Anda di halaman 1dari 7

INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

APLIKASI PENGOLAH DATA KEMATIAN ELEKTRONIK


UNTUK MENDUKUNG PELAPORAN REKAM MEDIS YANG
BERKUALITAS DI RUMAH SAKIT
(STUDI KASUS: RSUD AMBARAWA)
1
Nurhayati, 2Bayu Murti Ganung Purnomosidhi
1
DIII Rekam Medis dan InfoKes, APIKES Citra Medika, nurhayatimkom@gmail.com
2
DIII Rekam Medis dan InfoKes, APIKES Citra Medika, bayumurtigp@gmail.com

Abstrak
Unit rekam medis mengolah data kematian rawat inap sebagai dasar laporan kematian pasien
rawat inap yang diolah oleh bagian reporting. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa
dipilih sebagai tempat studi kasus penelitian ini memiliki kendala saat mengolah data kematian
yaitu kesulitan dalam menghasilkan informasi penyebab kematian, indeks kematian dan surat
kematian dikarenakan semua proses pencatatan kematian dan rekapitulasi kematian masih
dilakukan manual dengan menghimpun informasi dari formulir-formulir rekam medis. Informasi
yang dihasilkan tidak selaras sehingga berdampak pada rendahnya kualitas pelaporan rekam medis
kematian. Penelitian ini bertujuan menghasilkan aplikasi pengolah data kematian elektronik untuk
mendukung rumah sakit menghasilkan pelaporan rekam medis kematian yang berkualitas. Metode
penelitian yang digunakan (1) Identifikasi Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Perancangan, (4)
Implementasi dan (5) Pengujian. Aplikasi pengolah data kematian elektronik dibangun dengan
menggunakan visual basic 6.0 dan microsoft access. Penelitian ini menghasilkan aplikasi pengolah
data kematian elektronik yang mampu (1) mengolah data kematian pasien rawat inap, (2) laporan
data kematian, (3) laporan data pasien masuk, (4) laporan data pasien keluar mati, (5) indeks
kematian dan (6) surat penyebab kematian. Aplikasi ini sudah diujicobakan pada unit rekam medis
RSUD Ambarawa dan mampu menyelesaikan permasalahan pengolahan data kematian dan
mendukung menghasilkan laporan data kematian yang berkualitas.
Kata Kunci: rekam medis, data kematian, rl 4a.

Abstract
The medical record unit processes inpatient death data as the basis of the inpatient reports
processed by the reporting department. Ambarawa Regional Hospital was chosen as study case of
this research. The problem when processing death data is in yielding information cause of death,
death index and death certificate due to all process of recording death and recapitulation of death
still done manually by collecting information from medical record form. The resulting information
is not aligned with the low quality of medical records of death. This research result is electronic
data processing application of death to support the hospital produce quality medical record.
Research method used (1) Problem identification, (2) Data collection, (3) Design, (4)
Implementation and (5) Testing. Death data processing applications built using visual basic 6.0
and microsoft access. This research resulted in electronic death data processing application
capable of (1) processing of death data of inpatients, (2) death data report, (3) patient data entry
report, (4) report of patient death out data, (5) death index and (6) a letter of death. This
application has been tested on medical record unit of Ambarawa Regional Hospital and able to
finish data processing of death data and support result of report of data of death of quality.
Keywords: electronic medical record,death data, rl 4a.

PENDAHULUAN Medis. Pelaporan kematian menampilkan


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan informasi jumlah kematian yang terjadi dalam
kesehatan mulai dari pendaftaran pasien suatu populasi dan menginformasikan jumlah
sampai dengan pengolahan data hasil pasien masuk, pasien keluar mati, indeks
pelayanan kesehatan yang menghasilkan kematian dan penyebab kematian.
informasi dibutuhkan rumah sakit. Salah satu Pelaporan kematian memiliki peranan
pengolahan data yang ada di rumah sakit yang penting di rumah sakit seperti hasil
adalah pengolahan data kematian yang diolah penelitian dari Marfuatin,dkk (2014)
oleh bagian reporting pada Unit Rekam menunjukkan bahwa pengolahan data

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 30


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

kematian dimulai dari pengumpulan data tentang identitas pasien, pemeriksaan,


rekam medis dari unit rawat inap, sensus pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
harian rawat inap dan menghasilkan sertifikat yang telah diberikan kepada pasien (Setiatin
kematian. Data kematian dirumah sakit & Syahidin, 2017) .
digunakan untuk pengolahan indeks Suatu rumah sakit dapat menghasilkan
kematian, mengelompokkan jenis kematian informasi melalui kegiatan pengumpulan dan
dan menunjukan penyakit penyebab pengolahan data rekam medis. Rekam medis
kematian. Pelaporan kematian digunakan dapat terselenggara apabila pencatatan atau
untuk kearsipan data kematian atau sebagai penangkapan data rekam medis dan
sumber informasi rumah sakit untuk pengolahan data rekam medis dapat
membuat laporan bulanan, tribulan, semester, dilaksanakan dengan baik, lengkap, serta
dan tahunan sesuai ketentuan dari PerMenKes tepat waktu (Budi,2016).
RI Nomor 1171/MENKES/PER/vI/2011. Menurut Budi (2016) Bagian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) penangkapan data atau pencatatan data
Ambarawa belum menggunakan sistem meliputi :
secara komputerisasi dalam pelaporan 1) Tempat pendaftaran pasien rawat
kematian pasien. Alur pelaporan kematian di jalan (TPPRJ)
RSUD Ambarawa dimulai dari pasien Bagian yang bertanggung jawab terhadap
meninggal kemudian data kematian data dan informasi identitas pasien rawat
dimasukkan melalui sistem infromasi rawat jalan.
inap. Sistem tersebut hanya mampu 2) Tempat pendaftaran pasien rawat
menghasilkan jumlah pasien meninggal. inap (TPPRI)
Pembuatan surat kematian sendiri masih Bagian yang bertanggung jawab terhadap
menggunakan formulir kertas yang ditulis data dan informasi identitas pasien yang akan
oleh dokter serta tidak menyertakan dan sedang dirawat inap.
keterangan penyebab pasien meninggal, 3) Unit rawat jalan (URJ)
sehingga informasi tersebut tidak Bagian ini bertanggung jawab terhadap
bersinambungan. Hal tersebut mengakibatkan data dan pelayanan medis pasien yang jalan.
informasi rekam medis yang dihasilkan tidak 4) Unit rawat inap (URI)
berkualitas dan tidak akurat. Bagian ini bertanggung jawab terhadap
Dibutuhkan suatu aplikasi elektronik data dan pelayanan medis pasien yang
bagian reporting untuk mengelola data dirawat inap.
kematian pasien secara akurat sehingga 5) Instalasi gawat darurat (IGD)
mendukung unit rekam medis menghasilkan Bagian ini bertanggung jawab terhadap
laporan data kematian yang berkualitas. data dan informasi pasien yang mendapat
Penelitian ini bertujuan menghasilkan perawatan di unit gawat darurat.
aplikasi pengolah data kematian elektronik 6) Instalasi pemeriksaan penunjang
yang mampu (1) mengolah data kematian (IPP)
pasien rawat inap, (2) laporan data kematian, Bagian ini bertanggung jawab terhadap
(3) laporan data pasien masuk, (4) laporan data dan informasi hasil pemeriksaan
data pasien keluar mati, (5) indeks kematian penunjang.
dan (6) surat penyebab kematian. b. Bagian pengolahan data
Menurut Giyana (2012) bagian
TINJAUAN PUSTAKA pengolahan data rekam medis yang mengolah
Rumah Sakit data rekam medis sampai menjadi informasi
dan laporan antara lain :
Berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009
1) Bagian Assembling
tentang rumah sakit, Rumah Sakit sebagai
Bagian ini bertanggung jawab terhadap
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
kelengkapan isi dokumen rekam medis.
merupakan bagian dari sumber daya
2) Bagian Coding dan Indexing
kesehatan yang sangat diperlukan dalam
Bagian ini bertanggung jawab terhadap
mendukung penyelenggaraan upaya
pemberian kode penyakit berdasarkan
kesehatan (Bahriah dkk.,2014).
International Statistical Classification of
Rekam Medis
Diseases and Related Health Problems
Berdasarkan Permenkes RI No.
(ICD), pengkodean tindakan berdasarkan
269/MENKES/Per/III/2008 tentang sistem
ICOPIM atau ICD-9CM, indeks penyakit,
informasi rumah sakit, rekam medis adalah
indeks operasi, indeks kematian dan indeks
berkas yang berisikan catatan dan dokumen
dokter.

