat inap sehingga mengakibatkan
keterlambatan dalam pembuatan laporan
bulanan rawat inap. Tahapan ini juga
menganalisa kebutuhan dari pengguna
yang mengharapkan sistem informasi

| 4
dengan pemberi data dan pengguna data
dalam sistem informasi yang baru.
data_pasien 1

Perawat data_medis Sensus Harian


Pendataan
Bangsal
data_bangsal

Petugas

2
Rekap bulanan
Petugas Sensus Rekap_sensus
RM Indikator Harian harian
Statistik RS

Indikator_RS

3
rekap_lap.bulanan
Laporan Bulanan
Direktur Laporan
rekap_RL 3.1

Petugas

Laporan tahunan
Laporan RL
Dinkes
3.1

Gambar 2. DFD atau Diagram Alir


Data level 0

Gambar 1. Flowchart Sistem Pencatatan


Pada DFD level 0 menggambarkan
Statistik Rawat Inap
proses sistem informasi statistik rawat inap
Setelah diketahui proses dalam rumah sakit yang terbagi menjadi proses
flowchart langkah selanjutnya membuat pertama yaitu Proses Pengimputan
diagram konteks untuk menggambarkan merupakan proses yang berisikan
aliran-aliran data masuk dan keluar dari penginputan data pasien, data medis, dan
entitas eksternal. data bangsal oleh perawat bangsal. Proses
Proses-proses dan aliran data yang kedua yaitu Proses pembuatan Sensus
terjadi dalam sistem informasi statistik rawat Harian yang merupakan transaksi
inap rumah sakit digambarkan dalam bentuk perhitungan indikator rawat inap rumah
logik dengan diagram alir data atau DFD sakit. Proses ketiga yaitu Proses Pembuatan
(Data Flow Diagram) yang menggambarkan Laporan yang merupakan hasil dari
hubungan kegiatan yang saling terkait dalam perhitungan indikator rawat inap rumah
proses pengolahan data, antara pengolah sakit dan laporan RL 3.1 dalam bentuk
laporan bulanan dan laporan tahunan.

| 5
Langkah perancangan selanjutnya Setelah user melakukan login maka
yaitu pembuatan diagram relasi entitas yang muncul tampilan untuk memilih melakukan
terlibat dalam sistem informasi statistic input pasien atau melihat laporan.
rawat inap atau ERD yang menunjukkan
bahwa entitas bangsal memiliki atribut nama
bangsal, kode bangsal, kelas, tanggal pasien
masuk bangsal, tanggal pasien keluar
bangsal, jumlah tempat tidur dan kapasitas
bangsal. Bangsal melakukan transaksi
penginputan data pasien dan data medis
kepada petugas rekam medis yang akan
menghasilkan transaksi laporan setiap bulan
ke direktur rumahsakit dan setiap tahun
dilaporkan ke dinas kesehatan. Gambar 4. Tampilan Awal Menu Pilihan
Perancangan tampilan input dan output
untuk sistem informasi statistik rawat inap Menu input dilakukan untuk
menggunakan aplikasi SQL-yog dan memasukkan data statistik rawat inap sesuai
Microsoft Office Visio 2007 untuk sensus harian rawat inap dan dibuat laporan
memudahkan user atau pengguna terlebih untuk mengetahui berbagai indikator rawat
dahulu memasukkan user dan password dari inap rumah sakit.
petugas agar dapat mengakses input dan
laporan, sedangkan user untuk direktur
hanya dapat mengakses laporan saja.

