Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN S IS TEM JARINGAN KOMPUTER D ENGAN ROUTING

PROTOKOL OS PF PADA P.T. TELEKOMUN IKAS I S ELULAR

S KRIPS I

Oleh

Alen S ahertian 1200981623

Antony S alim 1200988655

Aditya Azwar 1200989512

Kelas / Kelompok : 07PBT / 05

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2012
PERANCANGAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER DENGAN
ROUTI NG PROTOKOL OSPF PADA P. T. TELEKOMUNI KASI
SELULAR

Alen S ahertian, Antony S alim, Aditya Azwar

Abstrak
P.T. Telekomunikasi Selular adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa
telekomunikasi yang memiliki sistem jaringan komputer yang cukup luas, namun sistem
jaringan komputer yang ada saat ini masih memiliki beberapa masalah, yaitu tidak
adanya redundan pada sistem jaringan komputer dan pemilihan Routing Protokol yang
kurang tepat. Untuk itu, telah dirancang suatu sistem jaringan komputer baru yang
menggunakan Routing Protokol OSPF dimana OSPF merupakan salah satu Routing
Protokol yang menggunakan algoritma Djikstra yang memungkinkan suatu router untuk
mencari rute terpendek dalam mengirimkan data. Beberapa metodologi yang digunakan
dalam melakukan perancangan ini adalah studi pustaka, analisis sistem yang sedang
berjalan, perancangan sistem jaringan yang baru, implementasi dan evaluasi. Setelah
dilakukan simulasi pada OPNET IT Guru, sistem jaringan yang baru berjalan dengan
baik, sehingga masalah - masalah yang ada dapat teratasi.

Kata kunci
Jaringan komputer, Routing protokol, OSPF

PENDAHULUAN
P.T. Telekomunikasi Selular merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang telekomunikasi dimana perusahaan ini di tuntut untuk dapat melakukan
pertukaran data informasi dengan cepat. Beberapa kegiatan di perusahaan ini juga
sangat bergantung kepada sistem jaringan komputer, salah satunya adalah kegiatan
monitoring jaringan yang berbasis web. Persaingan yang semakin ketat dengan
kompetitor lainnya juga membuat perusahaan ini harus terus meningkatkan kinerja
sistem jaringannya. Sistem jaringan yang sedang berjalan saat ini dirasakan mas ih
kurang efisien, terutama masalah biaya dimana jika ada perangkat pada jaringan yang
harus diganti maka perangkat tersebut harus diganti dengan perangkat Cisco yang
cukup mahal, maka dari itu diperlukan suatu sistem jaringan yang lebih efisien dan
fleksibel dalam pemilihan perangkat jaringan. Dimana dalam membuat suatu sistem
jaringan yang baik , perlu diperhatikan beberapa hal seperti besar kecilnya sebuah
organisasi, struktur organisasi serta teknologi jaringan komputer yang sedang di
gunakan saat ini.

