Anda di halaman 1dari 25

R3C

Phylum Annelida
&
Phylum Mollusca
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Wildatul Khoiriyah (202241500137)
Khansa Syalaisya (202241500136)
Masdalia Rambe (202241500121)
Phylum Annelida
Definisi Annelida
Annelida berasal dari istilah bahasa Yunani, yaitu Annulus yang artinya
cincin kecil, gelan-gelang, atau ruas-ruas, dan Oidos yang artinya bentuk.
Dalam phylum annelida, cacing-cacing memiliki tubuh yang bersegmen-
segmen, tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan
sistem pernapasannya melalui kulit. Annelida pada umumnya hidup bebas,
ada yang didalam liang, di tanah yang lembab, di dalam air tawar, maupun
laut.
Klasifikasi Filum Annelida ANNELIDA

Infra Class

Euhirudinea Canalipalpata Scolecida

Clitellata
Polychaeta
Subclass

Sipuncula Hirudinea Oligochaeta


Echiura Errantia Sedentaria
Ordo Ordo

Archyncobdellida Ryncobdellida Capilloventrida Capilloventridae

Echiuroidea Amphinomida Phyllodocia


Glossiphoniidae
Erpobdellidae Ozobranchidae Enchytraeida Enchytraeidae
Eunicida Spionida Sabellida
Piscicolidae Terebellida

Haplotaxida Spioniformia
Antillesomatidae Amphinomidae (Lamarck,1818) Aphroditiformia
Aspidosiphonidae Euphrosinidae (Williams,1852) Fabriciidae
Golfingiidae Glyceriformia Terebelliformia Cirratuliformia
Sabelliidae
Phascolomatidae Lumbriculida Lumbriculidae
Serpulidae
Siphonomatidae Siboglinidae
Dorvilleidae (Chamberlin, 1919) Nereidiformia Alvinellidae Acrociriidae
Sipunculidae Ampharetidae
Eunicidae (Berthold, 1827) Cirratulidae
Randiellida
Hartmaniellidae (Imajima,1977) Glyceridae Melinnidae Fauveliopsidae
Phyllodociformia Pectinariidae Apistobranchidae
Lumbrineridae (Schmarda) Goniadidae Flabelligeridae
Lacydoniidae Terebellidae Longosomatidae Poecilochaetidae
Oenonidae (Kinberg, 1865)
Crassiclitellata Magascolecida Paralacydoniidae Trichobranchidae Sernaspidae Spionidae
Onuphidae (Kinberg, 1865)
Lopadorrhynchidae Trochochaetidae
Phyllodocidae Uncispionidae
Pontodoridae
Keterangan : Magascolecidae
Acoetidae (Kinberg, 1856) Arenicolidae
Antonbuuinidae
Phylum Aphroditidae (Malmgren, 1867) Capitellidae
Chrusopetalidae
Infra Class Eulepethidae (Chamberlin, 1919)
Hesionidae Cossuridae
Tubificida Tubificina
Class Iphionoidae (Kinberg, 1856) Maldanidae
Microphthalmidae
Polynoidae (Kinberg,1856)
Sub Class Nereididae Opheliidae
Sigalionidae (Kinberg, 1856)
Ordo Naididae Pilargidae Orbiniidae
Phreodrillidae Syllidae
Sub Ordo Paranidae
Family Scalibregmatidae
Travisiidae
Ciri-ciri Taksonomi Filum Annelida
Morfologi (Annelida)
Filum annelida biasa disebut cacing beruas.
Annelida pada bagian tubuhnya termasuk bilateral
simetris (dua sisi bagian yang sama), tubuhnya
panjang dan bersegmen-segmen. Memiliki rongga
tubuh sejati yang tersusun dari 3 lapisan jaringan
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm)atau
tripoblastik. Memiliki tubuh metamerisme sempurna
(bersegmen seakan berbeda-beda tetapi nyatanya
satu tubuh) dan memiliki seta serta kutikula.
Bernapas melalui kulit (permukaan tubuh) atau
branchi. Memiliki mulut, faring, esofagus, usus, dan
anus.
Fisiologi (Annelida)
Pada beberapa Annelida dewasa terdapat klitaluim yang
terbentuk karena terjadinya penebalan epidermis.
Klitelium ini berfungsi untuk kopulasi yaitu sebagai
wadah/tempat telur setelah dibuahi. Annelida memiliki
setae yang dapat membantu tubuhnya untuk bergerak
dan menjaga keseimbangan dipermukaan licin, setae
juga digunakan hewan Annelida untuk menggali. Tubuh
Annelida yang bersegmen-segmen berfungsi sebagai
flesibilitas tubuhnya. Annelida memiliki otot yang
digunakannya untuk bergerak dengan cara melata. Pada
beberapa spesies Annelida ada yang memiliki racun
yang berguna untuk melindungi dirinya dari predator.
Sistem reproduksi ada yang secara seksual dan
aseksual. Memiliki sistem pencernaan yang sempurna.
Dan bersekresei dengan menggunakan nefridum, serta
sistem peredaran darah tertutup.
Etologi (Annelida)
Pada umumnya Annelida hidup bebas, beberapa diantara
annaelida bersifat komensial bagi hewan aquatic dan
beberapa bersifat parasit pada hewan vertebrata. Annelida
mengonsumsi makanan dari sisa-sisa makhluk hidup yang
sudah mati yang dicarinya saat malam hari. Sisa-sisa makanan
ini banyak bersumber di dalam tanah maupun perairan. Hewan
Annelida dapat bereproduksi secara seksual maupun
aseksual. Pada reproduksi aseksual yaitu terjadinya
fragmentasi (pemutusan tubuh menjadi individu baru.

