Anda di halaman 1dari 7

Pemeliharaan ( Maintenance )

Macam – Macam Pemeliharaan


1. Preventive Maintenance
Mencegah terjadinya kerusakan peralatan selama proses operasi berlangsung, terjadwal,
dilakukan berdasarkan estimasi umur peralatan. Proses ini dilakukan berdasarkan task
list maiintenance. Secara umum proses ini bertujuan mencegah kerusakan selama usia
pakai/produksi belum berakhir.
2. Predictive Maintenance (schedule)
Mengantisipasi kegagalan peralatan sebelum terjadi kerusakan total. Biasanya melihat
tren perilaku peralatan sehingga dapat diperkirakan kondisi dari peralatan. Untuk
jangka panjang dapat diperkirakan sampai kapan peralatan bisa bekerja dengan normal.
3. Corrective Maintenance
Kegiatan mengidentifikasi penyebab kerusakan, penggantian komponen rusak,
mengatur kembali bagian yang tidak bekerja sesuai dengan desain (abnormal – normal).
Corrective dilakukan jika terdapat laporan dari pihak produksi.
4. Breakdown Maintenance
Pada proses ini kegiatan maintenance dilakukan karena kondisi mesin berhenti
produksi, tidak diinginkan dan harus segera diselesaikan (unpredictive = unscheduled
shutdown).
5. Overhaul
Kegiatan maintenance yang dilakukan dengan pembongkaran secara menyeluruh,
penelitian terhadap mesin, dan penggantian suku cadang yang sesuai spesifikasinya.
Ada 3 macam Overhaul:
a. Simple (S)
b. Medium (M)
c. Serious (Se)
Untuk proses tersebut acuannya melihat pada proses maintenance turbin. Siklus
Overhaul tahunan adalah S – S – M – S – Se.
Standard Pemeliharaan Kondensor

Gambar Kondensor
Kondensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap yang
keluar dari low pressure turbin. Air laut digunakan sebagai media pendingin yang diambil
dari laut sampai sisi masuk circulating water pump. Kondensor mengkondensasikan uap pada
kondisi pressure kurang dari 1 atm (kondisi vakum). Vakum kondensor terbentuk oleh proses
kondensasi steam di kondensor dan terdapat alat bantu berupa vacuum pump. Fungsi vacuum
pump adalah mengekstrak atau membuang udara atau gas-gas lainnya kemudian membuang
ke atmosfer untuk menjaga vakum. Kondisi vakum diperlukan untuk mempercepat perubahan
fase dari uap ke cair.

Konponen Kondensor
1. Pipa Kondensor (Condenser Tube)
Pipa Kondensor (Condenser Tube) berfungsi untuk menyerap panas dari uap bekas turbin
sehingga temperaturnya (suhu) uap turun dan berubah fasa menjadi air (cair). Pipa kondensor
ini terletak di bagian dalam kondensor dan terdiri dari banyak (ratusan/ribuan) pipa – pipa
dengan diameter kecil yang disusun rapat dan biasanya tesusun secara horizontal. Air
pendingin akan dimasukkan ke dalam pipa kondenser dari bagian bawah (inlet) dan
dikeluarkan dari bagian atas (outlet). Sedangkan uap bekas turbin akan bersentuhan dengan
pipa kondensor bagian luar.
Masalah yang terjadi berupa kebocoran pada pipa kondensor, pipa kondensor yang bocor
akan menyebabkan air pendingin mengalir ke dalam ruang kondensor. Jika kebocoran sudah
besar maka akan menyebabkan level hotwell naik hingga merendam pipa – pipa kondensor.
Uap bekas turbin tidak bisa mengalirkan panasnya ke pipa kondensor tersebut karena ruangan
kondenser terisi penuh air dan ruang panas yang gagal terkondensasi, dan kadar mineral yang
tinggi menyebabkan tube condensor karat.
Cara mengatasi kebocoran pipa bisa dilakuan dalam kondisi shut down, dan dilakukan
penutupan ( plug ) posisi ujung-ujung pada line tube/pipa yang ter indikasi bocor.

2. Cooling Water Pump (CWP)


Cooling Water Pump (CWP) adalah sebuah pompa air yang mengalirkan air pendingin
ke bagian dalam pipa kondensor. Air pendingin bisa berasal dari air tawar atau air laut.
Tergantung dari kapasitas turbin uap, semakin besar kapasitasnya maka akan memerlukan air
dalam jumlah yang banyak dan biasanya menggunakan air laut yang melimpah.
Air pendingin kondensor bisa digunakan atau disirkulasikan sekali saja setelah itu
dibuang ke luar atau bisa digunakan berulang kali tapi harus memeliki alat tambahan untuk
menjaga temperatur air pendingin tetap terjaga sesuai desain kondensor. Biasanya akan
dilengkapi dengan suatu alat yaitu cooling tower.

Gambar Cooling Water Pump (CWP)


3. Pompa Vakum (Vacum Pump)
Pompa Vakum (Vacum Pump) berfungsi untuk menarik gas – gas ( liquidring ) yang
tidak diperlukan keluar dari kondensor. Kegagalan dalam membuang gas – gas tersebut akan
membuat tekanan di dalam kondensor turun (drop) yang akan menyebabkan uap bekas turbin
mengalami kesulitan mengalir ke kondensor dan bisa menyebabkan harus diturunkannya
beban turbin atau bahkan membuat turbin uap trip.
Pompa vakum akan mengalirkan air dari tangki ejektor melewati suatu nozzle
berkecepatan tinggi dan dilewatkan ke saluran pipa yang sempit yang terhubung ke dalam
kondendor. Akibatnya gas – gas di dalan kondensor akan tertarik dan dibuang bersama air
ejektor ke udara luar (atmosfer).
Masalah yang terjadi yaitu sistem vakum ejektor bermasalah, performa pompa ejektor
yang tidak maksimal bisa menyebabkan vakum turun, air yang di pompa menjadi sedikit dan
akhrnya akan mengurangi jumlah gas yang di hisap sistem vakum. Oleh karena itu pekerja
operator turbin harus selalu mengecek kinerja pompa ejektor. Cek apakah temperatur motor
dan pompa aman, level oli atau grease aman, mekanik seal aman, suara dan vibrasi tidak
kasar. Pastikan juga di dalam ejector tank terdapat air yang cukup, kekurangan air akan
menyebabkan Vacuum Drop. Pastikan juga pada pipa saluran Ejector yang ke kondensor
tidak ada celah atau lubang yang bisa menyebabkan udara luar masuk.

Gambar Vacum Pump


.4. Hotwell
Hotwell adalah suatu alat yang terdapat di bawah kondenser namun masih menjadi satu
dengan kondensor dan berfungsi menampung air kondensat.
5. Pompa Kondensat (Condensate Pump)
Pompa Kondensat (Condensate Pump) berfungsi unuk memompakan air kondensat di
Hotwell ke tangki Daerator (Daerator tank).
Masalah yang sering terjadi di pompa kondensat yaitu, vibrasi dan motor shot. Pompa
kodensat tidak boleh mati atau bekerja dalam kondisi tidak maskimal. Kerusakan pada pompa
kondensat akan menyebabkan level hotwell tinggi hingga merendam pipa – pipa pendingin
dan memenuhi ruang kondensor. Bahkan air kondensat yang penuh tersebut sampai terhisap
ejector vacuum pump.
Hal tersebut bisa menyebabkan pertukaran panas uap ke pipa – pipa pendingin
kondensor berkurang dan mengakibatkan vakum turun. Untuk mengatasinya bila satu pompa
condensa mati segera pastikan pompa yang standby untuk segera di start, karena biasanya
pompa kondensat tidak bisa auto start pada saat pompa yang sedang jalan tiba – tiba mati.
Untuk menjaga keandalan dan efisiensi pada kondensor diperlukan adanya
pemeliharaan, baik preventive maupun corrective maintenance. Berikut pemeliharaan yang
dilakukan pada kondensor:
1. Preventive Maintenance yang dilakukan pada kondensor adalah:
a. Pemeriksaan visual
b. Pemeriksaan kebocoran waterbox
c. Pemeriksaan kelainan suara (air dan uap)
2. Corrective Maintenance:
a. Bila kondisi overhaul atau pekerjaan pada saat unit mati, dilakukan cleaning tube atau
pembersihan pada tube.
b. Terjadi kebocoran pada pipa dan tube.
Instruksi Kerja Pemeliharaan Kondensor
1. Membuat ijin isolasi
2. Memastikan water box dalam kondisi kosong atau sudah out service, periksa pressure
indicator dan melihat line drain.
3. Membuka Man Hole Water Box
4. Melakukan pembersihan water box
5. Membuka cover water box condenser
6. Memeriksa rubber lining
7. Memeriksa chatodic protection
8. Memeriksa kerapatan manhole
9. Memeriksa dan melakukan pembersihan pada hot well
10. Memeriksa valve-valve (katup-katup)
11. Pembersihan tube kondensor
12. Memeriksa kebocoran tube
a. Kondisi operasi:
a) Koordinasi dengan operator untuk out service water box kondensor
b) Menyiapkan lampu 24 VDC dan peralatan yang dibutuhkan
c) Buka man hole sisi atas, setelah level air laut low buka man hole sisi bawah
d) Pasang papan kayu pada sisi inlet & outlet pada water HSAS 18001
e) Basahi permukaan tube dengan air kemudian pasang lembaran kertas koran sampai
menutupi seluruh permukaan tube inlet & outlet
f) Segera plug sisi inlet & outlet pada tube yang bocor tersebut
g) Keluarkan semua peralatan yang ada dalam
h) Tutup kembali semua man hole
i) Water box kondensor siap di in service sambil check kerapatan man hole
Kondensor siap di operasikan
b. Kondisi shutdown atau overhaul:
a) Koordinasi dengan operator
b) Filling hot well dengan water make up
c) Periksa tube yang bocor
d) Plug tube yang bocor (ganti tube)
e) Tutup man hole
f) Kondensor siap in service
15. Memeriksa catcher ball cleaning
16. Melakukan pemasangan cover water box kondensor
17. Menutup kembali semua man hole
18. Kondensor siap beroperasi

Anda mungkin juga menyukai