Disusun Oleh :
1. Nadia Fadamochsadanya
2. Ricky Sugiharto
3. Rivania Keumala Putri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan
baik di perusahaan, kantor, kampus, sekolah ataupun di perumahan. Local
Area Network (LAN) adalah sekumpulan komputer yang saling dihubungkan
bersama di dalam satu area tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam
satu kantor atau gedung. Mengingat kebutuhan akan informasi jaringan
komputer begitu penting terutama untuk mencari kerusakan jaringan secara
cepat, mudah, dan murah, maka untuk mengatasi masalah di atas seorang
administrator jaringan memerlukan aplikasi Network Monitoring System
untuk simulasi yang dapat mencerminkan arsitektur dari jaringan komputer
pada sistem jaringan yang digunakan. Dengan menggunakan aplikasi Cisco
Packet Tracer, simulasi data mengenai jaringan dapat dimanfaatkan menjadi
informasi tentang keadaan koneksi suatu komputer dalam suatu jaringan
apabila terjadi masalah dalam interkoneksi jaringan. OSPF merupakan sebuah
routing protokol yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal di mana
masih memiliki hak.
Semakin besar suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi
lebih kompleks dan rumit. Oleh karena itu perlu adanya manjemen jaringan
dan proses routing yang tepat untuk menentukan jalur tercepat atau terdekat
dalam mengirimkan paket-paket data sampai ke tujuannya. Aturan router
dalam melakukan proses routing tersebut dikenal dengan protokol routing.
Baik secara statis maupun dinamis routing harus didesain agar sangat efisien.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan Internet Protokol
(IP) paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket.
Static routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing
table dengan konfigurasi manual. Dynamic routing adalah suatu mekanisme
routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan
dilakukan secara dinamis. Dalam skala jaringan yang kecil yang terdiri dari
dua atau tiga router saja, pemakaian static routing lebih umum dipakai.
OSPF merupakan sebuah routing protokol yang hanya dapat bekerja
dalam jaringan internal di mana masih memiliki hak administrasi terhadap
jaringan tersebut. OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar
terbuka, yaitu routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun.
Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun
dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat
diimplementasikan. OSPF menggunakan protokol routing link-state, yang
memiliki titik berat pada kinerja processor, kebutuhan memori dan konsumsi
bandwidth.
Setiap protokol routing memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Routing Information Protocol (RIP) dan OSPF salah satu dari
dynamic routing. Namun OSPF lebih baik daripada RIP, karena RIP dapat
menimbulkan routing loop dan menggunakan bandwith yang lebih besar
(Syafrizal, 2008).69
Dengan beberapa kelebihan routing protokol OSPF, sehingga dalam
studi kasus ini digunakan routing OSPF. Oleh karena itu perlu
mengoptimalkan kinerja Protokol Routing OSPF terutama masalah pengaruh
bandwith dengan menentukan model dan area jaringan routing OSPF untuk
mengoptimalkan
1.2 TUJUAN
Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah
jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi
yang sangat banyak digunakan baik di perusahaan, kantor, kampus, sekolah
ataupun di perumahan. Local Area Network (LAN) adalah sekumpulan
komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang
tidak begitu luas.
1.3 METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu
pembuatan model jaringan, penentuan IP address, dan konfigurasi Router.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. LAN (Local Area Network)
Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada area
tertutup. Misalkan dalam suatu gedung atau dalam suatu ruangan. Kadangkala
jaringan lokal disebut juga jaringan privat. LAN biasanya digunakan untuk
jaringan kecil yang menggunakan resource bersamasama, seperti penggunaan
printer bersama, dan penggunaan media penyimpaan bersama. Bentuk
jaringan LAN dapat dilihat pada Gambar 1.
2.2. Router
Router adalah suatu alat jaringan komputer yang digunakan untuk
mengirimkan paket data dari suatu jaringan menuju tujuannya melalui proses
yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi di layer 3 dari tujuh
lapisan osi layer. Router adalah komputer yang memiliki komponen dasar
yang sama seperti komputer PC biasa, tetapi router di desain untuk
melakukan fungsi tertentu. Misalkan untuk menghubungkan dan
menyediakan proses komunikasi diantara dua jaringan dan menentukan jalur
terbaik untuk perjalanan data melalui jaringan yang terhubung. Router
menggunakan protokol routing untuk menentukan jalur terbaik untuk setiap
paket data yang akan dikirimkannya.
2.3. Routing
Routing adalah proses pemilihan jalur di jaringan yang digunakan
untuk mengirimkan paket data ke alamat tujuan. Router membuat keputusan
routing berdasarkan IP address tujuan dari paket. Istilah routing digunakan
untuk pemilihan jalur sebuah paket dari sebuah jaringan ke jaringan lain yang
saling terhubung melalui router. Router hanya memperhatikan network tujuan
dan jalur terbaik untuk menuju ke network tujuan. Pada suatu sistem jaringan
komputer, router menyimpan informasi tentang routing didalam tabel routing.
Router akan berpedoman pada tabel routing ini untuk menentukan jalur mana
yang digunakan untuk mencapai network tujuan terhadap paket-paket yang
dilewatkan kepadanya. Router menggunakan tabel routing untuk menentukan
tujuan pengiriman paket. Jika sebuah paket tiba di sebuah router, dan router
tersebut tidak memiliki tabel routing yang sesuai dengan tujuannya, maka
router akan membuang paket tersebut. Agar router dapat bekerja dengan baik,
seluruh router dalam sebuah jaringan harus memiliki rute ke semua jaringan
yang ada.
ALGORITMA DIJKSTRA
Algoritma ini bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil
dari satu titik ke titik lainnya. Misalkan titik mengambarkan gedung dan garis
menggambarkan jalan, maka algoritma Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua
kemungkinan bobot terkecil dari setiap titik.
Setelah setiap router memiliki link state database yang lengkap, setiap
router dapat menghitung rute terpendek. Melanjutkan topology sebelumnya,
ada banyak rute yang dapat dipilih oleh router A saat akan menuju network 5
yang ditunjukan pada Gambar 6.
Dimana:
A : packet data yang dikirim
B : packet data yang diterima
BAB III
PEMBAHASAN
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
perancangan jaringan dalam jurnal ini adalah sebagai berikut:
pembuatan
3.1. ANALISIS
Desain Topologi dan Konfigurasi Jaringan
Untuk menentukan model Jaringan OSPF yang optimal, maka
dilakukan desain topologi dan area jaringan, serta konfigurasi routing OSPF
yang berbeda-beda. Percobaan ini dilakukan dengan 8 buah router dan 1 buah
Komputer yang masing-masing terhubung dengan router. Dengan OSPF,
maka jaringan akan dibagi menjadi tingkatan yang dinamakan sistem
pengelompokan area. Berikut ini merupakan konfigurasi masing-masing
Komputer:
Jaringan 5 Area
Model jaringan 4 area OSPF terdiri dari 4 area yaitu area 0, area 1,
area 2, dan area 3. Berikut desain topologinya:
Pengujian
Pengujian dilakukan menggunakan simulasi Traffic Generator pada
Desktop masing-masing Komputer. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan
paket antar Komputer menggunakan application Ping dan FTP dengan beban
tertentu dan interval periodik tertentu sebagai simulasi penerapan Traffic load.
Dari simulasi tersebut, dilakukan pencatatan waktu (time) yang dibutuhkan dalam
pengiriman paket. Dari hasil time tersebut dapat dilakukan analisa untuk mencapai
kesimpulan.
Aplikasi Ping
Disikan nilai TTL (Time to Live) yaitu 255, nilai TOS (Time of Service)
yaitu 255, Sequence Number 1 dan size untuk beban 14000 bit. TTL merupakan
lama waktu paket saat mengirim hingga sampai lagi. Setting ini berlaku untuk
setiap Komputer pada semua model area yang akan diujikan.
Aplikasi FTP
Disikan nilai TTL (Time to Live) yaitu 255, nilai TOS (Time of
Service) yaitu 255, source port 80, destination port 21 dan size 10000 bit.
Setting ini berlaku untuk setiap Komputer pada semua model area yang akan
diujikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Maka dapat disimpulkan :
1. Penurunan rata-rata time antara area pada Traffic load untuk Application
Ping secara garis besar 0,067%, dan penurunan rata-rata time untuk
Application FTP secara garis besar 0,15%.
2. Semakin kecilnya nilai time menunjukkan bahwa pengiriman paket
semakin cepat, hal ini menunjukkan bahwa kinerja routing semakin
optimal.
3. Semakin banyak area pada jaringan OSPF dan pengelompokan area yang
tepat, maka semakin optimal model routing OSPF.
4. Semakin optimal kinerja routing, maka dapat menekan kinerja Processor,
Kebutuhan memori dan Konsumsi bandwidth.
5. Hal terpenting pada jaringan OSPF adalah perancangan topologi jaringan
dan konfigurasi routing OSPF yang tepat. Perancangan topologi jaringan
yang baik dapat mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Cisco
Press,
OSPF
Design
Guide,
http://www.cisco.com/en/US/tech/tk365/technologies_white_paper09186a008009
4e9e.shtml , 2010.
[2] M, Lady S., Suhardi. 2011. PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP
OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF). Jurnal
Teknologi Vol. 1. No. 2.
[3] ParkHurst William R (1998) : Cisco Router OSPF : Design and
Implementation Guide Cisco Technical Expert, McGraw-Hill Professional
[4] Villasica, Y. D., Mubarakah, N. 2014. ANALISIS KINERJA ROUTING
DINAMIS DENGAN TEKNIK OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA
TOPOLOGI MESH DALAM JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)
MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER. Jurnal SINGUDA ENSIKOM
Vol. 7. No. 3.
[5] Yanto. 2011. Analisis QOS (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet
(Studi
Kasus:
Fakultas
Teknik
Universitas
Tanjungpura).
http://jurnal.untan.ac.id/inde x.php/justin/article/download/880/858.
(diakses
tanggal 4 Juni 2013)