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 31


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

3) Bagian Analizing dan Reporting 1) Penyakit yang berhubungan dengan


Bagian analizing dan reporting rangkaian kejadian yang langsung
bertanggung jawab terhadap analisis data menyebabkan kematian.
rekam medis untuk diolah menjadi laporan 2) Penyakit yang lainnya yang
atau informasi yang dibutuhkan oleh membantu menimbulkan kematian, tetapi
manajemen rumah sakit. tidak ada hubungannya dengan penyakit yang
4) Bagian Filing menimbulkan kematian.
Bagian filing bertanggung jawab terhadap Pelaporan Kematian
penyimpanan, retensi dan pemusnahan Berdasarkan PBM Menteri Dalam Negeri
dokumen rekam medis. dan MENKES No. 162 tentang Pelaporan
Indeks Kematian Kematian dan Penyebab Kematian.
Indeks kematian menurut Safitri dkk Pencatatan Kematian adalah pencatatan
(2008) merupakan indeks tentang sebab kejadian kematian yang dialami oleh
kematian penyakit tertentu sebagai hasil seseorang dalam register pada Instansi
pelayanan terhadap pasien di rawat jalan, Pelaksana untuk pengelolaan data
gawat darurat atau rawat inap. Disimpan kependudukan. Instansi Pelaksana adalah
berdasarkan pada nama sebab kematian perangkat pemerintah Kabupaten atau Kota
secara alfabetik. Digunakan untuk menelusuri yang bertanggung jawab dan berwenang
nomor rekam medis dan nama pasien dengan melaksanakan pelayanan dalam urusan
sebab kematian yang yang sama, untuk Administrasi Kependudukan (Nadeak, 2014).
menyusun laporan sebab kematian Pencatatan Penyebab Kematian adalah
(mortalitas) berdasarkan umur, jenis kelamin, pencatatan beberapa penyakit atau kondisi
wilayah, mati <48 jam, mati >48 jam, dokter yang merupakan suatu rangkaian perjalanan
yang menangani. penyakit menuju kematian atau keadaan
Sertifikat Kematian kecelakaan atau kekerasan yang
Sertifikat Kematian (SK) atau Sertifikat menyebabkan cedera dan berakhir dengan
penyebab kematian (SMPK) adalah dokumen kematian. Dalam ranga peningkatan
yang dikeluarkan oleh seorang pejabat pelayanan kesehatan diperlukan data
pemerintah seperti registrasi statistik vital kematian dan penyebab kematian, bahwa data
yang menyatakan tanggal, lokasi, dan kematian dan penyebab kematian pada
penyebab kematian. SK merupakan sumber tingkat desa atau keluhan sampai tingkat
utama data mortalitas. Informasi kematian nasional belum dapat diperoleh secara dan
bisa didapat dari praktisi kesehatan atau pada tepat waktu, bahwa data kematian dan
kasus kematian karena kesalahan kekerasan. penyebab kematian dibutuhkan untuk
Semua urutan kejadian yang menyebabkan menyusun kebijakan, prioritas, dan
kematian pada sertifikat kematian dengan pengembangan program kesehatan
format internasional. Konsep sebab kematian (Sulistiyowati & Senewe, 2014).
hanya memilih satu sebab kematian yang
memudahkan untuk pengisian sertifikat METODE
walaupun tercatat dua atau lebih kondisi Metode penelitian yang digunakan:
morbiditas yang menyatakan kematian (1) Identifikasi Masalah,
tersebut (Lolong & Pangaribuan, 2010). Pada tahapan ini dilakukan analisa
Sebab kematian mendasari kematian yang menyebabkan data pelaporan
merupakan titik pusat dari kode mortalitas. data kematian manual tidak akurat.
WHO mendefinisikan sebeb-sebab kematian (2) Pengumpulan data,
sebagai semua penyakit, keadaan sakit atau Pengumpulan data dilakukan dengan
cedera yang menyebabkan atau berperan observasi terhadap alur pencatatan
terhadap terjadinya kematian, oleh karena itu pelaporan kematian, sedangkan
sebab yang mendasari kematian adalah wawancara dilakukan kepada
keluhan atau kejadian atau keadaan, kejadian petugas rekam medis bagian
akibat sebab luar, apabila tidak karena hal pelaporan kematian.
tersebut pasien tidak akan mati. Data (3) Perancangan,
penyebab kematian yang diisikan ke dalam Perancangan dalam penelitian ini
format sertifikat kematian internasional meliputi perancangan alur data,
WHO, adalah sebab kematian dengan bukti perancangan basis data dan
hasil autopsi (Saputra & Sudra,2010) . perancangan antarmuka.
Menurut Nuryati & Hidayat (2014) (4) Implementasi,
Sertifikat Kematian terdiri dari 2 bagian :

