Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Fajarriah Indah

NIM : 2105040072
Fakultas/Prodi : FISIP/Prodi Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Hukum Tata Negara
Dosen : Pery Rehendra Sucipta, S.H., M.H.
Pengajar

Tugas Analisa Klipping Berita Terkait Hukum Tata Negara


https://amp.suara.com/news/2019/09/04/132423/jokowi-diminta-kaji-ulang-efektivitas-
kementerian-koordinator

Analisa:

Dalam berita tersebut diketahui bahwa posisi Kementerian Koordinator tidak


diwajibkan untuk dipertahankan oleh Presiden Joko Widodo. Hal tersebut didasari pada Pasal
14 undang-undang nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang berbunyi: "untuk
kepentingan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian, Presiden dapat membentuk
Kementerian Koordinasi".

Sehubungan dengan hal tersebut STH Indonesia Jentera, Bivitri Susanti, mengatakan
keberadaan Menteri Koordinator sebenarnya boleh ada dan boleh tidak, karena dalam pasal
undang-undang tersebut hanya ada kata “dapat” bukan “harus” atau “diwajibkan”. Bivitri
Susanti juga menambahkan.

"Dia enggak punya portfolio dalam arti struktur sampai kementerian yang besar ada
dirjen, direktur, inspektorat, segala macem, itu kan sebenarnya tidak ada, sehingga seringkali
menimbulkan kebingungan siapa yang harus melangkah untuk isu tertentu," kata dia.

Dapat disimpulkan bahwa tugas dan fungsi Kementerian Koordinator tidak berfungsi
dengan baik. Dikarenakan, masih sering kebingungan siapa yang harus menyelesaikan isu-isu
tertentu. Oleh karena itu, keberadaan Kementerian Koordinator diminta untuk tidak
dipertahankan posisinya oleh Presiden Joko Widodo

Dari pemaparan di atas dapat dikaitkan dengan pendapat ahli Hukum Tata Negara
mengenai lembaga negara tersebut, seperti yang disampaikan oleh Logemann berikut ini.

“Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang


diperlukan, wewenang masing-masing badan, hubungan antar badan yang satu dengan yang
lain, serta hubungan antara badan-badan itu dengan individu-individu di dalam suatu
Negara.”

Sama seperti Logemann, yang menjelaskan bahwa hukum tata negara ialah hukum
yang mengatur tentang alat perlengkapan negara, Wade and Phillips juga mengemukakan
pendapat yang sama dalam bukunya yang berjudul “Constitusional Law” ia berpendapat
bahwa Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu.

Dari pernyataan Logemann dan Wade and Phillips, dapat disimpulkan bahwa alat
perlengkapan negara atau dapat disebut juga lembaga negara harus memiliki wewenang,
tugas, dan fungsi yang jelas. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan tidak
mengganggu ke efektivitas lembaga negara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai