Anda di halaman 1dari 2

HANTU SEKOLAH

Namaku Aurel aku sekolah di SMP 1 Merdeka yang tempatnya di Desa Kraning pada
suatu hari aku mau berangkat ke sekolah namun cuacanya sangat mendung, aku pun cepat-
cepat berangkat sekolah walaupun masih sangat pagi. Dan sesampainya di sekolah aku
langsung masuk kelas, dan di kelas belum ada satu siswapun. aku pun duduk di kursi
sambil mengerjakan tugasku yang belun selesai.

Tiba-tiba angin berhembus begitu kencang, hingga membuat pintu kelas tertutup
rapat. suasanapun menjadi sangat hening, aku pun melihat jam tanganku, dan ternyata
baru pukul 05:55. Pantas saja belum ada siswa yang datang. Tiba-tiba saja bulu kundukku
merinding, dan aku mendengar suara tangisan seorang perempuan. Mataku pun melihat ke
semua sudut kelas, tetapi tidak ada siapapun. kini suaranya seperti di balik lemari buku
yang ada di belakang kelas. Dengan rasa takut, aku pun berjalan mendekati lemari itu.

“Bruuukkk..” suara buku yang terjatuh, dari atas lemari. Aku pun mengambil buku
itu dan anehnya kenapa buku itu bisa terjatuh. ketika aku mengambil buku itu aku melihat
darah segar yang berceceran di lantai. kini perasaanku sangat takut, keringat dingin keluar
dari tubuhku. Dan tiba-tiba pintu kelas terbuka, dan ternyata itu adalah sahabatku Rere.

“Tumben pagi-pagi udah datang” kata Rere sambil mendekatiku. “Iya” kataku
singkat “Ehhh, Aurel wajah kamu kok pucet banget sih?” Tanya Rere kepadaku. Aku pun
langsung menceritakan semuanya kepada Rere, apa yang telah terjadi kepadaku. “Dan
malahan aku ngelihat darah segar berceceran di lantai ini.” Lanjutku. “Mana?” Tanya Rere
“itu..!” Kataku sambil menunjuk ke lantai “mana, nggak ada apa-apa kok.” Kata Rere. Dan
benar saja, darah tadi tidak ada. Tapi kok bisa darah itu tiba-tiba nggak ada. “Udah lah Rel,
mungkin kamu hanya halusinasi aja.” Tambah Rere.

Selang waktu tiba ada seorang siswa yang bersikap aneh seperti ia dirasuki oleh
mahluk halus. Siswa itu berkata “Tolong Aku, Tolong Kuburkan Jazatku Secara Layak”
suasanapun menjadi sangat tegang akhirnya siswa itupun pingsan.

Malam ini aku nggak bisa tidur, karena kejadian tadi pagi masih terbayang-bayang
di fikiranku. Akhirnya aku mencoba tertidur, dalam tidurku aku bermimpi, dan mimpi itu
seperti kejadian tadi pagi. Dalam mimpi itu aku melihat kejadian yang begitu tragis.
Seorang siswa dibunuh di kelasku, dan jasadnya dikubur di bawah lemari buku di kelasku
dengan cara yang tak layak. Aku pun langsung terbangun dari tidurku. Rasanya aku sangat
lelah sekali, keringat pun bercucuran di tubuhku. Aku melihat jam dinding di kamarku, dan
ternyata baru pukul 02:15 dini hari.
Aku pun memikirkan mimpi itu, apa maksudnya dari mimpi itu. Aku pun kembali
lagi untuk tertidur. Dan aku bermimpi, aku kembali bermimpi di kelas lagi. Ketika aku
duduk di kursiku, tiba-tiba ada seorang siswa yang begitu nenyeramkan. Wajahnya
tertutupi oleh rambutnya, seragamnya berlumuran darah. “Tolong aku Aurel..” Kata
perempuan itu. “Kamu siapa?” tanyaku. “Aku Alexa, tolong akuuu, tolong kuburkan jasadku
secara layak. Agar aku bisa pergi dengan tenang.” Jelas perempuan yang bernama Alexa
ittu. Tiba-tiba Alexa menghilang. Aku pun terbangun dari tidurku, sekarang aku sangat
lelah sekali. Jam dindingku menunjukan pukul 05:00 pagi. Aku segara mengambil air
wudhu, lalu aku shalat subuh. Setelah itu aku siap-siap berangkat sekolah. Meskipun masih
sangat pagi, tapi aku ingin menolong jasad Alexa. Aku pun langsung mengeluarkan mobil
pribadiku dan langsung berangkat sekolah.

Suasana sekolah masih sangat sepi, begitu juga di kelasku. Tapi ketika aku masuk
kelas aku melihat pak sapon sedang menyapu kelasku. “Neng Aurel pagi pagi sudah datang”
Kata pak sapon kepadaku. “Iya pak.” jawabku. “Memangnya ada apa neng?” tanya pak
sapon. Aku pun menceritakan semua kejadian yang aku alami kemarin pagi, dan tadi
malam.

“Gimana pak, mau nggak bantuin saya?” Tanyaku. “Baiklah.” jawab pak sapon.
Akhirnya aku dan pak sapon langsung mendorong lemari itu ke depan. Lalu pak sapon
membongkar lantai itu, dan menggalinya. Begitu mengejutkan ada kerangka manusia di
bawah lantai itu. Mungkin itu adalah kerangka Alexa. Aku dan pak sapon langsung
membungkus kerangka itu dengan kain putih, dan menguburnya dengan layak.

Setelah itu aku melihat sosok Alexa tersenyum kepadaku. Lalu dia langsung
menghilang. Kini kelasku menjadi nyaman dan tentram.

The End

NAMA : I MADE MERTA SANTIKA


KELAS : IX B

Anda mungkin juga menyukai