Kelompok 2 - Laporan Hasil DKK B15M2
Kelompok 2 - Laporan Hasil DKK B15M2
BLOK 15 MODUL 2
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul
“Kejang Epilepsi” ini tepat pada waktunya. Laporan ini kami susun dari berbagai sumber
ilmiah sebagai hasil dari Diskusi kelompok Kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya laporan ini, antara lain:
1. dr. Yetty Octavia Hutahaean, Sp.S selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan Diskusi Kelompok Kecil (DKK).
2. dr. Khairul Nuryanto, M.Kes selaku penanggung jawab modul B15M2
3. Teman-teman kelompok 2 yang telah menyumbangkan pemikiran dan tenaganya
sehingga Diskusi Kelompok Kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik, serta
dapat menyelesaikan laporan hasil Diskusi Kelompok Kecil (DKK).
4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman angkatan
2021 dan pihak-pihak narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari bahwa kemampuan kami dalam menyelesaikan laporan ini sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil Diskusi Kelompok Kecil
(DKK) ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
BAB II 5
SKENARIO 5
A. Step 1 Identifikasi Istilah 5
B. Step 2 Identifikasi Masalah 5
C. Step 3 Analisa Masalah 5
D. Step 4 Kerangka Konsep 9
E. Step 5 Learning Objectives 9
BAB III 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otak merupakan organ penting dalam tubuh kita, sebab segala aktivitas tubuh
diatur oleh organ ini. Berbagai keadaan atau penyakit dapat menimbulkan berbagai
gangguan fungsi otak yang dapat menyerang baik bagian sensorik, motorik dan pusat
pengaturan fungsi tubuh lainnya dengan akibat kematian.
Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua di dunia dan menempati
urutan kedua dari penyakit saraf setelah gangguan peredaran darah otak. Walaupun
penyakit ini telah dikenal lama dalam masyarakat, terbukti dengan adanya
istilah-istilah bahasa daerah untuk penyakit ini seperti sawan, ayan, sekalor, dan
celengan namun pengertian akan penyakit ini masih kurang bahkan salah sehingga
penderita digolongkan dalam penyakit gila, kutukan, turunan sehingga penderita
tidak diobati atau bahkan disembunyikan.
Sebenarnya epilepsi itu sendiri adalah gangguan kronik otak dengan ciri
timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang
disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat reversibel
dengan berbagai etiologi. Serangan itu sendiri adalah suatu gejala yang timbulnya
tiba-tiba dan menghilang secara tiba-tiba pula. Dengan tatalaksana yang baik
sebagian penderita dapat terbebaskan dari penyakitnya.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi kejang dan bangkitan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi epilepsi berdasarkan
a. Etiologi
b. Tipe bangkitan dan distribusi
c. Sindrom epilepsi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi epilepsi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan penegakan diagnosis epilepsi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana epilepsi
a. Umum
b. Kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
Hospital
● periksa ABC
● Diberi diazepam Suppositoria di 5 menit pertama
● 20 menit kejang jika belum berhenti diberi fenitoin, jika belum
berhenti dimasukan ke ICU
● pasien dimiringkan kesalah satu sisi
● diberi label epilepsi
9. apa yang harus dilakukan jika pasien berencana untuk hamil dalam
waktu dekat?
● diberi obat anti epilepsi dari dosis terendah minimal 6 bulan sebelum
konsepsi
● pasien kalau mau hamil diberi asam folat dari sebelum hamil hingga
trimester pertama
● setelah diberi OAE pasien akan ditinjau jika 9 bulan bebas kejang
baru diperbolehkan untuk hamil
● diperbolehkan saja untuk hamil namun pasien harus diberitahu kalau
banyak resiko pada bayi jika ibu meminum obat anti epilepsi
● ibu tersebut tidak boleh sembarangan menurunkan dosis, epilepsi akan
menjadi tidak terkontrol,
● memperbaiki diet, minum vitamin dll
● jika pasien tersebut sudah 9 bulan bebas kejang 80% akan bebas
kejang selamanya
● persalinan tetap pervaginam tidak perlu sesar, dan selama kehamilan
tetap di beri OAE namun diberi yang resiko teratogenik nya rendah
D. Step 4 Kerangka Konsep
G. Step 7 Sintesis
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi kejang dan bangkitan
Kejang atau Convulsion adalah aktivitas listrik otak yang tidak
terkontrol dan abnormal yang dapat menyebabkan perubahan tingkat
kesadaran, perilaku, ingatan, atau perasaan. Kejang menyebabkan otot
berkontraksi tanpa sadar dan kejang, mengakibatkan gerakan tubuh yang
tiba-tiba, keras, dan tidak teratur.
Bangkitan atau "Seizures" adalah perubahan paroksismal fungsi
neurologis yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang berlebihan dan
hipersinkronisasi di otak. Bangkitan dipicu oleh gangguan reversibel
(misalnya, demam, hipoglikemia) tidak termasuk dalam definisi epilepsi
karena merupakan kondisi sekunder berumur pendek, bukan keadaan
kronis.
Kata-kata convulsion dan seizure sering digunakan secara
bergantian, tetapi secara fisiologis mereka adalah peristiwa yang
berbeda. Seizure terjadi karena gangguan listrik di otak, sedangkan
convulsion menggambarkan tindakan menyentak dan kontraksi yang
tidak disengaja.
● Malformasi vaskular
● Hippocampal sclerosis
● Tumor
➢ Genetik
● Abnormalitas kromosoman
● Abnormalitas gen
➢ Infectious
➢ Metabolik
➢ Immune
➢ Unknown
b. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan fisik umum
Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan
epilepsi, misalnya :
● Trauma kepala
● Tanda-tanda infeksi
● Kelainan kongenital
● Kecanduan alkohol atau napza
● Kelainan pada kulit (neuro fakomatosis)
● Tanda-tanda keganasan
b) Pemeriksaan neurologis
Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis atau difus yang
dapat berhubungan dengan epilepsi. Jika dilakukan dalam
beberapa menit setelah bangkitan maka akan tampak tanda pasca
bangkitan terutama tanda fokal yang tidak jarang dapat menjadi
petunjuk lokalisasi, seperti :
● Paresis Todd
● Gangguan kesadaran pascaiktal/pasca bangkitan
● Afasia pascaiktal/pasca bangkitan
c. pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalografi (EEG)
i. Membantu menunjang diagnosis
ii. Membantu menentukan tipe epilepsi
iii. Membantu menentukan prognosis
iv. Membantu menentukan perlu atau tidaknya OAE
v. Membantu menentukan penghentian OAE
b. Pencitraan otak
i. CT-Scan, pada kasus kejang pertama di usia dewasa, lebih
ditujukan untuk kegawatdaruratan
ii. MRI
c. Pemeriksaan laboratorium
i. Pemeriksaan hematologis
1. elektrolit, gula darah, fungsi hati(SGOT/SGPT)
2. dilakukan pada awal pengobatan untuk
menentukan obat yang akan diberikan
3. dua bulan setelah OAE untuk mengetahui efek
samping
4. rutin diulang setiap tahun sekali untuk memonitor
efek samping
ii. kadar OAE plasma
Dilakukan bila bangkitan belum terkontrol meskipun
OAE sudah mencapai dosis maksimal untuk memonitor
kepatuhan pasien
d. Pemeriksaan lain yang menunjang indikasi
i. pungsi lumbal
ii. EKG
Tujuan terapi
Tujuan utama terapi epilepsi adalah mengupayakan penyandang
epilepsi dapat hidup normal dan tercapai kualitas hidup optimal untuk
penyandang mental yang dimilikinya. Harapannya adalah bebas
bangkitan, tanpa efek samping.
Pemilihan OAB
OAB diberikan berdasarkan tipe bangkitan dan usia
Sumber: Aninditha dkk., 2022.
Selain tipe bangkitan dan usia, pemilihan OAB perlu
memperhatikan faktor-faktor individual seperti komorbiditas, interaksi
obat, ekonomi, dan ketersediaan.
Pemberian OAB menggunakan prinsip start low go slow. Prinsip
ini digunakan untuk pemantauan efek samping dan mencari dosis
terendah yang sudah dapat mengontrol bangkitan. Dosis obat dimulai
dari dosis titrasi terkecil dan dinaikkan secara bertahap sampai dosis
terapi tercapai. Sebagian kecil pasien bahkan sudah mencapai dosis
optimal yang dapat mengontrol bangkitan sebelum mencapai dosis
terapi. Pantau efek samping jangka pendek, seperti mengantuk,
gangguan emosi dan perilaku, gangguan hematologi, fungsi hepar, atau
alergi.
b. Pada kehamilan
1. Semua OAE terdapat pada air susu ibu (ASI) walaupun dalam
proporsi yang berbeda-beda.
2. OAE yang relatif aman untuk menyusui adalah fenitoin, asam
valproat, dan karbamazepin. OAE dengan profil keamanan sedang
meliputi lamotrigin, okskarbazepin, levetiracetam, topiramat,
gabapentin, pregabalin, vigabatrin, dan tiagabine. OAE dengan
kemungkinan berisiko saat menyusui adalah fenobarbital, primidon,
benzodiazepine, etosuksimid, zonisamide, dan felbamat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epilepsi adalah penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang
kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus. Kejang epilepsi terjadi karena
adanya gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau
terkadang hilang kesadaran.
Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui, walaupun
beberapa orang menderita epilepsi sebagai akibat dari cedera otak, stroke,
kanker otak, dan penyalahgunaan obat dan alkohol, diantaranya. Kejang
epileptik adalah akibat dari aktivitas sel saraf kortikal yang berlebihan dan tidak
normal di dalam otak. Diagnosisnya biasanya termasuk menyingkirkan
kondisi-kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala-gejala serupa (seperti
sinkop) serta mencari tahu apakah ada penyebab-penyebab langsung. Epilepsi
sering bisa dikonfirmasikan dengan elektroensefalografi (EEG).
Epilepsi tidak bisa disembuhkan, tetapi serangan-serangan bisa dikontrol
dengan pengobatan pada sekitar 70% kasus. Bagi mereka yang serangannya
tidak berespon terhadap pengobatan, bedah, stimulasi saraf atau perubahan
asupan makanan bisa dipertimbangkan. Tidak semua gejala epilepsi berlangsung
seumur hidup, dan sejumlah besar orang mengalami perbaikan bahkan hingga
pengobatan tidak diperlukan lagi.
B. Saran
Di dalam proses pembuatan laporan dan diskusi kelompok kecil yang
telah kami lakukan tentu ada kesalahan yang kami lakukan baik mengenai
kekurangan materi atau selama proses perjalanan diskusi kelompok kecil. Dari
hasil laporan ini kami mengharapkan saran atau kritik yang dapat diberikan
kepada kami membantu agar kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
kami untuk menjadi lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA