Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN STATIC ROUTING PADA

IPV4 DAN IPV6

Maria Ulfa1, Fatoni2


Dosen Universitas Bina Darma1, 2
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.3 Palembang
Sur-el : maria.ulfa@binadarma.ac.id1, Fatoni@binadarma.ac.id2

Abstract: Static routing is a Router that has a static routing table that is configured manually by
network administrators. Static routing is the simplest routing setting that can be done on a computer
network. IP Addresss version 6 is the latest version in Internet protocol based computer networking
protocol, which was created to provide solutions to the main problems in IPv4, namely the limitation
of addressing capacity. IPv4 is only able to reach as many as 4 octets with each octet maximum of 255
pieces of computer in it, so it can be said that for all computers currently able to handle numbers of 4
billion. In IPv6 there are 16 Octet with one octet capable of loading maximum 255 pieces of computers
and other connected devices that can be accommodated is about 3.4 trillion. Therefore the authors will
conduct a comparison study analysis of the use of IPv4 and IPv6 to see the performance of both in the
implementation of static routing, parameters in the test Throughput, Delay and Packet loss.

Keywords: IPv4, IPv6, Static Routing.

Abstrak: Static routing adalah sebuah Router yang memiliki tabel routing statik yang dikonfigurasikan
secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static merupakan pengaturan routing paling
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. IP Addresss versi 6 merupakan versi
terbaru di dalam pengalamatan jaringan komputer berbasiskan internet protocol, yang diciptakan
untuk memberikan solusi terhadap permasalahan utama pada IPv4, yaitu keterbatasan daya tampung
pengalamatan. IPv4 hanya mampu mencapai jumlah sebanyak 4 oktet dengan setiap oktetnya
maksimal memuat 255 buah komputer di dalamnya, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk seluruh
komputer saat ini mampu menangani angka sebesar 4 Milyar. Pada IPv6 terdapat 16 Oktet dengan
satu oktet mampu memuat maksimal 255 buah komputer dan perangkat terhubung lainnya yang dapat
ditampung adalah sekitar 3,4 Trilyun. Oleh karena itu penulis akan melakukan analisis studi
perbandingan dari penggunaan IPv4 dan IPv6 untuk melihat kinerja keduanya dalam implementasi
static routing, parameter yang di uji Throughput, Delay dan Packet loss.

Kata kunci: IPv4, IPv6, Static Routing

1. PENDAHULUAN dalam mengalirkan paket-paket data agar sampai


tepat pada tujuannya.

Informasi merupakan salah satu kebutuhan Router memiliki fungsi yang cukup

yang sangat diperlukan saat ini, di mana penting dalam jaringan, terutama internet. Router

pemakaian internet sebagai jaringan informasi dapat menghubungkan beberapa segmen jaringan

global semakin tinggi. Percepatan pertumbuhan sehingga dapat berkomunikasi dengan pengguna

jumlah pengguna jaringan global dan lain meskipun dipisahkan oleh jarak yang sangat

perkembangan internet telah menjadikan lalu jauh (Sofana, 2013). Router bekerja dengan cara

lintas internet menjadi ramai. Suatu Router harus menentukan jalur yang akan dipilih untuk

mampu dalam melakukan proses routing untuk mengirimkan paket-paket data dari sumber

dapat menentukan jalan tercepat atau terdekat ketujuan. Proses pencarian dan penentuan jalur
inilah yang disebut dengan routing, sedangkan

Analisis Perbandingan Penerapan Static Routing pada…… (Maria Ulfa dan Fatoni) 177
salah satu komponen terpenting pada network membandingkan konfigurasi dari kedua internet
TCP/IP, protocol routing secara dinamis protocol tersebut pada jaringan komputer.
berkomunikasi untuk menentukan rute terbaik
mencapai tujuan. Paket di-forward dari satu
Router ke Router yang lain (Sofana, 2012). 2. METODOLOGI PENELITIAN
Static routing merupakan sebuah Router
yang memiliki tabel routing static yang dapat
Metode penelitian yang digunakan dalam
dikonfigurasikan secara manual oleh seorang
penelitian ini menggunakan metode penelitan
administrator jaringan komputer. Routingstatic
tindakan atau experimental research, adapun
adalah salah satu pengaturan routing sangat
langkah-langkah dalam penelitian eksperimen
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan
pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
komputer. Menggunakan routing static murni
lainnya. Menurut Gay (1983) langkah-langkah
dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap
dalam penelitian eksperimen yang perlu
entri dalam forwarding table di setiap router
ditekankan adalah:
yang berada di jaringan tersebut (Syafrizal,
1) Adanya permasalahan yang signifikan untuk
2005). IPv4 pada awalnya adalah sederatan
diteliti. Melakukan studi literatur dan
bilangan biner sepanjang 32 bit yang dipakai
beberapa sumber yang relevan untuk
untuk mengidentifikasi host pada jaringan,
melakukan penelitian dalam analisis
setelah sukses penggunaannya oleh para
perbandingan penerapan IPv4 dan IPv6
pengguna internet kemudian timbul masalah
dalam static routing, memformulasikan
baru dimana IPv4 tidak dapat menampung para
hipotesis penelitian, menentukan variabel
pengguna internet dimasa depan karena
yang akan digunakan yaitu IPv4 dan IPv6,
kehabisan alamat IPv4. Kemudian diciptakan
dan merumuskan definisi operasional dan
IPv6 dengan tujuan untuk memberi
definisi istilah yang digunakan dalam
pengalamatan yang lebih banyak dibandingkan
penelitian.
dengan IPv4 (Sugeng, 2015).
2) Pemilihan subjek yang cukup untuk
Teknik pengalamatan yang ada pada IPv6
dibagi dalam variabel eksperimen, variabel
memiliki kesamaan dengan IPv4, akan tetapi
luar dan variabel kontrol. Subjek
pada IPv6 lebih luas yang bertujuan untuk
didefinisikan sebagai atribut, yang
menciptakan sistem pengalamatan yang bisa
mempunyai “variasi” antara satu obyek
mendukung perkembangan internet yang
dengan obyek yang lain. Dalam penelitian
semakin pesat dan penggunaan aplikasi baru di
ini melakukan eksperimen terhadap obyek
masa depan.
penerapan static routing pada jaringan
Dari latar belakang di atas maka akan
komputer.
dilakukan penelitian analisis penerapan
3) Pembuatan atau pengembangan instrument
perbandingan static routing IPv4 dan IPv6 untuk
pada penelitian ini berupa desain topologi
melihat kinerja mana yang lebih baik dan juga

178 Jurnal Ilmiah MATRIK Vol 19. No.2, Agustus 2017: 177-186
jaringan dalam melakukan analisis dan saran yang berguna bagi peneliti
perbandingan penerapan IPv4 dan IPv6 selanjutnya yang akan melakukan analisis
dalam static routing pada jaringan. perbandingan IPv4 dan IPv6 untuk melihat
4) Pemilihan desain penelitian. Dalam kinerja dari keduanya.
membuat rencana penelitian analisis
perbandingan penerapan IPv4 dan IPv6 2.1 Internet Protocol Address (Alamat
dalam static routing, adapun mencakup IP)
kegiatan diantaranya: a) Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi Internet Protocol Address atau alamat IP
tetapi memungkinkan terjadinya yang bahasa awamnya bisa disebut dengan kode
kontaminasi proses eksperimen. Dalam hal pengenal komputer pada jaringan. Yang
ini berhubungan dengan variable IPv4 dan merupakan kode vital dalam dunia internet.
IPv6 yang digunakan; b) Menentukan cara Karena alamat IP dapat dikatakan sebagai
mengontrol, pada penelitian ini dilakukan identitas dari pemakai internet, sehingga antara
menggunakan analisis dari QoS yang terdiri satu alamat dengan alamat lainnya tidak boleh
dari parameter delay, troughput dan packet sama. Internet protocol (IP) pada awalnya
loss; c) Memilih rancangan penelitian yang dirancang untuk memfasilitasi hubungan antara
tepat, sebelum melakukan implementasi beberapa organisasi yang tergabung dalam
pada jaringan dilakukan rancangan departemen pertahanan amerika yaitu Advanced
penelitian terlebih dahulu. Research Project Agency (ARPA). Sebelum
5) Eksekusi prosedur. Dapat diartikan sebagai terciptanya internet protocol, jaringan memiliki
semua tindakan, semua variasi atau peralatan dan protocol tersendiri yang digunakan
pemberian kondisi yang akandinilai untuk saling berhubungan. Kemudian dibuatlah
pengaruhnya yang dilakukan dalam suatu protocol yang dapat dapat digunakan
implementasi IPv4 dan IPv6. Dalam hal ini secara umum untuk menyatukan berbagai
dilakukan berdasarkan versi TIPHON. perbedaan dalam penggunaan perangkat yang
6) Melakukan analisis data. Menyusun data terhubung didalam jaringan. Protocol tersebutlah
mentah yang diperoleh, setelah dilakukan yang sampai saat ini masih mendominasi dalam
uji coba penerapan IPv4 dan IPv6 dalam pemakaiannya oleh masyarakat banyak yaitu
static routing dengan melihat hasil dari Internet Protocol version 4 (IPv4) (Sugeng,
troughput, delay dan packet loss, diman 2006).
tujuan pengaturan data tersebut akan
menghasilkan kesimpulan yang paling baik 2.2 Internet Protocol Version 4 (IPv4)
terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7) Memformulasikan simpulan. Alamat IP (IPv4) pada awalnya adalah
Hasil penelitian dari tahapan yang telah sederet bilangan biner sepanjang 32 bit yang
dilakukan dapat memberikan kesimpulan

Analisis Perbandingan Penerapan Static Routing pada…… (Maria Ulfa dan Fatoni) 179
dipakai untuk mengidentifikasikan host pada internet semakin banyak, maka IPv6 diciptakan
jaringan. Alamat IP ini diberikan secara unik dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan
pada masing-masing komputer/host yang yang lebih banyak dibandingkan dengan IPv4,
terhubung ke in nternet. Prinsip kerjanya adalah sehingga perubahan pada IPv6 masih
packet yang membawa data dimuati alamat IP berhubungan dengan pengalamatan IP
dari komputer pengirim data kepada alamat IP sebelumnya. Konsep pengalamatan pada IPv6
pada komputer yang akan dituju, kemudian data memiliki persamaan pada IPv4, akan tetapi lebih
tersebut dikirim ke jaringan. Packet ini diperluas dengan tujuan untuk menciptakan
kemudian dikirim dari router ke router dengan sistem pengalamatan yang bisa mendukung
berpedoman pada alamat IP tersebut menuju ke perkembangan internet yang semakin pesat dan
komputer yang dituju. Seluruh komputer / host penggunaan aplikasi baru di masa depan.
yang tersambung ke internet, dibedakan hanya Perubahan terbesar pada IPv6 adalah terdapat
berdasarkan alamat IP ini, oleh karena itu tidak pada header, yaitu peningkatan jumlah alamat
boleh terjadi duplikasi pada alamat IP untuk dari 32 bit (IPv4) menjadi 128 bit (IPv6)
setiap komputer yang terhubung ke jaringan (Sugeng, 2006).
internet (Sugeng, 2006). Protokol IPv6 menyediakan ruang alamat
Alamat-alamat IP panjangnya 32 bit dan sebesar 128 bit yaitu 4 kali lipat ruang alamat
dibagi menjadi dua identifikasi sebagai berikut yang disediakan IPv4. Format alamat yang ada
(Yani, 2006): pun berbeda dengan format alamat pada IPv4.
1) Bagian identifikasi net ID menunjukkan Berbeda dengan IPv4, IPv6 yang disediakan
identitas jaringan komputer tempat host-host sebagai pengenal pada 1 atau lebih interface
(komputer) dihubungkan. dibedakan atas 3 tipe yaitu (Wicaksono, 2002):
2) Bagian identifikasi host ID memberikan 1) Unicast address : pengenal untuk 1 Network
suatu pengenal unik pada setiap host Interface Card, dimana paket data yang
(komputer) pada suatu jaringan komputer. dikirim ke unicast address hanya dikirim ke
Network Interface Card yang bersangkutan
2.3 Internet Protocol Version 6 (IPv6) saja.
2) Anycast address : pengenal untuk beberapa
Internet Protocol version 6 (IPv6) atau Network Interface Card sekaligus, dimana
yang sering disebut juga sebagai IPng (Internet paket data yang dikirim ke anycast address
Protocol next generation) adalah suatu protocol akan dikirim ke salah satu Network Interface
layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk Card.
menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal 3) Multicast address : pengenal untuk beberapa
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Network Interface Card sekaligus, dimana
Internet Protocol version 6 (IPv6) ini adalah paket data yang dikirim ke multicast address
untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada akan dikirim ke semua Network Interface
versi 4 (IPv4). Karena kebutuhan akan alamat Card yang bersangkutan.

180 Jurnal Ilmiah MATRIK Vol 19. No.2, Agustus 2017: 177-186
Terdapat beberapa tipe unicast IPv6 Seperti telah disebutkan, anycast address
address: ditujukan untuk multi interface. Paket-paket
1) Global Unicast Address yang dialamatkan ke anycast address di-forward
Address-address global unicast ekuivalen oleh infrastuktur rounting ke salah satu interface
dengan address-address public IPv4. secara terdekat. Address-address anycast pada dasarnya
global address-address ini dapat dirutekan dialokasikan dari spasi address unicast,
dalam porsi internet IPv6. berbeda dengan menggunakan format-format unicast address
internet IPv4, dimana mencampurkan flat dan yang diberikan. Dengan demikian, address
hierarchical rounting, internet berbasis IPv6 anycast secara sintaktis tidak dapat dibedakan
telah didesain secara lebih efisien melalui dengan address-address unicast. Scope address-
hierarchical addressing dan rounting (Rafiudin, address anycast juga adalah scope address-
2005). address unicast.
2) Local-use Unicast Address Saat sebuah unicast address ditujukan ke
Local-use Unicast Address terbagi lebih dari satu interface, dengan sendirinya ia
menjadi dua tipe address yaitu : link-local berperan menjadi anycast address. Node-node
address dan site-local address. link-local yang ditetapkan harus secara tepat
address digunakan node-node untuk dikonfigurasikan untuk memberi tahu bahwa ini
berkomunikasi dengan node-node bersebelahan adalah address anycast (Rafiudin, 2005).
pada satu link yang sama, address-address link-
local selalu dimulai dengan FE80 dan dengan
interface identifier 64-bit, prefix untuk address- 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
address link-local selalu FE80::/64. sedangkan
site-local address ekuivalen dengan spasi
3.1 Analisa dan Desain
private-address IPv4 (10.0.0.0/8, 172.16.0.0/12,
dan 192.168.0.0/16). Berbeda dengan address-
Dalam teknologi jaringan, IPv4 adalah IP
address link-local, address site-local tidak
yang saat ini digunakan dalamjaringan dan
dikonfigurasi otomatis dan harus ditetapkan
internet. IPv4 dikembangkan pada awal 70-an
sendiri melalui proses konfigurasi address.
untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing
Untuk 10-bit pertama selalu FEC0::/10)
informasi antara peneliti pemerintah dan pihak
(Rafiudin, 2005).
akademik di Amerika. Pada saat itu, sistem IP
Dalam IPv6, trafik multicast beroperasi
hanya menggunakan jumlah perangkat yang
dalam cara yang sama dengan IPv4. cukup
terbatas dan para peneliti tidak membayangkan
mudah mengenal address IPv6 sebagai multicast
kebutuhan seperti keamanan atau QoS.
karena selalu dimulai dengan FF. Address-
Walaupun begitu IPv4 bisa bertahan sampai 35
address multicast tidak dapat digunakan sebagai
tahun dan telah menjadi bagian yang terintegrasi
address sumber atau address tujuan perantara
dalam revolusi internet. Sehebat apapun sebuah
dalam header-header rounting (Rafiudin, 2005).

Analisis Perbandingan Penerapan Static Routing pada…… (Maria Ulfa dan Fatoni) 181
system dibuat pasti akan dimakan usia dan suatu
saat akan tidak digunakan lagi. Hal itulah yang
terjadi dengan IPv4. Kebutuhan jaringan saat ini
jauh lebih besar dari sekedar halaman web dan
email.

3.2 Pemilihan subjek

Pemilihan subjek merupakan tahapan


peneliti menentukan parameter Throughput,
Delay dan Packet Loss yang digunakan dari
Gambar 1. Topologi Jaringan Routing Static
QOS dengan alasan banyak tersedia referensi
IPv4
sehingga memudahkan peneliti dalam hal
pengumpulan informasi. Keterbatasan
pemahaman dan waktu membuat peneliti untuk
memutuskan menggunakan parameter tersebut
dalam penelitian ini.

3.3 DesainTopologi Jaringan

Untuk melakukan ujicoba pada beberapa


parameter yang digunakan dari penilaian kinerja
routing Static, maka pada penelitian ini
dilakukandengan membuat desain topologi yaitu
menggunakan IPv4 dan IPv6 yang di
Gambar 2. Topologi Jaringan Routing Static
implementasikan pada jaringan komputer
IPv6
menggunakan perangkat Router.
Instrumen dalam penelitian berupa
3.4 Implementasi Static Routing
topologi jaringan yang akan dirancang
menggunakan 5 buah Router. Komputer yang
Tahap ini akan dilakukan proses
berperan sebagai server ke arah komputer yang
konfigurasi dan ujicoba terhadap desain dari
berperan sebagai client melalui proses download
topologi yang telah dibuat untuk melihat hasil
dan Router akan dikonfigurasikan dengan
dari penerapan IPv4 dan IPv6 serta beberapa
metodestatic, seperti pada gambar 1.
parameter yang digunakan yaitu Throughput,
Delay dan Packet Loss.

182 Jurnal Ilmiah MATRIK Vol 19. No.2, Agustus 2017: 177-186
Untuk alokasi IP pada topologi jaringan Angka-angka pada tabel 1 didapatkan oleh
dibagi menjadi dua, yaitu alokasi IP pada peneliti dari melakukan kegiatan eksekusi
topologi dengan IPv4 dan pada topologi IPv6. prosedur kegiatan streaming video yang
Pada pengujian ini digunakan alamat global. dilakukan pada topologi yang dibangun,
Dalam mendapatkan data parameter delay, kemudian melakukan pencatatan dengan
throughput, packet loss metode penyadapan wireshark untuk keperluan dokumentasi tehadap
(listen) paket jaringan untuk keperluan parameter yang telah dipilih.
pengambilan data yang dilakukan pada proses
topologi jaringan. 3.6 Hasil Uji Coba Static Routing IPv6

3.5 Hasil Uji coba Static Routing IPv4 Pada sub bab ini akan dilakukan data
dengan pengambilan hasil performa jaringan
Pada tahapan ini akan dilakukan proses Topologi static routing, pengukuran yang
pengambilan data,di mana hasil performa yang dilakukan meliputi pengukuran packet loss,
di implementasikan pada topologi jaringan static delay dan throughput jaringan pada paket5 MB
routing, pengukuran yang dilakukan meliputi dan 10 MB.
pengukuran packet loss, delay dan throughput Tabel 3. Hasil Performa Static Routing di IPv6
dengan File 5 MB
jaringan pada paket5 MB dan 10 MB. Berikut
Tabel hasil pengukuran static routing di IPv4. Pengukuran
Through-
Delay
Paket
put Loss
Tabel 1. Hasil Performa Static Routing di IPv4 ke- (sec)
(Mbps) (%)
dengan File 5 MB 1 0.452 0.02572 0.01
2 0.297 0.03565 0.03
Through- Paket 3 0.317 0.02348 0.03
Pengukuran Delay
put Loss 4 0.389 0.03279 0.03
ke- (sec)
(Mbps) (%) 5 0.395 0.03403 0.08
1 0.301 0.02247 0.08 Total 1.85 0.15167 0.18
2 0.415 0.02569 0.03 Rata – Rata 0.37 0.030334 0.036
3 0.209 0.03369 0
4 0.383 0.02752 0.04
5 0.33 0.03146 0.04
Tabel 4. Hasil Performa Static Routing di IPv6
Total 1.638 0.15353 0.21
dengan File 10 MB
Rata – Rata 0.3276 0.030706 0.042
Through- Paket
Pengukuran Delay
Tabel 2. Hasil Performa Static Routing di IPv4 put Loss
ke- (sec)
dengan File 10 MB (Mbps) (%)
1 0.432 0.02498 0.03
2 0.541 0.01183 0.03
Through- Paket 3 0.377 0.05828 0.02
Pengukuran Delay
put Loss 4 0.303 0.02145 0.02
ke- (sec)
(Mbps) (%) 5 0.221 0.04751 0.02
1 0.323 0.0328 0.04 Total 1.874 0.16405 0.12
2 0.308 0.03448 0.04 Rata – Rata 0.3748 0.03281 0.024
3 0.215 0.03383 0.04
4 0.305 0.03496 0.04
5 0.304 0.03512 0.04
Total 1.455 0.17119 0.2
Rata – Rata 0.291 0.034238 0.04

Analisis Perbandingan Penerapan Static Routing pada…… (Maria Ulfa dan Fatoni) 183
3.7 Analisis Hasil Data Dari gambar 3 dan 4 di atas dapat
dijelaskan bahwa grafik nilai rata-rata
Pada analisis hasil data dari ujicoba throughput yang menunjukkan perbedaan realatif
yangtelah dilakukan pada penelitian ini akan tidak signifikan berbeda antara IPv4 dan IPv6
membahas data – data angka yang didapat pada yang telah diimplementasikan dengan routing
saat melakukan implementasi sehingga statik. Hal ini terjadi karena proses enkapsulasi
diperlukan analisis dengan data-data secara teori. data terjadi pada Layer Transport yang berbeda
a. Throughput jenis IP saat pengiriman data yang akan
Pengukuran throughput dilakukan dengan menyebabkan cepat tidaknya paket data yang
cara penagamatan saat pengiriman paket dari sisi sampai.
pengirim dan penerimaan data dalam proses b. Delay
download dengan menggunakan perangkat lunak Delay yang diukur pada pengukuran ini
wireshark dalam hal ini host dan server telah merupakan selisih waktu saat paket mulai
dikondisikan dengan berbagai kondisi yang telah dikirimkan dari Server hingga diterima oleh Host
dijabarkan sebelumnya. Berikut ini adalah sebagai proses dari kegiatan download.
besarnya throughput berdasarkan analisa data
dari wireshark yang didapatkan saat pengamatan.
Delay
0.03070
(5 MB)
0.0308 6
0.0306 0.03033
4
Throughput (5 MB) 0.0304 IPv4

0.38 0.37 0.0302 IPv6


0.36 0.03
0.34 0.3276 IPv4 Simulasi
0.32 IPv6
0.3 Gambar 5. Grafik Perbandingan Rata-rata
Simulasi Delay dengan File 5 MB

Gambar 3. Grafik Perbandingan Rata-rata


Throughput dengan File 5 MB Delay (10 MB)
0.03423
0.0345 8
0.034
Throughput (10 MB) 0.0335
0.3748 0.03281 IPv4
0.4 0.033
0.291
0.3 0.0325 IPv6
0.2 IPv4 0.032
0.1 IPv6 Simulasi
0
Simulasi Gambar 6. Grafik Perbandingan Rata-rata
Delay dengan File 10 MB
Gambar 4. Grafik Perbandingan Rata-rata
Throughput dengan File 10 MB

184 Jurnal Ilmiah MATRIK Vol 19. No.2, Agustus 2017: 177-186
Dari gambar 5 dan 6 dapat dilihat bahwa Dari gambar 7 dan 8 dapat dilihat bahwa
rata-rata delay dari waktu awal pengamatan rata-rata packet loss dari waktu awal pengamatan
sampai akhir pengamatan pada streaming video. sampai akhir pengamatan. Dari data di atas
Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang ujicoba kondisi static routing pada IPv6 dengan
mempengaruhi delay, mulai dari jarak, waktu file 5 MB dan 10 MB mempunyai nilai rata-rata
pengamatan, trafik jaringan dan lain-lain. packet loss terendah yaitu 0.036 % dan 0.024 %
Sehingga delay yang disebabkan tidak teratur. jika dibandingkan dengan ujicoba static routing
pada IPv4. Dari grafik paramater gambar 7 dan 8
c. Packet Loss dapat peneliti sajikan rangkuman dalam tabel 5.
Menurut versi TIPHON, Packet loss Table 5. Hasil Rata-rata Parameter
merupakan jumlah paket yang hilang dalam Parameter
IPv4 IPv4 IPv6 IPv6
(5MB) (10MB) (5MB) (10MB)
proses pengiriman data dari satu titik ke titik Through- 0.3276 0.291 0.37 0.3748
yang lain. Perhitungannya dilakukan dengan put (Mbps)
Packet 0.042 0.034238 0.030334 0.03281
mengurangi jumlah paket yang dikirimkan Loss (%)
Delay 0.030707 0.04 0.036 0.024
dengan jumlah paket yang diterima. (seconds)

