Anda di halaman 1dari 125

PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

JENIS CRAWLER CRANE LATTICE BOOM DAN


WHEEL MOUNTED HYDRAULIC CRANE TELESCOPIC BOOM
BEBERAPA STANDAR TERKAIT PADA CRANE
❖ ANSI B30.5 Mobile and Locomotive Cranes
❖ ANSI B30.7 Winches & Drum
❖ ANSI B30.9 Slings
❖ API RP 9B RP Application of Wire Rope
❖ API SPEC 9A Specification for Wire Rope
❖ ANSI B30.10 Hooks
❖ API RP 7C Recommended Practice for Installation,
Maintenance and Operation of Internal
Combustion Engines
❖ OEM (Original Equipment Manufacture)
❖ AWS D14.3 Structur Welding for Crane
❖ AWS D1.1 : “Structural Welding Code – Steel”
PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
JENIS CRAWLER CRANE LATTICE BOOM
MENGACU PADA ANSI B30.5
PESAWAT ANGKAT ADALAH PERALATAN UNTUK MENGANGKAT DAN
MEMINDAHKAN BARANG ATAU BENDA DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT
LAIN SECARA VERTIKAL DAN HORIZONTAL.
TYPE TYPE CRAWLER CRANE LATTICE BOOM , CRAWLER CRANE
TELESCOPIC BOOM, BARGE MOUNTED LAND CRANE,
WHEEL MOUNTED HYDRAULIC CRANE TELESCOPIC BOOM

BEBERAPA PERSYARATAN SEBELUM MELAKUKAN PEMERIKSAAN :

1. MEMBUAT PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

2. INSPECTION AND TEST PLAN (ITP)

3. JOB SAFETY ANALYSA (JSA) PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT


BEBERAPA PERSYARATAN SEBELUM MELAKUKAN
PEMERIKSAAN :

4. REVIEW DOKUMEN
❖ SPESIFIKASI PERENCANAAN DAN TABEL BEBAN
❖ PERHITUNGAN PERENCANAAN
❖ GAMBAR PERENCANAAN
❖ MATERIAL YANG DIGUNAKAN
❖ SPESIFIKASI SAMBUNGAN
❖ SUMBER TENAGA YANG DIGUNAKAN
❖ PETUNJUK OPERASIONAL

5. PEMERIKSAAN FISIK

6. PENGUJIAN
❖ UJI FUNGSI TANPA BEBAN
❖ UJI FUNGSI BEBAN
MENCATAT DATA DATA DARI CRANE SEPERTI :
1. ITEM NO 11. AUX.HOOK BLOCK 15. WIRE ROPE MAIN
2. SERIAL NO - MANUFACTURE - DIAMETER
3. MANUFACTURE - TYPE / MODEL - CONSTRUCTION
- SERIAL NO. - TYPE / MODEL
4. TYPE / MODEL
- CAPACITY - REEVING
5. CAPACITY OF CRANE - SHEAVE
6. YEAR OF BUILD & USED - WEIGHT 16. WIRE ROPE AUXILIARY
7. BOOM LENGTH ( ATTACHED) - DIAMETER
12. MAIN WINCH DRUM
8. BOOM JIB LENGTH - MANUFACTURE - CONSTRUCTION
9. ENGINE MANUFACTURE - TYPE / MODEL - TYPE / MODEL
- SERIAL NO. - REEVING
- TYPE / MODEL
- SERIAL NO. 13. AUXILIARY WINCH DRUM 17. WIRE ROPE BOOM
- RPM, Kw, - MANUFACTURE - DIAMETER
- TYPE / MODEL - CONSTRUCTION
10. MAIN HOOK BLOCK - SERIAL NO. - TYPE / MODEL
- MANUFACTURE
14. BOOM WINCH DRUM - REEVING
- TYPE / MODEL
- SERIAL No. - MANUFACTURE 18. WIRE ROPE PENDANT
- CAPACITY - TYPE / MODEL - DIAMETER
- SHEAVE - SERIAL NO. - CONSTRUCTION
- WEIGHT - TYPE / MODEL
- REEVING
CATATAN PENYIMPANAN DOKUMEN DESAIN
(RECORD RETENTION DESIGN DOCUMENTS REFER API SPEC 2C)

Pabrik pembuat harus memelihara semua catatan pemeriksaan dan pengujian


selama 20 tahun. Catatan ini harus digunakan dalam program audit kualitas
menilai kerusakan dan failur untuk tujuan memperbaiki atau menghilangkan
Manufacture desain atau fungsi inspeksi, yang mungkin telah memberi kontribusi
pada kerusakan atau kegagalan.
API Spec 8C paragraph 4.2.7 fatique material harus berdasarkan periode waktu
tidak kurang 20 tahun
Komponen kritikal pada crane di begi 3 katagori komponen :
1. Komponen kritikal Mechanical diantaranya : Componen controlled, Brake
component, slewing brake, Hoist Drum, gear, slewing bearing & bolting system.
2. Komponen Kritikal Structural diantaranya : Boom Cord Bracing dan
intersection boom, Telescopic boom, pin pivot, Boom Jib, primary load
member gantry, mast, A Frame, Shaft, Bottom structur chassis, upper structur,
king Post, Pedestal swing circle transition / turn table.
3. Komponen kritikal Rigging diantaranya : semua runing rope (main, auxiliary,
boom hoist, pendant), Reeving, Hook Block assembly, sheave, bridle. Wedge
socket.
Komponen dari safety device juga sebagai penunjang dalam pengoperasian
crane harus berfungsi dengan baik.
API RP 2D SECT. 4.1 PEMERIKSAAN DAN PENGGUNAAN
Infrequent Usage (Jarang penggunaan)
Crane yang jarang digunakan atau 10 jam namun kurang dari satu bulan dilakukan
Pemeriksaan tahunan, serta pemeriksaan wire rope diperiksa .
Moderate Usage
Pemeriksaan moderat untuk crane yang digunakan 10 jam tapi kurang dari 50 jam dalam
satu bulan harus dilakukan pemeriksaan per triwulan.

Heavy Usage
Pemeriksaan crane yang digunakan 50 jam perbulan atau lebih dalam satu bulan harus
dilakukan pemeriksaan trwulan dan berkala, lengkap dengan NDT kritikal serta
pemeriksaan wire rope

API RP 2D SECT. 3.5.3 CRANE LOAD TEST


1. Crane baru yang dioperasikan
2. Crane yang direlokasi secara permanen
3. Crane sementara yang dioperasikan.

Crane yang tidak regular digunakan sesuai dengan ANSI B30.5 Sect 5-2.1.4

❖ crane yang tidak digunakan selama 1 (satu) bulan namun kurang dari 6 (enam) bulan
harus dilakukan pemeriksaan.

❖ Crane yang tidak digunakan selama 6 (enam) bulan harus dilakukan pemeriksaan
lengkap.
PEMERIKSAAN TAMPAK MATA (VISUAL INSPECTION)
'Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9
Check of Structure Lattice Boom
- Boom Chord
- Boom Bracing/Lattice
- Boom Base/Lower
- Boom Section Insert
- Boom Upper
- Boom Back Stop
- Boom Foot Pin
- Boom Base Mounting
- Inner & Outer Bail
- Boom Lug & Pin Connection
-Sheaves Outer/Inner Bail
- Indikator sudut boom tersedia

Deflection boom 24 inch


Per 100 feet
Limit switch boom back stop
'Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9

Kondisi bracing yang bent dapat mengurangi


Kekuatan dari boom dan dapat menarik boom
Cord disaat pengangkatan beban
‘Crawler crane Telescopic Boom Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9

❖Telescopic Boom
❖ Boom Frame
❖ Boom Inter Section
❖ Cylinder / Rod
❖ Cylinder Mounting / Pins
Check of Hoisting (Main , Auxiliary, Boom) and Pendant Rope. Acceptance Criteria
ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & API Spec 9A , API RP 9B Wire rope

'- Wire Rope (Hoisting)


- Main Hoist, diameter
- Aux. Hoist, diameter
- Boom Hoist, diameter
- Pendant Rope
- Drum / Winch /Flange
- Rope Spoling/Reeving
- Rope Anchore (minimum dua lilitan dalam drum
- Brake & Pawl Ratchet
- Pin, Bolt & Nuts
- Pendant Rope Connection & Lubrication

- Rope Spoling/Reeving
'Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9

Check of Telescopic Boom Structure

Telescopic / Box Boom


- Boom Frame
- Boom Inter Section
Cylinder / Rod (Cylinder Hydraulic 110 % dari capacity )
-Cylinder Mounting / Pins
- Elevasi boom silinder hydraulic rod
Check of Hoisting (Main , Auxiliary,) Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect.
5-2.4 & ANSI B. 30.9 & API SPEC 9A , API RP 9B Wire rope.
Wire Rope (Hoisting)
- Main Hoist, diameter
- Aux. Hoist, diameter
- Drum / Winch /Flange
- Rope Spoling/Reeving
- Rope Anchore (minimum dua lilitan dalam drum)
- Pin, Bolt & Nuts
WIRE ROPE
Installation on the Drum

Kondisi strand wire rope


yang pemasangan terbalik
DRUM WIRE ROPE DIAMETER ANSI B30.5 SECTION 5-1.3.1 & API SPEC 2C SECT 8.1.2

JARAK FLANSE TOP DRUM KE WIRE ROPE


MINIMUM 2.5 X DIAMETER (API SPEC 2C)

ATAU MAXIMUM ½ INCH DARI LILITAN


WIRE ROPE DI UJUNG FLANSE.
(ANSI B30.5 SECT 5-1.3.1)

MAIN HOIST DRUM DIAMETER 18 X DIAMETER WIRE ROPE YANG DIGUNAKAN

AUXILIARY HOIST DRUM DIAMETER 18 X DIAMETER WIRE ROPE YANG DIGUNAKAN


BOOM HOIST DRUM DIAMETER 15 X DIAMETER WIRE ROPE YANG DIGUNAKAN
Tekanan pada drum akibat gulungan wire rope

Lead line pull (LLP)

Diameter of wire rope

D
Pressure on the Drum

❖ Lead line pull (LLP) = 22048 Pounds


❖ Diameter wire rope (d) = 1,10 Inch
❖ Diameter drum 18 x diameter wire rope (D) = 19,8 inch
❖ Inner Pressure on the Drum formula with lead line
pull wire rope one part line is = ( 2 x LLP) / ( D x d )

= (2 x 22048) / (19,8 x 1,10 ) = 2025 Psi


= 142,3 Kg/cm2
Drum Capacity = (a+b) x a x b x c x factor
Contoh : Diameter wire rope 28 mm (1,102 inch)
Diameter drum ( a) = 19,8 inch
Tinggi wire rope (b) = 1,102 x 3 lilitan = 3,306 inch
Jarak drum dari flange ke flange (c) = 24 inch
Factor dengan diameter wire rope 1.102 inch adalah
0,207 jadi :
(19,8 + 3,306) x 19,8 x 3,306 x 24 x 0,207 = 7514 inch
atau 190,8 meter b

c
Check of Engine Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.6

- Exhaust System
* Manipold & Piping
* Silincer
* Heat Insulation
* Spark Arrester
- Intake System
* Air Cleaner Indicator
* Turbo Charger
* Air Line / Pipe
- Engine Indicator
* Oil Pressure
* Water Temp. Gauge
* Air Pressure Gauge
* Amp. (current) Indicator
* RPM Indicator / Tachometer
- Starter Motor
-Cooling System
/ Radiator
- Visual Appreance)
Check of Engine Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.6

Spark arester & pipe knalpot - Intake System


Heat Insulation Air Pressure Gauge

* Amp. (current) Indicator

* Hour meter indicator


Check of Engine Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.8
ENGINE POWER CRANE ( API SPEC 7C - 11C) & OEM
➢ Engine Manufacturer : Isuzu Japan
➢ Engine Power (HP) : 197 ( 147 Kw)
➢ Part Line (N) :8
➢ Sheave to be used (S) :8
➢ Normative Lifting Speed Design (V) : 50 Ft/minutes
➢ Efficiency Roller Bearing Sheave (E) : 0,842 (lihat tabel pada API RB 9B)
➢ 1 (One) Horse Power (HP) : 33000 Lbs
➢ Maximum Capacity of unit Crane : 121264 Lbs (55.0 Tons)
➢ Working Load (SWL) : 121264 Lbs (55.0 Tons)

➢ Engine power on the Capacity Formula : HP x E


: 197 x 0.842 = 165.9 HP

➢ Engine power to be used for lifting (SWL): (SWL /33000 Lbs ) x V


: (121264 Lbs /33000) x 50 = 183.7 HP
➢ Power available 183.7 HP can be used lifting load = (HP / V) x 33000 Lbs
: ( 183.7 / 50) x 33000 Lbs = 121242 Lbs
or 54.9 Tons
➢ Power available 165.9 HP can be used lifting load = (HP / V) x 33000 Lbs
: (165.9 HP /50) / 33000 Lbs
➢ : 109494 Lbs (49.6 Tons)
Check of Lower Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 &
API RP 2D Appendix C
Swing Braking Means
- Turn Table
and Locking Device
• Roller & Bearing / harus disediakan
• Roller hook
* Bottom Frame
* Bolt & Nuts
* Gear & Lubrication
Check of Lower Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 &
API RP 2D Appendix C

Pengukuran diameter baut turn table dan penghitungan jumlah baut yang terpasang pada
turn table dan baja bantalan bearing minimum ASTM A 295 dan kebersihan bola bearing
sesuai dengan ASTM E 45 :
BOLTING SYSTEM CRANE API SPEC 2C SECT 9.2.4.1
Sambungan bolt utama di crane, antara lain:
1. Pondasi ke Pondasi: Sambungan antar chasis mobile crane, crawler crane, structure, dll.
2. Pondasi ke Crane Base: Sambungan antara chassis mobile crane, crawler crane, platform structure,
dll. ke tower leg, pedestal pipe, base framing truck crane, transition piece, dll.
3 Crane ke Crane Bearing: Sambungan antara tower leg, pedestal pipe, base framing truck crane,
transition piece, dll. ke crane bearing.
4. Boom Inter Section: Lower, intermediate, upper & extension jib.
5. Winch ke Upper Structure: Winch boom line, load line dan fast line.
6. Swing Motor Winch ke Upper Structure.
Gegagalan sambungan bolt pada crane akan mengakibatkan :
Bolt di Nomor 1 , 2 dan 3 akan mengakibatkan robohnya seluruh bagian crane
Bolt di Nomor 4 akan mengakibatkan robohnya Boom dan seluruh bagian crane
Bolt di Nomor 5 akan mengakibatkan jatuhnya beban atau robohnya boom crane.
Bolt di Nomor 6 akan mengakibatkan tidak terkendalikannya gerak putar crane.

Model sambungan bolt pada crane yang digunakan:


1. Baut tembus – ada kepala bolt dan nut. Umum di crane.
2. Baut Tap – ada kepala bolt tetapi tidak memakai nut – drat dalam langsung dibuat di benda kerja.
Sering dipakai di crane – umumnya pada crane bearing.
Baut tanam – mirip baut tap, tetapi tidak ada kepala bolt. Jarang dipakai di crane.
BOLTING SYSTEM CRANE API SPEC 2C SECT 9.2.4.1
Grade Bolt pada Crane
Grade atau kekuatan bolt ditentukan oleh material pembentuk dan proses pembuatannya antara lain:
1. Standar JIS (Japan Industrial Standard)
❖ Angka pertama menunjukkan nilai kekuatan tarik maksimum dalam kg/mm2 – yang berarti su adalah
10 x bilangan pertama. Contoh su Grade 8.8 = 8 x 10 = 80 kg/mm2.
❖ Angka kedua menunjukkan 10 sy / su dalam kg/mm2 - yang berarti nilai sy adalah hasil perkalian angka
pertama dan kedua.Contoh sy Grade 8.8 = 8 x 8 = 64 kg/mm2.

2. SAE (Society of Automotive Engineer)


Menurut standard SAE J429, bolt dibedakan menjadi grade 1, 2, 4, 5, 7 dan 8

3. ASTM (American Society for Testing Material).


Menurut ASTM, ada beberapa spesifikasi bolt yang dikenal, seperti SA-320, SA-325, SA490, dll.

Catatan Grade Bolt:


❑ Grade kekuatan bolt yang umum dipergunakan dalam konstruksi crane adalah SAE Grade 5 dan Grade 8.
❑ Ekuivalensi antara standard SAE, ASTM dan ISO adalah:
SAE Grade 5 ekuivalen dengan ISO Grade 8.8 dan ASTM A-325.
SAE Grade 8 ekuivalen dengan ISO Grade 10.9 dan ASTM A-490.
Criteria corrosion dari baut
- Light corrosion presentase ketebalan 0,15 % sampai 12,5 % dan kehilangan ketebalan 0,1 sampai 1 mm
- Medium corrosion presentase ketebalan > 12,5 % sampai 25 % dan kehilangan ketebalan 1,1 sampai 3 mm
- Height corrosion presentase ketebalan lebih dari 25 % dan kehilangan ketebalan lebih dari 3 mm
SWING BEARING BOLT TORQUES

BOLT DIAMETER DALAM INCH


- 1/2 dan Torques 90 ft-lbs (12.45 kg-m)
- 5/8 dan Torques 170 ft-lbs (23.51 kg-m)
- 3/4 dan Torques 280 ft-lbs (38.72 kg-m)
- 7/8 dan Torques 587 ft-lbs (81.5 kg-m)
- 1 dan Torques 680 ft-lbs (94.04 kg-m)
- 1 1/4 dan Torques 1360 ft-lbs (188.09 kg-m)
- 1 7/8 dan Torques 2360 ft-lbs (326.39 kg-m)

Setiap 500 jam baut pada bearing turn


Table harus dicheck

Bolt Torquea tidak lebih dari 80 % dari


Stress bolt
1 Kips = 453,59 Kg

1 kN = 101,9716 Kg
MODEL BOLT & NUT PADA CRANE
ASTM BOLT & NUT ISO BOLT & NUT
3 Radial Strip 6O Deg. Apart Index Mark (12 O'clock)
x

Clock Face, Mark of


Strength Category
A325 A325 A325
(8 Shown)
8.8
x x x
Index Mark (12 O'clock)

x Clock Face, Mark of


x Strength Category
(10 Shown)

3
2
3 Circ. Line Alternate Marking 10.9
"2", "D", "2H", or "DH" Strength Category

x
A490
2H Alternate Marking "DH" SAE BOLT & NUT
x

x
x
x

2H Alternate Marking "DH"

6 Rad. Strip
60 Deg. Apart
MODEL BOLT & NUT PADA CRANE

10.9

Beberapa seri pada bolt ulir segitiga:


1. Metric Series:menurut kerapatan ulir dibedakan menjadi kasar dan halus. sedangkan toleransi
stud & nut dibedakan kelas 1 – ulir teliti, kelas 2 – ulir sedang dan kelas 3 – ulir kurang teliti.

2. Unified: Menurut kerapatan ulir dibedakan menjadi kasar (UNC), halus (UNF) dan sangat halus
(UNEF). toleransi ulir luar dibedakan Klas 3A, 2A dan 1A untuk ulir sangat teliti, sedang dan kurang.

3. American National : Menurut kerapatan ulir dibedakan menjadi kasar (NC), halus (NF) dan sangat
halus (NEF). toleransi ulir luar dibedakan Kelas 2 dan 3 untuk stud & nut. Kelas 2 untuk toleransi
yang besar dan Kelas 3 untuk yang lebih teliti.

4. Untuk jumlah thread dalam jarak 25,4 mm berbeda sesuai dengan ukuran thread dan diameter bolt

Ulir yang lebih halus mempunyai effective cross sectional area yang lebih besar, sehingga untuk grade
atau kekuatan yang sama akan menghasilkan kekuatan menahan beban yang lebih besar dibanding ulir
yang lebih kasar.
MODEL BOLT & NUT PADA CRANE
Contoh perhitungan tension baut pada crane turn table
- Diameter baut (d) 30 mm
- Panjang Baut (L) 200 mm
- Banyaknya thread dalam satu inch (N) adalah 9
- Bolt dengan grade ISO 10.9
- Tensile stress Bolt sesuai dengan grade adalah F u b = 10 x 10 = 100 kg/mm2
100 kg/mm2 dikonversikan ke Mpa adalah 100 x 1,42 = 142 Mpa
- Yield stress (Fy) Bolt sesuai dengan grade adalah Fy = 10 x 9 = 90 kg/mm2
dikonversikan ke pounds adalah 90 x 1,42 = 127,8 Mpa
- Safety Factor adalah (SF) 3

-Formula untuk area bolt adalah An = ((( p ) x (( d – (0,9743 / N))2 ))) /4


= ((( 3,14) x ((30 mm – (0,9743 / 9 ))2 )))/4
= 701,4 mm

-Formula strenght Bolt adalah Tn = ( 0,75xAn x Fy )/ safety factor


= (0,75 x 701,4 mm x 127,8 Mpa ) / 3
= 22410 Mpa di konversikan ke Tons adalah
22410 /10000 = 2,24 Tons

Dan misalkan jumlah baut terpasang pada bearing turn table adalah 50 unit
Jadi total tension yang dapat ditanggung oleh baut adalah 50 x 2,24 = 112,0 Tons
Check Deflection Bearing Turn Table (API RP 2D Appendix C)
Posisi indicator antara ras bantalan berputar dan nonrotating. derek booming
diposisikan untuk sepenuhnya memiringkan bantalan depan menggunakan
hook load ringan. Dial indikator baik diposisikan di bawah boom atau di
bawah bagian belakang crane sejalan dengan garis tengah booming dan
memusatkan perhatian. kemudian dinaikkan ke posisi tertinggi untuk
sepenuhnya memiringkan bearing ke belakang. bantalan kemudian diukur
pada dial indicator. (Lihat Gambar C.1.) Bearing harus kembali miring ke
depan untuk aslinya posisi untuk memverifikasi keakuratan pengukuran
dengan dial Indikator lagi membaca nol.

Ada Tiga (3) inspeksi utama yang harus dilakukan adalah :


1. Kelonggaran bearing
2. crane / bearing integritas koneksi
3. karakteristik operasi
Check Deflection Bearing Turn Table (API RP 2D Appendix C)

Pengujian defleksi turn table sebagai berikut :


1. Metode jungkit (tilt method) dial indicator di pasang dibagian belakang turn table dan
posisi boom up kemudian boom bergerak ke bawah atau boom down , amati bacaan
dial indicator.
2. Metode Tekan (Depresion method) dial indicator dipasang dibagian depan turn table
tepat searah dibawah center boom, dan posisi boom sudah boom up kemudian boom
bergerak ke bawah (boom down) amati bacaan dial indicator
3. Metode putar (rotation method) posisi dial indicator kemudian crane swing perlahan
4. Grease analisa dengan mengambil sampel grease menggunakan tangan kemudian
Diperiksa apakah ada gram kecil.
5. Pemeriksaan minimal 4 lokasi yaitu 90 derajat, 180 derajat, 270 derajat dan 360 derjat
Check Deflection Bearing Turn Table (API RP 2D Appendix C)

Pemeriksaan minimal 4 lokasi yaitu 90


derajat, 180 derajat, 270 derajat dan 360
derjat

Measurement

A=
B=
C=
D=

E=
F=
G=
H=
Check of Lower Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5
Section 5-1.9.3 out rigger
* Crawler Roller Path, Shoe track
* Crawler adjustment
* Crawler Frame / Chassis
* Horizontal Proper shaft
* Chain Sprocket
* Out Rigger / Jack Cylinder rod hydraulic

* Crawler adjustment

Out Rigger / Jack Cylinder rod


Check of Upper Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.3

- Main Frame ,A Frame & Gantry - Counter Weight - Slewing clutch /lock swing

- Slew Drive
* Slew Motor
* Slew Brake
* Slew Gear Box & Oil State
* Slew Clutch
* Hydraulic Hose & Connection
* Actuator Cylinder
Check of Lower Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5
Section 5-1.9.3 out rigger
* Frame outrigger
* Cylinder rod hydraulik aout rigger
* Chassis
* Horizontal Proper shaft
* Out rigger
* Shoe / frame support out rigger

Out Rigger / Jack Cylinder rod

n gth
Le
om
Bo

Angle Boom

LOAD LIFTING

Tipping Radius
Radius CT to Pin Pivot ( R2)

Working Radius (R1)

Out Rigger / Jack Cylinder rod


Check of Upper Construction Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.3
- Counter Weight - Slewing clutch /lock swing

- Main Frame
- Slew Drive
* Slew Motor
* Slew Brake
* Slew Gear Box & Oil State
* Slew Clutch
* Hydraulic Hose & Connection
* Actuator Cylinder
Check of Hydraulic/Pneumatic System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5
Sect. 5-1.9.8
Crane bekerja berdasarkan hukum Pascal dimana crane dapat mengangkat
beban yang berat dengan menggunakan penggerak (actuator) yang kecil
dengan media Oli hidrolik yang bertekanan tinggi.
Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair pada ruangan tertutup, akan
diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang sama pada
luas area yang sama
Untuk mengangkat dan menurunkan boom, menggulung wire rope,
berputar (swing) crane menggunakan sistem jalur hidrolik
(hydraulic circuit) yang terdiri dari : Pompa Hidrolik yang membangkitkan
pressure oli hidrolik yang tinggi, actuator/penggerak yang berupa hydraulic
cylinder & motor, dan directional control valve sebagai pengontrol
gerakan actuator).
Ringkasnya bagian utama pada sistem Hidrolik Crane ada 4 adalah :
1. Oil & Tank
2. Hydraulic Pump
3. Directional Control Valve
4. Actuator (Penggerak)
Check of Hydraulic/Pneumatic System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5
Sect. 5-1.9.8

Pompa menghisap oli hidrolik yang tersimpan di dalam oil Tank dan mendorongnya
menuju actuator (penggerak). Directional control valve berfungsi untuk mengubah
arah aliran oli hidrolik yang menuju actuator sehingga actuator dapat bergerak
bolak-balik (maju-mundur pada cylinder boom, berputar searah-berlawanan arah
jarum jam bila actuatornya berupa motor pada system winch atau swivel/swing).
Bila directional control valve pada posisi netral ( handle di posisi tengah) maka
oli akan dibuang ke oil tank kembali dan tidak keactuator.
Check of Hydraulic/Pneumatic System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9.8

- Reservoir/Tank
- Hoses
- Filter
- Hydraulic Press. Gauge
- Pump/Compressor
- Cylinder & Rod
Check of Hydraulic/Pneumatic System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9.8

- ENGINE
- PTO
- PUMP HYDRAULIC
Check of Hydraulic/Pneumatic System Acceptance
Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.9.8

Misalkan :
-Diameter hose yang digunakan adalah (D) = 2 inch
- Beban dalam satu line / Lead Line Pull pada drum
hoist adalah (F) = 15000 Lbs
- Berapa tekanan hydraulik yang dioperasikan (P) = ?

•Luasan area dari diameter hose (A) = 3.14 x D2 =


3.14 x ( 2 )2 = 12,56 Inch
• Pressure dapat diketahui dengan rumusan :
P = F / A = 15000 Lbs / 12.56 = 1194.2 Psi (83,9 Kg/ cm2)
Check of Brake System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5.1.5

- Main Hoist Brake 125 % dari kapasitas


- Aux. Hoist Brake 125 % dari kapasitas
- Boom Hoist Brake 125 % dari kapasitas
- Swing Brake
- Travelling Brake
- Parking Brake
Check of Electrical System Acceptance Criteria ANSI B. 30.5

- Circuit Breaker
- Wiring / Harness
- Battery &
Compartment
- Charging System
- Cable & Tray
- Panel Control
Check of Accessories structure & Operation Station
- Cabin
- Ladder
- Hand Rail
- Win shield Glass / Frame
- Seat and cushion
- Door / Windows
- Lighting / Lamp
- Control lever
- Identification
- Wiper
- AC / Fan
- Driving Control
Check of Accessories structure & Operation Station
TRAVELING CONTROL LEVER
SWING CONTROL LEVER

LOCK CONTROL
LEVER

MAIN DRUM CONTROL LEVER

AUXILIARY DRUM CONTROL LEVER

BOOM CONTROL LEVER


Check of Accessories structure & Operation Station
Check of Accessories structure & Operation Station
Check of Safety Devices Crane
- Anti Two Blocking - Angle Indicator - Boom Limit
- Boom Back Limit Switch
- Load Indicator
- Angle Indicator
- Radius Indicator
- Water Level Indicator
- Swing Alarm
- Backward Alarm
- Power Driven ESD Sys.
- Fire Extinguisher
- Warnig Light
- Safety latch

-Load Indicator
Load Moment indicator (LMI)
Dipasang dicrane dengan
- Power Driven ESD Kapasitas 3 tons dan keatas
Check of Safety Devices Crane
- Anti Two Blocking -Anti Two Blocking limit drum - Water Level Indicator

- Warnig Light - Safety latch hook - Safety guard sheave


- Switch lock electric
Check of Sheave Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.7.5
'- Main Hook Block
- Aux. Hook Block (biasanya tidak pakai sheave
- Block Sheaves
- Boom Tip Sheaves
- Sheaves Guard
Main sheave Groove Radius
Acceptance Criteria API SPEC 2C SECT 7.4

Pemeriksaan groove sheave

- Boom Tip Sheaves & guard safety Diameter sheave block


Hook 16 x diameter
Wire rope
Check of Sheave groove Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.7.5

Diameter sheave main & auxiliary hoist 18 x diameter wire rope


Diameter sheave boom 15 x diameter Wire rope
Diameter sheave block Hook 16 x diameter Wire rope
Sheave angle groove harus tidak kurang 30 degree
Check of Sheave groove Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.7.5 dan
API Spec 8 C, API Spec 2C

• Jarak dari groove ke ujung bibir puli


Maksimum 1.75 x Diameter wire rope
Dan Minimum 1.33 x Diameter wire rope

• Sudut dari puli 30 degree

• sudut keliling bagian bawah puli


150 Degree
API SPEC 2C SECTION 8.1.7 PERFORMANCE FRICTION BUSHING SHEAVE

❖ ( L) Rated Load
❖ ( P ) Available hoist line pull with load at boom tip
❖( N ) Number of line parts supporting load
❖ (E ) Reeving system efficiency
❖ (K) Bearing constant: 1.045 for bronze bushings 1.02 for roller bearings
❖ (S) Total number of sheaves in traveling block and top block or boom point.

❖ FORMULA L = PNE
❖ Reeving system efficiency E = ( KN-1) / ((KS x N) x (K-1))

❖ Contoh bila P = 10,0 Tons, jumlah part line yang terpasang N = 8, Bearing constant
terbuat dari bronze bushing K =1,045, Total Sheave 8 berapakah gesekan yang terjadi
disheave .

❖ E = ((1,0458 - 1))/((1,0458 x 8)x(1,045 – 1)) = 0,824

❖ L = PNE = 10 x 8 x 0,824 = 65,92 Tons

❖ Jadi P x N = 10 x 8 = 80 Tons dan L = PNE = 65,92 Tons


❖ 100 % - ((65,92 /80 )*(100)) = 17,6 %
API SPEC 2C SECTION 8.1.7 PERFORMANCE FRICTION WIRE ROPE TO SHEAVE
JENIS BEARING PADA PULI

Jenis Jenis Bearing Prosentase Factor Gesekan (f)


1. Bushing 8% - 10 % 0.08 – 0,1
2. Roller bearing 5% 0,05
3. Ball bearing 3% 0,03
Tekanan pada sheave akibat gulungan wire rope

Lead line pull (LLP)

Diameter of wire rope

D Pressure on the sheave

❖ Lead line pull (LLP) = 22048 Pounds


❖ Diameter wire rope (d) = 1,10 Inch
❖ Diameter main sheave 18 x diameter wire rope (d) = 19,8 inch
❖ Inner Pressure on the sheave formula with lead line
pull wire rope one part line is = ( 2 x LLP) / ( D x d )

= (2 x 22048) / (19,8 x 1,10 ) = 2025 Psi


= 142,3 Kg/cm2
Check of Hook Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.7.5
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-1.7.6 , ANSI B30.8 & B 30.10
Chapter 10-1.2
Check of Hook Acceptance Criteria ANSI B. 30.8 Sect. 8-1.9.6
CRANE ASSEMBLY TYPE
CRANE ASSEMBLY TYPE
Wire Rope Dimensional Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9
API SPEC 9A & API RP 9B
1 Wire rope manufacturer
2 Nominal breaking strength
3 Actual diameter
4 Construction
5 Layer
- RRL (Right regularly lay)
- LRL ( Left regularly lay)
- ALT ( Alternation)
- NR ( Non Rotation)
- RLL ( Right lang lay)
- LLL ( Left lang lay )
6 Strength type
- EEIPS (Extra Extra Improved Plow) Grade 120/130 dan 130/140
- EIPS (Extra Improved Plow) Grade 115 /125
- IPS (Improved Plow) Grade 110 /120
- P (Plow) Grade 100 /110
- MP (Mild Plow)
7 Core of wire rope
- FC ( Fiber core)
Rounded Flatened Locked
- SC ( Steel core)
- CS ( Compacted strand)
- IWRC ( Independent Wire Rope
Core)

Concentric
WIRE ROPE GRADE
Kekuatan wire rope tergantung dari grade wire penyusunnya, beberapa grade yang dikenal antara lain:
1. Grade 120/130 Special Extra Extra Improved Plow Steel Type II. Jenis ini memiliki kekuatan tarik 120
hingga 130 long ton setiap inch luas penampang. Wire rope jenis ini dipergunakan untuk kepentingan
khusus di mana strength terbesar diharapkan dari sebuah wire rope.

2. Grade 115/125 Special Extra Improved Plow Steel Type I. Jenis ini memiliki kekuatan tarik 115 hingga
125 long ton setiap inch luas penampang. Wire rope jenis ini memiliki tensile strength yang cukup tinggi
dan dapat dipergunakan asalkan kondisi drum dan sheave sesuai untuk fleksibilitasnya.
3. Grade 110/120 Improved Plow Steel. Jenis ini memiliki kekuatan tarik 110 hingga 120 long ton setiap
inch luas penampang. Wire rope jenis ini memiliki aplikasi yang luas pada crane, dimana memiliki tensile
strength yang baik sedangkan sifat-sifat lain seperti fleksibilitas dan wearing resistancenya masih cukup
baik.
4. Grade 100/110 Plow Steel. Jenis ini memiliki kekuatan tarik 100 hingga 110 long ton setiap inch luas
penampang. Wire rope jenis ini memiliki strength yang lebih rendah, namun memiliki fleksibilitas yang
lebih baik dari Grade 100/110 Improved Plow Steel.
WIRE ROPE DESIGN FACTOR API SPEC 2C
Design factor pada wire rope ditetapkan guna memberikan jaminan keamanan pada operasi pengangkatan.
design factor umumnya tidak seragam, yang hal ini ditentukan sesuai jenis crane dan standard suatu
organisasi atau negara.
1. Design factor standing rope adalah nilai terbesar dan 2.0 atau 4.0
2. Design factor Runing rope adalah nilai terbesar dan 2.5 atau 5.0
3. Design factor wire rope untuk mengangkat personel minimum 10
WIRE ROPE DESIGN FACTOR ASME B30.5
Design factor standing rope 3.0 dan untuk untuk wire rope runing 3.5
Wire Rope & Sling

• Right alternate lay

Penggabungan reguler lay dan lang lay

• Right Heringbone
Dua strand lang lay dan satu right regulerlay
WIRE ROPE
Basic Components
LENGTH LAY WIRE ROPE
CLASSIFICATION WIRE ROPE
PENGUKURAN DIAMETER WIRE
ROPE YANG BENAR
PENGUKURAN DENGAN VERNIER CALIPER DAN MICROMETER

Angka nol di nilai 15 mm


Dan skala garis bawah
sejajar di angka 0. 40 jadi
= 15 + 0,40 = 15,40 mm
PENGUKURAN DENGAN VERNIER CALIPER DAN MICROMETER

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan
1 Skala utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

Jadi 1 inch + ( 5/16 + 4/128) = 1 + (44 / 128) =


1 11 /32 inch = 1, 34 inch
PENGUKURAN DENGAN VERNIER CALIPER DAN MICROMETER
Wire Rope Dimensional Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

Visual Inspection
Broken Wires
Loss of Diameter
Stretch
Corrosion
Kinks
Crushing /Flattened
High Stranding
Gaps between Strands
Core Protrusion
Heat Damage
Kinks

Loose Birdcage
Protuding

Waveness Flattened Nicking Thining


Wire Rope Dimensional Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

Karena wire rope juga merupakan komponen yang menanggung beban, maka diperiksa
kemungkinan dari Corrosion, Abrasion, deformasi dan adanya penyusutan antara lain :

•Apabila tali kawat baja didapati kondisi cacat seperti tersebut dibawah ini,
maka tali kawat baja harus diganti. Jika terdapat enam atau lebih kawat
putus menyebar dalam satu rope sepanjang satu untaian (lay).

•Jika terdapat 3 (tiga) atau lebih kawat putus dalam satu strand sepanjang
satu untaian, atau 6 (enam) atau lebih putus dalam satu lay.

•Diameter kawat terluar berkurang karena aus 1/3 atau lebih dari diameter
kawat (Wire) semula.

•Cacat, karena terjepit, sangkar burung, core keluar dan terpelintir.

•Cacat karena terpapar panas api.


Wire Rope Dimensional Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9
Mengikuti API Spec 2C waktu pergantian untuk
wire rope crane dengan

1. Klasifikasi production duty adalah 3 tahun.

2. Klasifikasi intermidate duty adalah 2,5 tahun

3. Klasifikasi drilling duty adalah 2 tahun

4. Klasifikasi Construction duty adalah 3 tahun


REEVING (PART LINE) WIRE ROPE CRANE
7 PART LINE
1. Formula Rule of Thumb Wire rope
digunakan untuk mengetahui pendekatan
nominal breaking stress atau safe working
load (SWL) dari wire rope bila sertifikat dari
wire rope tidak tersedia :
Contoh :
Bila diameter wire repe untuk main hoist 28,0
mm berapakah breaking stress.
D 2 x 45 = (28/25,4)2 X 45 = 54,6 Tons

Berapakah SWL untuk Runing rope main bila


jumlah part line terpasang 1
(D 2 x 45 / 3,5 ) = ((28/25,4)2x45)) /3,5 = 15,6
tons
Jadi dengan 1 part line adalah 15,6 x 1 part
line = 15,6 Tons.

2. Formula Rule of Thumb SWL wire rope


kedua adalah D 2 x 8 x 5 = ((28/25,4)2x8x5 =
48,6 tons
Contoh dengan diameter yang sama
berapakah SWL 1 Part line main hoist 48,6
/3,5 = 13,8 tons.

6 PART LINE
MAIN WIRE ROPE CALCULATION SHEET API RP 9B

➢ Diameter wire rope (d) : 28.0 mm (1.102 Inch)


➢ Construction wire rope : 6 x 36
➢ Core Wire Rope : IWRC
➢ Strand Lay Wire rope : Right Hand Ordinary Lay (RHOL)
➢ Tensile wire rope : Extra Improv Plow Steel (EIPS)
➢ Breaking stress as per certificate (BS) : 650 KN (66.3 Tons)
➢ Reeving Line (N) :8
➢ Sheave Line to be used (S) :8
➢ Fast Line Factor : 0.148 (Tabel API RP 9B Case A)
➢ Safety Factor Part Line (SF) : 3.5 (Runing rope)

➢ Part line Calculation formula : Breaking Stress wire rope (BS)


Safety Factor (SF) x Fast Line Factor
: 66.3 Tons
3.5 x 0,148
: 128.0 Tons
AUXILIARY WIRE ROPE CALCULATION SHEET API RP 9B

➢ Diameter wire rope (d) : 28.0 mm (1.102 Inch)


