Abstrak
Routing merupakan hal yang sangat penting untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat
dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Algoritma routing
mempengaruhi proses pengiriman sebuah paket dan juga jaringan yang ada pada routing tersebut. Dalam
sebuah topologi jaringan untuk mengirimkan data digunakan berbagai protokol routing. OSPF dengan
algoritma link-state dan RIP yang menggunakan algoritma distance vector termasuk protokol routing
yang sering digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja dari protokol routing
OSPF dan RIP pada jaringan LAN. Dengan membandingkan dan menganalisa waktu tempuh yang
dibutuhkan protokol routing tersebut dalam mengirimkan sejumlah paket data yang berbeda, kita dapat
mengetahui protokol routing mana yang tercepat pada topologi yang telah didesain. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa protokol routing OSPF lebih cepat dalam melakukan pengiriman paket data
dengan melihat hasil dari waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirimkan sejumlah paket data yang
ditentukan.
Kata kunci: Routing, OSPF, RIP, Topologi, Cisco Packet Tracer
Abstract
Routing is very important for the process of taking a packet from a device and sending it through the
network to another device on a different network. The routing algorithm affects the sending process of
a packet and also the network that exists on the routing. In a network topology to transmit data is used
a variety of routing protocols. OSPF with link-state algorithms and RIP using distance vector
algorithms is the most of popular used routing protocols. This study was conducted to compare the
performance of the OSPF and RIP routing protocols on LAN networks. By comparing and analyzing
the required travel time of the routing protocol in sending a number of different data packets, we can
know which routing protocol is the fastest on topology that has been designed. From the results of the
study can be concluded that the OSPF routing protocol faster in the delivery of data packets by looking
at the results of the travel time required to deliver a specified number of data packets.
Keywords: Routing, OSPF, RIP, Topologi, Cisco Packet Tracer
protokol berjenis Interior Gateway Protocol (IGP) pengiriman sejumlah paket data yang telah
yang bersifat terbuka, dengan kata lain siapapun, disesuaikan agar mendapatkan hasil yang
perangkat manapun,diamanapun dapat kompatibel diinginkan.
dan di implementasikan. Dengan menggunakan
konsep hirarki routing, yaitu membagi-bagi jaringan 2. ROUTING
menjadi beberapa tingkatan diwujudkan dengan Routing adalah proses menentukan rute dari
menggunakan sistem pengelompokan area, host asal ke host tujuan. Routing merupakan
penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan proses memindahkan data dari satu network ke
tersegmentasi. Efek dari hirarki routing ini adalah network lain dengan cara mem-forward paket data
jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih via gateway. Routing menentukan kemana
efisien, lebih cepat mencapai konvergensi dan juga datagram akan dikirim agar mencapai tujuan
lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik. yang diinginkan (mrizqiariadi, 2014), Informasi
OSPF adalah routing protokol yang menggunakan yang dibutuhkan router dalam melakukan routing
teknologi link State yang memang didesain untuk yaitu:
bekerja dengan sangat efisien dalam proses 1. Alamat tujuan/ destination address.
pengiriman update informasi rute. Hal ini menjadi 2. Mengenal sumber informasi.
sangat cocok untuk dikembangkan menjadi network 3. Menemukan rute.
berskala besar (Gerry, 2012). 4. Pemilihan rute
Routing Information Protocol (RIP) 5. Menjaga informasi routing
merupakan salah satu distance vector routing,
yang melakukan advertise informasi routing Sebuah router mempelajari informasi
dengan jalan mengirim routing update keluar routing dari mana sumber dan tujuannya yang
melaui interface pada router. Informasi update kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router
ini berisi sederetan informasi yang mewakili akan berpatokan pada tabel ini, untuk
subnet dan sebuah metrik. Metrik mewakili memberitahu port yang akan digunakan untuk
seberapa bagus rute / jalur menurut perspective meneruskan paket ke alamat tujuan.
router tersebut, dengan semakin kecil harga
metric semakin bagus jalur tersebut (Daniel, 2.1 Open Shortest Path First (OSPF)
2015). OSPF bekerja berdasarkan algoritma
Semua router yang menerima salinan Shortest Path First yang dikembangkan
routing update distance vector routing menerima berdasarkan algoritma Dijkstra. Sebagai Interior
informasi tersebut dan mungkin saja Gateway protocol (IGP). Interior Gateway
menambahkan beberapa jalur dalam routing protocol atau Interior Routing Protokol
tabelnya. Router penerima akan menambahkan dikembangkan untuk menghubungkan router-
jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan router dibawah kendali administrator jaringan
routing update ini hanya jika dia tidak (Sofana, 2008). OSPF mendistribusikan
mempunyai informasi tentang route / jalur ini informasi routing-nya di dalam router-router
sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini yang tergabung ke dalam suatu AS. AS adalah
akan tetapi informasi baru ini ternyata jaringan yang dikelola oleh administrator
mempunyai informasi rute yang lebih bagus setempat. OSPF menggunakan protokol routing
(metric lebih kecil). RIP menggunakan metode link-state, didesain untuk bekerja dengan sangat
Triggered Update, yang memiliki timer untuk efisien dalam proses pengiriman update
mengetahui kapan router harus kembali informasi rute. OSPF merupakan protokol
memberikan informasi routing. Router akan alternatif untuk menutupi kelemahan RIP. OSPF
tetap mengirimkan informasi routing, meskipun juga merupakan protokol routing yang
terjadi perubahan pada jaringan dan timer belum menggunakan prinsip multipath (multi path
habis. Routing menggunakan RIP tidak begitu protokol) dapat mempelajari berbagai rute dan
rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat memilih lebih dari satu rute ke host tujuan. OSPF
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya
link jaringan. paket OSPF dikirim bersamaan dengan header
Dalam penelitian ini hanya akan paket data IP. Setiap router OSPF mempunyai
menggunakan 2 protokol routing yaitu OSPF database yang identik yang menggambarkan
dan RIP. Penelitian yang akan dilakukan adalah topologi suatu Autonomous System yang disebut
dengan menganalisa kinerja performa dari kedua dengan Link State database (Topological
protokol routing tesebut dengan melakukan database). Dari database ini, perhitungan Shortest
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2444
Path First dilakukan untuk membentuk Routing metric, yang artinya jika ada dua router antara si
Tabel. Perhitungan ulang terhadap Shortest Path router dengan subnet yang dituju, maka
First dilakukan apabila terjadi perubahan pada metricnya adalah 2 untuk subnet tersebut.
topologi jaringan. OSPF memungkinkan
beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama.
Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan
area dan topologinya tersembunyi dari seluruh
AS. Informasi yang tersembunyi ini
memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan
menggunakan konsep area sistempenyebaran
Gambar 2 Contoh topologi sederhana RIP
informasinya menjadi lebih teratur dan
tersegmentasi. Dengan adanya distribusi routing RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya
yang teratur, maka penggunaan bandwidth akan dengan protocol link-state lainnya misalnya
lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, OSPF,EIGRP, yang menjadikannya menjadi
dan lebih presisi dalam menentukan rute terbaik protocol routing classless. Mentransmisikan
dalam mengirim paket (Syafrizal, 2008). subnet mask bersama dengan route. Fitur ini
memungkinakn VLSM dengan memasukan
mask bersama setiap route update sehingga
subnet mask didefinisikan dengan tepat (routing
protocol classless). Memberikan proses
authentication. Bisa menggunakan baik clear
text password dan juga encryption MD5 (yang
merupakan tambahan fitur Cisco) untuk
authentication source dari routing update.
Mengikutsertakan IP address hop router
Gambar 1 Contoh topologi sederhana OSPF berikutnya dalam routing update-nya. Sebuah
router dapat meng-advertisekan sebuah router
2.2 Routing Information Protocol (RIP) tapi mengarahkan setiap listener kepada suatu
router yang berbeda pada subnet yang sama. RIP
Rip merupakan salah satu distance vector
bisa meneruskan informasi mengenai route yang
routing, yang melakukan advertise informasi
dipelajari dari sumber external dan
routing dengan jalan mengirim routing update
mendistribusikannya kedalam RIP.
keluar melaui interface pada router. Informasi
Menggunakan tag route external. Router yang
update ini berisi sederetan informasi yang
lain kemudian meneruskan external tag ini
mewakili subnet dan sebuah metric. Metric
kepada protocol yang sama tadi kedalam bagian
mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut
jaringan yang berbeda, sehingga secara efektif
perspective router tersebut, dengan semakin
membantu protocol routing lainnya juga
kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut.
meneruskan informasi ini. Menggunakan
Semua router yang menerima salinan
routing update multicast. 224.0.09 merupakan
routing update distance vector routing menerima
IP address yang dicadangkan khusus untuk RIP-
informasi tersebut dan mungkin saja
2. Hal ini mengurangi jumlah processing yang
menambahkan beberapa jalur dalam routing
dibutuhkan pada host-host yang tidak memakai
tabelnya. Router penerima akan menambahkan
RIP pada subnet yang sama (Fadly, 2012).
jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan
routing update ini hanya jika dia tidak
3. SKENARIO PENGUJIAN
mempunyai informasi tentang route / jalur ini
sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini Dalam scenario pengujian ini akan
akan tetapi informasi baru ini ternyata dilakukan desain topologi yang disesuaikan akan
mempunyai informasi rute yang lebih bagus digunakan dalam pengiriman paket data dan juga
(metric lebih kecil). Dalam routing update jika update routing tabel. Terdapat juga skenario
tidak menyertakan subnet mask dalam dalam pengiriman paket dan, dan yang terakhir
informasinya,maka disebut sebagai classfull skenario dalam melakukan update routing tabel.
routing. Classfull routing tidak support VLSM
(variable length subnet mask). RIP
menggunakan jumlah hop sebagai ukurang
4. IMPLEMENTASI PENGUJIAN
Setelah melakukan skenario pengujian,
selanjutnya adalah melakukan implementasi
sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
OSPF. Perbedaan waktu rata – rata kedua 10.10.23.4 192.168.12.4 0.344 0.341
protokol routing tersebut adalah 0.0000625 192.168.100
192.168.1.2 0.345 0.343
second. .2
0.3077 0.30437
4.1.2 Pengiriman Paket Data 8000bit Average
5 5
Pengujian pengiriman paket data yang Difference 0.003375
kedua dilakukan dengan mengirimkan paket data
sebesar 8000bit. Berikut adalah tabel dari Pada pengujian terakhir menggunakan
pengujian kedua: paket data sebesar 13000bit juga menunjukan
bahwa protokol routing OSPF sedikit lebih cepat
Tabel 2 Waktu pengiriman paket data 8000bit dalam mengirimkan paket data. Pada tabel 3
Source IP Destination IP Time (Second) menunjukan peningkatan selisih waktu
(PC) (PC) RIP OSPF
pengiriman dari pengiriman paket data
sebelumnya. Dengan rata – rata perbedaan
192.168.1.2 192.168.12.2 0.215 0.212
waktunya adalah 0.003375.
192.168.1.3 192.168.100.3 0.221 0.219
192.168.1.4 192.168.12.4 0.219 0.221 4.2 Perbandingan Pengiriman Paket Data
192.168.12.
3
10.10.23.3 0.216 0.213 Setelah melakukan semua pengujian yang
telah ditentukan, akan memperoleh hasil rata –
192.168.8.2 10.10.23.2 0.13 0.129
rata waktu pengiriman dan juga selisih waktu
192.168.8.4 192.168.100.4 0.133 0.127 kedua protokol.
10.10.23.4 192.168.12.4 0.217 0.216
192.168.100 Tabel 4 Rata – rata waktu pengiriman protokol
192.168.1.2 0.218 0.217
.2 Average (Second)
0.19612 0.1942 Packet Send (bit)
Average RIP OSPF
5 5
4000 0.105625 0.105
Difference 0.001875
8000 0.196125 0.19425
Waktu dari hasil pengujian kedua ini masih 13000 0.30775 0.304375
membuktikan bahwa protokol routing OSPF
lebih cepat dari pada protokol routing RIP yang 0,35
terlihat pada tabel 2. Pada pengiriman paket data 0,30
0,25
8000bit terlihat bahwa selisih waktu kedua 0,20
protokol routing tesebut seidikit lebih besar dari 0,15
pengiriman paket data 4000bit. Dengan 0,10
0,05
perbedaan waktu rata – ratanya adalah 0.001875 0,00
second. 4000bit 8000bit 13000bit
4.1.3 Pengiriman Paket Data 13000bit OSPF RIP
Pengujian pengiriman paket data yang
ketiga dilakukan dengan mengirimkan paket Gambar 4 Grafik rata – rata waktu pengiriman
data sebesar 13000bit. Berikut adalah tabel dari protokol
pengujian ketiga:
Dari tabel 4 dan gambar 4 terlihat bahwa
Tabel 3 Waktu pengiriman paket data 13000bit protokol routing RIP selalu sedikit lebih besar
Time (Second) waktu pengirimannya dibandingkan dengan
Source IP Destination IP
(PC) (PC) waktu pengiriman menggunakan protokol
RIP OSPF
routing OSPF. Saat pengiriman paket data
192.168.1.2 192.168.12.2 0.343 0.338
sebesar 4000bit protokol routing OSPF
192.168.1.3 192.168.100.3 0.343 0.339 mempunyai waktu tempuh rata – rata 0.105
192.168.1.4 192.168.12.4 0.341 0.336 detik, sedangkan protokol routing RIP
192.168.12. mempunyai waktu tempuh rata – rata 0.105625
10.10.23.3 0.339 0.34
3 detik. Lalu pada pengiriman paket data sebesar
192.168.8.2 10.10.23.2 0.204 0.197 8000bit, protokol routing OSPF mempunyai
192.168.8.4 192.168.100.4 0.203 0.201 waktu tempuh rata – rata 0.19425 detik,
sedangkan protokol routing RIP mempunyai Tabel 6 Waktu update routing tabel kedua protokol
waktu tempuh rata – rata 0.196125 detik. Pada Time (Second)
pengujian terakhir yang menggunakan paket Protok Source IP – Updat
data sebesar 13000bit, protokol routing OSPF ol Destination Norma Troubl e
mempunyai waktu tempuh 0.304375 detik, dan Routing IP l e Routin
protokol routing RIP dengan waktu tempuh rata g Tabel
– rata 0.30775 detik. OSPF 0.019 0.023 0.004