Anda di halaman 1dari 20

Konsep Asuhan

Keperawatan
Post Perioperatif
Dosen : Bapak Shobirun, MN.

Feel this.
Anggota Kelompok 14

Aprilia Roza Faridah Firdaus Widya Karunia Laila


Anjani Ramadhani Maharani Fadhilah
P133742012233 P13374201223 P13374201223 P13374201223
6 37 39 50
Keperawatan Post Operatif
Post operatif merujuk pada periode atau fase setelah seseorang menjalani operasi bedah. Ini
adalah waktu di mana pasien berada dalam proses pemulihan setelah intervensi bedah yang
dilakukan oleh tenaga medis. Selama fase post operatif, pasien mendapat perawatan khusus
untuk memastikan pemulihan yang baik dan mencegah komplikasi.
Fase post operatif biasanya mencakup waktu mulai dari pasien keluar dari ruang operasi
hingga mereka mencapai kondisi yang stabil dan mulai pulih secara fisik dan fungsional.
Selama periode ini, perawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengelolaan nyeri,
perawatan luka, pemulihan fungsi organ, mobilisasi, dan pendampingan pasien melalui
proses pemulihan secara keseluruhan.
Komplikasi Post Operatif
1. Infeksi : Salah satu komplikasi paling umum adalah infeksi pada luka operasi. Ini dapat
terjadi pada permukaan kulit atau lebih dalam dalam jaringan. Gejala infeksi meliputi
pembengkakan, kemerahan, panas, nyeri yang meningkat, dan adanya nanah

2. Perdarahan: Pasien dapat mengalami perdarahan yang berlebihan pada luka operasi atau
di dalam tubuh. Ini bisa terjadi segera setelah operasi atau beberapa hari setelahnya.

3. Penyembuhan Luka yang Tertunda: Beberapa luka operasi mungkin kesulitan dalam
penyembuhan dan memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Faktor-faktor seperti
nutrisi yang buruk, kondisi medis tertentu, atau infeksi dapat mempengaruhi proses
penyembuhan.

4. Pembekuan Darah: Komplikasi ini termasuk pembentukan gumpalan darah di pembuluh


darah, yang dapat mengganggu aliran darah normal. Ini berpotensi membahayakan jika
gumpalan darah terlepas dan mencapai organ vital.
Komplikasi Post Operatif
5. Atelektasis : Ini adalah kolaps sebagian atau seluruh paru-paru yang disebabkan oleh
pengurangan aliran udara ke dalam paru-paru setelah operasi. Hal ini dapat
menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan kadar oksigen dalam darah.

6. Pneumonia : Pasien yang berisiko mengalami pneumonia setelah operasi termasuk


mereka yang mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka menjalani
operasi di area toraks atau perut.

7. Penyumbatan Usus : Operasi di area perut dapat menyebabkan penumpukan gas atau
makanan di usus, yang bisa mengganggu fungsi usus normal dan menyebabkan nyeri
dan kembung.

8. Penolakan Organ : Pada pasien yang menjalani transplantasi organ, ada risiko penolakan
di mana sistem kekebalan tubuh menyerang organ yang ditanamkan.

9. Kelainan Jantung dan Vaskular : Beberapa operasi mungkin meningkatkan risiko


komplikasi pada sistem kardiovaskular, seperti serangan jantung atau trombosis vena
dalam (DVT).
Komplikasi Post Operatif
10.Komplikasi Anestesi : Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi buruk terhadap
anestesi, seperti alergi, reaksi pernapasan, atau masalah kardiovaskular.

11.Gangguan Fungsi Organ : Operasi tertentu dapat mempengaruhi fungsi organ lain,
seperti ginjal atau hati. Ini bisa berdampak pada kesehatan keseluruhan pasien.

12.Adhesi dan Hernia : Beberapa operasi dapat meningkatkan risiko adhesi (jaringan parut
internal) atau hernia (organ yang menonjol melalui lapisan otot dan jaringan).

13.Neuropati : Pasien dapat mengalami kerusakan saraf setelah operasi, yang bisa
menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada area tertentu.

14.Komplikasi Psikologis : Pasien juga dapat mengalami reaksi psikologis setelah operasi,
seperti depresi, kecemasan, atau stres.
Jenis Jenis Post
Operatif
Post Operatif Umum: Ini mencakup perawatan pasien setelah operasi umum seperti
apendektomi (pengangkatan usus buntu), kolektomi (pengangkatan bagian usus besar), atau
operasi hernia.

Post Operatif Kardiovaskular: Pasien yang menjalani operasi jantung atau prosedur
kardiovaskular lainnya memerlukan pemantauan ketat terhadap ritme jantung, tekanan
darah, dan kemampuan pernapasan mereka.

Post Operatif Ortopedi: Pasien yang menjalani operasi pada tulang atau sendi seperti
penggantian sendi, pemasangan tulang, atau fiksasi internal memerlukan perawatan yang
melibatkan mobilisasi yang hati-hati, penanganan nyeri, dan pemantauan komplikasi seperti
infeksi.

Post Operatif Bedah Trauma: Pasien yang mengalami cedera akibat kecelakaan atau trauma
sering menjalani operasi untuk memperbaiki tulang yang patah atau cedera lainnya. Asuhan
keperawatan post operatif mereka berfokus pada pemulihan fisik dan pemantauan potensi
masalah terkait cedera.

Post Operatif Bedah Plastik: Pasien yang menjalani operasi plastik, termasuk rekonstruksi
atau perbaikan jaringan kulit atau wajah, memerlukan perawatan yang mencakup perawatan
luka yang hati-hati dan pemulihan estetik.
Jenis Jenis Post
Operatif
Post Operatif Neurologis: Pasien yang menjalani operasi pada sistem saraf, seperti
pengangkatan tumor otak, memerlukan pemantauan yang ketat terhadap status neurologis
mereka dan pemulihan dari efek operasi.

Post Operatif Ginekologi atau Obstetri: Setelah operasi seperti histerektomi (pengangkatan
rahim) atau operasi caesar, pasien memerlukan perawatan khusus yang melibatkan
perawatan luka, pengelolaan nyeri, dan pemantauan keadaan reproduksi mereka.

Post Operatif Laparoskopi: Pasien yang menjalani operasi laparoskopi (operasi minimally
invasive) biasanya memiliki luka lebih kecil. Perawatan pascaoperatif mereka melibatkan
perawatan luka kecil dan pemulihan yang lebih cepat.

Post Operatif Transplantasi: Pasien yang menjalani transplantasi organ seperti ginjal, hati,
atau jantung memerlukan perawatan intensif untuk mencegah penolakan organ dan
memastikan pemulihan yang optimal.
Jenis Jenis Post
Operatif
Post Operatif Anestesi: Pasien yang baru saja menjalani operasi memerlukan pemantauan
dari efek anestesi dan pemulihannya dari efek anestesi setelah operasi.

Post Operatif Gastrointestinal: Pasien yang menjalani operasi pada sistem pencernaan,
seperti operasi usus, memerlukan perawatan untuk pemulihan fungsi pencernaan mereka.

Post Operatif Oftalmologi: Pasien yang menjalani operasi mata, seperti operasi katarak,
memerlukan perawatan khusus untuk menjaga kesehatan mata mereka selama pemulihan
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Pengkajia
n
a. Anamnesa

Identitas pasien meliputi : nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat rumah.

Sedangkan penanggung jawab ( orang tua, keluarga terdekat ) meliputi : nama,


Pendidikan terakhir, jenis kelamin, no HP
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Pengkajia
n
b. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit sekarang, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga.


Bisa menggunakan PQRST :
P : ( Provekes ) : Penyebab timbulnya nyeri
Q : ( Quality ) : Rasanya seperti di tekan, ditusuk atau di remas remas
R : ( Ragion ) : Lokasi nyeri berada di tubuh bagian mana
S : ( Saverity ) : Skala nyeri
T : ( Time ) : Nyeri dirasakan sering atau tidak
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Pengkajia
n
c. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik ini menggunakan pengkajian 6 B yaitu :
1) B 1 : Breating (Pernafasan) : Untuk mengukur Pola napas, bunyi napas, bentuk dada simetris atau tidak, ada atau tidak
gerakan cuping hidung, ada atau tidak Cyanosis.
2) B 2 : Bleeding (Kardiovaskuler/Sirkulasi) : Untuk mengetahui Bunyi Jantung, Irama Jantung, Nadi, Tekanan Darah.
3) B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik) : Untuk mengukur nilai GCS, Kesadaran.
4) B 4 : Bladder (Perkemihan) : Terpasang kateter urine atau tidak, urine (jumlah, warna), ada atau tidak distensi kandung
kemih.
5) B 5 : Bowel (Pencernaan) : Rongga mulut ada lesi atau tidak, adanya dehidrasi atau tidak. Bising usus.
6) B 6 : Bone (Muskuloskeletal) : Warna kulit, suhu, integritas kulit, adanya lesi atau decubitus atau tidak
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Pengkajia
n
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan radiografi
2) Urinalisa
3) Lab seperti kimia darah, darah lengkap, urine.
4) Terapi Bedah
Asuhan Keperawatan Perioperatif
Diagnosa
Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik.

b. Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

c. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.

d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

(NANDA, 2015)
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Intervensi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan angen injury fisik.
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Rasa nyeri berkurang
3) Mampu mengenal nyeri
Intervensi :
1) Kaji Skala Nyeri
2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengkaji pengalaman nyeri.
4) Ajarkan pasien pengobatan non farmakologi.
5) Kolaborasikan pemberian analgetik.
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Intervensi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
Kriteria Hasil :
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) Mampu mencegah timbulnya infeksi.
3) Jumlah leukosit dalam jumlah normal.
4) Menunjukkan perilaku hidup sehat.
Intervensi :
1) Monitor kerentanan terhadap infeksi.
2) Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah.
3) Berikan perawatan luka.
4) Jika ada tanda-tanda infeksi kolaborasikan dengan dokter.
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Intervensi
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Kriteria Hasil :
1) Mengetahui makan-makanan yang boleh dikonsumsi.
2) Mengetahui tujuan dari diet yang dianjurkan.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan diet yang dianjurkan.
2) Berikan penyuluhan diet pada pasien post operasi.
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Implementasi
Implementasi adalah tahap dalam proses keperawatan di mana perawat secara aktif
melaksanakan rencana perawatan yang telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan pasien. Ini melibatkan penerapan tindakan yang telah direncanakan dan
diprioritaskan untuk mempromosikan pemulihan, mencegah komplikasi, dan memberikan
perawatan yang holistik.
Asuhan Keperawatan Post Operatif
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap dalam proses di mana perawat menilai efektivitas tindakan yang
telah diimplementasikan dalam rencana keperawatan. Tujuannya adalah untuk mengukur
sejauh mana tujuan perawatan telah tercapai, mengevaluasi respons pasien terhadap
perawatan, dan menentukan apakah ada perubahan yang diperlukan dalam rencana
keperawatan
KESIMPULAN
Post operatif adalah waktu di mana pasien berada dalam proses
pemulihan setelah intervensi bedah yang dilakukan oleh tenaga
medis. Selama fase post operatif, pasien mendapat perawatan khusus
untuk memastikan pemulihan yang baik dan mencegah komplikasi.
Proses post operatif merupakan bagian integral dari perawatan bedah,
dan tujuannya adalah memberikan dukungan, perawatan, dan
informasi kepada pasien dan keluarga selama masa pemulihan yang
kritis ini. Dalam kesimpulannya, pemahaman, perhatian, dan
perawatan yang baik di dalam fase ini memiliki peranan penting dalam
kesuksesan keseluruhan dari intervensi bedah yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai