Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN DAN SIMULASI DARI KOMBINASI ROUTING STATIK DAN

ROUTING DINAMIS PADA ROUTING PROTOKOL OSPF


DESIGN AND SIMULATION OF OSPF ROUTING PROTOCOL WITH
COMBINATION OF STATIC AND DYNAMIC ROUTING

1 2 3
Suparlan Ardyansah , Lalu A. Syamsul Irfan A , A. Sjamsjiar Rachman

Abstrak
Sistem Routing merupakan proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk mencapai
suatu tujuan network. Routing juga dapat berarti proses memindahkan suatu paket data dari
host pengirim ke host tujuan dimana host pengirim dan host tujuan tidak berada dalam satu
network. Bila mengacu kepada pemodelan OSI (Open System Interconnection), maka proses
routing terjadi pada layer 3 (Network Layer), oleh karena itu routing erat sekali kaitannya
dengan IP Address atau pengalamatan IP.
Teknik routing dibagi menjadi dua yaitu routing statik dan routing dinamis, dan berikut
penjelasan dari kedua teknik routing tersebut :
Pertama yaitu Routing Statik adalah sebuah teknik routing yang dilakukan dengan
memasukkan entry route ke network tujuan (remote network) ke dalam tabel routing secara
manual oleh administrator jaringan. Bila sebuah router memiliki satu remote network, maka
administrator jaringan harus memasukkan satu entry route ke network tersebut. Dalam
memasukkan entry route administrator harus mengetahui dengan pasti gateway yang akan
digunakan untuk mencapai remote network. Untuk jaringan yang terdiri dari beberapa router,
maka penentuan gateway maupun jalur (path) harus dilakukan dengan baik.
Kedua yaitu Routing Dinamis merupakan teknik routing dimana router akan
memasukkan sendiri enrty route ke dalam tabel routing, dengan cara router melakukan
pertukaran informasi tentang jaringan yang mereka ketehui masing–masing. Setelah
mempelajari keberadaan jaringan yang lain serta cara mencapai jaringan tersebut, router akan
membuat entry route dan pada akhirnya memasukkanya ke dalam tabel routing, dan protokol
routing dinamis yang biasa digunakan adalah protokol OSPF yang menggunakan algoritma link-
state yang dapat mengetahui jarak terpendek untuk mencapai router maupun alamat tujuan.

Kata Kunci : Routing Statik, Routing Dinamis, Protokol OSPF.

Routing System is the best path determination process (best path) to achieve a network
destination. Routing can also mean the process of moving a data packet from the sending host
to the destination host where the sender host and destination host are not in a network. When
referring to the OSI (Open System Interconnection) modeling, then the routing process occurs
at layer 3 (Network Layer), therefore routing is closely related to IP Address or IP addressing.
The routing technique is divided into two: static routing and dynamic routing, and the
following explanation of the two routing techniques:
The first is static routing is a routing technique that is done by entering the route entry to
the destination network (remote network) into the routing table manually by the network
administrator. If a router has one remote network, then the network administrator must enter
one entry route to the network. In entering an entry route the administrator must know exactly
which gateway to use to reach the remote network. For networks consisting of several routers,
the determination of the gateway or path must be done well.
The second is dynamic routing is a routing technique where the router will enter its own
enrty route into the routing table, by way of the router to exchange information about the
network they respected each. After learning about the existence of other networks and how to
reach the network, the router will create an entry route and eventually enter it into the routing
table, and dynamic routing protocols commonly used is the OSPF protocol that uses link-state
algorithms that can know the shortest distance to reach the router or destination address

Key words : Static Routing, Dynamic Routing, OSPF Protocol.


1
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat

Email: lion.yansah@gmail.com,
PENDAHULUAN digunakan adalah dengan menggunakan
protocol routing OSPF.
Routing merupakan proses penentuan jalur
terbaik (best path) untuk mencapai suatu Merujuk pada informasi diatas
tujuan network. Routing juga dapat berarti penulis akan melakukan rancangan dan
proses memindahkan suatu paket data dari simulasi dengan mengkombinasikan routing
host pengirim ke host tujuan dimana host static dan routing dynamic pada Protocol
pengirim dan host tujuan tidak berada dalam Open Shortest Path First (OSPF) pada suatu
satu network. Bila mengacu kepada topologi jaringan, untuk memaksimalkan
pemodelan OSI (Open System kinerja dari router dan mempermudah dalam
Interconnection), maka proses routing terjadi maintenance suatu jaringan.
pada layer 3 (Network Layer), oleh karena itu
routing erat sekali kaitannya dengan IP DASAR TEORI
Address atau pengalamatan IP.
Routing
Teknik routing dibagi menjadi dua Routing merupakan proses penentuan
yaitu routing static dan routing dynamic, dan jalur terbaik (best path) untuk mencapai suatu
berikut penjelasan dari kedua teknik routing tujuan network. Routing juga dapat berarti
tersebut : proses memindahkan suatu paket data dari
host pengirim ke host tujuan dimana host
Pertama yaitu Routing static adalah pengirim dan host tujuan tidak berada dalam
sebuah teknik routing yang dilakukan dengan satu network. Bila mengacu kepada
memasukkan entry route ke network tujuan pemodelan OSI (Open System
(remote network) ke dalam tabel routing Interconnection), maka proses routing terjadi
secara manual oleh administrator jaringan. pada layer 3 (Network Layer), oleh karena itu
Bila sebuah router memiliki satu remote routing erat sekali kaitannya dengan IP
network, maka administrator jaringan harus Address atau pengalamatan IP.
memasukkan satu entry route ke network Dalam melakukan routing, router akan
tersebut. Dalam memasukkan entry route menyimpan berbagai informasi routing
administrator harus mengetahui dengan pasti sehingga dapat menentukan kemana sebuah
gateway yang akan digunakan untuk paket akan dikirimkan. Informasi routing ini
mencapai remote network. Untuk jaringan memuat kemana sebuah paket akan
yang terdiri dari beberapa router, maka dikirimkan. Informasi ini memuat jalur terbaik
penentuan gateway maupun jalur (path) yang sebaiknya ditempuh oleh sebuah paket.
harus dilakukan dengan baik. Informasi routing disimpan oleh router pada
sebuah tabel yang disebut tabel routing
Kedua yaitu Routing dynamic (routing table).
merupakan teknik routing dimana router akan adapun jenis-jenis routing sebagai
memasukkan sendiri enrty route ke dalam berikut :
tabel routing, dengan cara router melakukan
pertukaran informasi tentang jaringan yang Routing Static
mereka ketehui masing – masing. Setelah Routing static adalah sebuah teknik
mempelajari keberadaan jaringan yang lain routing yang dilakukan dengan memasukkan
serta cara mencapai jaringan tersebut, router entry route ke network tujuan (remote
akan membuat entry route dan pada akhirnya network) ke dalam tabel routing secara
memasukkanya ke dalam tabel routing. manual oleh administrator jaringan. Bila
sebuah router memiliki satu remote network,
Untuk bisa melakukan pertukaran maka administrator jaringan harus
informasi routing, route-router tersebut harus memasukkan satu enty route ke network
menggunakan protocol routing. Jika dua buah tersebut. Dalam memasukkan enty route
router ingin bertukar informasi routing, maka administrator harus mengetahui dengan pasti
kedua router harus menggunakan protocol gateway yang akan digunakan untuk
routing yang sama. Dan salah satu protocol menapai remote network. Untuk jaringan
routing dynamic yang paling banyak yang terdiri dari beberapa router, maka
penentuan gateway maupun jalur (path) Adapun dari keenam tahapan yang
harus dilakukan dengan baik. terdapat pada metode NDLC diatas, penulis
hanya menggunakan beberapa tahapan
Routing Dynamic anatara lain analysis, design, simulation
Routing dynamic merupakan teknik prototyping.
routing dimana router akan memasukkan
sendiri enty route ke dalam tabel routing, Alat Penelitian. Alat penelitian yang
dengan cara router melakukan pertukaran digunakan yaitu :
informasi tentang jaringan yang mereka 1. Perangkat lunak
ketehui masing – masing. Setelah - Operating system Windows 8
mempelajari keberadaan jaringan yang lain 32 bit Enterprise
serta cara mencapai jaringan tersebut, router - Aplikasi cisco packet tracer
akan membuat entry route dan pada akhirnya - Aplikasi microsoft visio 2012
memasukkanya ke dalam tabel routing.
2. Perangkat keras
Macam-macam protokol routing - 1 buah Laptop acer dengan
dinamis adalah : spesifikasi Processor intel
core 2 Duo T6600 @
a. RIP (Routing Information Protocol) 2.20Ghz, RAM 3 GB.
b. IGRP (Interior Gateway Routing
Protocol) Diagram alir penelitian
c. OSPF (Open Short Path First)
d. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Start
Routing Protocol)
e. BGP (Border Gateway Protocol) Alat dan Bahan
Untuk bisa melakukan pertukaran
Selesai
informasi routing, route-router tersebut harus
Analisis Rumusan Masalah,
menggunakan protocol routing. Jika dua buah Analisis Kebutuhan
Optimasi
router ingin bertukar informasi routing, maka
kedua router harus menggunakan protocol
Rancang Topologi
routing yang sama. Dan salah satu protocol Ukur Parameter
Jaringan

routing dynamic yang paling banyak Ya

digunakan adalah dengan menggunakan Implementasi perancangan


topologi Jika Sukses ?
Tidak

protocol routing OSPF yang akan dibahas


selanjutnya.
Konfigurasi Perangkat Uji Koneksi Jaringan

METODE PENELITIAN

NDLC adalah metode yang digunakan Gambar 1.2 Diagram Alir Penelitian
untuk pengembangan dan membangun
jaringan computer. NDLC terdiri dari 6 Tahap Simulasi Prototype
tahapan yaitu analysis, design, simulation
prototyping, implementation, monitoring dan Melakukukan verifikasi perintah ping dari satu
management. pc ke pc yang lain dalam simulasi jaringan
yang telah dibuat, dan berikut alur verifikasi
ping yang akan dilakukan :
1. Memverifikasi koneksi antar router
menggunakan perintah ping, dari server
ke masing-masing cliet pada router yang
ada
2. Mengamat delay dan packet loss
dengan hasil verifikasi ping yang telah di
lakukan dari server menuju client yang
Gambar 1.2 NDLC ada pada setiap router.
3. Mengamati hasil pengujian dan Dengan perintah yang sama untuk
mencatat hasil pengukuran delay dan memberikan hostname untuk router 1-6
packet loss. berurut-urut dengan hostname R2, R3, R4,
4. Melihat kategoti pengukuran R5, dan R6.
berdasarkan standar pengukuran ITU-T.
5. Mencatat kesimpulan dalam laporan. Konfigurasi IP Address Router
IP address merupakan pengenal
HASIL DAN PEMBAHASAN yang digunakan untuk memberi alamat pada
tiap-tiap komputer dalam jaringan, setiap
Hasil konfigurasi simulasi prototype. perangkat router juga harus memiliki alamat
jaringan yang digunakan sebagai alamat dari
Adapun hasil konfigurasi simulasi masing-masing perangkat virtual pada cisco
topologi jaringan yang telah dibuat pada packet tracer. Adapun langkah-langkah yang
simulasi cisco packet tracer menggunakan penulis lakukan dalam konfigurasi IP Address
static routing, dynamic routing dan gabungan pada masing-masing router adalah sebagai
dari static routing dengan dynamic routing berikut:
pada protocol OSPF adalah sebagai berikut.
1. Klik pada masing-masing router dan
1. Konfigursi Name Identity Router pilih menu CLI. mengkonfigurasi dengan
Setiap perangkat router hendak-nya diberi menggunakan perintah-perintah.
identitas atau hostname agar memudahkan 2. Selanjutnya ketikkan perintah “enable”
dalam mengenali router tersebut. Selain itu, untuk mengaktifkan router lalu enter.
dengan memberi hostname tentu akan 3. Masuk kekonfigurasi router dengan
memudahkan untuk membedakan router perintah “configure terminal” lalu enter.
yang satu dengan router yang lainnya. Pada 4. Setelah masuk pada konfigurasi terminal
perangkat Router, default hostname tersebut dari router kemudian kettikan perintah
dapat disesuaikan dengan keinginan “interface” serta port name dari masing-
administrator. Adapun langkah-langkah yang masing router yang akan diberikan IP
penulis lakukan dalam konfigurasi name addres lalu enter.
identity pada masing-masing router adalah 5. Setelah masuk pada konfigure interface
sebagai berikut: masukkan IP address dengan perintah “
ip address <alamat ip> <subnet mask>”
1. Klik pada masing-masing router dan
lalu enter.
pilih menu CLI untuk mengkonfigurasi
6. Ketikkan perintah “no shutdown” untuk
dengan menggunakan perintah-
mengaktifkan port lalu enter..
perintah.
7. Berikut merupakan hasil konfigurasi dan
2. Selanjutnya ketikkan perintah
verifikasi IP address pada masing-
“enable” untuk mengaktifkan router
masing router pada simulasi prototype
lalu enter.
cisco packet tracer.
3. Masuk kekonfigurasi router dengan
a. Router R1
perintah “configure terminal” lalu
enter.
4. Setelah masuk pada konfigurasi
terminal dari router kemudian kettikan
perintah “hostname” serta name
identity dari masing-masing router.
5. Berikut merupakan hasil konfigurasi
hostname pada masing-masing
router.
a. Router 1

Gambar 1.4 Konfigurasi & Verifikasi IP Router R1

Gambar 1.3 Konfigurasi Hostname Router R1


Dengan perintah yang sama untuk table untuk konfigurasi routing statik yang
memberikan IP ke router R2, R3, R4, R5, dan telah dilakukan.
R6 sesuai dengan IP yang diinginkan.
Table 1 ip route setiap router
Network IP Next
No Router Subnet Mask
Tujuan Hoop
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
1 R1 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.2.4
10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.2.5
10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.2.1
10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.2.4
2 R2 10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.2.5
10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.6.2
10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.5.2
Gambar 1.5 simulasi topologi jaringan 10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.2.1
3 R3 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
Konfigurasi static routing 10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.2.5
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
Mengkonfigurasi simulasi topologi 10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
4 R4 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
jaringan dengan mengkonfigurrasi setiap 10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.2.4
router dengan static routing, dan adapun 10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.2.1
10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.6.1
langkah-langkah yang penulis lakukaukan 10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.6.1
untuk mengkonfigurasi static routing pada 5 R5 10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.6.1
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.6.1
setiap router adalah sebagai berikut: 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.6.1
10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.5.1
10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.5.1
1. Klik pada masing-masing router dan 6 R6 10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.5.1
pilih menu CLI. mengkonfigurasi dengan 10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.5.1
10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.5.1
menggunakan perintah-perintah.
2. Selanjutnya ketikkan perintah “enable”
untuk mengaktifkan router lalu enter. Konfigurasi dynamic routing pada
3. Masuk kekonfigurasi router dengan protocol OSPF
perintah “configure terminal” lalu enter.
4. Setelah masuk pada konfigurasi terminal Langkah-langkah untuk
dari router kemudian ketikan perintah “ip mengkonfigurasi dynamic routing OSPF
route <network yang dituju> pada setiap router adalah sebagai berikut:
<subnetmask> <ip dari next hoop>” dari
masing-masing router yang akan 1. Klik pada masing-masing router dan
diberikan konfigurasi static routing pilih menu CLI. mengkonfigurasi dengan
menuju semua router yang saling menggunakan perintah-perintah.
terhubung, lalu enter. 2. Selanjutnya ketikkan perintah “enable”
5. Berikut merupakan hasil konfigurasi untuk mengaktifkan router lalu enter.
static routing dimasing-masing router 3. Masuk kekonfigurasi router dengan
pada simulasi prototype cisco packet perintah “configure terminal” lalu enter.
tracer. 4. Setelah masuk pada konfigurasi terminal
a. Router R1 dari router kemudian ketikan perintah
“router ospf <number>” dari masing-
masing router yang akan diberikan
konfigurasi dynamic routing ospf menuju
semua router yang saling terhubung, lalu
enter.
5. Pada konfigurasi routing ospf
tambahkan network dari jaringan yeng
Gambar 1.6 Konfigurasi ip route dari static routing
pada router R1
terhubung langsung dengan router yng
di konfigurasi dengan perintah “network
Dengan konfigurasi yang sama untuk <ip netowek terdekat> <kebalikan dari
routing statik pada setiap router dan berikut subnet mask ip network terdekat>
<area>” lalu enter.
Berikut merupakan hasil konfigurasi static routing dengan dynamic routing ospf,
routing dinamis OSPF dimasing-masing sperti pada gambar 4.27, dimana router R1,
router pada simulasi prototype cisco packet R3, dan R4 dikonfigurasi menggunakan static
tracer. routing, sedangkan utuk router R2, R5, dan
R6 dikonfigurasi dengan menggunakan
a. Router R1 dynamic routing odpf, dan adapun langkah-
langkah yang penulis lakukan untuk
mengkonfigurasi gabungan antara static
routing dan dynamic routing ospf pada setiap
router adalah sebagai berikut:

1. Klik pada masing-masing router dan


pilih menu CLI. mengkonfigurasi dengan
Gambar 1.7 Konfigurasi dynamic menggunakan perintah-perintah.
routing ospf pada router R1 2. Selanjutnya ketikkan perintah “enable”
untuk mengaktifkan router lalu enter.
Dengan konfigurasi yang sama untuk routing 3. Masuk kekonfigurasi router dengan
dinamis OSPF pada setiap router dan berikut perintah “configure terminal” lalu enter.
table untuk konfigurasi routing statik yang 4. Untuk static routing, setelah masuk pada
telah dilakukan. konfigurasi terminal dari router kemudian
ketikan perintah “ip route <network yang
Table 2 network setiap router dari konfigurasi dituju> <subnetmask> <ip dari next
dynamic routing OSPF hoop>” dari masing-masing router yang
Subnet Mask
No Router Network Area
area akan diberikan konfigurasi static routing
192.168.137.0 0.0.0.255 Area 0
1 R1 10.10.1.0 0.0.0.255 Area 0
menuju semua router yang saling
10.10.2.0 0.0.0.255 Area 0 terhubung, lalu enter.
10.10.2..0 0.0.0.255 Area 0
10.10.4.0 0.0.0.255 Area 0 5. Sedangkan untuk routing dynamic ospf,
2 R2
10.10.5.0 0.0.0.255 Area 0 setelah masuk pada konfigurasi terminal
10.10.6.0 0.0.0.255 Area 0
10.10.2.0 0.0.0.255 Area 0 dari router kemudian ketikan perintah
2 R3
10.10.8.0 0.0.0.255 Area 0 “router ospf <number>” dari masing-
10.10.2.0 0.0.0.255 Area 0
4 R4
10.10.10.0 0.0.0.255 Area 0 masing router yang akan diberikan
5 R5
10.10.6.0
10.10.11.0
0.0.0.255
0.0.0.255
Area 0
Area 0
konfigurasi dynamic routing ospf menuju
6 R6
10.10.5.0 0.0.0.255 Area 0 semua router yang saling terhubung, lalu
10.10.13.0 0.0.0.255 Area 0
enter.
6. Pada konfigurasi routing ospf
tambahkan network dari jaringan yeng
Konfigurasi dari kombinasi static routing
terhubung langsung dengan router yng
dan dynamic routing pada routing
di konfigurasi dengan perintah “network
protocol OSPF.
<ip netowek terdekat> <kebalikan dari
subnet mask ip network terdekat>
<area>” lalu enter.

Berikut adalah table untuk konfigurasi


gabungan antara routing statik dan routing
dinamis dengan protokol OSPF.

Table 3 ip route setiap router dengan static


routing
Network IP Next
No Router Subnet Mask
Tujuan Hoop
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
Gambar 1.8 simulasi topologi jaringan 10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
1 R1 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.2.4
Mengkonfigurasi simulasi topologi 10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.2.5
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
jaringan setiap router pada gabungan dari 2 R3 10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.2.1
10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
10.10.10.0 255.255.255.0/24 10.10.2.5
Dan berikut adalah tabel
10.10.4.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3 hasil ping dari server menuju setiap client di
10.10.11.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
3 R4 10.10.13.0 255.255.255.0/24 10.10.2.3
setiap router yang terhubung, maka
10.10.8.0 255.255.255.0/24 10.10.2.4 didapatkan data sebagai berikut :
10.10.1.0 255.255.255.0/24 10.10.2.1
Tabel 5 Delay dari uji coba static routing

Respon Time (Delay)


Table 4 network setiap router dari No
Percobaan
Kategori
Ping
konfigurasi dynamic routing OSPF Min Max
Avera
ge

Subnet Mask 2
No Router Network Area 1 Server ke client1 14 ms 8 ms Bagus
area ms
10.10.2..0 0.0.0.255 Area 0 1
2 Server ke client2 12 ms 7 ms Bagus
10.10.4.0 0.0.0.255 Area 0 ms
1 R2
10.10.5.0 0.0.0.255 Area 0
2
10.10.6.0 0.0.0.255 Area 0 3 Server ke client3 15 ms 9 ms Bagus
ms
10.10.6.0 0.0.0.255 Area 0
2 R5 3
10.10.11.0 0.0.0.255 Area 0 4 Server ke client4 12 ms 6 ms Bagus
10.10.5.0 0.0.0.255 Area 0 ms
3 R6
10.10.13.0 0.0.0.255 Area 0 1
5 Server ke client5 13 ms 7 ms Bagus
ms
Hasil uji coba konfigurasi 6 Client1 ke server
1
13 ms 9 ms Bagus
ms
Adapun hasil pengukuran uji coba 7 Client1 ke client2
2
14 ms 8 ms Bagus
ms
simulasi menggunakan pengukuran QoS
3
yang meliputi Delay, dan packet loss. 8 Client1 ke client3
ms
15 ms 7 ms Bagus

1
9 Client1 ke client4 14 ms 8 ms Bagus
1. Delay pada simulasi topologi jaringan ms

dengan static routing 10 Client1 ke client5


3
ms
12 ms 6 ms Bagus
a. Pengukuran Delay (dari server 1
11 Client2 ke server 14 ms 8 ms Bagus
menuju setiap client pada ms

simulasi jaringan) 12 Client2 ke client1


3
ms
12 ms 6 ms Bagus
Pada tabel dibawah ini 2
13 Client2 ke client3 14 ms 8 ms Bagus
pengukuran dilakukan dengan ms
perintah ping dengan tujuan ke setiap 14 Client2 ke client4
1
12 ms 7 ms Bagus
ms
client. Berikut gambar hierarki 2
15 Client2 ke client5 15 ms 9 ms Bagus
jaringannya. ms

20
15
10 Min
5 Max
0
Average

Gambar 1.9 topologi prototype


Grafik 1 uji coba static routing
Berikut hasil ping dari server menuju
client5 pada router R6 b. Packet Loss (dari server menuju
setiap client pada simulasi
jaringan)
Tabel 6 Pengukuran packet loss
Percobaan Paket
No paket yang di Kategori
kirim dari %
Sent Received Loss
Loss
4
1 Server ke client1 4 0 0% Bagus
Gambar 1.10 hasil ping dari server menuju client 4 4
2 Server ke client2 0 0% Bagus
pc3
4 4
3 Server ke client3 0 0% Bagus

4 4
4 Server ke client4 0 0% Bagus

4 4
5 Server ke client5 0 0% Bagus

4
6 Client1 ke server 4 0 0% Bagus

4 4
7 Client1 ke client2 0 0% Bagus

4 4
8 Client1 ke client3 0 0% Bagus
Gambar 1.12 hasil ping dari server menuju
4 4
9 Client1 ke client4 0 0% Bagus client5
4 4
10 Client1 ke client5 0 0% Bagus
Dan berikut adalah tabel hasil ping
4
11 Client2 ke server 4 0 0% Bagus dari server menuju setiap client di setiap
4 4 router yang terhubung, maka didapatkan data
12 Client2 ke client1 0 0% Bagus
sebagai berikut :
4 4
13 Client2 ke client3 0 0% Bagus

4 4 Tabel 7 Delay uji coba dynamic routing OSPF


14 Client2 ke client4 0 0% Bagus
Respon Time (Delay)
4 4 Percobaan Kateg
15 Client2 ke client5 0 0% Bagus No
Ping Avera ori
Min Max
ge

1 Server ke client1 2 ms 10 ms 5 ms Bagus


6
2 Server ke client2 1 ms 10 ms 6 ms Bagus
4 Sent
2 3 Server ke client3 2 ms 11 ms 7 ms Bagus
0 Received
4 Server ke client4 1 ms 10 ms 6 ms Bagus
Loss
5 Server ke client5 1 ms 11 ms 6 ms Bagus

6 Client1 ke server 2 ms 12 ms 8 ms Bagus


Grafik 2 packet loss static routing
7 Client1 ke client2 2 ms 10 ms 7 ms Bagus
2. Delay pada simulasi topologi jaringan
8 Client1 ke client3 1 ms 13 ms 7 ms Bagus
dengan dynamic routing ospf
a. Pengukuran Delay (dari server 9 Client1 ke client4 2 ms 13 ms 8 ms Bagus
menuju setiap client pada
10 Client1 ke client5 2 ms 11 ms 6 ms Bagus
simulasi jaringan)
Pada tabel dibawah ini 11 Client2 ke server 2 ms 10 ms 5 ms Bagus
pengukuran dilakukan dengan
12 Client2 ke client1 1 ms 10 ms 6 ms Bagus
perintah ping dengan tujuan ke setiap
client. Berikut gambar hierarki 13 Client2 ke client3 2 ms 11 ms 7 ms Bagus
jaringannya.
14 Client2 ke client4 1 ms 11 ms 6 ms Bagus

15 Client2 ke client5 2 ms 12 ms 8 ms Bagus

15
10
Min
5
0 Max
Average
Gambar 1.11 topologi prototype
Berikut hasil ping dari server menuju
client5 pada router R6
Grafik 3 uji coba dynamic routing client. Berikut gambar hierarki
OSPF jaringannya.

b. Packet Loss (dari server


menuju setiap client pada
simulasi jaringan)

Tabel 8 Pengukuran paket loss


Percobaan Paket
No paket yang di Kategori
kirim dari %
Sent Received Loss
Loss

1 Server ke client1 4 4 0 0% Bagus

2 Server ke client2
4 4
0 0% Bagus
Gambar 1.13 topologi prototype
4 4
Berikut hasil ping dari server menuju
3 Server ke client3 0 0% Bagus client5 pada router R6
4 4
4 Server ke client4 0 0% Bagus

4 4
5 Server ke client5 0 0% Bagus

4
6 Client1 ke server 4 0 0% Bagus

4 4
7 Client1 ke client2 0 0% Bagus

4 4
8 Client1 ke client3 0 0% Bagus

9 Client1 ke client4
4 4
0 0% Bagus
Gambar 1.14 hasil ping dari server menuju
4 4
client4
10 Client1 ke client5 0 0% Bagus Tabel 9 Delay dari kombinasi static dan
11 Client2 ke server 4
4
0 0% Bagus
dynamic routing OSPF
4 4
12 Client2 ke client1 0 0% Bagus Respon Time (Delay)
Percobaan Kateg
4 4 No
Ping Avera ori
13 Client2 ke client3 0 0% Bagus Min Max
ge
4 4
14 Client2 ke client4 0 0% Bagus 1 Server ke client1 2 ms 10 ms 5 ms Bagus
4 4
15 Client2 ke client5 0 0% Bagus 2 Server ke client2 1 ms 12 ms 9 ms Bagus

3 Server ke client3 2 ms 13 ms 8 ms Bagus

6 4 Server ke client4 1 ms 12 ms 9 ms Bagus


4 Sent 5 Server ke client5 3 ms 13 ms 11 ms Bagus
2
Received
0 6 Client1 ke server 3 ms 13 ms 6 ms Bagus

Loss 7 Client1 ke client2 2 ms 11 ms 9 ms Bagus

8 Client1 ke client3 1 ms 13 ms 8 ms Bagus

Grafik 4 packet loss static routing 9 Client1 ke client4 2 ms 11 ms 11 ms Bagus


Delay pada simulasi topologi jaringan
10 Client1 ke client5 3 ms 12 ms 10 ms Bagus
dari gabungan static routing dengan
dynamic routing ospf 11 Client2 ke server 2 ms 10 ms 5 ms Bagus
a. Pengukuran Delay (dari server
12 Client2 ke client1 1 ms 12 ms 9 ms Bagus
menuju setiap client pada
simulasi jaringan) 13 Client2 ke client3 1 ms 12 ms 9 ms Bagus
Pada tabel dibawah ini
pengukuran dilakukan dengan 14 Client2 ke client4 3 ms 13 ms 11 ms Bagus

perintah ping dengan tujuan ke setiap 15 Client2 ke client5 3 ms 13 ms 6 ms Bagus


20 KESIMPULAN
Min Adapun kesimpulan yang dapat
10 diambil berdasarkan hasil uji coba yang telah
0 Max dilakukan adalah sebagai berikut:
Average 1. Untuk mendapatkan hasil ujicoba delay
dan paket loss digunakan perintah ping
Grafik 5 uji coba dari kombinasi static dari salah satu PC ke PC yang lain yang
dengan dynamic routing OSPF terhubung pada jaringan yang telah
dibuat pada simulasi dan berikut hasil
Packet Loss (dari server menuju setiap delay dan packet loss dari setiap
client pada simulasi jaringan) percobaan :
Tabel 10 Pengukuran paket loss a. Untuk Static routing didapatkan
Paket
delay minimal berada diantara 0-4
Percobaan
No paket yang di Kategori ms, untuk delay maksimal berkisar
kirim dari %
Sent Received Loss
Loss antara 10-16 ms, dan untuk delay
1 Server ke client1 4 4 0 0% Bagus
rata-rata berkisar diantara 6-10
ms, dan sedangkan untuk packet
4 4
2 Server ke client2 0 0% Bagus loss yang didapatkan dari setiap
3 Server ke client3
4 4
0 0% Bagus
percobaan adalah 0%.
b. Untuk dynamic routing OSPF
4 4
4 Server ke client4 0 0% Bagus didapatkan delay minimal berada
4 4 diantara 0-3 ms, untuk delay
5 Server ke client5 0 0% Bagus
maksimal berkisar antara 8-16 ms,
4
6 Client1 ke server 4 0 0% Bagus dan untuk delay rata-rata berkisar
4 4 diantara 4-10 ms dan sedangkan
7 Client1 ke client2 0 0% Bagus
untuk packet loss yang didapatkan
4 4
8 Client1 ke client3 0 0% Bagus dari setiap percobaan adalah 0%.
4 4 c. Kombinasi dari static routing
9 Client1 ke client4 0 0% Bagus
dengan dynamic routing OSPF
4 4
10 Client1 ke client5 0 0% Bagus didapatkan delay minimal berada
4 diantara 0-4 ms, untuk delay
11 Client2 ke server 4 0 0% Bagus
maksimal berkisar antara 10-15
4 4
12 Client2 ke client1 0 0% Bagus ms, dan untuk delay rata-rata
4 4 berkisar diantara 4-12 ms dan
13 Client2 ke client3 0 0% Bagus
sedangkan untuk packet loss yang
4 4
14 Client2 ke client4 0 0% Bagus didapatkan dari setiap percobaan
4 4 adalah 0%.
15 Client2 ke client5 0 0% Bagus

20
Min-P1
10
5 Max-P1
4 0
3 Average-P1
2 Sent
1 Min-P2
0 Received
Loss
Grafik 7 perbandingan delay setiap
percobaan
Dari grafik 5.1 yang merupakan
Grafik 6 uji coba dari kombinasi static dengan hasil ujicoba dari setiap metode routing
dynamic routing OSPF yang telah dilakukan, dapat
disimpulakan bahwa metode routing
terbaik yang didapat dari simulasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi
telah delakukan adalah metode dynamic saat ini.
routing OSPF karena memiliki delay
yang lebih rendah dari pada static DAFTAR PUSTAKA
routing maupun kombinasi dari static
routing dengan dynamic routing OSPF Arifin, Zaenal.(2005). Langkah Mudah
Membangun Jaringan Komputer,
minimal berada diantara 0-3 ms, untuk
delay maksimal berkisar antara 8-16 ms, Yogyakarta: Penerbit Andi.
dan untuk delay rata-rata berkisar
Astriani, Dwiarum.(2013). Arsitektur TCP/IP.
diantara 4-10 ms dan untuk packet loss
Yogyakarta: Andi.
yang didapatkan adalah 0% dari setiap
hasil ping. Silk, Lady M dan Suhardi.(2011). Pengaruh
2. Pengujian pada rancangan simulasi Model Jaringan terhadap optimasi
jaringan ujicoba dalam skripsi ini telah routing open shortest path first
berhasil, dimana 6 router, 1 buah server (OSPF).
dan 5 buah client pada jaringan tersebut
dapat berkomunikasi pada jaringan lokal Syafrizal, Melwin.(2005). Pengantar Jaringan
yang telah di simulasikan. Komuter, Yogyakarta:Andi.
3. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas
jaringan yang terdiri dari 6 buah router, 1 Sugeng, Winarno. (2010). Jaringan Komputer
buah server dan 5 buah client yang dengan TCP/IP, Bandung:
dapat disimpulkan bahwa kualitas Informatika
jaringan tersebut masuk dalam kategori
bagus yang dapat dilihat pada data hasil Sukmaaji, Anjik dan Rianto. 2008. Jaringan
pengukuran delay, dan packet loss yang Komputer, konsep dasar
memenuhi standar bagus berdasarkan pengembangan jaringan dan
standar ITU-T keamanan jaringan.Yogyakarta:
4. Perbandingan delay dan packet loss Andi.
setelah pergantian metode routing
terlihat tidak terlalu signifikan, dimana Towidjojo, Rendra.(2013), Konsep &
setelah pergantian metode routing pada Implementas Routing Dengan
simulasi topologi jaringan, delay dan Router (200%
packet loss pada jaringan masuk dalam Connected).Jasakom.
kategori bagus.
5. OSPF dapat dimanfaatkan dan mampu Wijaya, C.(2011). Simulasi Pemanfaatan
membantu administrator dalam Dynamic Routing protocol OSPF
menentukan routing dengan konsep Pada Ruouter Di Jaringan
area.# Komputer Unpar . Protocol
Saran Routing OSPF, 6 – 10.
1. Dengan perencanaan simulasi jaringan
Yanto.(2013). Analisis QoS (Qualitiy of
yang penulis usulkan diharapkan dapat
Service) pada Jaringan Internet
diimplementasiakan pada sebuah
(studi kasus : Fakultas Teknik
jaringan yang sebenarnya.
Universitas
2. Simulasi jaringan static routing, dynamic
routing OSPF ataupun kombinasi static
routing dengan dynamic routing OSPF
yang direncanakan masih sangat Suparlan Ardyansah,
memerlukan berbagai tambahan untuk lahir di Kapitan pada
meningkatkan tingkat efisiensi jaringan tanggal 07 Agustus 1990,
pada sebuah jaringan yang sebenarnya. Menempuh Pendidikan
3. Penulis mengharapkan agar Program Strata 1 (S1) di
perencanaan ini dapat berguna dan Fakultas Teknik
Universitas Mataram
dapat dikembangkan dikemudian hari sejak tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai