Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS STRUKTUR MODAL PT UNILEVER INDONESIA

DAN PT MAYORA INDAH

Emilda
Universitas Kader Bangsa
Email : anne.emilda@gmail.com

Info Artikel : ABSTRACT

Diterima 20 Desember 2017 Purpose - This study aims to determine the financial and operational
Direview 30 Februari 2018 characteristics of both companies, analyzing the capital structure policy
Disetujui 25 Maret 2018 and analyze whether differences in performance caused by the company's
capital structure policy, and to analyze the presence or absence of
financial leverage on PT Mayora Indah which use high levels of debt.
Design/methodology - he research methodology used in this research is
quantitative research with explanatory type. The data type used secondary
data in the form of financial statements, inflation rate, BI rate and exchange
rate. The data analysis used financial statements and financial ratios.
Findings – PT Unilever Indonesia has a policy of capital structure with
100% equity, while PT Mayora Indah has capital structure in the form of
high proportion of debt levels. Theoretically characteristics of a company
has a role in influencing the capital structure and the capital structure of a
Keywords : company is one of the factors that affect the company's performance. The
Capital structure analysis results indicate that the company's financial performance is not
The company’s characteristics resulted from the capital structure policy. It is seen from the ratio chart of
The company's performance OPM and NPM having similar direction of high debt movement and the use
of high debts at PT Mayora Indah does not generate financial leverage.
Emilda 333

PENDAHULUAN PT Unilever Indonesia dan PT


Keputusan pendanaan merupakan Mayora Indah merupakan perusahaan
salah satu hal yang penting untuk yang dikategorikan dalam sektor
dipertimbangkan karena kombinasi consumer goods dan memiliki
pendanaan berupa ekuitas dan hutang kebijakan struktur modal yang
akan mempengaruhi biaya modal. berbeda. PT Unilever Indonesia bisa
Oleh karena itu, perusahaan akan dikatakan memiliki struktur modal yang
berusaha memilih struktur modal yang bisa dikatakan memiliki kebijakan
optimal. Struktur modal yang optimal struktur modal berupa100% ekuitas
adalah struktur modal yang dapat karena yang membentuk liabilitas
meminimalkan biaya modal dan jangka panjang bukanlah pinjaman dari
memaksimalkan nilai perusahaan. bank dan obligasi, melainkan liabilitas
Menurut Shyam-Sunder dan pajak tangguhan dan kewajiban
Myers (1999) teori struktur modal yang imbalan kerja.
ada didominasi oleh pencarian struktur Berdasarkan data laporan
modal yang optimal. Pecking order keuangan perusahaan periode 2003
theory dan trade-off theory sampai 2013 yang diperoleh dari
memberikan pandangan yang saling www.idx.co.id dan website perusahaan
bertentangan terkait struktur modal, hal http://www.unilever.co.id, PT Unilever
ini juga diikuti dengan hasil penelitian Indonesia baru melakukan pinjaman
yang masih kontradiktif terkait pecking dari bank berupa pinjaman jangka
order dan trade off theory. Trade-off pendek pada tahun 2010. Jika dilihat
theory menyatakan bahwa perusahaan dari karakteristik pendanaan
memilih menggunakan hutang karena perusahaan di Indonesia, jarang
adanya penghematan pajak. perusahaan di Indonesia yang tidak
Sedangkan menurut pecking order menggunakan hutang dalam struktur
theory, perusahaan akan memilih modal perusahaan. PT Mayora Indah
sumber pendanaan internal terlebih memiliki struktur modal yang
dahulu, kemudian akan menggunakan sebaliknya. PT Mayora Indah memiliki
pendanaan hutang dan terakhir akan sumber pendanaan berupa proporsi
menerbitkan ekuitas jika pendanaan hutang yang cukup tinggi. Jika dilihat
eksternal dibutuhkan. dari rasio total utang terhadap ekuitas
periode 2009 sampai 2013 memiliki
Emilda 334

rata-rata DER lebih dari satu yaitu struktur modal PT Mayora Inda
sebesar 1.41. Berikut komposisi

Tabel 1 Struktur Modal PT Mayora Indah


Komposisi Struktur Modal 2009 2010 2011 2012 2013
Liabilitas Jangka Panjang 35% 40% 49% 52% 44%
Ekuitas 65% 60% 51% 48% 56%
Sumber: laporan keuangan PT Mayora Indah dari www.idx.co.id