Gambar 5. Tampilan Laporan Statistik


Rawat Inap
Gambar 3. Tampilan Login untuk User

| 6
Hasil dari perhitungan indikator rawat Kinerja Rawat Inap menghasilkan rancangan
inap berdasarkan standar Depkes bila hasil sistem informasi pelaporan indikator kinerja
perhitungan BOR mencapai 60-85 %, LOS rawat inap mulai dari petugas pendaftaran
antara 6-9 hari, TOI antara 1-3 hari, dan rawat inap dan perawat bangsal yang hanya
BTO antara 40-50 kali maka hasil perlu menginput data pasien dan data keluar
perhitungannya dinyatakan efisien, pasien ke dalam komputer sehingga waktu
sedangkan hasil perhitungan NDR mencapai yang dibutuhkan lebih cepat dan efisien
25 per 1000 dan GDR mencapai 45 per 1000 serta sistem yang dibangun dapat
pasien keluar maka perhitungannya mempermudah kinerja petugas dan perawat
dinyatakan memenuhi standar. bangsal dalam pelaporan yang dibutuhkan.
(Rizki Agustian; Arif Kurniadi, 2015)
Berdasakan hasil penelitian untuk rancangan
system informasi statistic rumah sakit ini
sudah menampilkan laporan statistik rumah
sakit secara otomatis beserta indikatornya
sehingga memudahkan pihak manajemen
rumah sakit untuk membuat keputusan atau
kebijakan terkait dengan pelayanan rawat
inap di RSUD Ungaran.
Pengisian sensus harian rawat inap
sangat penting dalam pelaporan statistic
Gambar 6. Tampilan Laporan RL
rawat inap, hal ini sesuai dengan hasil
3.1
penelitian dari Agung Kurniawan, dan
kawan-kawan mengenai Analisis
Laporan RL 3.1 merupakan laporan
Pemanfaatan data sensus harian rawat inap
untuk kegiatan rawat inap dilaporkan ke
untuk pelaporan indikator pelayanan rawat
dinas kesehatan yang isiannya sudah secara
inap di rumah sakit, yang menghasilkan
otomatis muncul apabila diinputkan dari
masih ditemukan bahwa BTO dan indikator
data sensus harian. Bentuk laporan RL 3.1
pelayanan rawat inap yang lain tidak
ini dapat dilakukan pencetakan atau diprint.
dihitung berdasarkan sensus harian rawat
Perancangan sistem informasi statistik
inap (SHRI) karena sensus harian belum
rawat inap bagi rumah sakit sangat
dimanfaatkan secara maksimal karena
bermanfaat, hal ini sesuai dengan penelitian
kurang disiplinnya pengisian dan
dari Rizki Agustian tentang Perancangan
penyerahan SHRI serta tidak adanya
Sistem Informasi Pelaporan Indikator

| 7
petunjuk pengisian SHRI di rumah sakit, Menggunakan Indikator Grafik Barber
(Kurniawan, Lestari and Rohmadi, 2010) Johnson di Rumah Sakit Panti Wilasa
sehingga hal ini mendukung untuk Citarum Semarang’. Available at:
dibuatnya sistem informasi statistik rawat http://eprints.undip.ac.id/15966/1/Yudhy
inap di rumah sakit. _Dharmawan.pdf.
2. Kurniawan, A., Lestari, T. and Rohmadi
4. KESIMPULAN (2010) ‘Analisis Pemanfaatan Data
Sistem informasi yang berjalan di Sensus Harian Rawat Inap Untuk
RSUD Ungaran saat penelitian mempunyai Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat
kendala atau hambatan yaitu data yang Inap Analisis Pemanfaatan Data
dicatat dalam lembar sensus tidak lengkap, Sensus ...( Agung Kurniawan , dkk )’,
pelaporan pelayanan rawat inap sering ejurnal.stikesmhk .ac.id, IV(2), pp. 62–
terlambat dan data yang masuk tidak akurat 87. Available at:
pengisian lembar sensus harian rawat inap https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php
yang tidak benar oleh petugas bangsal /rm/article/view/10/8.
sehingga hal ini membutuhkan waktu yang 3. RI, K. K. (2008a) Keputusan Menteri
lama untuk mencocokkan data pasien rawat Kesehatan RI no. 129 tahun 2008
inap dan belum berbasis komputer. tentang Standar Pelayanan Minimal
Rancangan sistem informasi rawat Rumah Sakit. Jakarta.
inap dibentuk dengan tampilan yang 4. RI, K. K. (2008b) Peraturan Menteri
memudahkan petugas maupun direktur Kesehatan tentang Rekam Medis.pdf.
untuk menginputkan serta mengetahui hasil Jakarta.
dari laporan statistik rawat inap yang 5. RI, K. K. (2009a) Undang-undang
berbasis komputer. Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Penelitian ini menjadi dasar untuk Sakit. Jakarta.
pengembangan sistem informasi pelayanan 6. RI, K. K. (2009b) UNDANG-UNDANG
rawat inap di rumah sakit lebih lanjut REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
dengan memperhatikan semua aspek dari TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.
pelayanan rawat inap rumah sakit. 7. Rizki Agustian; Arif Kurniadi, M. K.
(2015) ‘PERANCANGAN SISTEM
5. REFERENSI INFORMASI PELAPORAN
1. Dharmawan, Y. (2006) ‘Sistem INDIKATOR KINERJA RAWAT
Informasi Efisiensi Penggunaan Tempat INAP RSUD TIDAR KOTA
Tidur Unit Rawat Inap dengan MAGELANG TAHUN 2015’.

| 8
Available at: http://eprints.dinus.ac.id/ Informasi Manajemen Rumah Sakit
17357/1/jurnal_15892.pdf. Berbasis Web Studi Kasus : Rumah
8. Rustiyanto, E. (2010) Statistik Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi’, E
Sakit untuk Pengambilan Keputusan. 1st - journal Teknik Informatika, 6(1), pp.
edn. Yogyakarta: Graha Ilmu. 1–6. doi: 10.1007/s10439-010-0245-6.
9. Topan, M., Wowor, H. F. and Najoan,
X. B. N. (2015) ‘Perancangan Sistem

| 9

Anda mungkin juga menyukai