Geografi (Annelida)
Pada umumnya hewan Annelida sangat beragam dan tersebar
luar diseluruh dunia. Hewan Annelida dapat ditemukan
diberbagai habitat seperti di dalam tanah, diperairan air tawar
maupun air laut. Seperti pada spesies Hirudo medicinalis dapat
kita temukan pada air tawar seperti sungai, danau, rawa-rawa.
Contoh di laut seperti Nereis verins yang banyak tersebat di
Laut Utara, Pasifik Utara dan Atlantik Utara
Ekologi (Annelida)
Pada ciri ekologi hewan annelida merupakan
kelompok hewan yang berperan penting dalam
rantai makanan, yaitu karena Annelida merupakan
salah satu mata rantai dalam proses penguraian
bahan organik dan sumber bahan makanan bagi
organisme lain. Annelida hidup relaif menetap
disuatu substrat sehingga keberadaan maupun
ketidakberadaannya dapat memberikan gambaran
kondisi tempat hidupnya. Dalam ekosistem air
tawar mngalir annelida juga dikatakan sebagai
dekomposer (sebagai pengurai). Hewan Annelida
juga ada yang menjadi parasit bagi beberapa
oragnisme lainnya.
Spesies (Annelida) (1.)
Berikut beberapa speisies dari filum annelida yang dapat ditemukan di Indonesia :

Lumbricus terestis
Pada dinding tubuh memiliki kutikula, epidermis, otot melingkar dan selom.
Memiliki klitellium yang jelas. Bernafas melalui permukaan tubuh (kulit).
Bersifat hemafrodit, reproduksi dengan fertilisasi silang. Cacing ini hidup
didalam liang tanah yang subur dan lembab.

Hirudo medicinalis
Lintah memiliki warna tubuh umumnya gelap, bentuk tubuh bulat sedikit pipih,
ujung posterior membesar, dan ruas tubuh jelas. Lintah tidak memiliki
parapodia, tentakel, setae dan klitellium. Hewan ini bersifat parasit yaitu
menenmpel dan menghisap darah, meiliki alat hisap (sucker) yang yang
berfungsi dapat melekatkan diri pada mangasanya.

Arenicola cristata
Arenicola cristata memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dan memiliki ruas
tubuh. Hewan ini memiliki parapodia dan meiliki setae pada setiap pasang
parapodia pada bagian lateral tubuhnya. Hewan ini tidak memiliki klitellium.
Cacing ini berfungsi sebagai sumber makanann untuk berbagai hewan lain
seperti burung.
Spesies (Annelida) (2.)
Berikut beberapa speisies dari filum annelida yang dapat ditemukan di Indonesia :

Nereis sp.
Memiliki simetri tubuh bilateral, pada bagian dorsal berbentuk silindris dan
bagian ventral berbentuk pipih, bentuk tubuh bulat memanjang. Terdapat
prostomium yang dilengkapi oleh sepasang tentakel pendek, serta memiliki
parapodida yang terdapat setae. Tidak memiliki klitellium dan sucker. Nereis
virens hidup dilaut.
Megascolides sp.
Cacing ini memiliki tubuh besar dengan bentuk bulat menanjang, memiliki
klitellium, setae, dan ruas tubuh yang dapat mencapai ratusan ruas. Cacing ini
dapat tumbuh dengan ukuran yang panjang hingga mencapai 100 cm bahkan
lebih. Merupakan hewan hemafrodit, melalkukan fertilisasi silang. Cacing ini
tidak memiliki tentakel, parapodia, dan sucker.

Pheretima sp.
Cacing ini umumnya hidup di dalam tanah yang lembab. Bentuk tubuh bulat
memanjang. Memiliki ruas tubuh yang jelas, memiliki setae dan klitellium.
Sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut hingga anus. Cacing ini berperan
sebagai dekomposer (pengurai), akan tetapi cacing ini juga bisa menjadi
perusak tanah karena dapat menjadi inang dari parasit,
Spesies (Annelida) (3.)
Berikut beberapa speisies dari filum annelida yang dapat ditemukan di Indonesia :

Namalycastis cf. terrestis


Cacing ini dikenal sebagai cacing nipah hitam. Memiliki peostomium yang
terdapat mata pada bagian prostomium. Tubuh cacing ini memiliki lebar yang
seragam pada bagian anteriornya, kemudian memipih dan mengecil hingga
bagian posterior. Memiliki seta yang berwarna cokelat keemasan. Bagian
posterior tersusun atas segmen yang rapat dan berbentuk seperti daun.
Tubifex sp.
Cacing ini dikenal dengan nama cacing sutra karena memiliki tubuh yang
sangat lembut seperti benang sutra. Cacing ini hidup dengan membentuk
koloni di perairan mengalir yang kaya bahan organik. Perkembangbiakanya
dengan cara memutus ruas, yang kemudian ruas yang terputus dapat hidup
kembali. termasuk hermafrodit tetapi tetap membutuhkan sperma dalam
pembuahan sel telur.
Armandia intermedia Fauvel.
Cacing ini dapat ditemukan dilaut, pada sebuah penelitian di Teluk Kotania
ditemukan spesies ini. Memiliki warna tubuh biru keunguan. Pada tiap segmen
tubuh cacing ini memiliki sepasang parapodia sebagai alat gerak dan bernafas.
Terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium,
cacing ini juga memilki mata.
(4.)
Spesies (Annelida)
Berikut beberapa speisies dari filum annelida yang dapat ditemukan di Indonesia :

Sipunculus nudus
Cacing ini memiliki nama lokal yaitu cacing siasia atau dikenal cacing
kacang. Cacing ini merupakan spesies cacing yang hidup dilaut.
Memiliki bentuk tubuh silindris, memiliki kepala yang dilengkapi 2
pasang tentakel yang menyirip. Pada saat dewasa cacing ini
berwarna merah muda dan yang lebih muda berwarna keputihan.
Spesies ini pada umumnya memiliki panjang 5-15 cm. Hewan ini hidup
dipantai yang berlumpur atau berpasir di kedalaman rata-rata 30 cm.
Cacing ini biasanya hidup melekat pada benda padat untuk
melindungi dirinya.
Phylum Mollusca
Moluska umumnya mengacu pada anggota kelompok besar
invertebrata bertubuh lunak dalam filum Mollusca. Filum
Mollusca merupakan filum hewan invertebrata terbesar
kedua, dengan Arthropoda (mengandung serangga) menjadi
yang terbesar. Perkiraan jumlah spesies moluska yang hidup
saat ini diperkirakan sekitar 200.000 di darat dan laut,
dengan catatan fosil menunjukkan adanya tambahan
60.000–100.000 spesies berbeda. Di laut, moluska
merupakan filum laut terbesar, sekitar 23% dari seluruh
organisme laut yang dikenal. Moluska dapat menghuni air
tawar maupun lahan kering, namun sebagian besar spesies
moluska hidup di lautan.
MOLLUSCA

GASTROPODA SCAPOPHODA BIVALVIA CEPHALOPODA MONOPLACOPHORA APLACOPHORA POLYPLACOPHORA

Octopodidae
ARCOIDA OCTOPODA Alloposidae
TRYBLIDIIDA
Bolitaenidae NEOLORICATA
Stauroteuthidae
CAVIBELONIA PHOLIDOSKEPIA
ARCHAEOGASTROPODA PULMONATA DENTALIIDA GADILIDA
LIMOIDA SEPIIDA
Laevipilinidae NEOMENIAMORPHA
Acanthochitonidae
CHAENOGASTROPODA Micropilinidae Chitonidae
MYOIDA Monoplacophoridae Choriplacidae
SEPIOLIDA Neopilinidae Cryptoplacidae
Amphimeniidae
Dondersiidae Ferreiraellidae
Epimeniidae
Gymnomeniidae Hanleyidae
Lymnaeidae Pararrhopaliidae
Lepidomeniidae Ischnochitonidae
Anulidentaliidae MYTILOIDA SPIRULIDA Proneomeniidae
Planorbidae Meiomeniidae Leptochitonidae
Neritinidae Entalinidae Rhopalomeniidae Mopaliidae
Physidae Gadilidae
Ampullariidae Simrothiellidae Schizochitonidae
Ancylidae Pulsellidae Strophomeniidae
Viviparidae Chilinidae NUCULOIDA
Wemersoniellidae NAUTILIDA Nautilidae
Latiidae
Acroloxidae Neomeniidae
OSTREOIDA VAMPYROMORPHIDA Vampyroteuthidae

Anulidentaliidae
Calliodentalium
Valvatidae Dentaliidae PTERIOIDA
Pleuroceridae Fustiariidae
TEUTHIDA
Thiaridae Gadilinidae
Laevidentaliidae
Melanopsidae Keterangan:
Omniglyptidae UNIONOIDA
Symolopsidae Rhabdidae
Hydrobildae Wemersoniellidae
Ancistrocheiridae Phylum
Bathyteuthidae
Pomaptiosidae
Chiroteuthidae Class
Hyriidae Gonatidae
Margaritiferidae Lepidoteuthidae
Unionidae Order

Family
Ciri-ciri Taksonomi phylum mollusca
Morfologi (Mollusca)
1. Tubuh Mollusca umumnya dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu kepala, kaki, dan massa viseral. Kepala
biasanya memiliki organ sensorik seperti mata dan
tentakel.
2. Struktur mollusca disebut mantel, yang mengelilingi
massa viseral dan dapat membentuk struktur seperti
cangkang, paru-paru, atau insang.
3. Banyak Mollusca yang memiliki cangkang keras yang
terbuat dari kalsium karbonat.
4. Mollusca juga memiliki mulut dan anus.
5. Mollusca juga memiliki organ khusus yang disebut
radula
6. Mereka adalah hewan yang simetris bilateral, yang
berarti tubuh mereka dapat dibagi menjadi dua bagian
yang cerminan.
Fisiologi (mollusca)
1. Mollusca biasanya menggunakan insang, tetapi beberapa spesies
darat memiliki paru-paru sebagai alat pernapasan. Oksigen dan
karbon dioksida ditukar melalui dinding insang atau paru-paru.
2. Sistem Pencernaan Mollusca lengkap, yang dimulai dari mulut dan
berakhir di anus. Mollusca juga memiliki organ khusus yang disebut
radula, yang berfungsi untuk mengikis makanan.
3. Sistem Sirkulasi Mollusca sebagian besar terbuka, di mana darah
tidak selalu berada dalam pembuluh darah. Namun, beberapa
spesies, seperti gurita dan cumi-cumi, memiliki sistem sirkulasi
tertutup.
4. Sistem Ekskresi Mollusca berfungsi untuk mengeluarkan limbah
nitrogen melalui organ yang disebut metanefridia.
5. Sebagian besar Mollusca adalah hewan berkelamin ganda, yang
berarti mereka memiliki organ reproduksi jantan dan betina.
Beberapa spesies juga mampu bereproduksi secara aseksual.
6. Mollusca memiliki cangkang keras yang digunakan sebagai
pertahanan yaitu untuk melindungi diri dari pemangsa. Beberapa
spesies memiliki tinta atau zat beracun sebagai mekanisme
pertahanan.
Etologi (mollusca)
1. Mollusca memiliki berbagai cara untuk mendapatkan
makanan. Beberapa spesies adalah pemangsa, beberapa
adalah herbivora, dan beberapa adalah detritivora (makanan
mereka terdiri dari detritus atau bahan organik mati).
2. Mollusca memiliki berbagai strategi reproduksi. diantaranya
melepaskan telur dan sperma ke dalam air, di mana fertilisasi
terjadi. Beberapa spesies lain melakukan fertilisasi internal dan
beberapa bahkan merawat telur dan anak-anak mereka.
3. Mollusca bergerak dengan berbagai cara (locosomi). Beberapa
menggunakan kaki mereka untuk merayap di sepanjang
permukaan, sementara yang lain, seperti cumi-cumi dan gurita,
menggunakan jet air untuk bergerak cepat melalui air.
4. Perilaku Sosial Mollusca, seperti gurita, dikenal memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi dan dapat belajar dan mengingat
informasi. Mereka menunjukkan perilaku kompleks seperti
bermain, menyelesaikan teka-teki, dan menggunakan alat.
Ekologi (mollusca)
1. Peran mollusca dalam Ekosistem Sebagai contoh,
mereka berfungsi sebagai pemangsa, dan detritivora.
Mereka juga merupakan makanan penting bagi banyak
spesies lain.
2. Interaksi dengan Spesies Lain yaitu Mollusca adalah
tuan rumah bagi berbagai parasit dan simbion, dan
mereka juga dapat berfungsi sebagai polinator bagi
beberapa jenis tanaman.
3. Mollusca dapat memiliki dampak signifikan pada
lingkungan mereka. Misalnya, kerang zebra dan kerang
quagga telah merusak ekosistem air tawar di Amerika
Utara, sementara siput raksasa Afrika telah menjadi
hama pertanian yang merusak di banyak tempat.
Geografi (molLusca)

Habitat: Mollusca dapat ditemukan di


hampir semua habitat di Bumi, mulai dari
gunung hingga lautan dalam, dan dari
daerah tropis hingga daerah kutub. Mereka
adalah salah satu kelompok hewan paling
sukses dalam hal penyebaran geografis.
Spesies (moluska)
Berikut beberapa speisies dari filum moluska yang dapat ditemukan di Indonesia :

No nama spesies ciri ciri

1.
Ukuran cangkang bervariasi antara 25
Trochus maculatus mm dan 65 mm
(Linnaeus,1758) Cangkang padat dan berat
Memiliki bentuk kerucut dan umbilicate
palsu
2. Cangkang dewasa bervariasi antara 14 mm dan
30 mm.
Tritia mutabilis
(Linnaeus,1758) Cangkang halus berbentuk bulat telur, kerucut,
dan sedikit ventrikosa.
Puncak menara terdiri dari tujuh lingkaran, bulat
dan bengkak di bagian atas
3.
Cangkang tumbuh hingga panjang 15 mm.
Cangkang imperforate memiliki bentuk bulat
Turbo gemmatus
telur yang agak tertekan.
(Reeve, 1848)
Jahitan puncak menara agak tersalurkan dalam.

4.
Cangkangnya bervariasi, tetapi umumnya
Spisula solidissima memiliki panjang sekitar 5 hingga 7 cm
(Dillwyn, 1817) Cangkangnya berbentuk oval dan pipih
Warna cangkang warna putih keabu-abuan dan
garis-garis coklat atau ungu.

5. Cangkangnya berbentuk jantung dengan tonjolan-


tonjolan tajam di tepiannya.
Umumnya berwarna coklat atau keabu-abuan
Trachycardium sp. dengan corak atau garis-garis yang berbeda-beda
(Morch, 1853) Ukuran cangkangnya bervariasi tergantung pada
spesiesnya, tetapi umumnya memiliki panjang sekitar
2 hingga 5 cm.
6. Ukuran cangkangnya bervariasi, tetapi
umumnya memiliki panjang sekitar 3 hingga
Tapes sulcarius 5 cm
(Lamarck, 1818) Cangkangnya berbentuk oval dan pipih
warna yang bervariasi dari putih hingga
coklat.
7.
Panjang mantelnya mencapai 16 cm
Panjang lengan 80 cm
Octopus cyanea Memiliki lingkaran biru gelap di kulitnya,
yang membuatnya dikenal sebagai "big
blue octopus"

8. Mantelnya dapat tumbuh hingga 40 cm (16


inci) panjangnya
Ocellus Octopus
Paralarva memiliki sirip berbentuk dayung
Mantel yang lebar dengan kromatofor dorsal
besar, dan banyak kromatofor ventral
9.
Memiliki 8 lengan dan tentakel yang
panjang
Sepia officinalis Sepasang sirip di bagian leher hingga
ujung ekor
Bentuk tubuhnya relatif lebar dan agak
pipih

10. Mantel lebar dengan beberapa kromatofor


dorsal besar dan banyak kromatofor
Loligo vulgaris
ventra
Tubuh panjang dan silindris dengan kepala
yang menonjol
Kepala biasanya besar dengan sepasang
mata besar dan kompleks
Kesimpulan
Pada Filum Annelida merupakan filum hewan yang terdiri dari
cacing bersegmen dengan rongga tubuh sejati, bentuk tubuh
simetri bilateral, dan tripoblastik. Memiliki sistem pencernaan
yang lengkap, sistem reproduksi yang baik sistem ekskresi yang
terdiri dari nefridium, serta sistem peredaran darah tertutup.
Annelida umumnya hidup bebas, seperti tanah yang lembab, di
perairan air tawar maupun air laut. Pada Filum Mollusca, hewan-
hewan Mollusca termasuk hewan multiseluler, memiliki bentuk
tubuhsimetri bilateral, lunak, triploblastik. Pada bagian tubuhnya
mollusca memiliki mantel yang mengelilingi massa viseral dan
memiliki radula. Mollusca memiliki sistem pencernaan lengkap,
sistem reproduksi baik, dan sistem peredaran darah terbuka. dan
hewan mollusca dapat ditemukan hampir disemua habitat di bumi
mulai dari gunung hingga lautan dalam.
Sumber Referensi
Aaron R. T. Lumingas, d. (2022). Komunitas Polychaeta Dalam Substrat Lunak Zona Subtidal Teluk Manado, Sulawesi . Jurnal Ilmiah PLATAX, 168-
178.
Devi Karsiti Nur Solihat, d. (2016). PHYLUM ANNELIDA.
Dharmawibawa, I. D. (2019). STRUKTUR KOMUNITAS ANNELIDA SEBAGAI BIOINDIKATORPENCEMARAN SUNGAI ANCAR KOTA MATARAM. Jurnal
Ilmiah Biologi, 42-58.
Günter Purschke, C. B. (2014). Systematics, evolution and phylogeny of Annelida – a morphological perspective. 248-250.
Nizar Azhari, N. (2018). IDENTIFIKASI JENIS ANNELIDA PADA HABITAT SUNGAI JANGKOK MATARAM. Jurnal Ilmiah Biologi, 130-136.
Rahmadina, L. E. (2018). IDENTIFIKASI HEWAN INVERTEBRATA PADA FILUM ANNELIDA DI DAERAH PENANGKARAN BUAYA ASAM KUMBANG DAN
PANTAI PUTRA DELI. Klorofil.
Windy Chintia, ,. J. (2020). Deskripsi Morfologi Cacing Nipah Hitam (Namalycastis cf. terrestris) Asal Perairan Mangrove Sungai Kakap Kalimantan
Barat. Jurnal Protobiont, 200-205.
WoRMS 2023. Accessed at : https://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=882
Mas Ad (2022). https://www.faunadanflora.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-mollusca.
Nurlaila sitepu (2022) Pelecypoda And Inventory The Kenangarian Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Edukasi STKIP Abdi
Pendidikan Payakumbuh.
Desmaya (2022) . MODUL PEMBELAJARAN FILUM MOLLUSCA http://repository.radenintan.
Balansada, A. R., Ompi, M., & Lumoindong, F. (2019). Identifikasi dan habitat gurita (Cephalopoda) dari perairan Salibabu, Kabupaten Kepulauan
Talaud. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(3), 247-255.
Cappenberg, H. A., & Wulandari, D. A. (2019). Struktur komunitas moluska di padang lamun perairan Pulau Belitung Provinsi Bangka Belitung. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(3), 735-750.
Ritonga, A., Fefiani, Y., & Warsodirejo, P. P. (2021). Inventarisasi Spesies Kelas Cephalopoda Dalam Pembuatan Modul Bagi Mahasiswa FKIP UISU
Medan. BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology), 4(2), 87-93.
Sary, E. J. M., Meilisa, N., Aisyah, S., & Putra, A. P. (2022). Identifikasi Karakteristik Pada Hewan Molusca Di Sekitar Pulau Mandeh Sumatera Barat.
In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 2, No. 2, pp. 106-113).
Yuliana, S., Sari, B. I., & Oktiansyah, R. (2023, September). Biodiversitas Populasi Moluska Yang Ada di Pesisir Pulau Mandeh (Biodiversity of
Mollusca Populations on The Coast of Mandeh Island). In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 3, No. 1, pp. 442-450).
Presented by Group 3

Thank
you very
much!
R3C

Anda mungkin juga menyukai