TEORI PENDUKUNG
A. Algoritma Routing
Secara umum algoritma routing dapat digolongkan menjadi dua kategori :
1. Distance Vector
M enurut Tanenbaum (2003, pp357-360), jaringan komputer modern
umumnya menggunakan algoritma routing dinamis, bukan statis yang
dijelaskan di atas. Dua algoritma yang dinamis pada khususnya adalah
distance vector routing dan link state routing, keduanya adalah algoritma
yang paling populer. Algoritma distance vector routing beroperasi dengan
menetapkan setiap router untuk memelihara sebuah tabel yang memberikan
informasi jarak yang terbaik untuk setiap tujuan dan jalur yang akan
digunakan untuk sampai ke sana. Tabel ini diperbarui dengan bertukar
informasi dengan para tetangga. Algoritma distance vecktor kadang-kadang
disebut dengan nama lain, yaitu algoritma Bellman-Ford dan algoritma
Ford-Fulkerson, M ereka adalah para peneliti yang mengembangkan
algoritma ini. Ini adalah algoritma routing yang asli dari ARPANET dan
juga digunakan di internet di bawah nama RIP. M etrik yang digunakan
adalah jumlah hop, keterlambatan waktu dalam milidetik, jumlah total
paket antri sepanjang jalan, atau sesuatu yang mirip. Router diasumsikan
untuk mengetahui jarak ke setiap tetangga-tetangganya. Jika metrik adalah
hop, jaraknya hanya satu hop. Jika metrik adalah panjang antrian, router
hanya memeriksa masing-masing antrian. Jika metrik delay, router dapat
mengukur secara langsung dengan paket-paket khusus yang disebut ECHO
dan penerima hanya menerimanya dan mengirim kembali secepat mungkin.
Routing protokol yang menggunakan distance vector adalah RIPv1, RIPv2
dan IGRP.
2. Link State
M enurut Tanenbaum (2003, pp360-366), Distance Vector Routing
digunakan pada ARPANET sampai pada tahun 1979, kemudian digantikan
oleh link state routing. Ide dibalik link state routing sebenarnya sederhana
dan dapat didefinisikan menjadi bagian. Setiap router pada routing link
state harus melakukan:
1. M engenali tetangganya dan mempelajari network addresses
mereka.
2. M enghitung delay atau biaya dari setiap perangkat jaringan di
sekitarnya.
3. M embuat sebuah paket untuk memberitahu semua perangkat
bahwa proses belajar dirinya telah selesai.
4. M engirimkan paket ini ke semua router.
5. M enghitung jalur terpendek dari setiap router lainnya.
Dengan demikian topologi jaringan yang lengkap dan semua delay dihitung
dan dikirimkan ke tiap router. Setelah itu algoritma Djikstra dapat
dijalankan untuk menemukan jarak terpendek ke tiap router. Algoritma ini
menghitung dan menggunakan jalan terpendek ke router lain, update
dikirim jika ada perubahan topologi jaringan, lebih cepat untuk coverage,
tidak rentan terhadap routing loop, lebih sulit untuk dikonfigurasi,
membutuhkan lebih banyak memori dan processing power, lebih sedikit
menghabiskan bandwidth dibandingkan distance vector, mengambil
pandangan umum seluruh topologi jaringan. Routing protokol yang
menggunakan link state adalah O SPF dan IS-IS.
B. Protocol
1. Routing Information Protocol (RIP)
M enurut FitzGerald dan Dennis (2007, p172), RIP adalah routing
protokol yang menggunakan algoritma distance vector. Routing ini biasa
digunakan pada jaringan yang kecil. Saat sebuah router ditambah ke dalam
jaringan, RIP menghitung jumlah hop count dalam rute yang memungkinkan
untuk sampai ke tujuan dan memilih jalur dengan angka yang terkecil.
M enurut M oy (2002, p278) jumlah maksimum hop count yang didukung oleh
RIP adalah 15 hop count, sehingga jika hop count melebihi 15 maka tujuan
dianggap tidak dapat dijangkau. Router yang menggunakan RIP mengirimkan
pesan broadcast setiap 30 detik untuk mengumumkan status routing ke semua
router. Hal ini tentu kurang bagus karena dengan mengirim pesan broadcast
setiap 30 detik maka jaringan tentu akan terbebani sehingga kinerjanya pun
menjadi kurang maksimal. Dikarenakan banyak kekurangan pada RIPv1,
maka dibuatlah RIPv2 untuk menutupi kekurangan yang ada pada RIPv1.
RIPv2 mendukung CIDR yang merupakan suatu metode untuk
mengalokasikan IP address dan paket RIP. Namun, semua mekanisme dan
konvergensi pada RIPv1 tetap dipertahankan pada RIPv2.
2. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
M enurut Huitema (2000, p162), versi awal dari IGRP diproduksi pada
tahun 1988. Protokol ini mengikuti desain yang sederhana, mencoba untuk
memperbaiki sebagian besar titik lemah RIP. Namun, IGRP tidak sempurna.
Kekurangan yang paling jelas adalah menyangkut deteksi loop. Seseorang
dapat mengamati bahwa IGRP tidak mendukung supernets. Dalam hal ini, ia
memiliki pembatasan yang sama seperti RIPv1. Dan juga dapat mengamati
bahwa pengulangan berkala routing update setiap 90 detik menginduksi efek
sinkronisasi yang sama. Hal ini akan hanya menghentikan upaya IGRP dan
beralih ke OSPF. Namun, Cisco tidak melakukan itu. Hal itu menerapkan
konsep OSPF, tapi bekerja pada algoritma routing distance vector. Beberapa
insinyur Cisco itu sangat percaya bahwa teknologi distance vector sebenarnya
lebih unggul dari teknologi link state, distance vector memberikan lebih
banyak fleksibilitas dengan kompleksitas yang lebih sedikit. IGRP pun
ditingkatkan, yang disebut sebagai EIGRP, menggabungkan ekstensi canggih
dari protokol distance vector, yang dirancang oleh JJGarcia-Luna-Aceves,
serta banyak perbaikan lainnya.
M enurut FitzGerald dan Dennis (2007, p173), EIGRP adalah sebuah
routing protokol yang dikembangkan oleh Cisco. Sebenarnya EIGRP
didasarkan pada IGRP routing protokol Cisco, dengan banyak tambahan yang
dimasukan kedalamnya. Karena bersumber dari IGRP, pengaturannya mirip
dengan IGRP, namun memiliki banyak karakteristik link state yang
ditambahkan yang memungkinkan EIGRP untuk dikembangkan ke jaringan
berskala enterprise.
M enurut M oy (2002, p300), EIGRP tidak hanya mampu menyebarkan
awalan CIDR tetapi juga berisi perubahan signifikan dalam mekanisme
protokol dan memiliki kemampuan konvergen yang telah ditingkatkan.
EIGRP masih tetap distance vector protocol, tetapi dengan
mengimplementasikan Distributed Updated Algorithm (DUAL) EIGRP bisa
menghasilkan jalur bebas loop meskipun ada perubahan pada jaringan,
menghindarkan ke perhitungan yang tak terbatas. DUAL menghasilkan jalur
bebas loop dengan sinkronasi perhitungan distributed routing antar router
yang berseberangan.
Berikut adalah karakteristik dari EIGRP:
1. M enggunakan multicast address untuk menyebarkan informasi
routing.
2. M enawarkan load balancing antara 6 jalur yang menuju ke tujuan.
3. M endukung struktur matrix yang rumit dan berkecerdasan.
4. M emiliki konergensi yang cepat (memicu update ketika ada
perubahan dan menyimpan tabel routing tetangnnya di tempat local)
5. Pemakaian jaringan tidak terlalu berat karena menggunakan fitur
incremental updates.
3. Open Shortest Path First (OS PF)
M enurut M oy (2002, p43), pengembangan dari routing protokol OSPF
dimulai pada tahun 1987. OSPF adalah protokol pertama yang dikembangkan
keseluruhan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Sepuluh tahun
kemudian OSPF working group milik IETF masih ada, dan protokol OSPF
berlanjut dikembangkan, meskipun dasar protokol OSPF telah ditentukan
dengan publikasi spesifikasi OSPF ver 2 pertama kali ditahun 1991. OSPF
dibuat pada pertengahan tahun 1980an, OSPF menutup kelemanhan-
kelemahan dari RIP pada jaringan di perusahaan yang berskala besar. Karena
OSPF berdasar open standard (user yang menggunakan tidak dikenakan
biaya), maka sangat popular digunakan di jaringan sebuah perusahaan dan
juga memiliki banyak kelebihan, antara lain:
1. Bisa berjalan pada kebanyakan router, karena berdasar open
standard.
2. M enggunakan algoritma SPF (Shortest Path First), dikembangkan
oleh Eds ger Djikstra.
3. M enyediakan konvergensi yang cepat, dengan dipicu dan update kea
rah atas melalui Link State Advertisements (LSAs).
4. M enggunakan Classless Protokol dan memungkinkan desain hirarki
dengan VLSM dan route summarization.
5. M emiliki fitur Intelegence Metric, yang mana merupakan kebalikan
dari bandwidth interface.
Ketika router pertama kali hidup, router mengirimkan hello message
pada semua jalur point-to-point dan pesan tersebut dikirim secara multicast di
jaringan LAN kepada grup yang terdiri dari semua router lainnya. Dari
balasannya setiap router mempelajari siapa tetangganya. Router pada jaringan
yang sama merupakan sesama tetangga.
OSPF bekerja dengan cara menukar informasi antara router-router yang
berdampingan, yang mana tidak sama dengan antara router yang saling
bertetangga. Sederhanyanya adalah tidak efektif untuk setiap router pada
LAN berbicara ke setiap router juga pada LAN. Untuk menghindari situasi ini
satu router dipilih sebagai Designated Router (DR). Router tersebut
diibaratkan sebagai adjacent router ke semua router lainnya pada jaringan
LAN dan pertukaran informasi dengan mereka. Router tetangga yang tidak
berdampingan langsung tidak saling bertukar informasi dengan satu sama lain.
Sebuah cadangan untuk DR yang dinamakan Backup Designated Router
(BDR) selalu dijaga agar informasi up-to-date untuk menghilangkan transisi
jika router DR rusak dan perlu diganti.
Pada kondisi biasa setiap router secara periodik mengirim pesan LINK
STATE UPDATE ke setiap router di sebelahnya. Setiap pesan memiliki nomor
yang berurutan sehingga router dapat melihat apaka pesan LINK STATE
UPDATE yang masuk lebih lama atau lebih baru daripada yang sudah
dimiliki. Router juga mengirim pesan ini ketika ada jalur hidup atau mati atau
cost-nya berubah.
Tabel Jenis-jenis pesan OSPF

Area OSPF terdiri atas 2 jenis, yaitu single area dan multiple area. Single
area network merupakan routing OSPF yang memiliki satu area network saja
dan biasanya digunakan untuk area yang kecil hal ini disebabkan karena
jumlah router yang ada pada area network tersebut terbatas atau sedikit.
Ketika menggunakan single area ini maka seluruh informasi routing akan
disebar ke tiap-tiap router pada area tersebut. Single area ini dapat
diidentifikasikan dengan angka antara 0 sampai 4.294.967.295. hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengenalan terhadap suatu area. OSPF
single area tidak memakai system summarization.
Sedangkan pada multiple area O SPF system summarization normalnya
digunakan. Jika O SPF mempunyai lebih dari 1 area makan area 0 harus ada.
M enerapkan multiple area OSPF area harus diterapkan pada area tersebut
serta harus terkoneksi dengan area lainnya. Area 0 akan berperan sebagai
jembatan penyebrangan informasi-informasi routing ke area lainnya.
4. Intermediate System to Intermediate System (IS -IS )
M enurut Huitema (2000, p164), IS-IS protokol terdiri dari beberapa sub
protokol. The hello protocol digunakan untuk mengetahui router tetangga dan
juga menentukan designated router. The flooding protocol digunakan untuk
menyebarkan link state records di dalam area jaringan atau area backbone. IS-
IS dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation sebagai bagian dari
DECnet phase V. Kemudian pada tahun 1992 distandarisasi oleh ISO.
Pemakaian routing protokol ditujukan pada pengembangan ISO. IS-IS jarang
digunakan oleh network administrator namun lebih banyak digunakan oleh
ISP. Hal ini dikarenakan salah satu fiturnya yaitu traffic tunning utilities yang
cocok untuk jaringan berskala besar dan juga memiliki stabilitas yang baik
yang mana sangat cocok untuk infrastruktur ISP.
Karakteristik dari IS-IS adalah:
1. M enggunakan Algoritma Djikstra.
2. Protokol dari OSI network layer.
3. Tidak menggunakan IP dalam mengirimkan informasi routingnya.
4. Dapat diadaptasikan untuk mendukung IPv6.
5. M enggunakan multicast untuk menemukan router lainnya.
ANALIS IS DAN PERANCANGAN S IS TEM

Gambar Topologi Jaringan Komputer P.T. Telekomunikasi Selular saat ini

Pada sistem jaringan komputer di P.T. Telekomunikasi Selular terdapat sebuah router
di gedung Wisma M ulia yang terhubung dengan beberapa router lain diantaranya router
cabang di Buaran dan TB Simatupang. Router ini berada dilantai 5 gedung Wisma
M ulia. Router yang berada di Wisma M ulia terhubung dengan dua buah switch. Kedua
switch ini sering juga disebut sebagai Distribution Swirch atau DC1 dan DC2. Kedua
switch ini juga berada pada lantai 5 gedung Wisma M ulia. Switch – switch ini berfungsi
untuk menampung link-link dari switch – switch yang terdapat pada setiap lantai. Switch
yang pertama (DC1) dihubungkan lagi ke switch – switch yang ada pada lantai 1 sampai
dengan lantai 4. Switch kedua (DC2) terhubung ke switch - switch yang ada pada lantai 5
sampai dengan lantai 8. Jenis switch yang digunakan saat ini adalah Catalyst 6500.
Sedangkan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar switch adalah kabel
fiber. Secara keseluruhan, di gedung tersebut memiliki subnet pada setiap lantainya,
sehingga total subnet yang terdapat pada gedung tersebut adalah 20 subnet, namun yang
akan dibahas pada penelitian ini hanya 8 subnet saja. M asing – masing subnet tersebut
memiliki kurang lebih 50 sampai dengan 100 client yang terhubung ke switch yang
terdapat pada setiap lantai. Routing protokol yang digunakan saat ini adalah EIGRP
yang hanya bisa dijalankan pada router Cisco. Router yang digunakan pada sistem
jaringan yang sekarang bermacam – macam jenis, yaitu router Cisco seri 2600, 2800 dan
7200.

Gambar Rancangan Topologi

Gambar di atas adalah gambar rancangan topologi logikal yang paling tepat untuk
diterapkan di P.T. Telkomsel. Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa jaringan yang
baru menggunakan 3-level hierarchical topology dimana router wisma mulia sebagai
puncak dari spanning tree. Di bawahnya terdapat sebuah switch core yang berfungsi
sebagai VTP Server. VTP server ini berfungsi untuk menyebarkan informasi mengenai
VLAN. Switch ini akan terhubung ke dua buah distribution switch. Selanjutnya kedua
switch ini akan terhubung dengan switch – switch yang terdapat pada masing – masing
lantai. Switch yang terdapat pada setiap lantai akan terhubung ke kedua switch di
atasnya. Hal ini dimaksudkan agar jaringan ini memiliki redundancy, sehingga misalkan
ada salah satu switch yang ada pada level 2 mati atau link yang menghubungkan switch
yang ada pada tiap lantai dengan switch yang berada di atasnya terputus, user yang
berada pada lantai tersebut masih dapat mengakses internet melalui switch yang satu
lagi.

IMPLEMENTAS I S IS TEM
Penerapan rancangan topologi dilakukan melalui program simulator OPNET untuk
mengetahui performa jaringan yang baru. Skenario simulasi dirancang mendekati
kondisi nyata di lapangan baik tingkah laku user maupun besarnya komunikasi data
antara client ke server maupun client ke client. Simulasi ini dilakukan dengan
membandingan performa jaringan yang sudah ada sekarang dengan rancangan yang
sudah dibuat.

Gambar Rancangan topologi fisik yang disimulasikan pada OPNET


Gambar Sistem jaringan yang sedang berjalan

Gambar Tampilan awal OPNET


Gambar Simulasi sedang berjalan

Gambar hasil perbandingan delay


Gambar tampilan OSPF yang berjalan pada router Wisma M ulia

Gambar hasil ping yang telah dilakukan


Gambar hasil telnet yang telah dilakukan

Gambar tampilan jaringan dengan menggunakan 2 router berbeda


EVALUAS I S IS TEM
Berdasarkan hasil perbandingan delay, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

jaringan baru yang menggunakan routing protokol OSPF memiliki delay yang lebih

sedikit dibandingkan dengan topologi yang sudah ada. Grafik di atas merupakan total

delay dari router Wisma ke router Buaran dan sebaliknya dengan durasi simulasi selama

1 jam. Total delay pada sistem jaringan yang menggunakan OSPF berkisar antara 0,0075

ms sampai 0,0100 ms. Sedangkan sistem jaringan yang menggunakan EIGRP berkisar

antara 0,0125 ms sampai 0,0150 ms. Dengan delay yang lebih sedikit maka user dapat

melakukan pertukaran data lebih cepat.

Selain melakukan perbandingan delay dilakukan juga percobaan konektivitas OSPF

pada router – router yang berada pada jaringan. Setlah melakukan percobaan, terlihat

bahwa OSPF sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan perancangan.

Setelah dilakukan ping ternyata terdapat balasan dari tujuan, selain itu juga pada

gambar terlihat semua paket data yang dikririm telah diterima tanpa ada paket data yang

lost atau hilang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa VLAN sudah berjalan dengan baik.

Dengan melakukan telnet seperti gambar di atas, network administrator dapat

mengakses switch – switch yang berada pada VLAN dari komputer mana saja yang

berada di dalam jaringan, sehingga network administrator akan lebih mudah melakukan

konfigurasi pada switch – switch tersebut.

Hasil yang didapat dari beberapa percobaan di atas menunjukan bahwa walaupun

dalam jaringan menggunakan jenis perangkat yang berbeda namun jaringan tetap

berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukan dalam grafik yang terdapat pada gambar

tampilan jaringan dengan menggunakan 2 router berbeda. Grafik tersebut menunjukan

jumlah byte yang diterima dan byte yang dikirim. Dengan device yang berbeda –
berbeda juga tidak terlihat masalah dengan paket yang diterima ataupun paket yang

dikirim. Pada grafik juga terlihat pola yang sama pada grafik jumlah byte yang diterima

dengan jumlah byte yang dikirim. Hal ini menunjukan bahwa data yang di-request dan

yang diterima oleh user adalah sesuai, tidak ada paket data yang hilang atau rusak. Dari

hasil percobaan – percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

routing protokol OSPF, maka fleksibilitas dalam pemilihan router pada jaringan menjadi

lebih mudah, karena tidak harus menggunakan router Cisco. Dengan fleksibilitas yang

lebih mudah, biaya yang dikeluarkan untuk penggantian router juga menjadi lebih kecil,

karena router dapat diganti dengan jenis router yang lain, yang memiliki harga lebih

murah dibanding router Cisco. Selain itu, performa jaringan juga tetap berjalan dengan

baik walaupun menggunakan jenis router yang berbeda – beda.

S IMPULAN
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan perancangan jaringan menggunakan

Routing Protokol OSPF pada P.T. Telekomunikasi Selular antara lain :

• Setelah menggunakan routing protokol OSFP, delay yang terjadi pada jaringan

dapat dikurangi. Topologi dapat lebih efisien karena delay yang terjadi menurun

sehingga user dapat mengakses jaringan dengan lebih cepat.

• Sistem jaringan yang sudah dirancang memiliki redundancy sehingga jika salah

satu switch distribution rusak atau link yang menghubungkan switch tiap lantai

dengan switch distribution terputus maka user pada lantai tersebut tetap dapat

terhubung dengan internet.


• Routing protokol yang sudah di-simulasikan berjalan dengan baik tanpa ada

masalah, selain itu VLAN yang dibuat juga telah berjalan dengan baik, sehingga

memudahkan network administrator untuk melakukan konfigurasi pada switch

atau router.

S ARAN
Adapun saran yang dapat diberikan untuk P.T. Telekomunikasi Selular adalah :

• Lebih sering melakukan maintenance pada jaringan, karena saat ini jaringan yang

ada terus berkembang.

DAFTAR PUS TAKA


Bagad, V. S & Dhotre, I. A. (2009). Computer Networks, Second Edition. Technical

Publications Pune, India.

Comer, Douglas E.(1999). Computer Networks and Internets, Second Edition. Prentice-

Hall, Inc, New Jersey.

FitzGerald, Dennis & Dennis, Alan. (2007). Business Data Communication and

Networking, Ninth Edition. John Wiley & Sons, Inc, New Jersey.

Forouzan, Behrouz A.(2003). Local Area Network, First Edition. M cGraw-Hill

Companies, Inc, New York.

Huitema, Christian. (2000). Routing in The Internet, Second Edition. Prentice-Hall, Inc,

New Jersey.

M oy, John T. (2002). OSPF : Anatomy of an Internet Routing Protocol, Seventh

Edition. Addison-Wesley, Indianapolis.

Tanenbaum, Andrew S. (2003). Computer Networks, Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc,

New Jersey.
RINGKAS AN RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HID UP

Nama : Alen Sahertian

NIM : 1200981623

Tempat, Tgl. Lahir : Waai, 6 Oktober 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl. M anggis 2 B3 No. 15A, Tanjung Duren

Agama : Kristen

No. Telepon : 081287233671

Riwayat Pendidikan Formal

• Tahun 1996 – 2002 SDN 3, Ambon

• Tahun 2002 - 2005 SM PN 4, Ambon

• Tahun 2005 – 2008 SM AN 2, Ambon

• Tahun 2008 – Sekarang Universitas Bina Nusantara, Jakarta


RIWAYAT HID UP

Nama : Antony Salim

NIM : 1200988655

Tempat, Tgl. Lahir : Jakarta, 15 Juli 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl. Nusa Indah Blok C1 No.10, Harapan Baru Regency,

Bekasi

Agama : Buddha

No. Telepon : 085210782123

Riwayat Pendidikan Formal

• Tahun 1996 – 2002 SD Silaparamita, Jakarta

• Tahun 2002 - 2005 SM P Silaparamita, Jakarta

• Tahun 2005 – 2008 SM A Budhaya II St. Agustinus, Jakarta

• Tahun 2008 – Sekarang Universitas Bina Nusantara, Jakarta


RIWAYAT HID UP

Nama : Aditya Azwar

NIM : 1200989512

Tempat, Tgl. Lahir : Pekanbaru, 22 Juni 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl. Jasa Blok A no.37, Pekanbaru Riau

Agama : Islam

No. Telepon : 087878780777

Riwayat Pendidikan Formal

• Tahun 1995 – 1996 TK Aisyah II, Pekanbaru

• Tahun 1996 – 2002 SDN 011, Pekanbaru

• Tahun 2002 - 2005 SM PN 04, Pekanbaru

• Tahun 2005 – 2008 SM AN 05, Pekanbaru

• Tahun 2008 – Sekarang Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai