Dimana :
Q = Jumlah panas yang harus dibuang ke kondensor (kJ/kg)
U = Koefisien perpindahan panas universal (kkal/jam)
A = Luas permukaan perpindahan panas (m2)
T = Temperatur uap masuk Kondensor (0C)
ti = Temperatur Air pendingin masuk Kondensor (0C)
to = Temperatur air pendingin keluar Kondensor (0C)
Masalah yang umum dan sering terjadi pada kondensor adalah Fouling, Fouling
memperbesar hambatan yang berarti menurunkan transmitasi. Bila transmitasi (U) turun, maka
beda temperatur antara uap dan air pendingin naik untuk sejumlah panas (Q) yang harus
dipindahkan, kenaikan suhu pada permukaan Kondensor akan berefek kenaikan tekanan dalam
Kondensor sebagai konsekwensinya.
Fouling disebabkan oleh lumpur atau binatang laut seperti tritip atau karang hijau akan
mempertinggi resistansi sehingga akan menurunkan kecepatan Transmitasi (U) yang
menghambat perpindahan panas dari Last Stage Steam Turbine ke air pendingin, karena itu harus
dihambat laju fouling terhadap pipa kondensor yang dapat menurunkan performance kondensor.
Pada PLTU Priok jenis kondensor yang digunakan adalah berupa shell and tube , dimana
air laut mengalir didalam tube untuk mendinginkan uap bekas yang berasal dari turbin, pada
proses kondensasi ini mengakibatkan sisi uap kondensor (termasuk hotwell) berada dalam
kondisi vakum . Bila air pendingin berkurang maka vakum akan turun dan pada kondisi ekstrim
dapat mengakibatkan dearating dan bila vakum terus turun akan mengakibatkan unit trip , karena
itu air pendingin utama merupakan unsur yang vital pada sebuah PLTU.
Condensor dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Condensor kontak langsung (Direct Contact Condensor/Jet Condensor).
Prinsipnya mencampur uap dan air pendingin yang di sprey kan dalam satu tabung sehingga
terbentuk air kondensate dan biasanya campuran air yang terbentuk diinjeksikan lagi keperut
bumi untuk menjaga kelestarian alam. Condensor jenis ini banyak digunakan pada PLTP.
2. Condensor Permukaan (Surface Condensor).
Prinsipnya air pendingin dan uap yang didinginkan tidak dicampur , terpisah air pendingin
didalam pipa-pipa (tubes) pendingin sedangkan uap yang terkondensasi didalam cangkang
(shell). Pada Condensor Permukaan air pendingin yang tersedia dalam jumlah besar dan
diharapkan air yang masuk kedalam kondensor air yang bersih .
Menurut arah alirannya ada beberapa type Condensor :
- Single Flow (aliran tunggal) satu arah
- Double Flow (aliran ganda) dua/tiga arah
Jenis Kondensor Permukaan (Surface Condensor) banyak digunakan di PLTU termasuk PLTU
Priok.
fleksibel selain untuk menghilangkan pemuaian juga digunakan sebagai penunjang (support)
pemegang pipa dan ruang air.
4. Ruang kondensat (hotwell)
Ruang kondensat dilaskan pada sisi selongsong yang menampung semua kondensat dan
dilengkapi dengan gelas penduga dan lubang lalu orang.
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan
suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar
ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kondensor
merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang
dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor,
kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi
zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi untuk
mengkondensasikan fluida kerja
Secara umum, terdapat 2 jenis kondensor yaitu :
1. Surface condenser
Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet
connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor
yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan
kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari
steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten penguapan dan
terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan
kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor
dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian
yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum
timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air,
kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk
selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk
mempertahankan vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor,
dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat
dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke
air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section.
Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
a. Horizontal kondenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa
pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah
kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
b. Vertical condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa
pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondenser
dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
2. Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan air
pendingin.
Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal powerplant