Dari tabel diatas, struktur modal selama diharapkan dapat


pada PT Mayora Indah dapat menghasilkan rentabilitas ekonomi
diketahui. PT Mayora Indah memiliki (basic earnings power).
struktur modal berupa proporsi utang Perusahaan yang menggunakan
yang bisa dikatakan cukup tinggi. sumber dana dengan beban tetap
Komposisi liabilitas jangka panjang dikatakan bahwa perusahaan
dan ekuitas sebesar 35% dan 65% mempunyai financial leverage.
pada tahun 2009, 40% dan 60 % pada Perusahaan menggunakan financial
tahun 2010, 49% dan 51% pada tahun leverage dengan tujuan agar
2011, 52% dan 48% pada tahun 2012 keuntungan yang diperoleh lebih besar
dan 44% dan 56% pada tahun 2013. daripada biaya sumber dananya.
PT Mayora Indah bisa dikatakan Sebaliknya leverage juga
memiliki tingkat hutang yang cukup meningkatkan variabilitas (risiko)
tinggi dalam struktur modalnya. Teori keuntungan, karena jika perusahaan
yang dikemukakan Modigliani dan ternyata mendapatkan keuntungan
Miller dalam Husnan dan Pudjiastuti yang lebih rendah dari biaya tetapnya
(2012) yang mengatakan bahwa maka penggunaan leverage akan
sejauh pembayaran bunga bisa menurunkan keuntungan pemegang
dipergunakan untuk mengurangi beban saham (Sartono, 2010)
pajak, maka penggunaan hutang PT Unilever Indonesia dan PT
memberikan manfaat bagi pemilik Mayora Indah memiliki kebijakan
perusahaan. Menurut Riyanto dalam struktur modal yang berbeda. Menurut
Husnan dan Pudjiastuti (2012) Tian & Zeitun (2007) satu dari faktor
penggunaan hutang dapat dibenarkan utama yang mempengaruhi kinerja
Emilda 335

perusahaan adalah struktur modal. Perusahaan akan berusaha memilih


Oleh karena itu, penulis melakukan struktur modal yang optimal, struktur
penelitian dengan judul “Analisis modal yang optimal adalah struktur
Struktur Modal PT Unilever Indonesia, modal yang dapat memaksimalkan
Tbk dan PT Mayora Indah, Tbk”. nilai perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk Komponen Struktur Modal
menganalisis kebijakan struktur modal Struktur modal secara umum
dan apakah perbedaan kinerja terdiri atas tiga komponen
perusahaan pada PT Unilever 1. utang jangka panjang (long term
Indonesia dan PT Mayora Indah debt)
disebabkan oleh kebijakan struktur utang jangka panjang adalah
modal, serta menganalis ada atau utang yang masa jatuh tempo
tidaknya financial leverage pada PT pelunasannya lebih dari 1 tahun
Mayora Indah yang menggunakan 2. Saham preferen
tingkat hutang yang tinggi Saham preferen adalah bentuk
komponen modal jangka
TINJAUAN PUSTAKA panjang yang merupakan
Karakteristik Perusahaan kombinasi antara modal sendiri
Beberapa penelitian (saham biasa) dengan utang
menggunakan determinan struktur jangka panjang
modal sebagai karakteristik suatu 3. Ekuitas saham biasa (common
perusahaan, diantaranya Wulandari stock equity)
(2014), Omran dan Pointon (2009), Saham biasa adalah bentuk
Eriotis (2007), dan Schoubben dan komponen modal jangka
Hulle (2004). Beberapa variabel yang panjang yang ditanamkan oleh
sering digunakan dalam penelitian para investor yang
sebagai faktor yang mempengaruhi pemegangnya memiliki klaim
struktur modal, diantaranya residual atas laba dan kekayaan
profitabilitas, ukuran perusahaan dan perusahaan.
struktur aktiva. Teori Struktur Modal
Struktur Modal Menurut Husnan (2012) teori
Struktur modal merupakan struktur modal menjelaskan apakah
kombinasi antara hutang dan ekuitas. ada pengaruh perubahan struktur
Emilda 336

modal terhadap nilai perusahaan, 5. Semua investor memiliki


kalau keputusan investasi dan informasi yang sama
kebijakan dividen dipegang konstan. 6. EBIT tidak dipengaruhi oleh
Struktur modal yang terbaik adalah penggunaan utang.
struktur modal yang dapat Kemudian pada awal tahun 1960-
memaksimalkan nilai perusahaan an, kedua ekonom tersebut
Menurut Brigham (2011) teori memasukkan faktor pajak. Trade-off
struktur modal modern dimulai pada theory, signaling theory, dan pecking
tahun 1958, ketika Profesor Franco order theory muncul sebagai
Modigliani dan Merton Miller (MM) perkembangan dari teori MM. Pada
menerbitkan artikel keuangan yang penelitian ini hanya berfokus pada
paling berpengaruh yang pernah ada. pengujian trade-off dan pecking order
Teori Modigliani-Miller tanpa pajak theory
dianggap sebagai awal mula teori Hubungan Struktur modal dan
struktur modal yang modern. Kinerja Perusahaan
Pandangan tradisional mengenai Menurut Tian & Zeitun (2007)
struktur modal mengatakan bahwa ada salah satu dari faktor utama yang
struktur modal yang optimal dan mempengaruhi kinerja perusahaan
mempengaruhi nilai perusahaan. Dua adalah struktur modal karena struktur
orang ekonom menentang pandangan modal yang optimal dapat
tradisional struktur modal, Modigliani meminimalkan biaya modal dan
dan Miller berpendapat bahwa struktur memaksimalkan nilai perusahaan.
modal tidak mempengaruhi nilai Hutang selain digunakan sebagai
perusahaan (Hanafi, 2004). Menurut penghematan pajak, hutang juga bisa
Brigham (2011) teori MM tanpa pajak sebagai financial leverage. Menurut
didasarkan pada beberapa asumsi, Sartono (2010) financial leverage
meliputi: adalah penggunaan sumber dana yang
1. Tidak ada biaya transaksi. memiliki beban tetap dengan harapan
2. Tidak ada pajak. bahwa akan memberikan tambahan
3. Tidak ada biaya kebangkrutan. laba yang lebih besar daripada beban
4. Investor dapat meminjam pada tetapnya sehingga akan meningkat
tingkat yang sama seperti perusahaan. laba yang tersedia bagi pemegang
saham. Dengan demikian alasan yang
Emilda 337

kuat untuk menggunakan dana dengan secara rata-rata. Alat analisis


beban tetap adalah untuk keuangan yang digunakan dalam
meningkatkan pendapatan yang penelitian ini adalah rasio keuangan
tersedia bagi pemegang saham. seperti rasio profitabilitas, produktifitas
aset, modal kerja dan solvabilitas
METODE PENELITIAN jangka pendek. Rasio tersebut juga
Jenis dan Sumber Data digunakan untuk mengetahui
Jenis data dalam penelitian ini karakteristik perusahaan dari sisi
adalah data sekunder. Teknik keuangan dan operasi.
pengumpulan data menggunakan arsip
data berupa: HASIL DAN PEMBAHASAN
1. laporan keuangan PT Unilever PT Unilever Indonesia
Indonesia, Tbk dan PT Mayora PT Unilever Indonesia dari tahun
Indah, Tbk periode 2009 sampai 2003 hingga 2013 tidak pernah
2013yang diperoleh dari website menggunakan hutang dalam struktur
IDX (www.idx.co.id) modal perusahaan. Pada tahun 2010,
2. untuk mengetahui beta pada PT Unilever Indonesia memang
kedua perusahaan diperlukan melakukan pinjaman bank, tetapi itu
data harga saham PT Unilever pinjaman jangka pendek sehingga bisa
Indonesia, Tbk dan PT Mayora dikatakanPT Unilever Indonesia
Indah, Tbk dan Harga Indeks sepenuhnya mengandalkan ekuitas
Saham Gabungan (IHSG) dalam struktur modalnya karena yang
periode 2009 sampai 2013 yang membentuk liabilitas jangka panjang
diperoleh dari bukan berasal dari sumber pendanaan
(http://finance.yahoo.com berupa hutang, melainkan liabilitas
Metode Analisis Data pajak tangguhan dan kewajiban
Metode penelitian menggunakan imbalan kerja. Berikut komposisi
metode komparatif dengan cara komponen struktur modal PT Unilever
melakukan perbandingan laporan Indonesia
keuangan dan rasio keuangan pada
kedua perusahaan dan rasio industri
Emilda 338

Tabel 2 Komposisi Struktur Modal PT Unilever Indonesia


Komposisi Struktur Modal 2009 2010 2011 2012 2013
Liabilitas Jangka Panjang 0.08 0.06 0.08 0.11 0.14
-Liabilitas Pajak Tangguhan
-Kewajiban Imbalan Kerja
Ekuitas 0.92 0.94 0.92 0.89 0.86
sumber: laporan keuangan PT Unilever Indonesia di www.idx.co.id

PT Unilever Indonesia memiliki hutang disebut unlevereged beta.


kebijakan struktur modal yang tidak Berikut grafik historical beta dan
pernah berubah yaitu mengandalkan proporsi ekuitas pada PT Unilever
100% ekuitas. Beta yang diperoleh dari Indonesia
perusahaan yang tidak menggunakan

120% 3

100% 100% 100% 100% 100% 100%2


1,8
1,3 1,2 1
80% 0,9

60% 0 proporsi ekuitas (kiri)


40% -1 Beta (kanan)

20% -2
-2,75
0% -3
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 1 Proporsi ekuitas dan beta pada PT Unilever Indonesia

Dari grafik diatas, maka diketahui modal, melainkan risiko pasar. Beta
PT Unilever Indonesia memiliki beta yang tinggi akan dipersepsikan oleh
yang tinggi. PT Unilever Indonesia investor memiliki risiko pasar yang
ketika tidak menggunakan hutang tinggi, sehingga ini mungkin menjadi
memiliki beta yang berfluaktif dan nilai alasan PT Unilever Indonesia enggan
beta secara rata-rata dari tahun 2010 menggunakan external financing.
hingga 2013 hampir diatas 1, hal ini PT Unilever Indonesia dengan
menunjukkan beta yang tinggi bukan kebijakan struktur modal berupa
dipengaruhi oleh kebijakan struktur pendanaan 100% ekuitas memiliki
Emilda 339

rasio yang profitabilitas yang tinggi. ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
Menurut Kasmir (2007) rasio dari penjualan dan pendapatan
profitabilitas merupakan rasio untuk investasi. Rasio profitabilitas,
menilai kemampuan perusahaan diantaranya, profit margin, OPM, NPM,
dalam mencari laba. Rasio ini juga ROA dan ROE. Berikut grafik rasio
memberikan ukuran tingkat efektivitas profitabilitas pada PT Unilever
manajemen suatu perusahaan. Hal ini Indonesia

60,0%

50,0% 49,6% 51,8% 51,2% 50,9% 51,3%

40,0%
Profit Margin
30,0%
23,34% 23,20% 23,87% 23,80% 23,29% OPM
20,0%
16,68% 17,19% 17,74% 17,72% 17,40% NPM
10,0%

0,0%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 2 Rasio profitabilitas PT Unilever Indonesia

Dari grafik diatas, PT Unilever 2009 menjadi 125,81% pada tahun


Indonesia memiliki rasio profitabilitas 2013.
berupa profit margin, OPM dan NPM Dari grafik rasio profitabilitas, PT
yang bisa dikatakan menunjukkan Unilever Indonesia secara keseluruhan
trend yang mendatar.Profit margin menunjukkan bahwa kinerja
padaperiode 2009 hingga 2013 sangat profitabilitas bukan disebabkan karena
tinggi yaitu diatas 50%, rasio OPM adanya perubahan kebijakan struktur
periode 2009 hingga 2013 berkisar modal. PT Unilever Indonesia baru
23%, rasio NPM periode 2009 hingga melakukan pinjaman berupa hutang
2013 berkisar pada angka 17%, rasio jangka pendek pada bank dimulai dari
ROA yang menunjukkan trend yang tahun 2010, jika dilihat dari rasio OPM
mendatar berkisar 40%, serta rasio dan NPM pada tahun 2010 hingga
ROE yang menunjukkan trend 2013 menunjukkan arah yang sama
meningkat dari 82,21% pada tahun sehingga hal ini mengindikasikan
Emilda 340

kinerja profitabilitas bukan disebabkan yang menggunakan aset yang memiliki


karena adanya kebijakan struktur biaya tetap dapat dikatakan
modal seperti menambah atau perusahaan mempunyai operating
mengurangi tingkat hutang. leverage. Sejauh penggunaan aktiva
PT Unilever Indonesia memiliki tetap dapat menghasilkan profit margin
struktur aktiva berupa proporsi dan yang tinggi, maka dapat dikatakan
perubahan aktiva tetap yang lebih perusahaan menghasilkan operating
besar dari aktiva lancar. Jumlah aktiva leverage. Berikut grafik proporsi aktiva
tetap yang tinggi akan mengakibatkan tetap dan profit margin PT Unilever
biaya operasi tetap yang tinggi pula. Indonesia.
Menurut Sartono
tono (2010) perusahaan

70%

60% 58%
57% 58% 56%
50% 52%
48%
43% 42% 42% 44%
40% Proporsi Aktiva
Tetap
30%
Proporsi Aktiva
20% Lancar
10%

0%
2009 2010 2011 2012 2013

52,0%
51,8%
51,5%
51,2% 51,3%
51,0% 50,9%
50,5%
50,0%
49,5% 49,6%

49,0% Profit Margin

48,5%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 3 Proporsi struktur aktiva dan profit margin PT Unilever Indonesia


Emilda 341

Dari grafik diatas, kinerja


perusahaan yang tinggi pada PT PT Mayora Indah, Tbk
Unilever Indonesia berasal dari PT Mayora Indah memiliki
operating leverage yang tinggi. kebijakan struktur modal dengan
Penggunaan aktiva tetap yang tinggi sumber pendanaan berupa hutang
mampu menghasilkan profit margin yang cukup tinggi. Jika dilihat dari
yang tinggi pula, sehingga bisa komposisi struktur modal, rata-rata
dikatakan PT Unilever Indonesia proporsi hutang selama periode 2009
memiliki operating leverage yang hingga 2013 sebesar 44%, sisannya
tinggi. PT Unilever Indonesia mampu menggunakan ekuitas. Berikut
menghasilkan profit margin secara komposisi struktur modal PT Mayora
rata-rata dari tahun 2009 hingga 2013 Indah
sebesar 51%.
Tabel 3 KomposisiStruktur Modal PT Mayora Indah
Komposisi Struktur Modal 2009 2010 2011 2012 2013
Liabilitas Jangka Panjang 0.35 0.40 0.49 0.52 0.44
Ekuitas 0.65 0.48 0.51 0.48 0.56

Dari tabel diatas, maka diketahui pada tahun 2012 dan 44% dan 56%
yang membentuk struktur modal pada tahun 2013.
perusahaan berupa liabilitas jangka PT Mayora Indah memiliki
panjang dan ekuitas. PT Mayora Indah kebijakan struktur modal dengan
memiliki struktur modal berupa proporsi tingkat hutang yang berubah
proporsi utang yang bisa dikatakan diikuti oleh perubahan koefisien beta
cukup tinggi. Komposisi liabilitas tiap tahunnya. Beta yang diperoleh
jangka panjang dan ekuitas sebesar pada perusahaan yang menggunakan
35% dan 65% pada tahun 2009, 40% hutang dalam struktur modalnya
dan 60 % pada tahun 2010, 49% dan disebut leveraged beta (BL). Berikut
51% pada tahun 2011, 52% dan 48% proporsi hutang jangka panjang dan
beta PT Mayora Indah.
Emilda 342

60% 0,8
0,7 52% 0,7
50% 49% 44%
0,6
40% 40% 0,53 0,6
0,5
35% proporsi hutang
30% 0,4 jangka panjang
0,3 0,3 beta (kanan)
20% 0,25
0,2
10%
0,1
0% 0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4 Proporsi hutang jangka panjang dan beta PT Mayora Indah

Dari grafik diatas menunjukkan menggunakan hutang dalam struktur


bahwa beta pada PT Mayora Indah modal perusahaan.
tidak hanya dipengaruhi oleh risiko Penggunaan hutang yang tinggi
pasar, melainkan struktur modal pada PT Mayora Indah terlihat dari
karena peningkatan proporsi hutang rasio DER diatas satu, hal ini
pada tahun 2009, 2010, dan 2012 menunjukkan proporsi pendanaan
diikuti oleh peningkatan beta pada PT berupa hutang yang lebih besar dari
Mayora Indah. PT Mayora Indah ekuitas. Rasio DAR dan DER terus
memiliki beta yang lebih rendah dari meningkat dari tahun 2009 sampai
PT Unilever Indonesia. Beta yang lebih tahun 2011, kemudian terjadi trend
rendah akan dipersepsikan oleh menurun. Penggunaan hutang yang
investor memiliki risiko pasar yang tinggi perlu diikuti oleh kemampuan
lebih rendah. Risiko pasar yang rendah perusahaan dlaam membayar bunga.
berarti biaya hutang menjadi lebih Times Interest Earned (TIE) yaitu rasio
murah dan hal ini mungkin menjadi untuk mengetahui kemampuan
pertimbangan perusahaan melakukan perusahaan dalam membayar bunga.
external financing dengan Berikut grafik rasio DER dan TIE PT
Mayora Indah
.
Emilda 343

2,00
1,72 1,71
1,50 1,47
1,16
1,00 1,00
DER
0,50

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 5 Rasio DER PT Mayora Indah

Dari grafik rasio DER PT Mayora lebih tinggi dari hutang. Rasio DER
Indah, pada tahun 2009 hingga 2011 yang tinggi seharusnya diikuti
terjadi peningkatan rasio DER, namun kemampuan membayar bunga, berikut
setelah periode tersebut terjadi rasio TIE pada PT Mayora Indah untuk
penurunan rasio DER dikarenakan mengetahui kemampuan perusahaan
meningkatnya proporsi ekuitas yang membayar bunga.

6
6
5 5
4 4
4
3 3
TIE
2

0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 6 Rasio TIE PT Mayora Indah

Dari grafik rasio TIE PT Mayora disebabkan oleh penurunan EBIT,


Indah, Penurunan rasio DER dari melainkan meningkatnya pembayaran
tahun 2011 hingga 2013 tidak juga beban bunga dikarenakan peningkatan
meningkatkan kemampuan perusahaan hutang.Proporsi hutang jangka
dalam membayar bunga, hal ini bukan panjang yang tinggi membuat
Emilda 344

perusahaan memiliki beban tetap yang dikatakan tidak terlalu tinggi. Berikut
tinggi pula. Penggunaan tingkat hutang grafik rasio profitabilitas PT Mayora
yang tinggi, namun PT Mayora Indah Indah
memiliki rasio profitabilitas yang bisa

30,00%
26,87%
23,57% 24,49% 24,27%
25,00% 24%
23,70% 19,94% 22%
20,00% 23,60%
18%
15,00%
11,80% 11,40% 10,90%
10,00% 9%
7,30%
5,00% Profit Margin
ROA
0,00% ROE
2009 2010 2011 2012 2013

14,00%
12,84%
12,00%
10,70% 11% 10,86%
10,00%
8,81%
8,00% 8,01% 8,02%
6,92% 7,08%
6,00% OPM
5,11%
4,00% NPM
2,00%
0,00%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 7 Rasio profitabilitas PT Mayora Indah

Dari grafik diatas, maka tinggi, hal ini menunjukkan bahwa


diketahui PT Mayora Indah memiliki kinerja keuangan perusahaan rendah.
rasio profit margin dengan trend turun Selain itu, dari rasio profitabilitas yang
dan naik. Jika dilihat dari rasio ROA lain yaitu rasio OPM dan NPM, PT
dan ROE, PT Mayora Indah memiliki Mayora Indah memiliki rasio OPM dan
rasio ROA dan ROE yang tidak terlalu NPM dengan arah pergerakan grafik
Emilda 345

yang sama, sehingga hal ini financial leverage dikarenakan


mengindikasikan kinerja profitabilitas peningkatan hutang jangka panjang
bukan disebabkan karena adanya tidak diikuti oleh peningkatan ROE.
kebijakan struktur modal seperti Penggunaan hutang dikatakan
menambah atau mengurangi tingkat menghasilkan financial leverage effect
hutang. apabila penggunaan hutang tersebut
Teori yang dikemukakan Modigliani mampu meningkatkan kesejahteraan
dan Miller dalam Husnan dan pemegang saham.
Pudjiastuti (2012) yang mengatakan Penggunaan hutang pada PT
bahwa sejauh pembayaran bunga bisa Mayora Indah tidak dialokasikan
dipergunakan untuk mengurangi beban sebagian besar untuk investasi yang
pajak, maka penggunaan hutang memiliki tingkat keuntungan yang lebih
memberikan manfaat bagi pemilik tinggi di masa yang akan datang, hal
perusahaan. PT Mayora Indah ini terlihat dari proporsi dan perubahan
memiliki perubahan laba operasi yang aktiva lancar lebih besar dari proporsi
lebih rendah dari beban bunga pada dan perubahan aktiva tetap. Berikut
tahun 2011 hingga 2013. Selain itu, grafik struktur aktiva dan perubahan
penggunaan hutang pada PT Mayora aktiva pada PT Mayora Indah.
Indah ternyata tidak menghasilkan

12.000.000

10.000.000

8.000.000 aktiva tetap (Rp


jutaan)
6.000.000
aktiva lancar (Rp
4.000.000 jutaan)
total aktiva
2.000.000

0
2009 2010 2011 2012 2013
Emilda 346

60%
53% 53%
50%
46%
40%

30% 30% perubahan aktiva tetap

20% 21% 19% 21% perubahan aktiva lancar


15%
10% 10%
4%
0%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 8 Struktur aktiva dan perubahan aktiva PT Mayora Indah

Dari grafik diatas, maka diketahui rata industri. Dari perspektif


investasi PT Mayora Indah lebih stakeholder, hal ini tidak terlalu bagus
banyak pada modal kerja bukan pada dikarenakan dana yang terikat dalam
aktiva tetap. Modal kerja yang tinggi aset produktif (modal kerja) dalam
pada PT Mayora Indah ditunjukkan jumlah yang besar. Berikut grafik
dengan current ratio dan quick ratio current ratio, quick ratio PT Mayora
yang tinggi.PT Mayora Indahmemiliki Indah dan rata-rata industri.
current ratio dan quick ratio diatas rata-

3,00
2,76
2,50 2,58
2,44
2,29 2,22
2,00 2,05 2,11
1,88
1,68 1,62
1,50 CR PT Mayora Indah
1,00 CR rata-rata Industri
0,50
0,00
2009 2010 2011 2012 2013
Emilda 347

2,5

2 2,10
1,98 1,89
1,69
1,5 1,49 1,41 1,47 QR secara rata-rata
1,21 industri
1 1,04 1,07
QR PT Mayora Indah
0,5

0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 9 Current ratio dan quick ratio PT Mayora Indah dan rata-rata industri

Dari grafik diatas, maka diketahui ratio, PT Mayora Indah memiliki quick
bahwa PT Mayora Indah memiliki ratio sebesar 1.69 pada tahun 2009,
current ratio dan quick ratio diatas rata- 2.10 pada tahun 2010, 1.49 pada
rata industri. current ratio dan quick tahun 2011, 1.98 pada tahun 2012 dan
ratio yang tinggi menunjukkan proporsi 1.89 pada tahun 2013. Alokasi dana
aktiva lancar yang tinggi. PT Mayora PT Mayora Indah lebih banyak pada
Indah memiliki current ratio sebesar modal kerja sehingga perlu melakukan
2.29 pada tahun 2009,2.58 pada tahun analisis lebih jauh tentang kinerja
2010, 2.22 pada tahun 2011, 2.76 modal kerja PT Mayora Indah. Berikut
pada tahun 2012 dan 2.44 pada tahun tabel rasio modal kerja PT Mayora
2013. Kemudian, jika dilihat dari quick Indah.

Tabel 4 Rasio Modal Kerja PT Mayora Indah


Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013
Inventory Turnover 10.42 14.49 7.07 7.01 8.25
Rata-rata Industri 8.3 7.5 7.4 6.8 8.5

Working Capital Turnover 2.73 2.69 2.31 1.98 1.87


Rata-rata Industri 2.3 2.0 2.1 2.2 2.5

Days Sales Outstanding (DSO) 67 67 66 71 85


ratio
Rata-rata Industri 38 48 51 49 53

Dari tabel diatas, PT Mayora berupa rasio perputaran persediaan


Indah memiliki rasio modal kerja yang sangat baik pada tahun 2009,
Emilda 348

2010, dan 2012, namun tahun 2011 dan jika dilihat dari kinerja modal kerja
dan 2013 rasio perputaran persediaan seperti perputaran persediaan, modal
dibawah rata-rata industri. Jika dilihat kerja, dan DSO ratiomenunjukkan
dari rasio modal kerja secara bahwa dana lebih banyak terikat pada
keseluruhan pada dua tahun terakhir persediaan dan piutang. Oleh karena
yaitu tahun 2012 dan 2013 juga itu, untuk memastikan apakah
mengalami penurunan. PT Mayora perusahaan dalam mengelola modal
Indah memiliki rasio DSO lebih rendah kerja tidak efisien, maka perlu
dari rata-rata industri pada tiap menganalis modal kerja dengan
tahunnya. penjualan. Berikut grafik modal kerja
Investasi pada PT Mayora dan penjualan PT Mayora Indah.
Indahlebih banyak pada modal kerja

7.000
6.430
6.000
5.313 5.419
5.000
4.199 4.649
4.000 3.478 4.095 Modal Kerja PT
2.791 Mayora (Milyar)
3.000
2.684 Modal kerja secara
2.000 1.750 rata-rata industri
1.000
0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 10 Modal kerja pada PT Mayora Indah

14.000
12.000 12.213 12.017
10.564
10.000 9.051 10.510
9.453
8.000 7.723 Penjualan (Milyar)
6.605 7.224 PT Mayora
6.000
4.777 Penjualan secara
4.000
rata-rata industri
2.000
0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 11 Penjualan pada PT Mayora Indah


Emilda 349

Dari grafik diatas, maka diketahui kinerja keuangan perusahaan. PT


PT Mayora pada tahun 2009 sampai Mayora Indah memiliki kinerja operasi
2010 memiliki modal kerja yang rendah yang rendah jika dibandingkan dengan
dan penjualan yang rendah jika PT Unilever Indonesia. Untuk
dibandingkan dengan rata-rata industri, menganalisis apakah terdapat financial
sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 leverage, maka diskenariokan PT
memiliki jumlah modal kerja yang tinggi Mayora Indah memiliki kinerja operasi
dan memiliki penjualan lebih rendah yang sama dengan PT Unilever
dari rata-rata industri, hal ini Indonesia. Berikut perhitungan
menunjukkan PT Mayora dalam penjualan, HPP, dan laba bersih PT
mengelola modal kerja tidak efisien Mayora Indah dengan asumsi memiliki
pada dua tahun terakhir yaitu tahun kinerja operasi yang sama dengan PT
2012 dan 2013. Unilever Indonesia.
Kinerja operasi memiliki peran
yang sangat besar dalam mempengaruhi

Tabel 5 Perhitungan Penjualan, HPP dan Laba Bersih PT Mayora Indah


2009 2010 2011 2012 2013
(1) Penjualan 7.921.455 9.942.172 14.783.653 18.929.714 22.232.627
(2) HPP 3960728 4772243 7243990 9275560 10893987
(3) Laba Bruto 3.960.727 5.169.929 7.539.663 9.654.154 11.338.640
(4) Beban Usaha 2.099.185 2.843.461 4.071.418 5.116.702 6.122.866
(5) Laba Usaha 1.861.542 2.326.468 3.468.245 4.537.452 5.215.774
(6) Penghasilan 109.253 114.976 131.436 196.744 51.264
/Beban Lain-lain

(7) Laba sebelum 1.752.289 2.211.492 3.336.809 4.340.708 5.267.038


Pajak
350458 442.298 667.362 868.142 1.053.408
(8) Beban Pajak

(9) Laba Bersih 1.401.831 1.769.194 2.669.447 3.472.567 4.213.631

Dari tabel diatas, PT Mayora Unilever Indonesia, tingkat rasio ROA


Indahjika diasumsikan memiliki kinerja dan ROE PT Mayora Indah mengalami
operasi yang sama dengan PT perubahan yang signifikan jika
Emilda 350

diasumsikan kinerja operasi sama operasi yang tinggi akan diikuti dengan
dengan PT Unilever Indonesia. Hal ini kinerja keuangan yang tinggi pula.
menunjukkan bahwa kinerja operasi Berikut rasio ROA dan ROE PT
sangat berperan dalam mempengaruhi Mayora Indah dengan asumsi
kinerja keuangan perusahaan. Kinerja

120,00%
110,10%110,67%
100,00%

80,00% 84,42% 88,75% 82,51%

60,00% ROA PT Mayora dgn


40,00% 43,18% 40,22% 40,45% 41,83% 43,40% asumsi
ROE PT Mayora dgn
20,00%
asumsi
0,00%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 12 Rasio ROA dan ROE PT Mayora Indah dengan asumsi

140,00%
120,00% 121,94% 125,81%
113,13%
100,00%
80,00% 82,21% 83,67%
ROA PT Unilever
60,00%
40,00% 40,67% 38,90% 39,70% 40,30% 40,10% ROE PT Unilever
20,00%
0,00%
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 13 Rasio ROA dan ROE PT Unilever Indonesia

Dari grafik diatas menunjukkan lebih baik saja tidak cukup. PT Mayora
bahwa PT Mayora Indah dengan Indahseharusnya memiliki rasio ROA
asumsi memiliki kinerja operasi yang dan ROE yang lebih baik dari PT
sama dengan PT Unilever Indonesia Unilever Indonesia.Dari penggunaan
memiliki rasio ROA dan ROE yang tingkat hutang yang tinggi, pemegang
lebih baik dari sebelumnya, namun saham PT Mayora Indah seharusnya
Emilda 351

merasakan manfaat yang lebih besar, Hanafi, M. (2004). Manajemen


hal ini menunjukkan penggunaan Keuangan. Yogyakarta,
Indonesia. BPFE.
hutang pada PT Mayora Indah tidak
berfungsi sebagai financial leverage. Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. (2012).
Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta. UPP
SIMPULAN
STIM YKP
1. PT Unilever Indonesia memiliki
kinerja operasi dan kinerja Omran, M dan Pointon, J. (2009)
“Capital Structure and Firm
keuangan yang sangat tinggi,
Characteristics: an Empirical
sedangkan PT Mayora Indah Analysis from Egypt”. Review of
memiliki kinerja operasi yang Accounting and Finance,Vol. 8.
rendah sehingga berdampak No.4. 454 – 474

pada rendahnya kinerja Riyanto, B. (2010). Dasar-Dasar


keuangan perusahaan Pembelanjaan Perusahaan.
2. Kinerja perusahaan PT Unilever Yogyakarta. BPFE

Indonesia dan PT Mayora Indah


Sartono, R. A. (2000). Ringkasan Teori
bukan dipengaruhi oleh struktur Manajemen Keuangan.
modal, hal ini terlihat dari rasio Yogyakarta. BPFE
OPM dan NPM yang memiliki
Sartono, R. Agus (2010). Manajemen
arah pergerakan yang sama Keuangan Teori dan Aplikasi.
3. Penggunaan hutang yang tinggi Yogyakarta. BPFE
pada PT Mayora Indah tidak
Sheikh, Nadeem Ahmed dan Zongjung
menghasilkan financial leverage Wang. 2011. Determinants of
Capital Structure: An Emperical
Study of Firmsin Manufacturing
DAFTAR PUSTAKA industry of Paskitan. Managerial
Brigham, E.F. (2011). Financial Finance 37. No. 2, Halaman 117-
Management Theory and 133.
Practice 13th. Printed in the US
of America. Schoubben, F. dan Hulle, C. V. (2004).
“The Determinants of Leverage:
Eriotis, N (2007) “How Firm Differene between quoted and
Characteristics Affect Capital Non-Quoted Firms”.Tijdschrift
Structure: an Empirical Study”. voor Economie en Management,
Vol. 33. 321-331 XLIX, 4. 589-621
Emilda 352

Shyam-Sunder, L. dan Myers, S. C.


(1999). “Testing Static Tradeoff
Against Pecking Order Model of
Capital Structure”. Journal of
Financial Economics, 51. 219-
244.

Tian & Zaitun (2007) “Capital


Structure and Corporate
Performance: Evidence from
Jordan”. Australasian Accounting,
Business and Finance Journal. 1.
Page 42

Titman, S. dan Wessels, R. (1988).


“The Determinants of Capital
Structure”. Journal of Finance,
43. No. 1. 1-19.

Wulandari, Dian (2014). Analisis


Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Industri
Dasar dan Kimia yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia. Tesis.
Diakses 29 Mei 2015, dari
database Perpustakaan UGM.

Anda mungkin juga menyukai