Anda di halaman 1dari 30

FIRE RISK ASSESSMENT

(PENILAIAN RESIKO BAHAYA KEBAKARAN)

• Pendahuluan
• Definisi, manfaat serta ruang lingkup Fire Risk
Assessment,
• Sistimatika & Metodologi Fire Risk Assessment,
• Tahapan identifikasi potensi bahaya kebakaran di
tempat kerja, serta penilaian resiko.

1
Melalui program training ini diharapkan peserta dapat
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam :
• Memahami dan manfaat Fire Risk Assessment,
• Memahami tentang sistematika Penilaian Resiko,
• Melakukan identifikasi potensi bahaya kebakaran di
tempat kerja, serta penilaian resiko,
• Mampu membandingkan resiko bahaya kebakaran
dengan sistem penanggulangan kebakaran di tempat
kerja.

Bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat


merugikan baik bagi perusahaan, pekerja maupun
kepentingan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu
ditanggulangi;

Untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja,


diperlukan adanya peralatan proteksi kebakaran yang
memadai, petugas penanggulangan kebakaran yang
ditunjuk khusus untuk itu, serta dilakukannya prosedur
penanggulangan keadaan darurat;

2
Fire Risk Assessment
Suatu proses penilaian dan evaluasi resiko kebakaran berdasarkan
berbagai skenario kebakaran yang tepat dengan estimasi
kemungkinan yang dapat terjadi serta konsekuensi atau dampaknya
yang akan ditimbulkan

Fire risk assessment disusun berbasis teknis untuk kebutuhan dalam


pengambilan keputusan dalam manajemen risiko. Salah satu
manfaat dari analisis risiko adalah mengukur pencegahan atau
perlindungan terhadap bahaya yang telah teridentifikasi secara dini
dan menilai tingkat resiko bahaya kebakaran. Secara garis besar
keberhasilan dari analisa adalah mengurangi tingkat kemungkinan
yang terjadi dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya

Fire Hazard
Potensi kebakaran yang dapat menimbulkan kerusakaan pada
barang/peralatan atau mencederai manusia, ukuran/besaran fire
hazard adalah jumlah manusia cidera atau korban jiwa akibat
paparan kebakaran atau kerusakan pada peralatan.

Analisa Potensi Bahaya


Metodologi analitis potensi bahaya dengan menggunakan evaluasi
engineering dan teknis matematis dalam estimasi dampak kejadian
tanpa mempertimbangkan aspek kemunginan atau fire rsik
assessment

3
ANALISA POTENSI BAHAYA
(HAZARD ANALYSIS)

 Apakah ada potensi bahaya (hazard) ?


 Kapan potensi bahaya tersebut akan menjadi
berbahaya ?
 Seberapa besar dampak yang mungkin terjadi ?
 Sudah siapkah menghadapi kemungkinan terburuk
yang dapat terjadi ?

HAZARDS RISK RISK


IDENTIFICATION ASSESSMENT CONTROL

HI RA RC

4
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Hazards Identification
 materials
Apa yang
H
 Energy
 Proses paling
 Konstruksi Bangunan & Tata ruang
 Karakteristik penghuni rawan

I Risk Assessment
 Klasifikasi risiko

R
 Mapping risiko Lokasi mana
 Analisa sumber daya yang telah ada yang
paling kritical
Control
A 


Pencegahan (Pre Fire plan)
Passive & Active FP
FEP
Tindakan
pencecagan

C  Org, Prsonel, Training/Latihan,


Gladi Tanggap darurat
Kehandalan
proteksi

TAHAPAN
PERSIAPAN
MANAJEMEN
RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR
ANALISA RISIKO & REVIEW

AKIBAT KESEMPATAN

PENILAIAN RISIKO

PENANGANAN RISIKO

Source:AS/NZS4360(1999)

5
Gambar
Sistimatika Risk Assessment

KATEGORI

Tidak Bisa Diterima


• Kategori Risiko :
Bisa Diterima  Sedang dan Tinggi
• Kategori Risiko : • Sebagai Prioritas yang
 Rendah harus segera di tindaklanjuti
• Bukan sebagai • Pengendalian
 Prioritas  Bisa berupa:
• Pengendalian : • Pengendalian
 Dimonitor via Inspeksi Operasional
• Program Strategis

6
PENGENDALIAN OPERASIONAL

• Pengendalian yang bersifat


operasional atau
berkelanjutan
• Ditetapkan dengan
mempertimbangkan hirarki
pengendalian (lihat gambar
samping)
• Bersifat jangka pendek dan
permanen

PROGRAM STRATEGIS

• Bersifat jangka menengah sampai jangka panjang dan


improvement
• Membutuhkan effort yang cukup besar
• Dibuat sejalan dengan Kebijakan K3
• Dalam bentuk leading indicator dan lagging indicator

Indikator awal dan indikator akhir


• Leading lebih kepada HSE proses
• Lagging lebih fokus kepada kecelakaan kerja

7
Fire Risk Assessment Steps

Tahap Pemahaman Sistem


Pelajari dan pahami kondisi yang ada, seperti :
• Data bahan mudah terbakar yaitu bahan padat, cair atau gas. Untuk
bahan kimia dapat dilihat dari MSDS seperti karakteristik bahan yang
berkaitan dengan tingkat bahaya terhadap kesehatan, kemudahan
terbakar atau meledak, reaktifitas.
• Kondisi ruangan pada suatu gedung
• Kondisi operasi (temperatur, tekanan, aliran dll.), sarana/peralatan yang
digunakan, kondisi lingkungan sekitar (ambient temperatur, kecepatan
dan arah angin dll.)
Keakuratan dan ketersediaan informasi data sangat diperlukan dalam
menganalisa potensi bahaya, karena jika terdapat kesalahan informasi, akan
bias dalam analisanya.

8
Tahap Pemahaman Sistem
• Karakteristik bahan material (flammable liquids,
Combustible Liquid, gas) perhatikan data MSDS
• Kondisi operasi proses
• Sarana/peralatan yang digunakan,
• Kondisi lingkungan (ambient temperatur, kecepatan
dan arah angin dll.)
• Kondisi ruangan untuk gedung yang meliputi jumlah
fire load yaitu beban panas yang dilepas ketika
terbakar

STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA


(HAZARD COMUNICATION)

Fire Hazard
0-4
Health Hazard
0-4 0-4
Reactivity

9
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Tahap Pemahaman Sistem


Potensi kebakaran dibedakan atas karakteristik dan klasifikasi:

• Potensi kebakaran disebabkan material yang terbakar seperti : cairan


yang mudah terbakar, gas, bahan kimia, bahan peledak, plastik, debu
yang mudah terbakar dan meledak, dan sebagainya.

• Potensi kebakaran gudang atau tempat penyimpanan bahan seperti


gudang dalam ruangan terbuka dan tertutup, penyimpaanan gas, cairan
mudah terbakar atau penyimpanan bahan material, dll.

• Potensi kebakaran pada proses seperti: tungku pembuat uap (boiler


furnace), sistem oven/ panas, pemisahan pelarut, proses grinding,
peralatan proses kimia dll

10
Tahap Identifikasi Bahaya
Suatu cara untuk mengidentifikasi suatu material, sistem,
proses dan karakteristik plantyang dapat menghasilkan
konsekuensi yang tidak diinginkan yang diakibatkan dari
kecelakaan
Berbagai metoda yang dapat dilakukan yaitu :
• Metoda Reaktif: menunggu terjadinya kegagalan yang menimbulkan
kecelakaan atau bahkan korban jiwa dan kerugian aset, setelah itu
baru dilakukan investigasi untuk mempelajari sebab-sebab terjadinya
kecelakaan, kemudian direkomendasikan cara-cara/ metoda, prosedur
atau modifikasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cara
penanggulangan jika terjadi kecelakaan.
• Metoda preventif: mempelajari/atau memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi atau pengumpulan data dari
pengalaman kecelakaan yang terdahulu pada kegiatan yang sama.

Tahap Identifikasi Bahaya


Berbagai tehnik-tehnik identifikasi diantaranya adalah :
• Daftar Periksa Potensi Bahaya (Hazard Check List)
• Safety Survey
• What if analysis
• Fault Tree Analysis (FTA)
• Hazard Operability Study (Hazops)
• Failure Mode and Effect Analysisi (FEMA)
• HIRAC
• Event Tree Analysis (ETA) dll

Identifikasi hazard merupakan langkah penting dalam proses pengendalian


bahaya kebakaran karena hanya setelah bahaya diketahui, maka dapat
dirumuskan cara mengatasinya. Keberhasilan usaha identifikasi tergantung pada
dua faktor yaitu tersedianya data & bagaiman cara mengorganisasinya.

11
Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

1. Apakah material dapat terbakar?


• Padat
(1) Identifikasi • Karakteristik ?
• Cair
Hazard material • MSDS/LDKB
• Uap/Gas
• Debu

2. Bagaimana bahan tersebut dapat terbakar?


(2) Identifikasi • Tumpahan • Analisis proses
potensi yg dpt • Peralatan pecah • FPD
menimbulkan • Korosi • P& ID
kebakaran • Pemanasan berlebihan
• Reaksi kimia
• Loncatan bunga api
3. Sumber energy yang dapat menimbulkan kebakaran • Welding/cutting
• Elektro statis
(3) Identifikasi • Gesekan
faktor pemicu • Rokok
penyalaan • Api terbuka
• Petir
• Konsleting, dll.

Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

4. Bagaimana dampak kebakaran?


(2) Identifikasi • Kebakaran
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi • Ledakan
potensi yg dpt metoda paparan
Hazard material dampak • Paparan bahan
menimbulkan sumber panas kejadian beracun
kebakaran

12
Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
5. Apakah ada usaha pencegah kebakaran?

• Komitmen & Kebijakan


(2) Identifikasi • Housekeeping
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi (5) Identifikasi
potensi yg dpt • Design review
Hazard material metoda paparan dampak Prog. Pencegahan
menimbulkan • Prosedur
sumber panas kejadian Kebakaran
kebakaran • sertifikasi, testing,
kalibrasi, dll.

6. Apakah ada peralatan / sistem proteksi kebakaran?

(5) Identifikasi • Sistem deteksi


Prog. Pencegahan kebakaran
(2) Identifikasi Kebakaran • Sistem Pemadam
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi
potensi yg dpt
Hazard material
menimbulkan
metoda paparan dampak Kebakaran
sumber panas kejadian • Peralatan Pemadaman
kebakaran
• SDM
(6) Identifikasi • PPGD
Peralatan Sistem
Kebakaran

7. Apakah usaha pencegahan dan proteksi kebakaran sudah efektif?

(5) Identifikasi
Prog. Pencegahan Bandingkan kondisi
(7) Review
Kebakaran yang ada dengan
1 2 3 4 keefektifan usaha
yang sedang persyaratan
(6) Identifikasi berjalan minimum (standard)
Peralatan Sistem nasional/
Kebakaran international

8. Apakah perlu dilakukan perbaikan?

5 • Sistem pencegahan
(8) Susun
1 2 3 4 7 • Peningkatan pelatihan
program
• Perbaiki sistem proteksi
6 perbaikan
kebakaran
• Perbaiki Fire fighting system
9. Apakah ada program inspeksi berkala?
• Inspeksi sistem
5
(9) Susun proteksi kebakaran
1 2 3 4 7 8 program • Inspeksi kegiatan
inspeksi & operasi
6
pengujian • Pengujian peralatan
berkala dan pemadam kebakaran
perawatan • Prosedur perawatan

13
10. Apakah ada Rencana tanggap darurat yang terdokumentasi?

5 (10) Susun
1 2 3 4 7 8 9 Prosedur • Prosedur
tanggap Tanggap
6 darurat Darurat
dengan • Simulasi /Drill
memberdayak • Accident
an fasilitas Investigation
yang tersedia • Rehabilitasi

11. Apakah pernah dilakukan audit?


(11) Audit
5 9 berkala Penerapan
1 2 3 4 7 8 Audit
6 10

12. Bagaimana Rencana Tindak Lanjut Audit?

(5) Identifikasi
Prog. Pencegahan
(2) Identifikasi Kebakaran (7) Review
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi
potensi yg dpt keefektifan usaha
Hazard material metoda paparan dampak
menimbulkan
sumber panas kejadian yang sedang
kebakaran
(6) Identifikasi berjalan
Peralatan Sistem
Kebakaran

(9) Susun program


Inspeksi berkala
(8) Susun
rencana /
(11) Audit
program
perbaikan
(10) Susun prosedur
Tanggap darurat

14
Contoh Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

Analisa Kecukupan Alat Proteksi Aktif di Area Storage bahan bakar


solar
(luas area 3 x 6 = 18 M2)

15
Analisa Kecukupan Alat Proteksi Aktif di Area Storage bahan bakar
solar
(luas area 3 x 6 = 18 M2)

Analisa Kecukupan Alat Proteksi Aktif di Area Storage bahan bakar


solar
(luas area 3 x 6 = 18 M2)

16
Contoh analisa sistem proteksi kebakaran

Keterangan gambar :
Nilai 0 = Tidak tersedia sarana
Nilai 1 = Sarana tersedia
Nilai 2 = Memenuhi Persyaratan/pedoman/ Regulasi/Standard NFPA
Nilai 3 = Sarana berfungsi, diperiksa, dirawat dan diuji secara berkala
Tanda O = Penilaian kondisi yang ada

Penilaian Angka

Nilai Uraian
Angka
0 Tidak tersedia sarana
1 Sarana tersedia dan berfungsi
2 Memenuhi Persyaratan pedoman, Regulasi dan Standard NFPA
3 Kehandalan sarana (berfungsi, diperiksa, dirawat dan diuji secara berkala)

17
Tahap Skenario Identifikasi
Setelah bahaya diketahui maka langkah selanjutnya adalah
pembuatan skenario. Berbagai skenario dapat dibuat berdasarkan
kondisi atau sistem yang ada.
Contoh skenario yang mungkin terjadi pada peralatan proses atau
tanki/vessel penampung gas adalah terjadi kebocoran
Skenario 1, jika gas yang bocor adalah gas beracun maka gas akan
bercampur dengan udara dan tertarik angin, jika manusia menghirup
atau terpapar gas beracun akan berdampak pada kesehatan.
• Jika berat jenis gas lebih ringan atau sama dengan udara maka
penyebaran gas

penyebaran gas ringan atau sama dengan udara


(plume bouyant gas dispersion)

Tahap Skenario Identifikasi


• Jika berat jenis gas lebih berat dari udara maka penyebaran gas
skenario

penyebaran gas berat (plume heavy gas dispersion)

Estimasi dampak bahaya


Prediksi arah dan kecepatan penyebaran campuran gas & udara serta
konsentrasinya

18
Contoh skenario

LPG banyak digunakan di indsutri maupun di perumahan


untuk keperluan berbagai kegiatan. Jika terjadi kebakaran
disekitar botol LPG, atau botol LPG terkena paparan panas,
bagaimana dampaknya?

SKENARIO TABUNG GAS LPG

Tabung gas lpg

Tabung/selang Tabung/selang BLEVE


bocor terpapar panas ESTIMASI DAMPAK

JET FIRE LANGSUNG


ESTIMASI TERBAKAR TIDAK LANGSUNG TERBENTUK
DAMPAK TERBAKAR AWAN UAP

ESTIMASI
DAMPAK TIDAK TERBAKAR TERBAKAR
GAS
BERACUN

FLASH FIRE TERBAKAR PADA TERBAKAR PADA VAPOR CLOUD


Estimasi dampak AREA TERBUKA AREA TERTUTUP EXPLOSION
TERTUTUP PARTIAL

19
Tahap Probabilitas Kejadian dan
Analisa kekerapan kegagalan

Sesuai dengan sistimatika risk assessment, tahapan selanjutnya adalah


menentukan probabilitas kejadian dan analisa kekerapan kegagalan. Untuk
meng-estimasi kekerapan kegagalan dan probabilitas kejadian dapat dilakukan
dengan berbagai metoda, diantaranya adalah:
• Data kekerapan kejadian dan kegagalan dari catatan historis kejadian
• Model Probabilitas

ANALISA RISIKO
Kegiatan Analisa suatu risiko dgn cara menentukan besarnya kemung-
kinan / probability dan tingkat keparah-an dari akibat atau konsekuensi
suatu risiko.

PENILAIAN RISIKO / RISK ASSESSMENT


Penilaian suatu risiko dgn cara membandingkannya thdp tingkat
atau kriteria risiko yang telah ditetapkan.

20
Analisa & Penilaian Risiko dilakukan dgn meng-gunakan
parameter seperti peluang, akibat & paparan.

PELUANG (PROBABILITY)
kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/ kerugian ketika terpapar
dengan suatu bahaya.

CONTOH BEBERAPA JENIS PELUANG:


•Peluang org jatuh ketika melewati lantai licin;
•Peluang pekerja terhisap uap B3;
•Peluang terpukul jarinya ketika menggunakan palu;
•Peluang tersengat listrik ketika pegang kabel yg terkelupas isolasinya;

21
PAPARAN (EXPOSURE)
Frekuensi atau durasi seseorang terpapar dgn suatu sumber
bahaya.
Parameter paparan ini biasanya dinyatakan dalam jangka
waktu atau periode tertentu, misalnya:
 Terus menerus / kontinyu (beberapa kali dalam sehari);
 Seringkali (sekali dalam sehari);
 Kadang-kadang (sekali seminggu / sekali dalam sebulan);
 Jarang (sekali dalam setahun atau beberapa tahun).

Tahap Analisa - Akibat


Untuk menganalisa akibat terjadinya kebakaran diperlukan metoda
pendekatan dengan menggunakan fire model yang sangat tergantung dari
tipe kebakaran yang mungkin terjadi, seperti BLEVE, Flash Fire, Pool Fire
dan sebagainya.

Fire model merupakan suatu model yang memberikan gambaran tentang


fenomena kebakaran yang diawali dengan terbentuknya api, kemudian diikuti
oleh perambatan dan penyebaran panas dari material ke material lainnya,
dilanjutkan ke dinding, langit-langit dan lantai, penyebaran udara panas keluar
ruangan daerah yang terbakar, penyebaran jumlah dan konsentrasi asap hasil
pembakaran dari satu ruangan ke ruangan lain. Variable dan parameter
fenomena kebakaran tersebut semuanya merupakan fungsi dari waktu

22
ESTIMASI DAMPAK
Perhitungan/pengukuran secara matematis akibat atau dampak
didasarkan atas sekenario yang telah dibuat.

Dalam perhitungan matematis dampak kejadian, parameter yang


diambil adalah besaran-besaran yang terkait dengan potensi
bahaya terhadap manusia dan aset, adalah jika terjadi kebakaran
dengan jenis Bleve maka parameter untuk perhitungan adalah
fatality dan kerusakan asset akibat ledakan.

ESTIMASI DAMPAK

Vapor Cloud Explosion


Ledakan awan uap, yang diawali terlepasnya uap/gas bahan mudah
terbakar ke atmosfir dan bercampur dengan udara pada daerah yang bisa
terbakar, jika ketemu dengan sumber energi akan terbakar dan meledak.
Ledakan ini memberikan gambaran tentang tingkat keparahan ledakan.
Untuk memprediksi besarnya pelepasan energi ledakan biasanya diestimasi
berdasarkan ekivalen ledakan TNT (Tri NitroTulene).

BLEVE
Boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE) adalah kejadian
pelepasan gas cair atau cairan bertekanan dengan masa yang besar secara
tiba-tiba ke atmosfir. Kejadian ini dipicu oleh adanya paparan panas ke
dinding tanki/vesel, yang mengakibatkan lemahnya struktur kekuatan
dinding dan menimbulkan pecahnya tanki/vessel secara tiba-tiba.

23
Contoh skenario kejadian pada industri kimia yang
memproses/mengalirkan/menampung bahan beracun/mudah terbakar adalah
seperti pada tabel berikut

No. Skenario Parameter berbahaya Estimasi Dampak kejadian


Tingkat keracunan (konsentrasi
1. Penyebaran gas beracun Area Paparan gas terhadap manusia
gas)
2. Pool Fire Radiasi Panas Tinggi flame & Radius aman
3. Tinggi, radius dan durasi fire ball
BLEVE Radiasi panas
Fatality & injury zone
4. Area yang terkena dampak ledakan (fatality
Vapor cloud explosions Besaran Blast wave
zone dan structure damage zone)

PENILAIAN & ANALISA RISIKO

PENILAIAN RISIKO
Proses identifikasi dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan, serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.

Penilaian risiko untuk menetapkan besar kecilnya suatu risiko yang telah
diidentifikasi sehingga digunakan untuk menentukan prioritas pengendalian
terhadap tingkat risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

24
ACUAN DALAM PENILAIAN RISIKO

Agar penilaian yg kita lakukan se-obyektif mungkin, maka perlu mengumpulkan


informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktifitas. Informasi tsb antara lain:
 Informasi tentang suatu aktifitas (durasi,frekuensi, lokasi dan siapa yang
melakukan?);
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada;
 Peralatan / mesin yg digunakan utk melakukan aktifitas;
 Bahan yg dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS);
 Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja (internal & ekternal);
 Hasil studi, survey / pemantauan;
 Literatur / referensi;
 Benchmark pada industri sejenis;
 Pengkajian oleh spesialis / tenaga ahli.

CARA PENILAIAN RISIKO

Ada 3 cara Penilaian Risiko,


yaitu:
• Kualitatif;
• Kuantitatif;
• Semikuantitatif.

25
PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara


membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari parameter
(peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko


dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat. Berikut ini
adalah contoh sistem penilaian yang ada pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.

MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995


Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN

A Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap kegiatan yang
dilakukan.
B Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
C Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely / Kecil kemungkinannya Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
kemungkinan terjadinya.

E Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar biasa / setelah
bertahun-tahun.

Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN

1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.

3 Moderate / sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja / hilangnya
fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.

4 Major / Mayor Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya
proses produksi, kerugian materi besar.

5 Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.

26
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)

Tabel-3: Matriks Penilaian Risiko

AKIBAT
Peluang 1 2 3 4 5

A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T
E R R M S S
Keterangan:
T
Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S
Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M
Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R
Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.

Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.

27
28
REFERENSI

1) Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2) Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan
3) Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4) Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan.
5) Permenaker 02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
6) Kepmen 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
tempat kerja.
7) Kepmenaker No : 187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahaya Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
8) Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
9) Australian/New Zealand Standard - AS/NZS 4360:1995.

29
30

Anda mungkin juga menyukai