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 32


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

Implementasi menerapkan hasil kematian yang akan dilaporkan oleh petugas


perancangan ke dalam bahasa pelaporan kepada kepala rekam medis sesuai
pemrograman visual basic 6 dan dengan pernyataan Sulistyowati & Senewe
database access. (2014) .
(5) Pengujian.
Setelah aplikasi pengolah data Diagram Alir Data Pengolahan Data
kematian elektronik dibangun maka Kematian Elektronik
dilakukan pengujian kepada Diagram alir data menggambarkan aliran
pengguna yang menjadi masukan data dalam aplikasi. Aplikasi yang
untuk perbaikan aplikasi. dikembangkan terdiri atas tiga pengguna
yaitu TPPRI, URM dan Kepala RM seperti
HASIL DAN PEMBAHASAN tercantum pada gambar 2.
Alur Pengolahan Data Kematian
b. URM
Elektronik
Start
Data Diagnosa
Data Tindakan
Data Pencatatan Kematian Data Pencatatan Kematian

Pencatatan Pendaftaran
RI

Database Komputerisasi
URI c. Kepala RM
Pelaporan Kematian Laporan data Pasien,
Laporan data Dokter,
a. TPPRI Laporan data Diagnosa,
Data Pasien Laporan data Tindakan,
Data Dokter Laporan data Bangsal,
Data Bangsal Laporan data Wilayah,
Meninggal ? Data Wilayah Laporan Registrasi Masuk,
Data Pencatatan Pendaftaran RI Laporan Regitrasi Kematian,
Ya Laporan Indeks Kematian,
SKPK

Pencatatan Kematian
Data Pencatatan Pendaftaran RI

Indeks
Tidak Gambar 2 Diagram Alir Data Aplikasi
SKPK Pengolahan Data Kematian Elektronik
Laporan Kematian

Gambar 2 mendeskripsikan bagian


Kepala RM
TPPRI dapat melakukan pengelolaan data
pasien, dokter, bangsal, wilayah dan
pendaftaran rawat inap. Bagian URM dapat
Selesai melakukan pengelolaan data diagnosa,
tindakan dan pencatatan kematian. Kepala
rekam medis menerima hasil pengelolaan dari
Gambar 1 Alur Pengolahan Data Kematian dua bagian tersebut yaitu laporan data pasien,
Elektronik Yang Diusulkan laporan dokter, laporan diagnosa, laporan
Gambar 1 mendeskripsikan alur tindakan, laporan bangsal, laporan wilayah,
aplikasi pengolahan data kematian elektronik laporan registrasi masuk, laporan registrasi
dimulai dari petugas memasukkan data kematian dan SKPK.
pendaftaran rawat inap ke sistem sesuai
dengan alur penangkapan data rawat inap Relasi Antar Tabel
menurut Budi (2016), jika pasien rawat inap Perancangan basis data menghasilkan
tersebut meninggal maka petugas akan database dan tabel-tabel seperti yang
melakukan pencatatan kematian pada tercantum dalam relasi antar tabel di gambar
aplikasi. Aplikasi pengolahan data kematian 3.
elektronik ini menghasilkan (1) indeks
kematian sesuai dengan pernyataan Safitri
dkk (2008) yang digunakan sebagai dasar
penyusunan laporan kematian, (2) Surat
Keterangan Penyebab Kematian (SKPK) atau
dikenal juga sebaga Surat Kematian menurut
Lolong & Pangaribuan (2010) dan laporan

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 33


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

Pasien sosial pasien, dokter yang merawat beserta


No_rm *
Nama_pas
bangsal tempat pasien tersebut dirawat.
Jenkel
Tgl_lahir
Antarmuka ini menjadi bagian pokok dari
Umur
Agama Pendaf_RI aplikasi pengolahan data kematian elektronik
Alamat_pas
Nama_pj
No_regmas * Diagnosa karena berfungsi sebagai sumber data dari
No_rm **
Alamat_pj
Pekerjaan
Kode_dok **
Kode_bangsal **
Kode_diag *
Nama_diag
aplikasi ini.
Pendidikan Kode_wil **
Status Tgl_masuk
Status_penduduk Hubungan
Telp Tindakan
Jenis_byr
Kode_tindakan *
Nama_tindakan
Dokter
Penc_mati
Kode_dok *
Nama_dok No_regmat *
Spesialis No_regmas **
Alamat_dok No_rm **
Alamat_prak Kode_diag **
Telepon Tgl_mati
Lama_dir
Jenis_mati Detil_diagII
Bangsal Ren_mulasar
Kode_diag **
Wkt_mulasar
Kode_bang * No_regmat **
UCODa1**
Nama_bang UCODa2**
Kelas
UCODb**
Perawat
UCODc**
UCODd** Gambar 5 Form Pencatatan Kematian
Detil_Tindakan
Wilayah
Kode_tindakan **
Kode_wil *
Nama_wil
No_regmat ** Gambar 5 menunjukkan pasien rawat
inap yang dinyatakan meninggal saat
Gambar 3 Relasi Antar Tabel
dilakukan perawatan di rumah sakit akan
dikelola datanya melalui form pencatatan
Gambar 3 mendeskripsikan hasil
kematian. Pada form ini juga dicatat
perancangan basis data yang terdiri atas 10
mengenai diagnosa penyebab kematian,
tabel yaitu tabel pasien , dokter, bangsal,
tindakan yang diberikan serta pemeriksaan
wilayah, diagnosa dan tindakan, pendaftaran
penunjang lainnya.
rawat inap sebagai tempat untuk menyimpan
identitas sosial pasien, dan data dasar rawat
Pengolahan data kematian pada tahapan
inap. Tabel penc_mati, detil_tindakan dan
sebelumnya menghasilkan laporan laporan
detil_diag digunakan untuk menyimpan
diantaranya:
pencatatan data kematian dari pasien rawat
(1) Laporan data kematian
inap sebagai dasar pembuatan indeks
kematian, SKPK dan pelaporan kematian
lainnya.

Hasil Pengolahan Data Kematian


Elektronik
Alur dari aplikasi pengolahan data
kematian elektronik diawali dari
mengelola data pasien rawat inap seperti
tercantum pada gambar 4.

Gambar 6 Laporan Data Kematian


Laporan kematian pada gambar 6
menunjukkan data keseluruhan pasien
rawat inap yang dinyakatan meninggal,
diagnosa penyebab kematian, jenis
Gambar 4 Form Pencatatan Pasien Rawat kematian dan rencana pemulasaraan.
Inap

Gambar 4 menunjukan antarmuka


aplikasi bagian pencatatan pasien rawat inap
yang masuk (mulai dirawat), berisi identitas

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 34


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

(2) Indeks Kematian KESIMPULAN


Simpulan dari penelitian ini adalah
aplikasi pengolahan data kematian elektronik
sudah mampu mendukung rekam medis
rumah sakit dalam menghasilkan pelaporan
yang berkualitas.
Saran dari penelitian ini adalah perlu
dilakukan upaya dari rumah sakit bagi dokter
untuk mengisi diagnosa penyebab kematian
secara lengkap dalam aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 7 Indeks Kematian Bahriah, Sofyan, & Abdullah, , 2014.
Indeks kematian pada gambar 7 Kebijakan Hukum Pidana Dalam
menunjukkan daftar urutan pasien rawat inap Pelayanan Kesehatan. Analisis, 3(1),
yang dinyatakan meninggal, dikelompokkan Pp.12-20.
berdasarkan penyakit penyebab kematian. Budi, S.C., 2016. Penerapan Konsep
(3) Surat Keterangan Penyebab Kematian Integrasi Berkas Rekam Medis Di
(SKPK) Rumah Sakit Umum Daerah Wates,
Kulon Progo,Yogyakarta. Indonesian
Journal Of Community Engagement,
1(2), Pp.264-77.
Giyana, F., 2012. Analisis Sistem
Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2), Pp.48-61.
Lolong, D.B. & Pangaribuan, L., 2010.
Tuberkulosis Dan HIV/AIDS Penyebab
Utama Kematian Di Kota Dan
Kabupaten Jayapura 2017. Jurnal
Ekologi Kesehatan, 9(2), Pp.1184-91.
Nadeak, H., 2014. Sistem Pencatatan
Kelahiran Dan Kematian Ditinjau Dari
Aspek Kebijakan Publik. Jurnal Bina
Praja, 6(1), Pp.19-34.
Nuryati & Hidayat, T., 2014. Evaluasi
Gambar 8 Surat Keterangan Penyebab Ketepatan Kode Diagnosis Penyebab
Kematian Dasar Kematian Berdasarkan ICD-10 Di
RS Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal
Gambar 8 menunjukkan hasil Manajemen Informasi Kesehatan
aplikasi berupa Surat Keterangan Penyebab Indonesia, 2(1), P.Maret.
Kematian (SKPK) yang merupakan hasil Marfuatin, A., Lestari, & Mulyono, , 2014.
pengolahan data kematian pada tahapan Tinjauan Data Kematian Di Rumah
sebelumnya. SKPK berisi identitas jenazah, Sakit Umum Daerah Dr. Soediran
kronologi meninggal dan diagnosa penyebab Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri
kematian yang otomatis dihasilkan dari Tahun 2010. Jurnal Rekam Medis,
aplikasi. VIII(2), Pp.22-30.
Aplikasi pengolahan data kematian Safitri, E., Sugiarsi, S. & Lestari, T., 2008.
elektronik sudah memudahkan petugas rekam Manajemen Data Keadaan
medis dalam mengelola data kematian Morbiditasrawat Jalan ( Rl2b ) Di
terutama pelaporan data kematian, indeks Rumah Sakit Umum Daerah
kematian dan surat keterangan penyebab Dr.Soediran Mangun Sumarso
kematian. Aplikasi ini juga sudah mampu Wonogiri. Jurnal Kesehatan, 3(2),
mendukung bagian rekam medis dalam Pp.41-59.
menghasilkan pelaporan yang berkualitas. Saputra, F.A. & Sudra, R.I., 2010.
Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab
Kematiankesesuaian Hasil Penentuan

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 35


INFOKES, VOL 8 NO 1, Februari 2018 ISSN : 2086 - 2628

Penyebab Kematian Aturan Dalam Icd-


10 Di Rumah Sakit Umum Dr.
Moewardi Surakarta Tahun 2010, 4(1),
Pp.26-34.
Setiatin, S. & Syahidin, Y., 2017.
Perancangan Sistem Informasi
Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap
Berbasis Elektronik. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia, 5(2),
Pp.81-88.
Sulistiyowati, N. & Senewe, F.P., 2014.
Penerapan Model Pengembangan Sistem
Registrasi Kematian Dan Penyebab
Kematian Di Kabupaten/Kota Daerah
Pengembangan. Jurnal Ekologi
Kesehatan, 13(1), Pp.23-32.

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 36

Anda mungkin juga menyukai