Packet Loss (5 MB) Dari tabel dan gambar 7 dan 8 dapat


0.044 0.042 diketahui pada saat implementasi performa
0.042
0.04 jaringan static routing menggunakan IPv6dalam
0.038 0.036 IPv4 implementasi ini menggunakan download
0.036
0.034 IPv6 dengan ukuran file 5 MB dan 10 MB tercatat
0.032
nilai dan rata – rata masih dalam kategori BAIK
Simulasi
dalam versi TIPHON menggunakan parameter
Gambar 7. Grafik Perbandingan Rata-rata Throughput, Delay, dan Packet Loss.
Packet Loss dengan File 5 MB

Packet Loss (10 MB) 4. SIMPULAN


0.05 0.04
0.04
0.03 0.024 Setelah didapatkan hasil dari pengujian
IPv4
0.02 terhadap kinerja dari pada IPv4 dan IPv6 dalam
0.01 IPv6
implementasi jaringan dengan static routing,
0
Simulasi
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Perbandingan performa static routing pada
Gambar 8. Grafik Perbandingan Rata-rata parameter Throughputnilai rata-rata static
Packet Loss dengan File 10 MB
routing di IPv6 dengan file 5 MB sebesar
0.37 dan IPv4 dengan file 5 MB sebesar
0.3276 jika dibandingkan dengan ujicoba

Analisis Perbandingan Penerapan Static Routing pada…… (Maria Ulfa dan Fatoni) 185
static routing di IPv6 dengan file 10 MB DAFTAR RUJUKAN
sebesar 0.3748 dan IPv4 dengan file 10 MB
sebesar 0.291. Berdasarkan versi TIPHON Gay, L.R. 1983. Educational Research
semakin besar nilai Throughput berarti Competencies for Analsis & Application
2nd Edition. A Bell & Howell Company.
semakin baik, maka static routing di IPv6 Ohio.
lebih baik.
Rafiudin, R. 2005. IPv6 Addressing. PT. Elex
2) Perbandingan performa static routing pada Media Komputindo. Jakarta.
parameter Delaynilai rata-rata static routing
Sugeng, Winarno. 2015. Jaringan Komputer
di IPv6 dengan file 5 MB sebesar 0.36 dan dengan TCP/IP. Modula. Bandung.
IPv4 dengan file 5 MB sebesar 0.030707 jika
Sugeng, Winarno. 2006. Jaringan Komputer
dibandingkan dengan ujicoba static routing dengan TCP/IP. Informatika. Bandung.
di IPv6 dengan file 10 MB sebesar 0.024 dan
Sofana, Iwan. 2012. CISCO CCNP dan
IPv4 dengan file 10 MB sebesar 0.04. Jaringan Komputer. Informatika.
Berdasarkan versi TIPHON semakin kecil Bandung.
nilai Delay berarti semakin baik, maka static Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan
routing di IPv6 lebih baik. Komputer. Informatika. Bandung.
3) Perbandingan performa static routing pada Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan
parameter Packet Lossnilai rata-rata static Komputer. Andi. Yogyakarta.
routing di IPv6 dengan file 5 MB sebesar Wicaksono, A. 2002. Mengenal Format
0.030334 dan IPv4 dengan file 5 MB sebesar Pengalamatan Host pada Jaringan
Komputer Berbasis Protocol IPv6.
0.042 jika dibandingkan dengan ujicoba [Online]. (Diakses
static routing di IPv6 dengan file 10 MB http://duktek.if.itb.ac.id/article/prodi-
if/article/pdf/IPv6.pdf, tanggal 10 April
sebesar 0.03281 dan IPv4 dengan file 10 MB 2017).
sebesar 0.034238. Berdasarkan versi
Yani, A. 2006. Utility Jaringan Panduan
TIPHON semakin kecil nilai Packet Loss Mengoptimalkan Jaringan Komputer
berarti semakin baik, maka static routing di Berbasis Windows. PT. Kawan Pustaka.
Tangerang.
IPv6 lebih baik.
4) Perbandingan performa static routing pada
IPv6 lebih unggul dengan static routing pada
IPv4 berdasarkan hasil pengujian
menggunakan parameter Throughput, Delay,
dan Packet Loss .
5) Dari pencatatan nilai rata-rata throughput,
delay, packet loss dan topologi yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa jaringan
IPv6 dengan implementasi static routing
telah siap melayani download / upload file.

186 Jurnal Ilmiah MATRIK Vol 19. No.2, Agustus 2017: 177-186

Anda mungkin juga menyukai