➢ Construction wire rope : 6 x 36
➢ Core Wire Rope : IWRC
➢ Strand Lay Wire rope : Right Hand Ordinary Lay (RHOL)
➢ Tensile wire rope : Extra Improv Plow Steel (EIPS)
➢ Breaking stress as per certificate (BS) : 650 KN (66.3 Tons)
➢ Reeving Line (N) :1
➢ Sheave Line to be used (S) :1
➢ Fast Line Factor : 1.04 (Tabel API RP 9B Case A)
➢ Safety Factor Part Line (SF) : 3.5 (Runing rope)

➢ Part line Calculation formula : Breaking Stress wire rope (BS)


Safety Factor (SF) x Fast Line Factor
: 66.3 Tons
3.5 x 1.04
: 18.0 Tons
MAIN WIRE ROPE CALCULATION SHEET
SESUAI DENGAN API SPEC 2C
•Minimum breaking stress wire rope sesuai sertifikat (BS) = 52000 Lbs
• Jumlah line yang digunakan (N) = 2 Part Line
• Jumlah sheave yang digunakan (S) = 2 Sheave
• Nilai konstanta roller bearing yang digunakan sheave (Kb) = 1,02
• Nilai konstanta bronze yang digunakan pada sheave ( Kb) = 1,045

•Formula untuk menentukan nilai Effeciency reeveing system


• Ers = (Kb N -1) / ((KbS x N) x (Kb-1))
• = ( 1,02 2 -1) / ((1,02 2 x 2) x (1,02-1)) = 0,971
• Mechanical advantage E x N = 0,971 x 2 = 1,94
• Breaking Load (BL) = BS x Mechanical advantage = 52000 x 1,94 = 100961 Lbs

• SWLH = (1910 x BL) /((10000-0,004) x BL)) = (1910 x 100961) /((10000-0,004) x 100961)


• = 20095 Lbs

• Desain Factor (DF) = 10000 / 0,004 x SWLH + 1910 = 10000 / (0,004 x 20095+1910)
• = 5.0

• SWL = BL /DF = 100961 / 5,0 = 20095 Lbs


BOOM WIRE ROPE CALCULATION SHEET
SESUAI DENGAN API SPEC 2C
•Minimum breaking stress wire rope sesuai sertifikat (BS) = 62000 Lbs
• Jumlah line yang digunakan (N) = 8 Part Line
• Jumlah sheave yang digunakan (S) = 8 Sheave
• Nilai konstanta roller bearing yang digunakan sheave (Kb) = 1,02
• Nilai konstanta bronze yang digunakan pada sheave ( Kb) = 1,045
• Safety Factor ( SF) = 2,6
• Berat Boom diketahui ( Wp) = 2831

•Formula untuk menentukan nilai Effeciency reeveing system


• Ers = (Kb N -1) / ((KbS x N) x (Kb-1))
• = ( 1,02 8 -1) / ((1,02 8 x 8) x (1,02-1)) = 0,916
• Mechanical advantage E x N = 0,916 x 8 = 7,33
• Breaking Load (BL) = BS x Mechanical advantage = 62000 x 7,33 = 454180 Lbs

• SWLH = (1910 x BL) – 10000 x berat boom x SF /(10000 x SF – 0,004 x BL)) =


• = 32827 Lbs

• Desain Factor (DF) = 10000 / 0,004 x SWLH + 1910 = 10000 / (0,004 x 20095+1910)
• = 4.9

• SWL =( BL /DF) -WP = ( ( 454180 / 4,9))) - 2831 = 92689.7 Lbs


Sambungan Wire Rope ke Wedge Socket yang benar

Gambar sambungan Wire Rope ke Wedge


Socket di clip dengan menggunakan wire
U clip di posisi wire utama adalah salah
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4

Visual Inspection Testing: harus dilakukan oleh qualified inspector dengan mempergunakan
alat-alat seperti rollmeter tape, 6” machinist rule dengan 1/32” dan 1/64” unit satuan,
150 mm dial caliper, adjutstable micrometer dengan 1/1000” unit satuan, kaca pembesar,dl

Pemeriksaan dengan uji tanpa rusak (NDT) dengan Metode Magnetic Flow Detector
Untuk mengetahui apakah wire rope tersebut terdapat putus diluar atau didalam
Inti / Core dari wire rope

NDT - Wire Rope Testing (WRT): Alat ini tergolong jenis NDT yang bekerja dengan
prinsip electromagnetis, dimana dengan berkurangnya dimensi atau putusnya wire, hal
ini akan menyebabkan perpengaruhnya medan electromagnetis dan seterusnya
ditunjukkan visualisasinya dengan wire signature. WRT yang ada sekarang mampu
mendeteksi LF (localized Flaw) dan LMA (Loss of Metallic Cross Sectional Area).

Catatan: Pemakaian alat ini hanyalah direkomendasikan sebagai tambahan, dimana


jika ditemukan defect, maka pemeriksaan visual masih diperlukan untuk memastikan
apakah suatu wire rope dapat dinyatakan aman
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

LMA trace, %

5,0

4,0
Tanda lingkaran adalah local foult indikasi wire putus
3,0

2,0

1,0

0,0

-1,0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

LMA trace, %

1,0

0,0

-1,0
6,9 7 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 8,9 9 9,1 9,2

LF trace, mV
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0

-10,0

-20,0

-30,0

-40,0

-50,0
6,9 7 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 8,9 9 9,1 9,2
Distance, m
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

Interpretasi signal indikasi :


Indikasi di jarak 7,75 meter
Diameter wire rope 17,0 mm dan kontruksi (6x19)
Jumlah wire adalah 6 x19 = 114 wire
presentase LMA 1 Wire broken adalah 100 % / 114 = 0,87 %
(Pembulatan menjadi 1 %).
Total wire rope yang putus berdasarkan LMA % adalah
Basic Line 0,0 %
Pitch line 1 %
LMA = 1%-0.0% =1 %
Broken wire = 1 / 1 = 1 wire broken, posisi di outer wire
rope
Maksimum LF 20,4 mV
Minimum LF -16,1 mV
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9
LMA trace, %

1,0

0,0

-1,0

15,3 15,4 15,5 15,6 15,7 15,8 15,9 16 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 16,6 16,7 16,8 16,9 17 17,1 17,2

LF trace, mV
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0

-10,0

-20,0

-30,0

-40,0

-50,0
15,3 15,4 15,5 15,6 15,7 15,8 15,9 16 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 16,6 16,7 16,8 16,9 17 17,1 17,2
Distance, m
Wire Rope Magnetic Flow Detector Check
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.4 & ANSI B30.8 Section 8-2.4 & B 30.9

Interpretasi signal indikasi :


Indikasi di jarak 15,84 meter
Diameter wire rope 17,0 mm dan kontruksi (6x19)
Jumlah wire adalah 6 x19 = 114 wire
presentase LMA 1 Wire broken adalah 100 % / 114 = 0,87 %
(Pembulatan menjadi 1 %).
Total wire rope yang putus berdasarkan LMA % adalah
Basic Line 0,0 %
Pitch line 0,8 %
LMA = 0,8%-0.0% = 0,8 %
Broken wire = 0,8 / 1 = 0,8 pendekatan ke 1 wire broken
posisi di inner wire rope ( c o r e)
Maksimum LF 15,4 mV
Minimum LF – 31,8 mV
SIGNAL MAN OPERATION CRANE
ANSI B30.5 Sect 5-1.2.3 Kondisi Minimum Backward stabilitas

Lokomotif Crane Jarak horizontal antara pusat gravitasi dari crane dan sumbu rotasi
tidak akan melebihi 39% dari track gage.

Crawler Cranes. Jarak horizontal antara pusat gravitasi crane dan sumbu rotasi tidak
akan melebihi 70% dari jarak radial dari sumbu rotasi ke titik tumpu tip

Wheel-Mounted Cranes (Counterweighted untuk "on Ban atau on Wheels "Operasi)


Dengan sumbu longitudinal dari suprastruktur berputar dari crane di 90 deg terhadap
sumbu membujur dari carrier, total beban pada semua roda pada sisi pembawa bawah
boom tidak kurang dari 15% dari total berat crane.

Wheel-Mounted Cranes (Counterweighted untuk "on Outrigger "Operasi).


dengan mesin tingkat didukung pada outriggers sepenuhnya dan dengan semua ban bebas
dari permukaan pendukung /tanah, Dengan sumbu longitudinal dari suprastruktur berputar
dari crane sesuai dengan sumbu longitudinal pembawa di kedua arah, beban total pada
semua roda di bawah ujung ringan dimuat dari carrier harus tidak kurang dari 15% dari total
berat crane .
ANSI B30.5 Sect 5-1.2.3 Kondisi Minimum Backward stabilitas
Crawler Crane Lattice Boom
Contoh
- berat dari unit crane 103000 Kg
- Radius CG ke Tipping Axis 4,4 m
- Distance CG Beban ke tiping Axis 3,9 m
- Beban yang diangkat 100000 Kg
- Berapakah crane stability ?

Radius CG unit x berat crane = Distance CG Beban x berat beban yang diangkat
4,4 m x 103000 kg = 3,9 m x 100000 kg adalah 453200 kg = 390000 kg
390000 kg / 453200 = 0,86
100 % - (100 % x 0,86 %) = 13,9 % jadi berat crane lebih berat 15 % dari beban yang
diangkat
ANSI B30.5 Sect 5-1.2.3 Kondisi Minimum Backward stabilitas
Wheel Mounted Crane Telescopic Boom
Contoh
- berat dari unit crane 103000 Kg
- Radius CG ke Tipping Axis 4,4 m
- Distance CG Beban ke tiping Axis 3,9 m
- Beban yang diangkat 100000 Kg
- Berapakah crane stability ?

Radius CG unit x berat crane = Distance CG Beban x berat beban yang diangkat
4,4 m x 103000 kg = 3,9 m x 100000 kg adalah 453200 kg = 390000 kg
390000 kg / 453200 = 0,86
100 % - (100 % x 0,86 %) = 13,9 % jadi berat crane lebih berat 15 % dari beban yang
diangkat
Functional Testing without Load
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.1,Chapter 5-3

1. Swing operation
2. Lifting & Lowering Boom
3. Lifting Speed Operation
- Main Hoist
- Aux. Hoist
*4. Hydraulic operation system
5. Brake Operation System

6. Lighting Operation System

7. Load & Angle Indicator

8. Safety Device Operation system

Uji Fungsi tanpa beban dilakukan oleh operator crane dan dipandu signalmen
Memberikan arahan sesuai dengan tabel signalmen.

Catatan untuk signalmen hanya satu orang yang ditunjuk dan bertanggung
Jawab penuh dalam pekerjaan pengangkatan.
Functional Testing without Load
Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.1,Chapter 5-3

1. Swing operation
2. Lifting & Lowering Boom
3. Lifting Speed Operation
- Main Hoist
- Aux. Hoist
*4. Hydraulic operation system
5. Brake Operation System

6. Lighting Operation System

7. Load & Angle Indicator

8. Safety Device Operation system

Uji Fungsi tanpa beban dilakukan oleh operator crane dan dipandu signalmen
Memberikan arahan sesuai dengan tabel signalmen.

Catatan untuk signalmen hanya satu orang yang ditunjuk dan bertanggung
Jawab penuh dalam pekerjaan pengangkatan.
Load Testing Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2
Setelah pemeriksaan visual, NDT pada bagian yang kritis, NDT wire rope , uji fungsi tanpa
Beban, dan crane dinyatakan layak untuk dilakukan pengujian beban.
Tahapan tahapan Rencana operasional pengangkatan (LIFTING OPERATION PLAN) :
1. Lifting Catagory adalah Complex
2. Permit No berapa .....
3. Diagram Lifting Operation terlampir
4. Berat beban diketahui
5. Lifting equipment and accesories yang digunakan tersedia (list terlampir)
5.1 Crawler Crane Lattice Boom No Item ..........
5.2 Load Cell and Indicator capacity sesuai
5.3 Shackle tersedia dan sesuai
5.4 Sling 4 legs kapasitas sesuai
5.5 Master sling kapasitas sesuai
5.6 Tag Line tersedia
5.7 Radio Comunication dan personel (Rigger dan Signalman)
6. Semua rencana pengangkatan mengharuskan hal hal berikut namun tidak terbatas sbb:
- Ukuran dan bentuk benda, berat serta senter gravity
- Metode pemasangan dan pelepasan sling
- Tersedia persetujuan untuk lifting point.
- Pengecekan awal peralatan oleh rigger dan operator
- Rintangan bahaya seperti radius, instalasi listrik dan gedung sudah di ketahui .
- Overtuning load diperlukan tag line
- Kondisi angin Max 20 knot dan cuaca baik
- Jumlah Reeving (Part lIne) wire rope sesuai.
- Berat Block sudah diketahui
Menentukan diameter shackle dan sling yang digunakan untuk pengangkatan
(Load Testing) Mengacu DNV 2.7-1 & BS 12079
*Tare weight basket / Skid (T) = 1000 Kg
*Pay Load /SWL = 10000 Kg
*Max. Gross Weight (R) = 11000 Kg
*Gaya Gravitasi (g) = 9,81 m/s
*Sudut sling Cos a 60 = 0,500
*Jumlah sling / Leg (N) = 4 Legs
*Safety Factor Sling (SF) = 6,95
*Safety Factor shackle (SF) = 5,65

*Breaking Sling Force (BSF)


((R x g))/ ((N-1) x Cos a)) x SF Sling
(11000 x 9,81) / ((4-1) x 0,5)) x 6,95 = 499983 N

*Hasil Newton dijadikan ke Kg =


499983 x 0,1019716 = 50984 kg.

*Working Load Limit (WLL) = BSF / 5 adalah 50984 Kg /5 = 10197 kg (10,197 Tons)
*Berapakah diameter sling yang digunakan = WLL /8 = (10,197 /8 ) x25,4 = 28,6
mm , Atau sama dengan 1 1/8 Inch dengan SWL 11,4 Tons
* Berapa panjang sling yang digunakan bila dari Padeye ke titik tengah adalah 4 m
Jadi 4 m / Cos a = 4 m / 0,5 = 8 meter
Menentukan diameter shackle dan sling yang digunakan untuk pengangkatan
(Load Testing) Mengacu DNV 2.7-1 & BS 12079
*Tare weight basket / Skid (T) = 1000 Kg
*Pay Load /SWL = 10000 Kg
*Max. Gross Weight (R) = 11000 Kg
*Gaya Gravitasi (g) = 9,81 m/s
*Sudut sling Cos a 60 = 0,500
*Jumlah sling / Leg (N) = 4 Legs
*Safety Factor Sling (SF) = 6,95
*Safety Factor shackle (SF) = 5,65
*Breaking Sling Force (BSF)
((R x g))/ ((N-1) x Cos a)) x SF Sling
(11000 x 9,81) / ((4-1) x 0,5)) x 6,95 = 499983 N
*Hasil Newton dijadikan ke Kg =
499983 x 0,1019716 = 50984 kg.
* BSF Sling x ( SF Shackle / SF Sling)
50984 Kg x ( 5,65 / 6,95) = 41447 kg
*Working Load Limit (WLL) = BSF / 4 adalah 41447 Kg /4 = 10362 kg (10,362 Tons)

*Berapakah diameter shackle yang digunakan = WLL /8 = 10,362 /8 x 25,4 =


28,9 mm Atau size shackle 1 1/8 inch dengan SWL 11,4 Tons
Menentukan diameter Master link yang digunakan untuk pengangkatan
(Load Testing) Mengacu DNV 2.7-1 & BS 12079
*Tare weight basket / Skid (T) = 1000 Kg
*Pay Load /SWL = 10000 Kg
*Max. Gross Weight (R) = 11000 Kg
*Gaya Gravitasi (g) = 9,81 m/s
*Safety Factor Sling (SF) = 6,95
*Safety Factor Master Link (SF) = 5,65
*Breaking Master Link Force (BMF) = R x g x SF
11000 x 9,81 x 5,65 = 609692 N
*Hasil Newton dijadikan ke Kg =
609692 x 0,1019716 = 62171 kg.
•Working Load Limit (WLL) = BMF / 4
62171 /4 = 15542 Kg (15,542 tons)

•Diameter Master Link = WLL /8 = 15,542 /8 x25,4


= 49,3 mm
Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2

SWL 48350 Kg and


Load Testing 53185 Kg

th
ng
Le
om
Bo
Center of Gravity (C&G)

Angle Boom

Working Radius (R1)

LOAD LIFTING

Tipping Radius
Radius CT to Pin Pivot ( R2)

Center length crane


Length crane
Tipping Axis

Sketch diagram crawler crane load testing


-Berapa panjang boom yang digunakan (BL)
-Berapa radius yang digunakan (R1)
-Berapa jarak center dari turn table ke
pin pivot Boom (R2)
-Berapa angle boom yang digunakan
Angle boom = (R1-R2) / BL = .......COS -1
Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2
Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2

No Load Test Radius Boom Angle Safe Working Result Remark


(Tons) (m) Length (Degree) Load (SWL)
110 % (m) (Tons)
Crawler Crane Lattice Boom Main Hoist with 8 Part Line
01 24,75 16,0 28,0 58,6 22,50 Acc
02 47,63 10,0 22,0 66,9 43,30 Acc
03 91.52 6,5 16,0 71,4 83,20 Acc
Auxiliary Hoist with 1 Part Line
04 11,33 28,4 31,0 29,4 10,30 Acc

- Pengujian dilakukan minimum 3 kali pengangkatan dari beban ringan , sedang dan Berat
dengan Radius jauh, sedang dan pendek.
- Pengujian SWL x 110 %
-- Holding Time load testing 10 menit
-- Setelah pengujian beban selesai pastikan pemeriksaan Visual, NDT untuk
Memastikan unit tidak mengalami kerusakan dan masih layak dioperasikan.
Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2

Sketch diagram mobile crane load testing


-Berapa panjang boom yang digunakan (BL)
-Berapa radius yang digunakan (R1)
-Berapa jarak center dari turn table ke
pin pivot Boom (R2).
-Berapa angle boom yang digunakan
Angle boom = (R1+R2) / BL = .......COS -1

n g th
Le
om
Bo

Angle Boom

LOAD LIFTING

Tipping Radius
Radius CT to Pin Pivot ( R2)

Working Radius (R1)


Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2
Load Testing Chart Acceptance Criteria ANSI B. 30.5 Sect. 5-2.2.2
No Load Test Radius Boom Angle Safe Working Result Remark
(Tons) (m) Length (Degree) Load (SWL)
(m) (Tons)

Main Hoist with 4 Part Line and Hook capacity 30,0 Tons weight 250 Kg
01 4.95 13.5 30.50 63.7 4.50 Acc
02 13.47 6.0 23.45 70.0 12.25 Acc
03 17.76 5.5 16.40 64.0 16.15 Acc
Auxiliary Hoist 1 Part Line and capacity 4.0 Tons weight 80 Kg
04 4.45 15.0 30.5 58.0 4.05 Acc

- Pengujian dilakukan minimum 3 kali pengangkatan dari beban ringan , sedang dan Berat
dengan Radius jauh, sedang dan pendek.
- Pengujian SWL x 110 %
-- Holding Time load testing 10 menit
-- Setelah pengujian beban selesai pastikan pemeriksaan Visual, NDT untuk
Memastikan unit tidak mengalami kerusakan dan masih layak dioperasikan.
TUJUAN PEMERIKSAN DAN PERAWATAN
▪ Mengetahui kerusakan sedini mungkin
▪ Memperpanjang masa pakai alat
▪ Meningkatkan efisiensi dan produktivitas alat
▪ Meningkatkan keselamatan kerja

JENIS-JENIS PEMERIKSAN DAN PERAWATAN


▪ Daily/preventive maintenance
▪ Scheduling/routine maintenance
▪ Breakdown maintenance

DAILY/PREVENTIVE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan dan perawatan komponen yang bergerak
▪ Pembersihan dan penyetelan
▪ Pengujian terhadap sistem kerja komponen
▪ Pemeriksaan alat keselamatan kerja
SCHEDULING/ROUTINE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan harian dan menyeluruh
▪ Perbaikan dan penyetelan komponen
▪ Penggantian pelumas dan saringan secara periodik
▪ Pemeriksaan, perawatan dan pengujian setiap berkala
TUJUAN PEMERIKSAN DAN PERAWATAN
▪ Mengetahui kerusakan sedini mungkin
▪ Memperpanjang masa pakai alat
▪ Meningkatkan efisiensi dan produktivitas alat
▪ Meningkatkan keselamatan kerja

JENIS-JENIS PEMERIKSAN DAN PERAWATAN


▪ Daily/preventive maintenance
▪ Scheduling/routine maintenance
▪ Breakdown maintenance

DAILY/PREVENTIVE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan dan perawatan komponen yang bergerak
▪ Pembersihan dan penyetelan
▪ Pengujian terhadap sistem kerja komponen
▪ Pemeriksaan alat keselamatan kerja
SCHEDULING/ROUTINE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan harian dan menyeluruh
▪ Perbaikan dan penyetelan komponen
▪ Penggantian pelumas dan saringan secara periodik
▪ Pemeriksaan, perawatan dan pengujian setiap berkala
TUJUAN PEMERIKSAN DAN PERAWATAN
▪ Mengetahui kerusakan sedini mungkin
▪ Memperpanjang masa pakai alat
▪ Meningkatkan efisiensi dan produktivitas alat
▪ Meningkatkan keselamatan kerja

JENIS-JENIS PEMERIKSAN DAN PERAWATAN


▪ Daily/preventive maintenance
▪ Scheduling/routine maintenance
▪ Breakdown maintenance

DAILY/PREVENTIVE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan dan perawatan komponen yang bergerak
▪ Pembersihan dan penyetelan
▪ Pengujian terhadap sistem kerja komponen
▪ Pemeriksaan alat keselamatan kerja
SCHEDULING/ROUTINE MAINTENANCE
▪ Pemeriksaan harian dan menyeluruh
▪ Perbaikan dan penyetelan komponen
▪ Penggantian pelumas dan saringan secara periodik
▪ Pemeriksaan, perawatan dan pengujian setiap berkala
BREAKDOWN MAINTENANCE
• Perbaikan/penggantian suku cadang tanpa terencana
• Perbaikan akibat kerusakan mendadak
• Perbaikan akibat kelalaian pada scheduling maintenance
• Perbaikan karena adanya kebocoran yang membahayakan

Komponen yang Diperiksa Setiap Hari (1)


▪ Pemeriksaan terhadap hasil perbaikan
▪ Pemeriksaan terhadap kebocoran (oli, radiator dan bahan
▪ bakar)
▪ Pemeriksaan kekencangan mur
▪ Pemeriksaan kondisi atap pelindung
▪ Pemeriksaan minyak rem
▪ Pemeriksaan lampu rem dan lampu belakang
Komponen yang Diperiksa Setiap Hari (2)

▪ Pemeriksaan air pendingin

▪ Pemeriksaan bahan bakar

▪ Pemeriksan oli hidrolik

▪ Pemeriksaan kekencangan dan pelumasan

▪ Pemeriksaan kondisi sandaran barang dan mur pengikatnya

▪ Pemeriksaan kondisi wire rope

▪ Pemeriksaan lampu depan

▪ Pemeriksaan kondisi accu


Komponen yang Diperiksa Setiap Hari (3)

▪ Pemeriksaan oli engine

▪ Pemeriksaan ketegangan/kekencangan tali kipas

▪ Pemeriksaan kondisi pengatur tempat duduk operator

▪ Pemeriksaan kebersihan dan kondisi saringan udara

▪ Pemeriksaan kerja tuas transmisi

▪ Pemeriksaan kerja tuas pengangkat dan pengungkit

▪ Pemeriksaan kerja rem tangan

▪ Pemeriksaan kerja tuas gerakan maju dan mundur


Komponen yang Diperiksa Setiap Hari (4)

▪ Pemeriksaan fungsi/kondisi panel kontrol

▪ Pemeriksaan kerja batang kemudi

▪ Pemeriksaan kondisi/kerja lampu kombinasi

▪ Pemeriksaan kondisi/kerja lampu tanda belok

▪ Pemeriksaan kerja tombol klakson

▪ Pemeriksaan kondisi dan kerja tiang penyangga

▪ Pemeriksaan kerja pedal rem, kopling dan gas


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai