Alex Frontman, seorang Alchemist jenius sedang sibuk meneliti karya barunya di laboratorium perusahaannya yang bernama “The ForeFront”. Alex terkejut bukan main, ia tiba-tiba loncat dari kursinya. “Holy shit!!! Anjinggg!!!! Fuck, is this reallll!?!?!?!?!?” teriak girang Alex melihat presentase keberhasilan dari karyanya tersebut yang menunjukan angka seratus persen di hologram layang miliknya, “berisik amat, ngapain lagi sih?” ucap Wanita yang tiba-tiba masuk ke lab Alex dengan jengkel karena kebisingan yang dibuat olehnya. “Liat ini sayang, maha karya aku, ciptaanku, yang aku bikin dari 10 tahun lalu akhirnya jadi!” ucap Alex yang kegirangan karena ciptaannya 10 tahun lalu akhirnya berhasil, walaupun masih dalam berbentuk blue print. “well I’m glad kamu berhasil, aku kira kamu bakal frustasi because it’s impossible that you made this things. Anyway, kita ada date malem ini loh jangan lupa” ternyata itu adalah Shopie, kekasih Alex. Mereka sudah berpacaran semenjak mereka lulus kuliah. “iya sayang, I’ll pick you up at 8 okay?” ucap Alex sembari mengancungkan kelingkingnya, berniat melakukan pinky promise. “how can you make such a cute things like this, padahal kamu nerd banget sayang” ucap Shopie sembari cekikikan karna hal yang dilakukan kekasihnya itu. “okay, aku pegang janji kamu” ucap Shopie sembari mengancungkan kelinkingnya juga, melakukan pingky promise. Waktu menunjukan pukul setengah delapan malam, “ck kemana sih dia, I bet that nerd still at lab doing that time travel things” decak kesal Shopie yang takunjung di jemput Alex pada malam ini. Tak lama Shopie mendengar suara mobil yang ketika ia melihat dari jendelanya, y aitu Alex akan tetapi ada yang membuat Shopie terkejut sekaligus marah. “The hell!? He still wear that outfit lab??? Ini enaknya gua maki maki apa langsung banting aja?” Shopie dibuat terheran-heran, pasalnya Alex masih memakai baju yang dia pakai di lab selama dua hari tanpa mandi, iya tanpa mandi. Alex membuka pintu putih dengan corak ala Yunani kuno yang langsung disambut oleh muka jengkel Shopie, “harus berapa kali aku sabar buat kamu Lex?” Alex kaget, pasalnya kekasihnya itu hanya memanggil dia dengan nama hanya ketika sedang marah besar. “Kenapa Sayang? Aku jemput kamu sesuai janji kita tadi kan?” ucap Alex sambal kebingungan, “iya tapi at least kamu mandi, kamu kira aku gatau kah kamu ni udah ga mandi dua hari, kalah kamu sama komar” betapa marahnya shopie sehingga membandingkan dirinya dengan komar, kucing peliharaan kesayangan mereka. “tapi jadi kan? Date hari ini? Sayang??” tanya Alex dengan muka memelas, “wash yourself first atau kita batalin date ini, aku gasuka cowok bau” ketus Shopie yang terhadap Alex yang membuat Alex lari terburu-buru ke kamar mandi. Selesai mandi dan berganti pakaian, Alex secara cepat langsung merangkul Shopie yang sedang mereservasi restoran tempat kencan mereka nanti. “Did I smell good babe?” tanya Alex yang merayu Shopie agar moodnya membaik, “yeah, like my favourite chocolate” ucap Shopie yang langsung disambar oleh pertanyaan Alex “like a Belgian chocolate huh, wanna taste it?” yang langsung dicium oleh Alex sebelum Shopie menjawabnya, mereka pun bercumbu sebentar di living room sebelum melanjutkan kencannya. Kencan mereka berjalan sebagaimana mesti kencan pada umumnya, selesainya makan mereka berdua segera memasuki mobi yang sudah di ambilkan oleh valet. “Ladies first” Alex membuka pintu mobil untuk kekasihnya itu “thanks” ucap Shopie, “anything for my Queen” balas Alex yang membuat Shopie senyum tersipu malu. Mereka berbincang seru di dalam mobil, membahas tentang masa lalu mereka ketika saat kuliah yang Alex benar benar tipikal kutu buku yang kesehariannya sibuk membaca dan meneliti tentang alkimia sedangkan Shopie benar benar orang yang berbanding terbalik dengannya, Social Butterfly yang mempunyai teman disetiap jurusan hingga fakultas dan bertemu kutu buku yang hanya membaca buku setiap harinya. “kok kerumah?” tanya Shopie, “why? Wanna go to somewhere? Date kita tadi kurang lama kah sayang?” Alex balik bertanya kepada Shopie sekiranya dia ingin berduaan lebih lama dengannya. “nope, aku mau ke lab kamu babe, I wanna wacth my king in there” ucap Shopie yang langsung dapat anggukan kepala dari Alex, “sure tapi aku mau ngambil barang buat di lab dulu dirumah, do you mind to wait in here for a sec?” tanya Alex untuk Shopie menunggu di mobil sebentar. “anything for my love” setelah itu Alex keluar mobil untuk mengambil alat untuk membuat karya barunya berhasil, itu memakan waktu cukup lama untuk mengambilnya karena ia lupa dimana dia menaruhnya. “ah elah dimana sih, perasaan gua taro disini tapi kok gak ada.” Kesal Alex karena tak kunjung menemukannya, “sialan lo akhirnya ketemu juga, gara-gara lu pacar gua jadi nunggu lama” gerutu Alex yang akhirnya menemukan benda tersebut yang terhalang buku kimianya. Itu adalah blue print dari alat mesin waktu yang berbentuk jam, kenapa Alex membuat hal tak masuk akal seperti itu? Selain kutu buku Alex merupakan maniak film fiksi ilimah, terutama tentang perjalanan waktu dan menembus dimensi lain. Jadi tak heran mengapa dia membuat alat seperti ini, karena dia ingin membuktikan sendiri apakah time travel itu hal yang possible untuk dilakukan. Setelah dia mengambil blue print ciptaannya, Alex segera turun untuk menemui kekasihnya itu “lama banget emang apasih yang dibawa sama kamu babe?” tanya Shopie yang heran mengapa Alex lama sekali “blue printku tadi ilang sebentar, tapi udah ketemu sih ini hehehe” cengengesan Alex sambal menancapkan gas mobilnya menuju laboratorium. Sebelum mereka sampai di laboratoriumnya Shopie ingin Alex membelikannya minuman dan cemilan untuk dia karna Shopie tau bahwa membutuhkan banyak energi untuk melihat kekasihnya itu bergelut dengan karyanya sendiri, “sure, kamu mau beli apa? Coffe or cola?” tanya Alex karena dia sudah tau minuman kesukaan kekasihnya tersebut adalah dua itu, “hari ini aku lagi pengen banget coffe sayang” pinta Shopie “aight, sama lays yang sour cream kan” tanya lagi Alex seperti yang sudah tau apa yang akan disebutkan Shopie untuk camilannya. Saat Alex sedang mencari minuman dan snack untuk kekasihnya tersebut, tiba-tiba ia mendengar teriakan dari arah mobilnya sendiri. Sontak Alex lari keluar dan mengecek apa yang terjadi, terkejut bukan main ia melihat Shopie yang berlumpur darah disekujur tubuhnya dan hebatnya Alex dia dengan tenang membawa Shopie ke rumah sakit terdekat. “Bagaimana dok, pacar saya gimana keadaannya” tanya Alex panik karna kelalaiannya dalam menjaga kekasihnya itu, “Ibu Shopie terkena luka tusuk sebanyak 12 tusukan yang menyebabkan organ dalamnya mengalami luka serius, saya tidak tau Bu Shopie akan bertahan berapa lama dengan luka yang sefatal ini” penjelasan dokter tadi membuat Alex duduk tidak berdaya “bangsat, jadi kacau semuanya gini anjing” Alex kesal sembari mengacaukan rambutnya hingga berantakan, pasalnya pria itu akan melamar Shopie dengan segera bahkan sudah menyiapkan cincinnya jauh-jauh hari. “tapi Shopie masih bisa selamat kan dok?” tanya Alex yang langsung bangun dari duduknya “kita ga bisa menjamin itu, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin Pak Alex”. 3 hari kemudia Shopie wafat karena Sebagian organ didalam tubuhnya bocor yang mengakibatkan berkurangnya darah dalam waktu singkat, Alex menghadiri pemakaman kekasihnya tersebut tapi langsung kabur karena tak kuasa melihat makam kekasihnya itu dan juga malu karena lalai dalam menjaga Shopie. Sobatnya Alex, Arthur juga menghadiri pemakaman Shopie ketika melihat Alex berlari menjauh langsung mengejarnya karna ia takut Alex melakukan hal yang diluar nalar. Ketika ia sedang mengejar Alex, langkahnya terhenti ketika melihat Alex terhuyung jatuh menangisi keadaan. “yang sabar ya lex, it’s not your fault at all dude” ucap Arthur sambal menepuk- nepuk Pundak Alex, berniat menenangkannya. “gimana caranya tur, gimana caranya gua biar bisa sabar dengan semua ini?” tanya pasrah Alex karena dia sudah tidak tahu ingin kemana lagi, “make her proud dude, it’s all I can say to you, make her proud.” Sontak Alex mengingat perkataan Shopie sebelum kejadian pembunuhan tersebut bahwa dia ingin melihat Alex di laboratoriumnya, “kayaknya gua tau, thanks my G” ucap Alex kepada Arthur sembari berlari ke labnya. Waktu demi waktu, hari demi hari Alex habiskan di lab itu hanya untuk membangun alat mesin waktu. 2 minggu berlalu dan penemuan Alex akhirnya telah disempurnakan, “I did it, aku berhasil sayang walaupun kamu cuman bisa liat dari atas sana, aku yakin kamu bangga sama aku.” Ucap Alex yang tanpa disadari air mata telah jatuh kepipinya, “damnnnnnn keren- ughhh bau apaan nih, ada tikus mati apa gimana baunya nyampe nyengat gini” ucap Arthur yang melihat karya hasil buatan sahabatnya itu sekaligus melontarkan candaan satir kepada Alex karna dia tahu bahwa Alex belum mandi dari saat dia membuat alat tersebut. “yeeee monyet jadi lu mau muji gua apa hina gua” ucap Alex kesal karna dia tahu sahabatnya itu sedang membicarakan dirinya “hahahahahaha kidding brow , buruan mandi terus sarapan gua udah siapin tuh di bawah, gua ada urusan bentar nanti gua kesini lagi” ucap Arthur yang langsung pergi meninggalkan Alex sendiri. “Now what should I do?” Alex berbicara kepada dirinya sendiri karena tak ada yang bisa ia ajak berbincang denganya, “I miss you Shopie, coba kamu ada disini buat liat ini, kamu pasti bangga setengah mati sama aku hehe”. Tak lama ia teringat scene dari film Avengers: End game dimana Gamora, kekasih dari Peter Quill yang mati tiba tiba muncul kembali tetapi bukan dari waktu yang sama melainkan 5 tahun lalu ketika Gamora sama sekali tidak mengenalnya tetapi pada akhirnya mereka mulai menjalin lagi kisah cintanya di film Guardian Of The Galaxy 3. “kalo gua bisa kembali ke malam Date gua sama Shopie mungkin dia gabakal ketusuk dan bisa liat hasil akhir dari mesin waktu ini” pikirannya kacau tapi Alex tidak peduli dengan konsekuensinya dan pada akhirnya ia tetap mencobanya, “Do or Die” ucap Alex yang langsung memasang waktu dimana Alex dimasa itu sedang keluar mobil untuk mencari blue print di rumahnya. Ternyata alat itu berhasil dan Alex pun kegirangan, terlepas dari itu semua Alex melanjutkan misinya yaitu menyelamatkan Shopie dari pembunuhan itu. Ia bergegas keluar rumah dan masuk ke mobilnya dan ia melihat Shopie, Alex tak kuasa menahan tangisnya ketika ia melihat perempuan dengan mata hazel dan rambut blonde nya itu menatap Alex dengan keheranan. “is there something wrong? Kamu kok keliatannya kaya abis dikejar-kejar rentenir-” ucapan itu segera terpotong karena Alex langsung memeluknya “I miss you sweetheart, a lot” ucap Alex saat memeluknya dan ketika melepaskan pelukannya ia langsung menacapkan gas kea rah laboratoriumnya. “kamu ada masalah kah sayang? It’s like you’ve being chased by someone” ucap Shopie heran dengan tingkah kekasihnya itu “aku jelasin nanti di lab, aku gaada waktu buat jelasin ini semua sekarang” ucap Alex dengan tatapan seriusnya kejalanan, ia takut suatu hal akan menimpa mereka lagi nanti. Sesampainya di lab Alex terkejut dengan keberadaan Alex dimasa ini begitupun Alex dimasa ini dikejutkan dengan Alex dimasa sekarang, “lu kenapa bisa disini anjing, perasaan tadi masih dirumah” ucap Alex masa sekarang “lah lu yang siapa tai, kirain Shopie ngerjain gua dengan dia jalan duluan ke lab” Alex masa ini pun menanyakan kenapa dirinya ada dua. Mereka saling tunjuk satu sama lain, yang satu mencurigai bahwa ada doppleganger yang ingin menghancurkan Karyanya sedangkan satunya lagi berusaha menjelaskan kenapa mereka mirip, ya karna time travel. Akan tetapi mereka berdua tidak mendengarkan satu sama lain dan akhirnya terjadilah adu mulut yang membuat Shopie pusing “You both better shut up atau gua ancurin ni alat sekarang juga” teriak Shopie sambil memegang palu, berinat menghancurkan alat tersebut. Akhirnya mereka pun diam dan Alex dimasa sekarang menjelaskan sedetail mungkin kejadiannya dan akhirnya pun mereka mengerti dan ternyata mesin waktu tersebut tidak bertahan lama sehingga Alex dimasa sekarang pun hanya memberi sebuah blue print lengkap “ini blue print lengkapnya yang udah gua teliti selama dua minggu, gua kesini cuman pengen Shopie hidup lagi lex, I hope you don’t messed up it” ucap Alex dimasa sekarang sebelum melompat ke waktu asalnya, “tapi gimana kalo gua gagal?” ucap Alex dimasa ini karena somehow dia tidak yakin apakah ini bakal berhasil “we must try again, no matter what lex” dan Alex pun kembali diwaktu sekarang dan semakin dibuat bingung karena labnya kotor sekali dan hanya ada Arthur disana yang sedang membersihkan sampah di lab, “lab kenapa ancur gini tur” Arthur yang mendengar suara Alex sontak kaget lalu menyadari sesatu. “mesin waktu yang lu buat gagal lex, mesinnya meledak, lu sama Shopie meninggal ditempat” mendengar apa yang diucapkan Arthur tersebut Alex tidak duduk lemas di lantai kotor nan dingin itu “lu bohong kan tur, bohong kan lu anjing!!” kesal tak percaya dia mendengar kabar tersebut. “kenapa? Kenapa bisa gini? Seharunya ga begini” Alex semakin denial dan Arthur pun menghapirinya, “apa yang lu lakuin sebernernya itu gabakal membuat semuanya lebih baik, bahkan bisa jadi lebih buruk kaya sekarang, ini semua canon event lex. Lu gabakal bisa ngerubah itu mau gimanapun juga” “canon event? What’s that?” tanya Alex penasaran, “it is what it is” ucap Arthur sembari menepuk bahu Alex untuk kedua kalinya. Alex diam sejenak dan berakata “what if I take Shopie from another dimension?” “what?” Arthur yang tidak jelas mendengar suara Alex yang kecil itu pun menanyakan apa yang dikatakan Alex barusan, “nope”.